“um...semenjak aku datang ke Korea...dia tinggal didepan kamar kosku” jawabku sambil memainkan jemariku yang sering aku lakukan ketika aku sedang dalam perasaan tertekan. Baekhyun hanya diam dan menatap kearah jalan raya. “kau menyukai Tao?” tanya Baekhyun. “entah...aku hanya merasa tidak pantas menyukai seseorang seperti Tao. Aku cukup...”

“bagaimana denganku?kau juga menyukaiku?”

Baekhyun tiba-tiba menyelaku sebelum aku sempat menyelesaikan kalimatku yang menggantung. ”Berkenalan dengan Oppa saja aku sudah senang..”

“Itu bukan jawaban yang aku inginkan Yuja...Kau menyukaiku atau tidak?” kali ini Baekhyun terdengar memaksa.”entahlah...aku bukan gadis yang merasa dirinya patut dicintai oleh orang-orang yang seperti kalian..”

“maksudmu?” Baekhyun menepikan mobilnya berusaha berkonsentrasi dengan percakapannya denganku.”er...”wajahku sudah hampir memerah karena malu.”kenapa?jelaskan padaku...”kata Baekhyun.

“Tentu saja aku mana mungkin bisa disukai oleh lelaki tampan dan terkenal seperti Oppa dan Tao?aku Cuma gadis biasa yang datang ke Korea untuk belajar bukan untuk menikmati yang namanya kisah romantis percintaan yang hanya ada didalam dongeng” aku mengakhiri kalimatku dengan menutup wajahku karena malu. Baekhyun tersenyum. “antar aku pulang sekarang atau aku memilih keluar dari mobil ini sebelum aku mati karena menahan malu” Aku mengancamnya masih dengan tangan yang menutupi wajahku. Baekhyun tersenyum lalu mengangguk, “baiklah, aku akan mengantarmu pulang...” Baekhyun mulai menyalakan mesin mobilnya. ”tapi, kau harus tau satu hal Yuja. Bahkan Gadis buruk rupa pun boleh merasakan yang namanya cinta...tapi kamu...kenapa kamu merasa kamu tidak pantas untuk dicintai?kau kan manis...”

Aku hanya terdiam sambil perlahan menurunkan tanganku dari wajah, masih tidak berani berkata apa-apa. Baekhyun sepertinya mengerti posisiku hingga akhirnya dia hanya fokus ke jalanan yang masih terlihat ramai.

“aku manis?” aku terus mengulang perkataan baekhyun hingga tanpa sadar dia sudah sampai di depan kosku.”masih berminat untuk terus bersamaku rupanya?” tanya Baekhyun. Aku terkejut lalu melihat kearah Jendela.”Oh,sudah sampai.Terima kasih Oppa...” aku mencoba membuka pintu mobil namun lenganku ditahan oleh Baekhyun dia menarikku mendekatinya, membuatku menatap wajahnya.”I love you...” bisiknya sebelum aku menutup mataku dan merasakan sentuhan bibirnya ada padaku. Bibirnya terasa panas...bukan..tetapi hangat sensasinya sampai ke perutku. Membuatku seperti ingin terbang kelangit ke tujuh sebelum akhirnya Baekhyun mengakhiri ciumannya. “Good night my love” ucapnya setengah berbisik. Aku membuka mataku mendapatinya menatapku dengan pandangan anak kecil yang merasa ingin dilindungi, aku tertegun dan menelan ludah dengan susah payah, yang bisa aku lakukan hanyalah mengangguk sambil berusaha mengumpulkan tenaga untuk bisa segera keluar dari mobil Baekhyun. Setelah berhasil keluar aku mendapati seseorang sedang berdiri tidak jauh dari mobil Baekhyun.

“Y-Yuja?”

“Tao?”

---

Baekhyun keluar dari mobilnya menghampiri Tao dan Yuja. “Hei, Tao...” sapa Baekhyun seakan tidak ada keganjalan di antara mereka.”Hyung...kau dan Yuja...”

“Aku baru saja jadian dengannya...” Kata Baekhyun Bangga sambil merangkul Yuja kedalam pelukannya.”kalian pacaran?” tanya Tao tidak percaya. Tatapannya gamang namun dia tetap berusaha menjaga ekspresi wajahnya agar tidak terlihat terkejut. Sulit baginya menerima bahwa Yuja kini menjadi kekasih Baekhyun. Teman baiknya sendiri. “wow..kalau begitu selamat Hyung!Yuja adalah gadis yang baik!dia juga manis” Tao memberi selamat. Aku merasakan bahwa jantungku terasa sakit. Aku tidak tahu kenapa yang jelas aku hanya ingin menangis saat itu juga. ‘harusnya aku tidak berada dalam posisi seperti ini’ batinku sambil terus menatap Tao, mencoba mencari sesuatu dalam matanya, aku mendapatinya menatapku penuh kesedihan namun senyumannya menyamarkan kesedihannya. ‘Aku tidak yakin apakah aku harus mengikuti permainan Baekhyun atau mengatakan bahwa aku menyukai Tao’ aku menatap Baekhyun, dia tersenyum menatapku.’apakah Baekhyun akan menyukaiku seterusnya atau ini hanya sesaat?’ aku makin terlihat galau. Inilah mengapa aku paling tidak suka terlibat sesuatu berbau cinta. Ini terdengar Klise tapi sungguh rumit.

“Terima kasih,Tao” akhirnya aku menghela napas sambil menatap Baekhyun.”Oppa...pulanglah...ini sudah malam...” kataku, Baekhyun mengangguk lalu pergi meninggalkanku bersama Tao, namun sebelumnya dia mencium keningku.”aku akan mengirimmu pesan singkat ketika aku sudah sampai dirumah. Jalja~” kata Baekhyun.

Kini tinggal aku dan Tao saja yang masih berdiri membatu. Tidak ada yang mau membuka percakapan terlebih dahulu sampai akhirnya Tao berbalik badan masuk kedalam Kamarnya.”masuklah Yuja. Diluar dingin”kata Tao. Aku mengikutinya dari belakang. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Tao, bahkan ketika akhir pekan.

---

“Jadi sekarang kau berpacaran dengan Baekhyun?”

Aku menceritakan semua masalahku kepada Luhan. Kami janjian makan siang di belakang sekolah, tempat dimana pertama kali kami bertemu. “aku tidak mengerti...Baekhyun Oppa serius dengan pernyataannya kepada Tao atau tidak...aku hanya bingung” aku menatap Luhan yang kini sedang berpikir Banana Milk yang ada ditangannya menggantung tanpa diminum sedikitpun. ”aku tidak begitu mengenal baik Baekhyun, tapi setahuku dia anak yang baik. Kenapa tidak kau coba saja berpacaran dengannya?”tanya Luhan. “masalahnya aku tidak habis pikir dari sekian banyak gadis-gadis di sekolah ini yang menyukainya kenapa harus aku?aku tidak selamanya berada di sekolah ini...aku hanya...” aku terdiam sambil menatap Luhan berharap dia mengerti maksudku.”meimei...Jangan berpikiran seperti itu..kau wanita, kau layak untuk dicintai...”katanya lembut sambil membelai rambut Yuja. “aku hanya tidak percaya diri...” aku menghela napas, tiba-tiba handphoneku bergetar.”Oh!Baekhyun Oppa” aku menatap Luhan menunggunya apakah aku harus menjawab telponnya atau tidak,”jawab saja. Aku akan pergi ke kelas. Makasih makan siangnya meimei lain kali kau akan aku traktir makanan enak” Kata Luhan sambil berdiri dan meninggalkan Yuja sendirian.

“ne, Oppa?” jawabku.

“Eodini?”tanya Baekhyun dengan suara imutnya. Aku tersenyum.

“di taman.Waeyo?” tanyaku.

“Bogoshipoing~” jawabnya manja aku tertawa kecil.”ne, araso,oppa jigeum eodini?” tanyaku. “aku sudah ada dikelasmu sekarang..cepat kemari...” kata Baekhyun disebrang sana. Aku bisa membayangkan Baekhyun yang mulai bermanja-manja denganku, menungguku dikelas sambil menghentakan kakinya di lantai tanda tidak sabaran. “ne, araso..gidariseyo...” kataku sambil mengakhiri telepon. “sepertinya benar kata Luhan gege...Aku juga layak dicintai seorang Baekhyun” aku berjalan kembali kekelas dengan wajah bersemu merah karena pikiranku yang sudah mulai terkontaminasi Byun Baekhyun.