Chapter 5

Reality

Tidak terasa hari ini adalah hari sabtu, itu berarti saatnya aku dan Tao akan pergi berkencan—uhuk—maksudku pergi membeli sepatu baru untukku. Aku memakai celana jeans dan T-shirt berwarna biru, tas kecil berwarna hitam menggantung di belakang punggungku. Sambil berdiri tak jauh dari gedung SM aku menunggu Tao. 3 menit lagi dia akan keluar janjinya. Aku melihat sekeliling daerah ini diisi begitu banyak orang-orang dengan gaya yang terlihat modern dan keren, aku sering minder kalau melihat gadis-gadis korea berjalan melewatiku, aku terlihat begitu biasa, begitu biasa sampai hampir tak terlihat.

 

“YUJA!!!”

 

Aku langsung menoleh, benar saja! Tao berlari kecil kearahku sambil melambaikan tangannya. Aku tersenyum. Dia berhenti tepat didepanku sedikit terengah-engah. “Tidak perlu berlari...” kataku. “Aku tidak membuatmu menunggu lamakan?” Aku hanya menggelengkan kepalaku, aku mengalihkan perhatianku ke arah belakangnya beberapa pemuda keluar dari gedung SM, sambil mengira aku bertanya kepada Tao.”Itu, teman-temanmu?” tanyaku sambil menunjuk kearah beberapa pemuda yang berjalan menjauh dari gedung SM, Tao mengangguk. Suatu saat nanti aku akan memperkenalkannya kepadamu. Janji Tao. Aku tersenyum. “Kalau begitu, ayo sekarang kita pergi” Tao mengajakku berpegangan tangan, aku mengangguk lalu meraih tangannya kami berdua berjalan kearah stasiun kereta bawah tanah menuju myeongdong.

 

Tao benar-benar memiliki selera yang tinggi terhadap style, aku sendiri sampai pusing ketika memilih sepatu yang cocok untukku, aku sudah memilih sebuah sepatu berwarna hijau dengan garis berwarna abu-abu yang terlihat keren, namun Tao menolaknya, katanya aku harus mencari sepatu yang lebih terlihat manis lagi, aku pasrah. Aku bukan tipe gadis yang terlalu berharap yang muluk-muluk. Bagiku barang apa saja yang membuatku nyaman pasti akan aku kenakan. Namun, melihat begitu senangnya Tao memilihkan sepatu untukku akhirnya aku mengiyakan saja dengan memberinya keleluasaan dalam memilih sepatu untukku, paling tidak selera dirinya tidak aneh. 10 menit kemudian Tao berjongkok didepanku, membuatku sedikit terkejut dengan tingkahnya, dia mengangkat kaki kananku dan melepas sepatu usang milikku. “Tao...” panggilku, dia hanya diam saja sambil sibuk memasangkan sepatu pilihannya ke kakiku. “uh...” dia mengeluh. ”kenapa?” tanyaku khawatir. “sepatu ini jelek” kata Tao lalu pergi mencari sepatu lain. Sebenarnya aku mengerti kenapa Tao mengeluh, sepatu itu tidak memiliki ukuran yang pas untuk kakiku yang besar. Tapi, aku tersenyum senang, dia tahu benar cara membuat seorang wanita jatuh cinta dengan perilaku baiknya.

 

Tao kembali lagi dengan sepatu lain yang terlihat lebih besar dan berwarna biru. “Paransaek!!!” kataku senang, dia juga ikut tersenyum. “joahae?“ tanyanya. Aku mengangguk dengan semangat, warna biru selalu membuatku senang. “Aku juga suka warna biru, ayo kita coba pakaikan di kakimu” katanya. Aku mengangguk, sepatu itu begitu pas untukku, tidak begitu sporty ataupun feminine. “Aku suka ini!! Kita beli sepatu ini ya, Tao?” tanyaku. Dia mengangguk, Aku melepaskan sepatu itu dan betapa terkejutnya aku melihat harga sepatu biru yang cantik ini. “uhhh... terlalu mahal” aku menatap Tao, namun dia tersenyum. ”tidak apa.” Katanya sambil mengambil sepatu itu dari tanganku.”eh? T—Tao!!” panggilku.

Kami berjalan-jalan kesekeliling myeongdong, Tangan kanan Tao memegang sepatu yang dengan terpaksa aku biarkan Tao membayarnya, “hadiah untuk tetangga yang paling aku sayang” katanya. Apa yang bisa aku lakukan? Dia menjadi pria pemaksa kalau dalam urusan seperti ini. Dan tangan kirinya menggandeng tanganku, Orang-orang disekeliling kami menatap kearah kami dengan pandangan memuja. Oke, bukan kami tetapi Tao, aku mungkin hanya sebagian penggambaran yang terlihat oleh mata mereka. Dan itu membuatku gugup, Aku merasakan pegangan tangan Tao terasa begitu kuat. Aku sempat meliriknya dengan ujung mataku, dia tampak gugup. Apa ia malu bergandengan tangan denganku? Aku hanya bisa mengira dan menatap dengan sedih kearah Tao. Tao tidak pantas berdiri disebelahku, bukan! Aku yang tidak pantas berdiri di sebelah Tao.

“Ummm... Lemon Tea?”

“uh?”

Sepertinya Tao mendapatiku tengah bengong sampai-sampai aku tidak sadar kami sudah duduk di  starbucks pinggir jalan. “kau terlihat sedang tidak dalam tubuhmu” canda Tao. Aku hanya tertawa dengan kebodohanku. “jadi?”, “ya, iced lemon tea” jawabku.

Tao bercerita banyak tentang teman-teman Traineenya, ada Kris yang keturunan China-Canada, ada Yixing yang juga berasal dari China, Minseok hyung yang begitu imut bahkan wajahnya terlihat seperti anak kecil berumur 8 tahun, dan Jongdae yang terlihat begitu kalem namun begitu lucu ketika kita sudah mengenalnya dengan baik.

Masih banyak teman-teman Tao yang belum ia sebutkan, “ada juga Baek..” belum sempat Tao menyelesaikan kalimatnya dia melihat Yuja tengah menguap lebar. “uh-oh...apa aku begitu membosankan?” tanya Tao. Aku terkejut, aku menguap karena aku kelelahan sudah berkeliling myeongdong dengan Tao, namun sepertinya dia salah mengira, bahwa aku bosan mendengarnya bercerita. “tidak, Tao aku hanya kecapekan” aku tersenyum. “benarkah?kalau begitu habis ini kita pulang saja” aku hanya mengangguk setuju.

---

Hari minggu aku berencana untuk kerumah Baekhyun, ini pertama kalinya selama di Korea aku mengunjungi rumah temanku, Baekhyun memberiku alamat rumahnya sehari sebelum dia menyibukan diri dengan kegiatan traineenya. “Datang jam 10 ya!” katanya. Dan disinilah aku sekarang berdiri didepan rumah Byun Baekhyun. Pakaian yang aku kenakan hari ini terlihat lebih niat. Aku bukanlah orang yang terlalu memperdulikan penampilanku, tapi sekarang. Aku bahkan berniat menggunakan rok. Pintu dibuka dari dalam setelah aku menunggu beberapa menit, Baekhyun membukakan pintu dengan raut muka yang malas-malasan, ada apa dengan dia?

“Oppa, Gwaenchani?” tanyaku. Baekhyun hanya mengangguk dan mempersilahkan aku masuk. Ini sepertinya bukan pertanda baik. batinku

--

ReadCommentandSubscribe^^<3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
000521
#1
Chapter 12: I LOVE THIS
yujaeuoma #2
유자야! 왜....명확하지 종료 ....
f3smile #3
y ampuuuuuuuuun un, sumpe ana ngiri abiz, knp g diculik aj sih itu kris, baekhyun sm luhannya trus dipaketin dh krmh ana. hehe ngarep.com bgt neh un untuk bs face to face sm exo. btw thanks untuk ceritanya, smg moodny cpt blk lg biar bs update fic lg
LeeAera
#4
AAAAAH TAAAAOOOO T_T
Yujaaa
#5
hey, KimYonghae akhirnya komen juga disini ni anak, biasanya lewat Twitter muluk~kkk

f3smile: yg satunya lagi hilang mood ntar deh klo moodnya udah balik kkk
f3smile #6
haha gadis mana yg g iri sm yooja, btw FF yg 1 ny lg blm di update lg kok un?
KimYonghae #7
Uhukkk *cough makasih chanyeol-nya lol
Saya menanti final ini fanfict.keep update ya yuja-ssi kkk^^
f3smile #8
huaah enak bgt klo bs jd yuja y un? diperebutkan sm baekhyun n tao. yupz, karakter baekhyun yang kadang baik n kadang jahat jd bikin sdkt bingung. but its ok. Kris n baekhyun are my bias. keep update please, i'm always waiting.
Junghayoo
#9
siap chingu:D~
keep update yaaa... ffnya menarik.

dan... iya bener. baekyun keliatan (sedikit) jahat disini. yuja mandiri amat yaaa pagi2 udh kerja paruh waktu gitu. wkwkwk,,
dan.. kasihan tao:(
udaaah tao ama aku ajaaaa, yujanya jg udh ama baekhyun kan? *modus* hahaha

semangat chingu! xoxoxo
Yujaaa
#10
Hi! i reply your comment in Chapter 10 ~ Love ya'll:D