Gwencanayo, Jinyoung. since she beside you…

Hello, Cupid!

 

Dong Woo dan Jinyoung menelusuri jalanan Korea University. Kampus itu Nampak sepi karena libur, hanya beberapa pelajar yang sibuk mengurus thesis dan skripsi saja yang datang. Dong Woo terus menanyakan tentang Suzy.

            “Aku tidak tahu banyak soal dia. Tapi, Min Jung menceritakan sedikit tentang Suzy.” Kata Jinyoung.

            “Menurutmu Suzy bagaimana?” tanya Dong Woo dengan tatapan menerawang. Jinyoung melihat kursi taman di bawah pohon Sakura dan duduk disana. “Dia sebenarnya gadis yang baik,”

            “….” Dong Woo terdiam.

            “dia sangat terpukul dengan kejadian ini. Mungkin dia bisa jadi jahat setelah ini…”

            “geronikka?” Dong Woo menatap Jinyoung. Tatapan anak itu kosong. “oh, iya. Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan? Apa?” tanya Jinyoung seakan ingat ucapan Dong Woo saat di apartement tadi. Dia menatap Dong Woo, menunggu anak itu bicara.

            “Suzy menyukaimu, Jinyoung.”

            “M…mm…mm..MWOO!!!!” Jinyoung terloncat kaget saat mendengar ucapan Dong Woo. “Ini tidak benar. Tidak, Dia menyukaiku karena ingin balas dendam atas apa yang kakaknya lakukan padaku! Pasti!” kata Jinyoung mengira.

            Dong Woo menggelengkan kepala dengan keras, “Anio, kemarin. Kau ingat tidak, dia bilang kalau kau mirip sekali kakaknya. Itu artinya dia menyukai tipe pria seperti itu, hanya saja kakakmu terlalu jahat padanya!”

            Jinyoung terhenyak untuk beberapa saat. Memang benar, Suzy berkata seperti itu kemarin. Tapi kenapa gadis itu bisa move on secepat itu? “Woochan…” panggil Jinyoung

            “JANGAN MEMANGGILKU SEPERTI ITU!!” teriak Dong Woo kesal.

            “Kau menyukai Suzy?” Dong Woo terdiam. “benar, pertanyaanku benar kan?” tebak Jinyoung.

            “aku hanya berpikir jika Suzy bersamamu, aku tidak masalah. Dari tatapannya dia sangat tulus mencintaimu, ku mohon jangan menyakitinya…” Dong Woo belum menyelesaikan ucapannya dan terus berkata menlantur. Jinyoung terus menanyakan pertanyaan yang sama hingga dia kesal sendiri. “Kau menyukai Suzy? pertanyaanku benar kan? KAU MENYUKAI SUZY? AKU BENAR KAN?!”

            Dong Woo terbawa emosinya Jin Young, “GWENCHANAYO! SELAMA DIA BERSAMAMU AKU TIDAK MASALAH. AKU TIDAK AKAN MARAH KARENA AKU TAHU SIAPA KAU!”

            Jin Young tersentak. Baru kali ini Dong Woo berteriak seperti itu padanya.  “Woochan…”

            Dong Woo menarik nafas dan membuangnya. “aku mencintainya, tapi aku tidak mengenalnya dengan baik, tidak sepertimu. Tidak bisakah kau memberikan sedikit harapan padanya?” Kata Dong Woo lirih. Jinyoung menatap mata Dong Woo yang kosong ke jalanan sana, mendengarkan anak itu berbicara. Dia menjawabnya dalam hati.

            Dasar munafik. Kau pikir aku menyukai Suzy? Di hatiku hanya ada Min Jung. Hanya ada Min Jung. Dan itu tidak akan berubah. Kenapa tidak kau saja yang memberikan harapan padanya?

            Lagi dan Lagi Gongchan muncul dan berdiri di atas pohon. “YA! APA GUNANYA KAU MARAH-MARAH SENDIRI, KATAKAN SAJA! Jinyoung PABO!” ledek Gongchan.

            “shiro.” Jawab Jinyoung lirih.

            “kau munafik! Kau tahu aku sangat mencintai Min Jung, dan itu tidak akan berubah. Kenapa kau tidak mengusahakannya sendiri agar Suzy menyukaimu!” sahut Jinyoung kesal.

            “aku sudah katakan sejak awal kan?”

            “AH, KAU LABIL SEKALI!” Jinyoung bangkit dari kursinya dan Gongchan lekas turun dari pohon. “Pikirkan kata-kataku tadi, araso!” Jinyoung pergi dengan langkah gontai. Sedangkan Dong Woo hanya terduduk dengan tatapan kosong.

            Aku takut, ini akan sangat menyakitkan bagiku. Kalau kau begitu itu akan menyakitkan bagi Suzy, dan itu sangat melukaiku saat melihat Suzy menangis. Batin Dong Woo sedih.

***

            “Ah~ aku pernah mengalami drama seperti ini di clientku sebelumnya,” kata Gongchan berjalan disamping Jinyoung.

            “Aku harus bagaimana sekarang?”

            “Tetap focus pada tujuanmu sebelumnya. Memenangkan hati Min Jung.” Jawab Gongchan mantap. “jangan pedulikan situasi ini, itu hanya akan mengecohmu,” pesan Gongchan.

            “geronikka?”

            “gerom.” Gongchan mengangguk.

            “Ya, channi…”

            “Hmmm…”

            “Apa kau juga punya cinta seperti yang aku rasakan sekarang?” tanya Jinyoung menatap penasaran ke arah Gongchan. Anak itu mengedipkan matanya beberapa saat, butuh waktu lama baginya untuk mengunyah perkataan Jinyoung. Gongchan berjalan mendahului Jinyoung tanpa menjawab pertanyaan anak itu.

            “Ayo, kita cari jalan keluar untuk masalahmu ini…” gumamnya sambil menatap langit yang kelabu .

***

to be continued... >>

 

mianhae, chingu...

aku sengaja bikin ceritanya jadi pendek, sehubung 2 chapter ke depan adalah Finalnya :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoseobhasmyheart
#1
Aaaa bagus bangeeetttt!! suquel plissss!! :DD
MinJung_1701
#2
@Tazyme aku belum punya cerita untuk cerita TaeZy. maaf ia, next time maybe aku buat ceritanya ^.^
kray67 #3
pnya TaeZy st0ry gk kawand? :-)
MinJung_1701
#4
hihi, makasih kar. ^^
Karima123 #5
Wohhoooo detik-detik menegangkan!kkk
Karima123 #6
Lanjtkan as:D update soon!