Goodbye, Cupid!

Hello, Cupid!

 

Dong Woo dan Il Woo mengantar Suzy ke stasiun Seoul. Suzy tidak terlihat marah lagi pada Il Woo, pria itu juga Nampak biasa saja terhadap Suzy. Mereka sudah saling memaafkan, walau begitu, Suzy menjadi lebih galak pada Il Woo (sabar ya Oppa ^^”)

Sedangkan Gongchan hadir disana. Menyaksikan perpisahan itu.

            “Suzy, hati-hati di jalan,” pesan Dong Woo. “Ini aku bawakan banyak Pancakes untukmu, Jika kau jenuh sepanjang perjalanan kau bisa memakan ini sepuasnya.”

            “gomawoyo, Oppa.”  Kata Suzy bersifat manis. Gongchan mulai bertingkah lagi, dia mengeluarkan aura biru untuk berbicara pada Dong Woo.

            “Ya, woochan! Kenapa kau diam saja?! Kalau kau menyukainya katakan saja!” kata Gongchan. Il Woo memperhatikan tingkah Dong Woo yang sedikit aneh. Dia sepertinya menyadari kalau Dong Woo menyukai Suzy. Dia hanya tersenyum kecil.

            “Uh…um… Suzy… Jamkanmanyoo…” cegat Dong Woo.

            “Yak, begitu!” dukung Gongchan.

            “Aku…” Suzy menoleh dan menatap Dong Woo. “Apa?”

            “ah.. tidak. Kau akan sering-sering datang kemari kan?” tanya Dong Woo sedikit nervous.

            “Tentu saja! Di Seoul aku jadi punya banyak teman, aku sekarang juga tahu kemana aku harus datang jika aku pergi ke Seoul!” kata Suzy sambil menyindir Il Woo. Rupanya dia masih sedikit sakit hati terhadap Il Woo.

            “Ah, syukurlah kalau begitu.” Jawab Dong Woo lirih.

            Gongchan kesal terhadap Dong Woo, “YA! YA! YA! Kau tidak ada bedanya dengan Jinyoung! Tidak bisa diharapkan! Gzz… apa boleh buat…” Gongchan kembali menggunakan Aura merahjambunya.

            “Suzy…”
            “Apa lagi?!!!” tanya Suzy mulai kesal.

            “Mianhae, saranghae. Sering-seringlah datang kemari, aku akan membuatkan banyak pancakes dan kalau perlu aku akan sering membuatkan lagu untukmu!”

            “Woochan…” Suzy menatap Dong Woo dengan tatapan kagum. Dong Woo sesegara mungkin menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Apa yang barusan aku katakana?!

            “Aku…” Suzy menatap Dong Woo dengan wajah bersemu merah. “Aku juga...sama.” jawab Suzy sambil malu-malu.

           

            Il Woo meninggalkan Suzy dan Dong Woo berdua. Dia berjalan menelusuri parkiran dan bersandar di mobilnya. Dia mengeluarkan sepuntung rokok, menyalakannya dan kemudian menyesapnya. “kau benar-benar keterlaluan, Gongchan. Kau yang mengatur ini semua kan?” tanya Il Woo. Ternyata Il Woo juga bisa melihat Gongchan.

            “aku sudah bilang kan, jangan meninggalkannya disaat dia benar-benar terpukul? Kau malah mekakukannya dan menjadikan Suzy sebagai pelarian, kalau waktu itu kau tak melakukan hal itu, ceritanya tidak akan seperti ini.” gumam Gongchan.

            “Jadi, kau ingin bilang jangan pernah lari dari takdir cintamu? Begitu? Kalau saja kau tidak ceroboh waktu itu, kau tak akan seperti sekarang… aku benar-benar minta maaf. Aku …”

            Gongchan tertegun. “Ah! Kau tak perlu merasa bersalah seperti itu. Kejadian waktu itu… bukan sepenuhnya salahmu. Itu memang sudah takdirku.” kata Gongchan dengan tatapan menerawang.

            “YA!!!” teriak Il Woo kesal, kemudian dia sengaja menyembulkan asap rokok itu ke arah Gongchan. Sekilas, Gongchan mendapati Il Woo dengan tatapan kosong. Gongchan membaca isi hati Il Woo…

            Kalau memang begitu apakah aku harus kesana? Apakah dia akan menerimaku lagi?

            “Dia menunggumu. Lekaslah kembali padanya.” Sahut Gongchan dengan menahan tawa. “YA! Jicyehoo… SUDAH KU BILANG JANGAN SEENAKNYA MEMBACA ISI HATIKU!” teriak Il Woo kesal.

            “sudah sana pergi…” usir Gongchan.

            “Ya, ada yang ingin aku tanyakan.” Kata Il Woo sebelum dia menaiki mobilnya. “mwo?”

            “kalau sekarang kau masih hidup, apa yang akan kau lakukan?” tanya Il Woo polos.

            “Aku akan merelakannya untukmu.”

            “Setelah ini, kau akan kemana?”

            “kemana aja boleeeh… ” ledek Gongchan.

 “Ya!”

“Aku mau kemana, kau tidak perlu tahu. Yang perlu kau ingat, jaga dia baik-baik. Jangan pernah menyakitinya. Kau tahu, dia sangat berharga seumur hidupku. Aku akan tetap mengawasi kalian.”

“araso.” Jawab Il Woo lirih dan dalam sekejap Gongchan menghilang.

“Goodbye, Cupid.”

***

            6 tahun yang lalu, Seoul…

            Saat Il Woo duduk di bangku SMA dan ada Gongchan disana. Mereka sangat bersahabat baik. Kemana-mana selalu bareng. Satu kelas, satu kamar dorm. (mirip kayak jinyoung dan Dong Woo). Saat mereka tahu mereka menyukai gadis yang sama, mereka selalu bertengkar. Sampai akhirnya, Gongchan mengalah karena menyadari bahwa tidak ada gunanya dia bertengkar dengan Il Woo. Dia tidak mengerti jalan pikiran Il Woo saat itu, Anak itu bilang dia menyukai gadis masa kecilnya yang bernama Minjung tapi saat melihat IU dia bilang Minjung tidak lebih baik daripada IU.

            “Kau benar-benar tidak punya harapan Il Woo…” gumam Gongchan.

            Saat di pinggir jalan, Dia membiarkan Il Woo berjalan berdua dengan IU. Gongchan mengawasi mereka dari jauh. Saat itu Il Woo bertanya pada gadis itu, “di sekolah, siapa pria yang kau sukai?”

            “”Gongchan oppa. Tapi, bersama Il Woo oppa, aku juga tidak masalah. Kalian berdua sangat baik padaku,” Jawab IU polos. Saat itu juga Gongchan tertegun. “Aku menyukaimu, IU…” aku Il Woo.

            IU melihat kesekitar, dia melihat nenek-nenek yang sedang membawa banyak barang. “kalau kau mau jawabanku, bantu nenek itu menyebrang dulu.”

            “Okay!” secepat kilat Il Woo membantu nenek itu menyebrang. Sekembalinya dari sebrang Il Woo menghampiri IU kembali. “jadi apa jawabanmu?” tanya Il Woo

           

            Gongchan memperhatikan Il Woo, lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Dari kejauhan, Gongchan menyadari bahwa Il Woo berdiri di pinggir jalan. “kau benar-benar tidak bisa diharapkan, Woochan!”

sebuah motor datang dengan kecepatan tinggi, Gongchan segera berlari ke arah Il Woo untuk menyelamatkan anak itu. Gongchan mendorong Il Woo kedepan sampai anak itu mendekap Suzy dengan erat. Dan Gongchan tertabrak.

            Il Woo berbalik dan melihat Gongchan terbaring lemah di seberang jalan. Dia terseret sangat jauh. Il Woo menyadari bahwa barusan Gongchan baru saja menyelamatkannya dari maut. “Gongchan… GONGCHAN!” Il Woo berlari ke arah Gongchan.

            “Ya, Gongchan! Sadar, bertahanlah…” kata Il Woo menampar perlahan wajah Gongchan. Wajahnya sudah berlumur darah karena kepalanya terbentur keras ke aspal. Dia membuka mata dan menatap Il Woo sambil menyungingkan senyum.

            “kau benar-benar tidak bisa diharapkan, Woochan…” jawab Gongchan lemah.

            “Ya! Jangan memanggilku seperti itu! Ya…. Teruslah berbicara padaku!”

            “Gz… kau tidak berpendirian, Woochan…” bisik Gongchan semakin lemah. Il Woo tahu, apa yang sedang Gongchan bicarakan.

            “Mianhae… Mianhae… Mianhae…”

            “Gwenchanayo, Woochan. Selama dia bersamamu, aku akan baik-baik saja. Jangan biarkan dia sendirian…”

            “Mianhae…” Il Woo menangis semakin keras. “Ya, bertahanlah… Gongchan…”

            “Jaga dirimu baik-baik, teman…” dan saat itu juga Gongchan menghembuskan nafas terakhirnya.

            “Gongchan…gong…G…G…GONGCHAN! GONGCHAN!”

            Dan saat itu IU sangat terpukul. Dia bahkan membenci Il Woo semenjak itu.

***

            Il Woo berjalan gontai menuju ke sebuah toko Jam disebuah Mall besar di Seoul. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.00 tepat. Dia masuk kesana dan mencari seseorang. Dia melihat IU baru saja selesai melayani pembeli jam. “Selanjut…” kata-katanya terputus saat melihat Il Woo.

            IU tersenyum. Sepertinya gadis itu sudah melupakan kejadian 6 tahun yang lalu. “Mau makan siang bersamaku?”

 

***

Tamat

 

 

Akhirnya, cerita ini selesai.

Aku minta maaf, ada penambahan cerita. Saat aku mengecek ulang, ada satu chapter yang terlewat.

Mianhae, chingu!! ^^"

tapi, aku berterima kasih karen kalian sudah membacanya sampai selesai!

terima kasih atas subscribes nya...

Terimakasih... ^^ 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoseobhasmyheart
#1
Aaaa bagus bangeeetttt!! suquel plissss!! :DD
MinJung_1701
#2
@Tazyme aku belum punya cerita untuk cerita TaeZy. maaf ia, next time maybe aku buat ceritanya ^.^
kray67 #3
pnya TaeZy st0ry gk kawand? :-)
MinJung_1701
#4
hihi, makasih kar. ^^
Karima123 #5
Wohhoooo detik-detik menegangkan!kkk
Karima123 #6
Lanjtkan as:D update soon!