Suzy : Be Nice To Me, Please...

Hello, Cupid!

 

Aku dan Jinyoung memarkirkan mobil di depan rumahnya. Saat kami turun, Il Woo dan Suzy pulang menggunakan taxi. Wajah Suzy terlihat sangat kusut dan sedih. Aku ingin menanyakannya, tapi sepertinya dia ingin sendirian. Aku menatap Il Woo dengan tatapan bingung, “Dia kenapa?”

            Namun Il Woo juga tidak mau memberitahuku kenapa. Dia juga sama lesunya dengan Suzy. “Ada apa dengan mereka berdua?” tanya Jinyoung heran. Sekilas Jin Young menatap Gongchan, malaikat itu terlihat ikut-ikutan kusut saat melihat kakaknya dan Suzy cemberut.

            “Ah… hari ini banyak sekali yang merusak moodku.” Sindir Gongchan dengan suara sinis.

            Aku dan Jin Young masuk kerumah, sebelum masuk ke kamar, aku menatap Jinyoung. Aku ingin berterima kasih padanya. Terima kasih, sudah menepati janji. “Oppa..” Panggilku. Jinyoung menoleh.

            “Hmm…”

            “Terima kasih sudah menepati janjimu.” Kataku sambil menunduk malu. Aku melihat senyum Jinyoung yang hangat dari kejauhan. “terima kasih, sudah menyimpan gelang itu. Selamat malam”

***

            Suzy tidak benar-benar tidur. Dia terjaga sepanjang malam memikirkan kejadian hari ini.

 

            Setelah berhasil masuk keruang Office boy dan mengganti seragam. Suzy mengutit Il Woo. Pagi itu anak itu langsung masuk ke ruang rapat. Sepertinya akhir-akhir ini Il Woo sedang mengurus project besar untuk kantornya.

            Selama rapat, Suzy menyelinap ke kantor Il Woo dan membereskan meja pria itu. Namun, saat asik menumpuk buku dan map, tanpa sengaja Suzy menyenggol sebuah buku agenda.Didalam buku agenda itu, ada Foto Il Woo dengan adiknya Jinyoung. Diantara mereka ada gadis kecil yang sangat manis.

            Awalnya Suzy pikir ini temannya. Jadi Suzy kembali meletakkan foto itu didalam agenda meletakan buku itu di tempat semula dan meletakkan sebuah bekal diatas meja Il Woo. Suzy bergegas menyapu ruangan itu. Namun, saat Dia hampir selesai menyapu Il Woo sudah kembali dari rapatnya bersama rekan kerjanya. Suzy mendengarkan dengan baik pembicaraan

            “Jadi, sekarang kau sudah bertemu lagi dengan gadis itu? Sekarang dia menginap dirumahmu?” tanya salah satu teman dekat Il Woo. Pria itu mengangguk.

            “Iya. Tapi, aku tidak menyangka adikku masih menunggunya.”

            “Ini rumit sekali. Lalu bagaimana dengan pacarmu?”

            “Dia benar-benar tidak bisa diharapkan. Dia tidak seperti Min Jung. Mereka berdua mirip. Tapi Min Jung tetap yang terbaik…”

            Suzy mengepal tangannya. Lekas membereskan ruangan itu dan pergi. Il Woo, kau keterlaluan.

***

            Matahari dari jendela menyoroti kamarku. Saat aku bangun aku tidak mendapati Suzy disebelahku. Aku keluar kamar dan tidak mendengar suaranya sedikitpun. Aku menuju ruang tv dan ruang makan, tapi Suzy tidak ada. Hanya ada Jinyoung yang tengah duduk manis sambil membaca koran dan Il Woo yang sibuk menyiapkan sarapan.

            “Suzy kemana?” tanyaku dengan suara berat.

            “aku belum melihatnya sejak pagi ini. Aku pikir dia masih tidur” Sahut Jinyoung menoleh ke arahku. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Il Woo, anak itu diam seribu bahasa. Dia itu benar-benar pacarnya Suzy atau bukan?

            “Bagaimana ini,” kataku cemas.

            “Kenapa memangnya?” tanya Jinyoung ikutan panic. “Suzy tidak benar-benar paham dengan kota Seoul. Dia tidak mudah untuk mengingat jalan.” Kataku cemas.

            “baiklah, aku akan mencarinya sekarang. Ah~ anak itu…” gerutu Jinyoung segera meraih mantel dan bersiap keluar. “Kau tidak ikut mencari Suzy?” tanya Jinyoung pada Il Woo.

            “….”

            “Ah, hubungi aku jika Suzy sudah kembali. Kau disini saja, pagi ini dingin sekali.” pesan Jinyoung padaku dan kemudian pergi.

***

            Dong Woo melakukan bakti sosial di taman dekat tempat dia kerja paruh waktu. Dia membagikan sarapan ke orang-orang yang tidak mampu. “Selamat menikmati ya…” kata Dong Woo ramah. Saat membagikan satu-per-satu makanan.

Sejak kedatangannya pagi ini, tatapan Dong Woo hanya tertuju pada gadis murung berwajah cantik di sudut taman sana. Gadis itu hanya duduk seperti boneka hidup. Dong Woo memanggil temannya untuk sejenak menggantikan posisinya. Kemudian Dong Woo mengambil semangkuk Sup dan nasi untuk dibawakan ke gadis itu.

“Pagi, nona.” Sapa Dong Woo pada gadis itu. “Ku perhatikan sejak tadi kau duduk sendirian disini. Aku sedang mengadakan bakti sosial, ini ada sedikit makanan untukmu.”

“….” Gadis itu terdiam. Dong Woo khawatir, jangan-jangan gadis ini tuli.

Tiba-tiba gadis itu menangis. “kau jahat…” sontak Dong Woo panic di bilang jahat. “kenapa kau tak jujur saja kalau kau tidak menyukaiku! Kenapa kau harus berpura-pura seperti ini! Ini menyakitkan bagiku!” kata si wanita.

Dong Woo diam beberapa saat dan langsung menangkap inti masalah gadis ini. Sepertinya dia baru saja putus cinta. “Nona, aku tidak tahu menahu urusanmu. Tapi lebih baik kau makan dulu, cuacanya sangat dingin. Aku tidak ingin kau sakit,” kata Dong Woo cemas.

“Kalau kau tidak tahu, lebih baik pergi.” Kata gadis itu pelik.

Sabar Dong Woo… Sabarrr….

“YA! DISINI KAU RUPANYA!” teriak seseorang dari kejauhan. Dong Woo mengenal suara itu. Dia menoleh dan mendapati Jinyoung menatap ke arahnya. Jinyoung melangkah gontai sampai tepat berdiri di hadapannya.

“ada apa?” tanya Dong Woo bingung.

“AYO PULANG! KAU TIDAK TAHU MIN JUNG SANGAT MENGHAWATIRKANMU!” teriak Jinyoung pada gadis itu. Dia lekas menarik tangan gadis itu, tapi gadis itu menahan diri.

Dong Woo sangat benci setiap melihat pria yang berteriak kasar pada wanitanya. Apa ini pacarnya Jinyoung? Dong Woo segera melepaskan tangan Jinyoung dari gadis itu. “kau mana boleh kasar dengan wanita!”

“kalau dia tidak buat masalah, mana mungkin aku seperti ini!” kata Jinyoung ngotot.

“masalahnya kau terlalu kasar! Lihat dia menangis lagi!” kata Dong Woo menunjuk airmata.

“Menangislah didepan oppamu nanti!” teriak Jinyoung pada gadis itu.

“Sudah kubilang…”

 

“BISAKAH KALIAH SEMUA DIAM! TINGGALKAN AKU SENDIRI!” teriak Suzy seraya dia pergi meninggalkan keduanya.

“SUZY! SUZY!” teriak Jinyoung. Saat itu juga Dong Woo tahu nama gadis itu, Suzy. Jinyoung menatap ke arahku, “akan aku ceritakan lain kali.” Jinyoung pergi berlalu menyusul Suzy. Dong Woo mengangguk dan menyadari bahwa nasi dan sup yang dibawakannya untuk Suzy sudah dingin.

***

            Gongchan duduk menemani Min Jung. Gadis itu tengah menyantap sarapan yang di buat Il Woo. Saat Il Woo tengah menyantap sarapan, Min Jung menanyakan sesuatu pada Il Woo.

            “Oppa, semalam kau dan Suzy kenapa? Apa ada masalah diantara kalian?” tanya Min Jung terdengar khawatir. Il Woo berhenti menyantap sarapannya dan diam beberapa saat.

            “Suzy tidak cerita apapun padamu?”  dia kembali menyatap sarapannya. Min Jung menggeleng polos. “Dia langsung tidur.”

            “….” Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Il Woo. Min Jung menatap cemas ke arah Il Woo. Gongchan berdecak kesal kepada pria itu.

            “ck..ck…ck… kita lihat seberapa lama kau memancing masalah ini keluar!”

***

            “berhenti disana.” Kata Suzy. Jinyoung menghentikan langkahnya. “jangan mengejarku.”

            “YA! Kalau aku tidak mengejarmu, kau akan hilang lagi!”

            “Biarkan saja.”

            “YA!”
            “APAKAH KAU TAU AKU SANGAT MEMBENCI IL WOO OPPA!”

            “Kenapa? Kenapa kau membenci hyong?”

            “karena selama ini dia membohongiku.”

            “MWO!!”

            “DIA MENYUKAI MIN JUNG-UNNIE! DIA TIDAK SEUTUHNYA MENCINTAIKU! KAU JUGA BEGITU KAN?!” teriak Suzy kesal.

 

            Untuk beberapa saat Jinyoung tertegun. Tangannya mengepal, entah kenapa dia merasa sangat marah sekali pada Il Woo-hyong. Disaat yang sama Gongchan muncul. “Masalah… ini masalah besar. Kalau kemarin kau mengutarakan cinta pada Min Jung, ceritanya mungkin beda lagi.” kata Gongchan kesal.

“ettokharago?”tanya Jinyoung melumatkan amarahnya.
            “be nice to me please…”

***

            Dong Woo merentangkan badannya di apartemen milik Jinyoung. Mengingat kejadian tadi pagi, gadis bernama Suzy. Dong Woo mengira-ngira masalah yang tengah gadis itu hadapi, “apa Il Woo Hyong mempermainkan Suzy? Ck… malang sekali gadis itu.”

 

            Ting-Nong!
            Dong Woo bergegas membuka pintu dan mendapati Jinyoung dan Suzy datang kemari. “Kenapa kalian tiba-tiba di sini?!”

            “akan aku ceritakan didalam.” Kata Jinyoung seraya mengajak Suzy masuk ke apartmentnya.

5 menit kemudian…

            “sudah kuduga, pasti masalahnya seperti itu.” Kata Dong Woo menatap sedih ke arah Suzy.

            “dia tidak mau pulang ke rumah. Jadi sementara aku titipkan dia disini, tidak masalah kan?” tanya Jinyoung. Dong Woo mengangguk.

            “dia tidak bisa masak dan tidak bisa mencuci.  Aku tahu ini merepotkanmu, aku mohon jaga dia. Jangan biarkan dia keluar sendirian,” pesan Jinyoung. Dong Woo dengan senang hati mendengarkan semua pesan Jinyoung.

            “kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, mati kau.” Ancam Jinyoung.

            “kau benar-benar mirip seperti kakakmu, oppa.” Kata Suzy pada Jinyoung. Tatapan itu, kenapa tidak menatap ke arah Dong Woo? Tatapan itu, untukmu Jinyoung. Suzy menyukaimu

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoseobhasmyheart
#1
Aaaa bagus bangeeetttt!! suquel plissss!! :DD
MinJung_1701
#2
@Tazyme aku belum punya cerita untuk cerita TaeZy. maaf ia, next time maybe aku buat ceritanya ^.^
kray67 #3
pnya TaeZy st0ry gk kawand? :-)
MinJung_1701
#4
hihi, makasih kar. ^^
Karima123 #5
Wohhoooo detik-detik menegangkan!kkk
Karima123 #6
Lanjtkan as:D update soon!