She returned. She remember me. It will be the longest day ever.

Hello, Cupid!

 

10 tahun yang lalu…

            Semenjak hari itu, Jin Young menunggu di tempat yang sama berharap bertemu dengan gadis itu.. setiap pagi, dia berdiri disana, dan tentunya gadis itu datang untuk menemuinya. Hari itu, Jin Young membawa sebuah buku tentang kota Seoul, “hari ini mau kemana?” tanya gadis itu polos.

            Jin Young meraih tangan gadis itu dan menuju ke taman bermain. Mereka duduk di bawah pohon yang rindang. Mereka duduk disana dan memejamkan mata. “Kau mau kemana?” tanya Jin Young pada gadis itu.

            “Aku ingin pergi ke Istana, lalu aku ingin pergi ke festival lukisan dan keramik dan menikmati pesta kembang api.”

            “sekarang kita sudah ada di istana,”

            “Ayo kita foto-foto, hihi” kata gadis itu tertawa riang. Ya. Hari itu, permainan kami sangat melelahkan. Kami bermain imajinasi, membayangkan kami ada di kota Seoul dan mengunjungi satu-per-satu jalanan di Seoul. Mungkin suatu hari, kami akan pergi kesana bersama. Hanya berdua.

            “Jin Young oppa! Janji ya, suatu hari nanti kita kesana ya,”

            “Aku janji.”

***

Jin Young melihatku dengan tatapan itu. Tatapan tanpa kedip yang membuat jantungku kembali berdebar. “Jin Young…” bisikku memanggil namanya. Ekspresinya berubah saat aku membisikkan namanya, seakan dia terkejut bahwa aku mengenalnya.

Aku membalikan badan dan membelakangi rumah itu.

“Tidak, tidak mungkin. Pabokanya? Kenapa kau tidak mengenali kakaknya juga? Ah, kakaknya juga sangat berbeda sekali. Ah, Pabo! Jelas-jelas nama depannya Jung!Pabo!” aku memarahi diriku sendiri. Bergumam sendiri.

            Sedangkan dibelakangnya, Jin Young memandanginya dengan tatapan kosong. Gongchan sudah berdiri dibelakangnya. Memandangi semua kejadian slowmotion itu dengan senyum sumringah. “Ya! Apa yang kau lakukan? Kau hanya diam saja? Suruh dia masuk! Benar-benar tidak sopan…” ledek Gongchan.

            Namun Jin Young tidak menggubrisnya.

           

           Suzy menyadari kalau temannya Min Jung belum juga masuk kerumah. Il Woo menanyakannya, “Hey, mana temanmu?”

            “Aku tidak tahu. Mungkin dia masih diluar. Aku akan mengeceknya!” kata Suzy seraya berjalan menuju pintu masuk dan mendapati Jin Young berdiri terpaku di depan pintu memandangi Min Jung. Sekilas, Suzy melihat tatapan Jin Young yang mengekori Min Jung. Tapi Suzy tidak terlalu memikirkannya dan bergegas keluar menyusul Min Jung.

            “Min Jung-unnie! Apa yang kau lakukan diluar sana? Ayo masuk!” kata Suzy sambil menarik tangan kanan Min Jung. “kau tak perlu malu-malu seperti itu. Anggap saja seperti rumahmu sendiri,” kata Suzy.

            “Ah…jamkanmanyo…” kata Min Jing berusaha menolak masuk.

            “waeyoo??” tanya Suzy mulai gemas. “malam semakin dingin, kau mau masuk angin?”

 

            Jin Young sekilas melihat keributan itu. Saat melihat Suzy menarik tangan gadis yang bernama Min Jung itu. Dia melihat gelang yang melingkar manis di pergelangan tangan kanan Min Jung. “kau masih menyimpannya?” bisik Jin Young.

            Gongchan mendengarnya. Dia juga melihat apa yang Jin Young lihat. “Ah, Itu dia!”

            Jin Young segera masuk ke kamar dan menutup kamarnya. Suzy yang berbalik hendak masuk ke rumah menyadari Jin Young sudah menghilang entah kemana. “aneh sekali kakak itu…” gumamnya.

***

            Jin Young masuk ke kamarnya dan sangat gelisah. Apa yang harus dilakukannya. Dia merasa senang Min Jung mengenalnya tapi disatu sisi dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada Min Jung. “Arrrggh!!! Ini sangat tiba-tiba!” protesnya kesal.

            Dan entah sejak kapan, Gongchan sudah kembali ke kamar Jin Young dan terlentang seenaknya di tempat tidur Jin Young. “Kau ini tuan rumah tapi tidak membiarkan gadis itu masuk,” sahutnya.

Jin Young berbalik dan menatap Gongchan dengan kesal, “YA! KAU SEBENARNYA TAHU AKU AKAN BERTEMU DENGANNYA, KAN? IYA KAN!” tanyanya kesal. Gongchan mengangguk sambil membersihkan kukunya.

“KENAPA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU LEBIH AWAL??!!” sungut Jin Young kesal.

“sudah berapa kali aku katakan, aku tahu semuanya bukan berarti aku harus mengatakannya kan? Mana seru kalau aku beritahu! Itu rahasia langit!” kata Gongchan ikut-ikutan kesal.

“Gyaisss!” desah Jin Young kesal.

***

            Kak Il Woo menunjukkan pada kami kamar yang bisa digunakan. “Ini kamar kalian, biasanya Suzy juga tidur disini.” Kata Il Woo menjelaskan.

            “Gamsahamnida,” kataku sopan.

            “jangan kaku seperti itu, kau temannya Suzy itu berarti temanku juga. Anggap saja seperti rumah kalian sendiri,” Kata Il Woo yang berusaha akrab denganku.

            “gomawo, oppa.” Gumamku masih malu-malu.

           “Ne, kalau begitu kalian istirahat dulu. Kalau mau mandi, kamar mandinya ada di dekat dapur.” Il Woo segera menutup, tapi sebelum benar-benar menutup pintu kamarnya lebih rapat dia memanggilku.

“Oh, ya. Min Jung. Welcome back,” kata Il Woo sambil mengulaskan senyum manisnya dan kemudian menutup pintu. Aku hanya membalas senyumnya dengan senyum kecut. Jelas saja dia masih mengenalku.

***

            Saat kami tiba di stasiun Seoul, Suzy menelepon pacarnya dan mengatakan bahwa dia sudah ada di Seoul. “kau keterlaluan,” gumamku.

            “Ayolah, ini liburan awal musim gugur! Jangan disia-siakan!” kata Suzy menyikut bahuku pelan. Suzy membenahi penampilanku. Sejam yang lalu kami baru tiba di Seoul, sekarang kami menunggu pacar Suzy.

            “Oh, iya. Siapa nama pacarmu?” tanyaku penasaran.

            “Jung Il Woo.” Jawab Suzy.

            “Jung…” Saat mengingat nama depannya Jung, aku jadi ingat teman masa kecilku. Jung Jin Young. Sekilas aku melirik gelang pemberiannya sampai sekarang. Aku mengela nafas dan kembali berdoa. “Aku merindukanmu, Jin Young.” Gumamku sambil menyentuh perlahan gelang tersebut.

            “Nah, Itu dia! Oppa!” Teriakan Suzy barusan mengejutkanku. Aku melihat gadis itu melambaikan tangan ke arah seorang pria tampan yang baru turun dari mobil SUV-nya. Pria itu datang sambil memarahi Suzy.

            “Ya! Kenapa tiba-tiba seperti ini?! Harusnya kau telepon dulu,” makinya.

            “Tadi, aku meneleponmu kan?” tanya Suzy memasang wajah tanpa dosa.

            “Bukan telepon yang seperti itu. Seharusnya kau tanya apa aku sedang sibuk atau tidak, kalau begitu kan aku bisa menjemputmu.”

            “tapi sekarang kau bisa kan?” tanya Suzy pada Il Woo dengan senyum meledek. “Nah, ayo antar kami kerumahmu. Aku kesini tidak sendirian sekarang, ada kakak kelasku, Min Jung.”

            “Min Jung?” tanya Il Woo seakan penasran siapa teman Suzy. Suzy menarikku dan menghadapkanku pada Jung Il Woo. Aku member hormat, “Anyoeng, oppa. Naneun Hwang Min Jung Imnida.”

            “Oh, ternyata kau.” Sahut Il Woo dengan tatapan senang saat bertemu denganku. Suzy menatapku dengan heran. “Kalian saling kenal?” tanyanya polos.

            “Ah, tidak. Lupakan saja.” Kata Il Woo seraya membawakan koper kami ke dalam mobilnya.

***

            Paginya, pukul 06.30 pagi…

            Jin Young terbangun dan hendak menuju kamar mandi. Saat melewati meja makan dan dapur, Suzy menyapanya. “Pagi, oppa!”

            “Pagi.” Kata Jin Young dengan suara datar. Dia tidak mendapati Min Jung di meja makan. Il Woo meletakkan sarapan di meja dan bertanya pada Suzy, “Min Jung mana?”

            “Dia sedang mandi. UNNIE!! SARAPAN SUDAH SIAP.!!” Teriak Suzy.

 

            “Nee…” teriak Min Jung dari dalam kamar mandi. Jin Young tertegun beberapa saat hingga dia tiba di depan pintu kamar mandi. Pintu itu terbuka dan Min Jung keluar dengan mengenakan kaos putih dengan gambar Micky Mouse, celana training berwarna biru dan rambut yang dibungkus dengan handuk putih. Saat itu juga Jung Young dan Min Jung saling bertatapan muka.

            Min Jung sedikit terkejut saat dia tiba-tiba berhadapan dengan Jin Young.  Wajahnya semerbak memerah. Lalu Min Jung segera mungkin salam pada Jin Young dan berlalu, “Anyeong!”

           

            Dan lagi-lagi Gongchan muncul, “AH, PAYAH! Katakan Sesuatu, Jin Young!” kata Gongchan gemas. Jin Young berbalik dan memerhatikan Min Jung yang berjalan lincah menuju meja makan. Dia memerhatikan bagaimana Min Jung berjalan menuju meja makan, menarik kursi dan hingga akhirnya makan.

           Il Woo menatap sekilas adiknya, mendapati tatapan itu tengah mengekori Min Jung dan mendengus kesal, “Jichyeoo..

 “YA, Jin Young-ah! AYO LEKAS MANDI! Hari ini kau menjadi tour guide untuk mereka berdua!”

            “oh, ok.” Sahut Jin Young tersadar dari lamunannya dan bergegas ke kamar mandi. Gongchan perlahan memerhatikan gelagat Jin Young yang salah tingkah, “benar-benar tidak bisa diharapkan… ck..ck..ck…”

***

            Sesampainya di depan kantor ill Woo…

Il Woo turun dari mobil dan meminta Jin Young pandah ke kursi pengemudi. II Woo  mengetuk kaca mobil dan Jin Young membukanya. “Kalau mobil ini sampai lecet, Mati kau!” ancam Il Woo pada Jin Young.

“Roger that!” sahut Jin Young.

“Suzy, aku kerja dulu ya! Selamat bersenang-senang!” kata Il Woo. Jin Young melihat dari spion mobil, Suzy melambaikan tangan ke arah Il Woo, sedangkan Min Jung terlihat salah tingkah saat Jin Young menatapnya.

 

Saat Jin Young mulai menjalankan mobil, entah sejak kapan Gongchan sudah duduk di samping Jin Young. Suzy membalikkan tubuhnya ke belakang. Memastikan bahwa Oppanya masuk ke gedung tempat Ia bekerja. Saat Jung Il Woo sudah masuk, “STOPP!! BERHENTI, OPPA! BERHENTI!” kata Suzy tiba-tiba.

Jin Young segera membanting stir dan menepikan mobilnya secara dadakan. Jin Young dan Gongchan segera membalikan badan menatap Suzy. “HYA! WAEYO! KENAPA TIBA-TIBA SEPERTI ITU!” sahut keduanya kesal.

“Mianhae, Jin Young oppa! Mianhae, Unnie! Aku merubah rencanaku. Aku ingin mengutit Il Woo oppa. Aku ingin tahu seperti apa dia saat bekerja.”

“gadis menyebalkan,” gumam Gongchan sinis.

Jin Young mendesah, “Mana boleh begitu. Kalau hyung sampai tahu kau ada disana, habislah aku!”

“Ayolah, aku mohon!” mohon Suzy sambil menyatukan kedua telapak tangannya ke arah Jin Young. “haah… terserah kau saja.”

Suzy menunduk dan mengucapkan terimakasih pada Jin Young, “Unnie, mianhae. Ah, Jin Young oppa. Kau bisa menemani Min Jung Unnie mengelilingi Seoul, kan?”

Min Jung seakan terkejut dan Nampak gelisah. “apa aku tidak boleh ikut denganmu?” tanya Min Jung salah tingkah.

“Tidak apa-apa! Jin Young, kau tidak menggigit kan? Kalau kau menggigit Min Jung berarti kau bukan manusia!” kata Suzy mengancam.

“Hajiman…”

“bye!” Suzy turun dan berlari kecil ke kantor Il Woo. Untuk beberapa saat Min Jung dan Jin Young saling berdiam satu sama lain. Untuk kesekian kalinya Gongchan berkomentar, “benar-benar tidak bisa diharapkan…”

Sedangkan Jin Young melirik Gongchan dengan tatapan sinis dan memaki dalam hati. DIAM KAU, GONGCHAN!

***

            “mau pergi kemana?” tanya Jin Young padaku.

            “anywhere is fine.” Gumamku sambil memainkan bajuku. Aku benar-benar gugup. Aku menatap Jin Young dari spion itu, tatapannya menerawang ke luar jalanan ramai. Seberapa lama kami terpisah sampai kami canggung seperti ini?”

            “Aku dengar, di kecamatan Jongno-gu pada awal musim gugur seperti ini ada pameran keramik dan lukisan disana. Biasanya, awal musim gugur ada pesta kembang api. Bagaimana?”

            Saat mendengar tawaran Jin Young barusan aku menatapnya dengan sangat senang. Semenjak pindah ke Busan, aku selalu ingin pergi ke sana. Membeli salah satu karya disana akan menjadi kesenangan tersendiri bagiku. “Aku mau!”

***

    

           

            Setibanya di Jongno-gu…

            #backsound Wonderful Tonight – B1A4

            Suasana disana sangat ramai. Ada banyak Festival yang berjalan kesana-kemari. Jin Young menatap Min Jung yang sangat senang ketika dia mengajaknya kemari. Dari belakang Jin Young memerhatikan setiap langkah Min Jung. Mengikuti langkahnya kemanapun gadis itu pergi. Tertawa ketika gadis itu tertawa. Sedangkan Gongchan berdiri di belakang Jin Young sambil memainkan aksinya. Bermain gitar.

            Mereka mengunjungi Istana Gyeongbok. Min Jung meminta Jin Young untuk foto bersamanya. “shiroo..” tolak Jin Young halus.

            “Ah! Ayolah! Aku jarang kemari! Ayo!” mohon Min Jung. Akhirnya, Jin Young tak bisa menolak dan mengambil beberapa foto bersama Min Jung.

            Ketika mereka mengunjungi pasar festival. Min Jung sangat terkesima dengan barang-barang itu. Min Jung sangat sedih karena harganya sangat mahal. Jin Young menahan tawa setiap kali melihat ekspresi sedih Min Jung. Saat Min Jung menyadari Jin Young menahan tawa, gadis itu marah padanya dan meninggalkan Jin Young.

 “Hya! Tunggu aku!”

Malamnya di sebuah jembatan…

“Ah~ hari ini menyenangkan sekali!” kata Min Jung lega. “kau tahu, semenjak pindah ke Busan aku ingin sekali kemari! Tapi tidak ada yang mengajakku.” Gumam Min Jung sedih. Jin Young meringis geli.

Gongchan berdiri di sebelah Jin Young, “hey… gandeng tangannya…” goda Gongchan.

KAU CEREWET SEKALI, GONGCHAN!

Jin Young berhenti dan kembali menatap Min Jung yang mulai mendahuluinya. Dia menatap wajah Min Jung yang sangat bahagia. Sudah berapa lama aku tidak melihatnya tertawa seperti itu?

Saat Jin Young menatap kosong Min Jung. Sudah berapa lama dia tidak tertawa seperti ini? Semenjak kau kembali, apakah kau merasa hari ini terasa sangat lama? Batin Jin Young.

 Gadis itu berhenti melangkah dan saat itu juga Gongchan duduk di pembatas jembatan itu sambil memainkan gitar. “Jin Young oppa…” panggilnya. “Gomawo…” gumam Min Jung. Gadis itu berbalik dan untuk kesekian kalinya Jin Young menatap mata itu.

“Min Jung…”

“Hmm,” sahutnya.

“aku…aku…” Saranghaeyo, Batin Jin Young. Tapi menatap mata Min Jung saat itu, seperti ada yang mengganjalnya. “ada apa?” tanya Min Jung

 “aku menepati janjiku. Janji kita sewaktu kecil” Kata Jin Young dan pesta kembang apipun dimulai.

GUBRAK! Gongchan marah-marah sendiri. “YA! KENAPA KAU TAK MENGUTARAKAN CINTAMU! PABOKANYA!!! Gzzz… KAU MERUSAK SUASANA HATIKU!” kata Gongchan geram.

***

            Suzy keluar dari kantor Il Woo dengan ekspresi melas. Dia duduk di depan kantor Il Woo dan menangis disana. “Oppa… kau jahat.” Gumamnya sambil menangis.

 

            Il Woo keluar dari kantor dan menghubungi Suzy. Namun ponsel Jin Young, tapi ponselnya tidak aktif. “gzz.. kemana anak itu?!” Saat Il Woo keluar gedung, dia mendapati Suzy menangis.

            “Suzy…” panggilnya.

            “JANGAN SENTUH AKU!” teriak Suzy tanpa sedikitpun memandang Il Woo. Untuk beberapa saat Il Woo terhenyak, kenapa Suzy tiba-tiba seperti ini?

***

To be continued…>>>

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoseobhasmyheart
#1
Aaaa bagus bangeeetttt!! suquel plissss!! :DD
MinJung_1701
#2
@Tazyme aku belum punya cerita untuk cerita TaeZy. maaf ia, next time maybe aku buat ceritanya ^.^
kray67 #3
pnya TaeZy st0ry gk kawand? :-)
MinJung_1701
#4
hihi, makasih kar. ^^
Karima123 #5
Wohhoooo detik-detik menegangkan!kkk
Karima123 #6
Lanjtkan as:D update soon!