Enam belas

Sister Complex

Raekyo mematut dirinya di cermin. Ia membereskan peralatan make upnya sedikit tergesa, ingin cepat kembali ke ruangan di mana ketiga kakaknya berada. Hari ini entah mengapa dari pagi perasaannya tidak bisa tenang. Hari ini tepat hari peluncuran produk resmi perusahaan yang dikepalai kakak sulungnya. Ingatan Raekyo terus memutar ulang mimpi yang pernah ia dapatkan sebelumnya. Mimpi yang ingin ia buang jauh-jauh. Terdengar konyol memang mempercayai mimpi, namun perasaan resah itu tidak bisa ia hilangkan.

                Sambil berjalan menyusuri lorong, Raekyo berulang kali memeriksa notifikasi ponselnya. Donghae tidak membalas pesannya. Membacanya pun tidak. Ke mana sebenarnya kakaknya itu? Ditelepon pun selalu dialihkan. Mungkinkah mimpinya akan jadi kenyataan? Mungkinkah Donghae akan menjadi antagonis?

                “Hayo melamun.” Raekyo terkejut ketika seseorang memegang kedua lengannya. Gadis itu mendongak dan mendapati Kyuhyun berdiri di hadapannya. Pemuda itu tersenyum.

                “Oppa. Bikin kaget saja.”

                “Kenapa melamun eoh? Kau memikirkan apa?”

                “Tidak, hanya yah hanya sedang ingin saja. Oppa sendiri mau ke mana?”

                “Oppa ada perlu dulu sebentar. Kau masuklah. Teuki hyung mencarimu.” Kyuhyun mengacak rambut Raekyo lalu berlalu begitu saja. Mmebuat Raekyo mengerutkan keningnya heran.

                “Oppa, peresmiannya kurang dari 10 menit lagi. Kau mau ke mana? Bisa-bisa kau terlambat ikut nanti.” Perkataan Raekyo tidak digubris. Kyuhyun hanya melambaikan tangan namun tetap melangkah pergi. Raekyo hanya bisa menghela nafas melihatnya. Gadis itu pun masuk ke dalam ruangan kakak sulungnya.

                Di dalam, entah hanya perasaannya saja atau bukan, tapi atmosfer ruangan agak berbeda dari sebelum Raekyo pergi ke toilet. Kibum duduk sendirian di sofa, pemuda itu asik dengan ponselnya. Sementara Heechul dan Park ahjussi berdiri di depan meja kerja Leeteuk, ketiganya terlibat dalam pembicaraan serius. Wajah Leeteuk terlihat cemas. Raekyo jadi berpikir apa Leeteuk dan Kyuhyun habis bertengkar? Makanya kakak bungsunya itu memilih pergi keluar ruangan?

                “Oppa, kau bertengkar dengan Kyu oppa?” Raekyo menghampiri Leeteuk. Pemuda itu bingung dengan pertanyaan dan raut cemas dari wajah bungsunya.

                “Tidak. Kenapa kau berpikir begitu?”

                “Hanya bertanya. Sebab Kyu oppa pergi entah ke mana, padahal peresmiannya kan akan dimulai. Oh iya, oppa mencariku?”

                “Kau tahu Donghae di mana?” Kini giliran Raekyo memandang bingung kakaknya.

                “Tidak, justru aku juga mencarinya. Pesan dan teleponku tidak diangkat. memang ada apa dengan Hae oppa?” Bukannya menjawab Leeteuk malah berpandang-pandangan dengan Park ahjussi dan juga Heechul dengan jenis pandangan tahu sama tahu. “Oppa, ada apa?”

                “Tidak, tidak ada apa-apa. Kalau begitu ayo kita turun. Acaranya sudah mau dimulai.” Leeteuk menangguk pada Park ahjussi dan Heechul yang lalu dibalas keduanya dan mereka segera pergi keluar ruangan. Leeteuk tidak membalas tatapan bertanya Raekyo, pemuda itu mengalihkan pandangannya pada Kibum, “Ayo Bum-ah.”

                “Tapi hyung, Kyuhyun belum kembali.”

                “Kirim pesan saja, kita tunggu di ruangan acara. Tidak baik bila kita semua terlambat hanya karena menunggu.” Kemudian Leeteuk berlalu begitu saja, menyisakan pandangan bingung pada dua adiknya yang mengekor di belakangnya. Raekyo ingin bertanya lagi namun raut wajah kakak sulungnya jelas tidak ingin dibantah. Jadi ketiganya berjalan dalam diam, hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.

                Ruang acara sudah di dekor demikian rupa. Di pintu masuk berjajar karangan-karangan bunga ucapan selamat dari rekan-rekan bisnis keluarga Cho. Leeteuk tidak melambatkan langkahnya, pemuda itu masuk ke dalam ruangan diikuti Raekyo dan Kibum. Raekyo mendesah lega ketika menemukan Kyuhyun sudah duduk di bangku yang disediakan untuk mereka di depan panggung. Kakak bungsunya itu menatap lurus ke depan ke arah penonton, raut wajahnya tidak terbaca. Raekyo dan Kibum segera menempati posisi di kanan dan kiri Kyuhyun, sedangkan Leeteuk meneruskan langkahnya hingga berada di depan podium. Suasana yang tadinya ricuh kini berangsur-angsur menjadi sunyi. Semua pandangan mata terarah kepada si sulung. Leeteuk berdeham lalu memulai pidato penyambutannya.

                “Rae, bisakah kali ini kau menurut padaku tanpa bertanya?” Raekyo mendengar Kyuhyun berbisik padanya. Walau Raekyo tahu kakaknya berbicara padanya, namun pandangan Kyuhyun tetap tertuju ke depan.

                “Maksud oppa?”

                “Berjanjilah padaku kau akan menurut padaku tanpa bertanya. Permintaanku sederhana.”

                “Apa maksudnya?”

                “Dasar pembangkang. Sudah kubilang cara mainnya bukan begitu. Kau tidak boleh bertanya kenapa dan apa dan atau apapun itu. berjanjilah!” Desakan dalam suara kakaknya membuat Raekyo mau tidak mau mengangguk. Walau gadis itu bingung setengah mati. “Permintaanku hanya satu, jangan pernah membenci Teuki hyung dan Donghae hyung, apapun yang terjadi.”

                Raekyo memandang wajah Kyuhyun, mencoba menggali lebih jauh maksud perkataan kakaknya. Namun perhatian Kyuhyun sudah tidak pada dirinya. Pemuda itu kini memusatkan perhatian pada sesosok pemuda yang berjalan ke arah panggung. Sosok yang tidak disangka ada di sini, sosok yang dari tadi dicari-cari oleh Raekyo, Lee Donghae.

                Belum sempat Raekyo kaget dan bahkan bertanya apa yang kakaknya lakukan di sini, kedua tangannya sudah dicengkeram erat oleh dua sosok berjubah hitam. Raekyo merasa jantungnya berhenti detik ini juga, mimpinya jadi kenyataan. Gadis itu berusaha melawan, membebaskan diri namun sia-sia saja. Kedua penahannya jelas lebih kuat daripada dirinya. Raekyo mengalihkan pandangan melihat ketiga kakaknya, mereka juga sama dicengkeram, Leeteuk bahkan sudah diseret turun dari podium. Hanya Raekyo dan Kibum yang berusaha melawan, Leeteuk dan Kyuhyun diam saja, raut wajah keduanya keras dan tidak terbaca.

                Walau Leeteuk sudah menduga hal ini, tak pelak raut wajahnya pucat pasi. Ia begitu mengkhawatirkan semuanya terutama ketiga adiknya. Dengan heran ia melihat Kyuhyun teguh diam, sama sekali tidak mencoba melawan atau meminta tolong seperti Kibum dan Raekyo. Mungkinkah Kyuhyun sudah tahu? Tapi kenapa pemuda itu tidak memberitahunya? Tanpa disangka, Kyuhyun membalas tatapan Leeteuk. Pemuda pucat itu tersenyum tipis bahkan cenderung sedih, membuat Leeteuk tahu bahwa benar Kyuhyun sudah tahu semuanya. Adiknya yang memiliki otak genius itu sudah mencari tahu rupanya. Lalu, apa yang sudah Kyuhyun rencanakan?

                 “Harap semua tenang! Tenangkan diri kalian maka kalian tidak akan terluka.” Suara Donghae menggema ke dalam ruangan, pemuda itu menatap satu per satu anggota keluarga Cho, berlama-lama saat pandangannya dan Raekyo bertemu. “Ini hanya interupsi singkat saja, semua bisa bekerja sama kan? Bukan begitu?”

                “Wah, wah, anggota keluarga Cho yang terhormat. Lihatlah betapa menyedihkannya kalian sekarang.” Tiba-tiba Kangin muncul dari sisi panggung diikuti oleh Tuang Kwon dan Tuan Kang. Ketiganya tersenyum puas, melihat ketidakberdayaan keempat kakak beradik Cho. Kangin kemudian menghampiri Raekyo, mengecup sekilas kedua pipi gadis itu, “Kita bertemu lagi sepupu cantikku. Kangen pada oppamu ini, hm?”

                Raekyo ingin membalas kata-kata sepupunya itu kalau saja mulutnya tidak dibekap. Ia melihat ketiga kakaknya juga begitu. Raekyo memusatkan pandangan pada Donghae, kakaknya itu hanya menatapnya datar. Raekyo merasa sakit dikhianati seperti ini, air matanya terbit dan menetes tanpa bisa ia cegah.

                “Jangan menangis, Cho Raekyo. Kau harus dalam keadaan sangat mendengarkan apa yang akan kakak Lee-mu beritahukan pada kita semua saat ini.” Kangin menghapus air mata di pipi Raekyo dengan amat lembut hingga gadis itu merasa muak. “Ayo tuan-tuan, kita duduk di kursi kita. Nah silahkan lanjutkan Donghae-ssi.”

                Kangin kemudian duduk di bangku paling depan, setelah sebelumnya tersenyum lebih dulu pada para tamu undangan yang sampai saat ini hanya mampu terdiam tidak mengerti situasi yang sedang terjadi. Pemuda itu nampak bagai anak kecil duduk terapit dengan Tuan Kwon dan Tuan Kang.

                “Nah, Donghae-ssi. Biarkan aku bertanya. Kau adalah kakak Lee Raekyo benar? Sebelum gadis itu ditemukan oleh keluarga aslinya dan merubah namanya menjadi Cho Raekyo?”

                “Benar.”

                “Kau tahu rahasia yang disembunyikan oleh keluarga Cho kepada kami semua, yang dalam artian sebenarnya mereka membohongi  kita semua demi bisa menguasai perusahaan ini benar begitu?”

                “Benar.” Terdengar gumaman riuh rendah dari para penonton. Sementara Raekyo pucat pasi.

                “Kau merasa bahwa kebohongan itu harus diungkap, kebenaran harus ditegakkan makanya kau berdiri di sana saat ini, benar begitu Donghae-ssi?”

                “benar.”

                “Jadi, kebohongan pertama apa yang akan kau ungkapkan?” Kangin tersenyum lebar.

                “Cho Raekyo, dia…” Donghae tidak melirik adiknya sedikitpun, walau Raekyo sudah meronta sedemikian rupa untuk menarik perhatian Donghae namun tatapan pemuda itu tetap teguh ke depan, “Putri keluarga Cho itu penderita disleksia.”

                Kangin menikmati keriuhan yang pecah di sekitarnya. Kangin menunggu sebentar hingga semua orang meresapi berita itu, kemudian mengangkat tangan agar hadirin kembali diam. Pemuda itu mengangguk kepada Donghae memberi semangat untuk melanjutkan.               

                “Wah, sangat mengejutkan ya. Bagaimana bisa orang seperti itu kita percayakan untuk memimpin perusahaan? Sungguh keterlaluan. Nah, Donghae-ssi, ada satu lagi bukan begitu? Ini tentang Kyuhyun-ssi.” mendengar itu Kibum berontak hebat, pemuda itu berusaha sekuat tenaga namun tetap sia-sia.

                “benar.”

                “Pada beberapa saat lalu, tiba-tiba kau ditelepon oleh Raekyo-ssi untuk segera datang ke mansion keluarga Cho. Dan begitu sampai sana, gadis itu memberitahukan suatu rahasia padamu, benar begitu? Rahasia tentang Kyuhyun-ssi.”

                “benar.” Raekyo berasa ingin mati saja. Kini Kibum berhenti berontak, pemuda itu menatap Raekyo dengan tatapan paling mematikan hingga refleks Raekyo menunduk. Air matanya menetes-netes membasahi karpet di bawahnya.

                “Dan rahasia apakah itu?”

                “Saat itu Kyuhyun-ssi kambuh. Dia menderita pneumotrax sejak kecil, paru-parunya bermasalah.”

                “Wah-wah.” Kangin kembali melanjutkan setelah keriuhan kembali mereda, “Ke tangan merekakah kalian ingin menyerahkan masa depan perusahaan? Ke dalam tangan-tangan pembohong dan penyakitan seperti mereka?”

                Kibum terduduk lemas, pemuda itu sudah lelah memberontak dan kini hanya bisa terduduk menangis. Raekyo juga begitu, seluruh tubuhnya terasa lemas. Hanya Leeteuk dan Kyuhyun yang masih tegap berdiri.

                “Sangat menyedihkan. Mereka juga sudah merebut takhta yang harusnya menjadi milikku. Ayahku adalah putra sulung keluarga Cho, harusnya ayahku dan diwariskan padaku semua ini, Tapi mereka dengan tidak tahu malu merebut semua milikku dan mengklaimnya menjadi milik mereka. Dengan begini, semua sudah jelas, siapa yang harusnya memimpin kalian. Nah Tuan Kang juga Tuan Kwon bisa kita mulai untuk penobatanku sementara pemegang saham juga sudah hadir seluruhnya di sini?”

                “Aku belum selesai, Kangin-ssi.” Suara Donghae menghentikan Kangin dan kedua pria di sampingnya yang sudah berdiri, “Masih ada yang mau kusampaikan.”

                “Donghae-ssi.” Kangin mengerutkan keningnya, ini tidak ada dalam skenario mereka, “Apakah ada yang terlewat olehku?”

                “Ya, justru ini puncaknya, apa kau lupa? Rahasia Leeteuk-ssi.”

                “benarkah?” Nada suara Kangin nampak ragu-ragu namun tatapannya mengancam.

                “Ya, duduklah dahulu. Setelah itu penobatanmu akan dimulai.” Mau tidak mau Kangin dan kedua pria disampingnya duduk kembali. Sebab para penonton mulai berseru tidak sabar agar Donghae memberitahukan mereka rahasia yang disebut-sebut pamungkas itu.

                Donghae tersenyum kemudian memencet remote infokus hingga layar besar di bekalangnya memunculkan tulisan-tulisan berbagai macam penyakit dan masalah. Tidak ada lagi penjelasan apa-apa hanya kata-kata secara acak. Gumam kebingungan mulai menyebar tidak terkecuali di wajah keempat keluarga Cho.

                “Apa maksudnya semua ini Donghae-ssi?”

                “Saya yakin kita semua di sini familiar dengan salah satu atau beberapa kata yang ada di layar. Terlalu familiar malah. Tidak adil kan hanya Raekyo-ssi dan Kyuhyun-ssi yang dibongkar rahasianya. Nah, mulai dari yang pertama, pemegang saham Tuan Kang,” Donghae mengklik kembali remote di tangannya, kata-kata pengobat berubah menjadi foto seorang pemuda yang sedang teler di bar, “anak sulung Tuan Kang pernah dipenjara karena ketahuan mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba pada 2013 lalu, padahal dia masih di bawah umur. Namun berita ini ditutupi dengan baik. Bukankah ini kebohongan juga? Lalu Tuan Kwon,” Lagi-lagi Donghae mengklik remote di tangannya hingga kata-kata jantung berubah menjadi foto Tuan Kwon, “Lima tahun lalu anda didiagnosa memiliki penyakit jantung bawaan. Benar begitu?  Jantung bawaan yang dikarenakan keturunan, berarti semua keturunan anda berpeluang mengidap penyakit yang sama, hal ini juga ditutupi dengan baik, kebohongan lagi. Lalu Kangin-ssi, kau merasa kau berhak memimpin perusahaan? Kau mau menyangkal bahwa ayah dan ibumu terkena HIV dikarenakan hobi gonta-ganti pasangan yang ibumu lakukan semasa bekerja di bar dulu?”

                “Bohong!!! Dia bohong!!! Jangan percaya pemobohong ini! Tangkap dia!!” Kangin meraung marah, namun tidak ada satupun pasukan jubah hitamnya yang mematuhi perintahnya. Mereka terdiam di tempat masing-masing.

                “Untuk apa aku berbohong? Nah, bisa saya lanjutkan? Selanjutnya siapa ya, hm, baiklah pemegang saham Tuan Jung….”

                “Cukup! Cukup Donghae-ssi. Jangan lanjutkan, kami mohon.” Seorang pria yang diyakini adalah Tuan Jung berteriak. Disusul suara-suara lain yang memohon Donghae untuk berhenti. Mereka ketakutan sebab pers dan media juga hadir di sini.

                “Pilihan bijak. Nah apa yang mau saya tekankan adalah, Leeteuk-ssi menyembunyikan kondisi adik-adiknya dari kalian, tapi bukankah kalian juga begitu? Kalau tindakan Leeteuk-ssi adalah kebohongan, bukankah kalian semua juga pembohong? Mengapa memangnya kalau mereka memiliki kekurangan? Kelemahan tubuh? memang itu mereka yang ingin? Bukankah yang terpenting prestasi mereka, jasa mereka selama ini berkontribusi dalam memajukan perusahaan? Walau paru-parunya bermasalah, namun Kyuhyun-ssi adalah anak yang cerdas. Paru-parunya yang bermasalah bukan otaknya. Raekyo-ssi juga begitu, walau dia disleksia, dia adalah orang yang tidak pernah menyerah dengan keadaannya, justru dia berusaha lebih keras daripada kita.” Donghae menarik nafas sebentar sebelum melanjutkan, “Dan untuk rahasia Leeteuk-ssi, seperti yang saya janjikan, inilah rahasianya. Tuan besar Cho sebelum meninggal meninggalkan wasiat bahwa yang akan meneruskan perusahaan adalah Leeteuk-ssi. Beliau sudah memutuskan sejak jauh hari dan mengenai Kangin-ssi, ayahnya sudah dicabut hak warisnya dari keluarga Cho, maka Kangin-ssi bukan lagi pewaris Cho, tapi hanyalah orang luar.”

                “Bo-bohong! Dialah pembohongnya! Tangkap dia!! Apa yang kalian lakukan hanya diam saja dasar budak bodoh!?”

                “Budak? kasar sekali. Tapi seperti katamu, mereka hanyalah bawahan yang bisa kau suruh seenaknya karena merasa kau pemimpin mereka. Kau tidak salah dalam hal ini Kangin-ssi, memang bawahan harus menuruti atasannya. Tapi kali ini akulah pemimpinnya. Tangkap mereka bertiga.”  Leeteuk beridri di sebelah Donghae. kedua penahan Leeteuk membuka topeng mereka, Park ahjussi dan Heechul sama-sama tersenyum sinis pada Kangin. Wajah pemuda itu memucat. Ia baru sadar bahwa ia dikhianati. Kangin dan kedua pria disampingnya segera diringkus. kini berbalik, justru mereka bertiga yang ditahan oleh masing-masing dua orang jubah hitam. Leeteuk segera menghampiri ketiga adiknya yang masih terdiam bingung. Semua ini begitu cepat dan mengejutkan hingga mereka butuh waktu untuk memprosesnya.

                “Rae, kau baik-baik saja kan?” Leeteuk memeluk Raekyo setelah sebelumnya memeluk Kibum juga Kyuhyun. Gadis itu menangis. Hatinya begitu lega. Semua hanya sandiwara, Donghae tidak sejahat itu, juga ketiga kakak Chonya baik-baik saja. Semua sungguh melegakan.

                “Ne oppa, aku baik-baik…. TIDAK!!”

                “Dasar brengsek!!” Tiba-tiba Kangin berhasil melepaskan diri dari penjaganya, pemuda itu merangsek ke depan ke arah Donghae. Pemuda itu memegang tongkat pemukul yang berhasil ia ambil dari salah satu penjaga.

                BUAG! Donghae terbelaklak. Dia merasakan sekitarnya menjadi gerak putar lambat. Tubuhnya tersungkur ke lantai, secepat kilat Donghae membalikkan tubuhnya. Dia melihat Kyuhyun berdiri di sana, pemuda itu mendorong tubuh Donghae begitu kuat, pukulan Kangin bersarang tepat ke kepala Kyuhyun. Pemuda pucat itu tersenyum kemudian roboh ke bawah. Kibum berteriak menyongsong tubuh adiknya ke dalam pelukannya sebelum menghantam lantai. Leeteuk dan Raekyo juga segera menghampiri. Seolah tersadar, Donghae meraung marah, pemuda itu menerjang Kangin lalu membabi buta memukuli pemuda itu. Tubuh Donghae boleh jadi lebih kecil dari tubuh Kangin, namun jangan ragukan kekuatan Donghae. Heechul dan Park ahjussi buru-buru melerai mereka, Kangin sudah babak belur. Pemuda besar itu begitu terkejut akan kekuatan Donghae hingga tidak sempat melawan.

                Lalu tanpa aba-aba, petugas polisi masuk membanjiri ruangan. Kangin, Tuan Kang dan tuan Kwon segera ditangkap. Donghae melepaskan diri dari cengkeraman Heechul dan berlari ke arah Kyuhyun terbaring. Separuh wajah pemuda itu sudah bersimbah darah, matanya terpejam.

                “Kita harus ke rumah sakit.” Leeteuk segera menggendong tubuh Kyuhyun lalu mereka semua berlari keluar meninggalkan Donghae diam terpaku di tempatnya. Kyuhyun terluka, dan itu demi dirinya. Donghae tidak merasakan apa-apa saat itu, ia hanya bisa terduduk menangis. Sudah jelas bila sesuatu terjadi pada Kyuhyun, jangankan yang lain, Donghae sendiri yakin tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

 

* * *

 

                Donghae menatap gugup ketiga orang di hadapannya. Sudah beberapa jam sejak Kyuhyun masuk rumah sakit, namun pemuda itu belum sadar. Untunglah tidak ada luka dalam yang serius, pemuda itu hanya butuh jahitan di kepalanya. Kini Donghae berdiri di depan ruang rawat Kyuhyun, menghadap ketiga orang yang ia tahu butuh penjelasan darinya.

                “Mianhe.” Donghae menunduk merasa tidak sanggup melihat mata langsung mereka, terutama mata Raekyo.

                “Oppa! kenapa tidak memberitahu kami dahulu. Kau tidak tahu jantungku sudah tidak sehat lagi rasanya menyangka kau mengkhianatiku seperti tadi.”

                “Itu benar Hae hyung. Kami semua tidak tahu apa-apa.” Kibum menimpali.

                “Mianhe.”

                “Aku tahu. Semuanya, hyung tahu.” Ucapan Leeteuk membuat Donghae mendongak terkejut. “Eunhyuk-ssi memberitahu semuanya padaku.”

                “Apa?! jadi selama ini  kau tahu hyung?” Kibum berseru tak percaya. “Kau tahu hal ini akan terjadi? Jadi kalian bekerja sama?”

                “Tidak. Bukan begitu. Eunhyuk-ssi hanya memberitahu alasan kenapa Donghae bisa terlibat semua ini, juga kecurigaannya pada perilaku Donghae akhir-akhir ini. Dia juga meminta padaku untuk tidak menyakiti Donghae dan percaya padanya. Eunhyuk-ssi berkata bahwa Donghae yang ia kenal tidak akan terlibat betulan pada rencana jahat seperti itu, dia percaya sahabatnya akan melakukan sesutau yang baik untuk kebaikan semua orang bukan hanya untuk kesenengan dirinya sendiri semata. Lagipula selain itu Eunhyuk-ssi memberitahu hyung tanpa Donghae tahu.”

                “benarkah oppa?” Donghae mengangguk. Masih terkejut ternyata Leeteuk sudah tahu bagian rencananya selama ini. “Tapi oppa kalau kau tidak bekerja sama dengan Hae oppa, bagaimana kau bisa jadi pemimpin jubah hitam itu?”

                “Aku menyuruh Park ahjussi menyelidiki, orang-orang yang direkrut Kangin untuk hari ini. Dan yah, tidak ada salahnya sekali-kali uang berkuasa.”

                “Woah hyung, kau menakutkan.” Kibum memandang dengan pandangan horror. begitupun Raekyo dan Donghae.

                “Kalian tidak mau masuk? Bocah jelek itu sudah siuman.” Tiba-tiba Heechul nongol dari balik pintu kamar rawat. Mereka berempat pun segera masuk ke dalam, mengitari ranjang rawat Kyuhyun. Semua menghela nafas lega ketika melihat Kyuhyun sudah mengerucutkan mulutnya.

                “Yak nenek sihir, aku itu bocah tampan bukan bocah jelek.”

                “Apa kau bilang?! Panggil aku hyung dasar bocah jelek!” Heechul sudah akan menjitak Kyuhyun ketika gerakannya dihentikan oleh Kibum. Pemuda es itu memandang Heechul dengan amat dingin, membuat orang-orang di sekitar lainnya merinding. “Huh, kali ini kau selamat.”

                “Kali ini? Yak aku itu…”

                “Kyu.” Suara peringatan Kibum membuat Kyuhyun meringis. Pemuda itu kemudian menutup mulutnya rapat-rapat. Kembarannya memang menakutkan.

                “kau baik-baik saja Kyu?” Leeteuk menepuk kaki Kyuhyun membuat atensi pemuda itu beralih pada kakak sulungnya. Kyuhyun mengangguk.

                “Oppa kau membuatku takut. darahmu banyak sekali tadi.”

                “Hanya luka sekecil ini sih tidak ada apa-apanya Rae! Kau meremehkan sekali.” Kyuhyun mencibir, “Hei Hae hyung, kenapa kau diam saja di situ eoh? Kau tidak mau bilang apa-apa padaku? Setelah aku menyelamatkanmu?”

                Donghae maju selangkah, lalu memukul kaki Kyuhyun dengan keras. Tidak menghiraukan Kyuhyun yang mengaduh dan tatapan mematikan Kibum.

                “Yak! Hyung! kenapa kau memukulku?!”

                “Lain kali aku yang akan menyelamatkan diriku sendiri. Bukan kau. Kau itu adikku, harusnya aku yang menyelamatkanmu, bukan sebaliknya bodoh! dasar anak bodoh! Bocah jelek bodoh!!”

                “Hyung…” Kyuhyun bahkan semua yang ada di sana kehabisan kata-kata. Terutama Kyuhyun. Donghae menyebutnya adiknya, mau tidak mau hatinya menghangat. “Jadi, perjanjianmu dan Teuki hyung sudah tidak berlaku kan hyung? Kita semua bersaudara kan sekarang?”

                “Perjanjian? Perjanjian apa?” Kibum memandang Leeteuk dan Donghae bergantian dengan bingung.

                “Ah itu.” Leeteuk menggaruk tengkuknya, “Hyung membuat perjanjian dengan Donghae. Isinya adalah setelah 1 tahun Raekyo bersama keluarga Cho, bila Raekyo ingin kembali pada keluarga Lee atau salah satu dari kita merasa tidak cocok dengan kehadirannya maka hyung akan mengijinkan dan mengembalikan Raekyo. Donghae juga sangat ingin kau kembali pada keluarganya. Titik ini lah yang dimanfaatkan Kangin hingga terjadi kejadian ini.”

                “Apa??!!” Kibum dan Raekyo berseru kaget.

                “Kami tahu kami egois. Saat itu keadaan serba tidak pasti. Maafkan oppa ya , Rae. Kau tidak marah pada kami kan?”

                Raekyo terdiam. Memandang bergantian pada wajah Leeteuk dan Donghae yang balik menatapnya dengan cemas. Permintaanku hanya satu, jangan pernah membenci Teuki hyung dan Donghae hyung, apapun yang terjadi. Tiba-tiba perkataan Kyuhyun terngiang kembali dalam benaknya. Raekyo menatap Kyuhyun lalu menghela nafas pasrah, gadis itu tersenyum.

                “Ya, aku tidak marah. Aku sudah berjanji pada seseorang. Tapi lain kali jangan seperti itu oppa.” Semua menghela nafas lega. Sedangkan Kibum hanya geleng-geleng kepala. masih tidak mengerti jalan pikiran kakak dan adiknya.

                “Gomawo, Rae. Tapi serius, aku tidak menyangka kau akan membalikkan keadaan seperti itu, Hae-ah. Kukira kau benar-benar bekerja sama dengan Kangin demi merebut Raekyo. Yah walau Eunhyuk-ssi sudah meyakinkanku untuk percaya padamu, namun tetap saja taruhannya besar.” Leeteuk menatap Donghae dengan pandangan bertanya.

                “Gara-gara seseorang, Teuki hyung. Karena Kyuhyun. Bocah itu mengirimiku kartu pos ini.” Donghae mengeluarkan kartu pos yang sudah berlipat dari balik saku celananya. Semua memandang bingung pada kartu pos bergambar pantai itu.

                “Serius? Cuma gara-gara itu? Kau kekurangan sahabat pena, Hae-ah?” Heechul menyuarakan kebingungan semua orang.

                “Bukan begitu, hyung. Tapi ini.” Donghae membalikkan kartu tersebut. Di sana ada gambar lima orang bergandengan tangan dengan inisial huruf di atas masing-masing kepala. L – D – K – K – R. Juga tulisan tangan di bawahnya ‘ke pantai berlima pasti akan menyenangkan hyung, ingat kau sudah berjanji’.

                “Tapi, bagaimana bisa kau yakin ini akan merubah niat Donghae? lalu maksudnya kata-kata ini apa?”

                “Aku bertaruh. Lee Donghae yang selalu diceritakan ahjussi Lee, ahjumma Lee juga Raekyo adalah Lee Donghae yang tidak akan terhasut oleh orang macam Kangin. Dia terlalu polos dan baik hati untuk melakukan kejahatan itu. Juga dia begitu sayang dengan Raekyo, seharusnya dia akan berpikir jauh sebelum benar-benar berniat menjatuhkan kita. Dan taruhanku benar.” Kyuhyun mengembangkan evilsmirknya yang dibalas Donghae tatapan tertegun, “Kalau arti kata-kata itu, itu rahasia. Hanya Aku dan Hae hyung yang tahu artinya. Ya kan hyung?”

                “Dasar. Tapi hyung lega, apapun itu rahasia kalian, setidaknya hasilnya tidak mengecewakan.”

                “Oppa, ngomong-ngomong kau selalu menagih janji pada semua orang. Kau kebanyakan menyuruh orang berjanji.” Keluhan Raekyo ditanggapi anggukan hampir dari semua orang. Yah kecuali satu orang yang sedang menekuk wajahnya marah.

                “Chullie hyung, kau baik-baik saja?”

                “DASAR BOCAH SETAN BOCAH JELEK!! HANYA KALIAN BERLIMA HAH?! KAU TIDAK MENGAJAKKU?! MEMANG YAH AKU HANYALAH ORANG LUAR YANG TIDAK DIANGGAP!!” Heechul kemudian berderap keluar kamar, tidak lupa membanting pintu. Semua berpandangan pucat pasi. Ah, Heechul memang menakutkan tapi hatinya begitu lembut dan rapuh dan perasa bukan?

                “Biar aku saja yang menyusulnya. Sekalian hyung harus ke kantor polisi untuk memproses Kangin dan yang lain.” Leeteuk sudah akan beranjak ketika Donghae menahan tangannya.

                “Hyung, ini.” Donghae menyerahkan USB ke tangan Leeteuk, “Itu rekaman percakapan Kangin juga kedua pria itu. Pakailah, ini bisa memberatkan mereka.”

                “Gomawo Donghae-ah. Aku pergi dulu.” Dengan itu Leeteuk pun keluar dari kamar rawat Kyuhyun. Kini tersisa Kibum, Donghae dan Raekyo menemani Kyuhyun.

                “Aku tidak mau denganmu, Kibum hyung.” Kyuhyun menggeleng ketika melihat Kibum sudah ingin merangkulnya, pemuda pucat itu mengulurkan tangan ke arah Donghae, “Aku menemukan pelukan yang lebih hangat daripadamu, hyung. Donghae hyung! Peluk aku! Aku sakit!”

                Donghae ragu-ragu maju dan memeluk Kyuhyun. Pemuda itu melirik takut-takut pada Kibum, sebab Donghae tahu Kibum itu protektif mengenai Kyuhyun. Tapi dirinya terkejut ketika Kibum menyenderkan tubuh pada Donghae di sisi yang berlawanan dengan Kyuhyun.

                “Tangan Hae hyung kan ada dua. Aku dan Kyuhyun itu kembar. Masa hanya Kyuhyun yang dipeluk. Tidak adil.”

                Raekyo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tiga pria di hadapannya yang kini saling berpelukan seperti teletubies. “Dasar manja.”

 

THE END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LMoria
#1
Please read my story if you have time <3
LMoria
#2
I hope you will continue this asap <3
LMoria
#3
I love your story omgggg
Awaefkyu1311 #4
Chapter 7: yeayyy cepat skali updatenya... makin kecanduan baca ff ini,. jd sikap Rae dan kyu itu 11:12 ya,. apa jd nya mreka klo kerja sama jahilin kakak mreka..hehee,. aku penasaran sama masing masing rahasia yg mereka,.. smoga bisa update cpet lg heheee...
Awaefkyu1311 #5
Chapter 6: yeaayy update..!!, btw alur'a cepet banget udah 8 bulan kemudian aja..pdahal aku pengen liat interaksi kyu stelah bangun dr pingsannya sma ryaekyo,. terus rahasia mereka masing" gimana? sudah saling terus terang kah??,. lanjut pleasee
Awaefkyu1311 #6
Chapter 5: aduh aku suka bgt smaa ceritanya... tp aku agak kesusahan untuk komen disini, setelah sekian lama akhirnya tau jg cara komen disini,.. knpa gak coba pub di watpadd aja? lebih mudah baca dan kasih komentar'a,.. *saran aja hehehe... ttep smangat lanjut yaaaa... sangat ditunggu...