Lima Belas

Sister Complex

“Maaf aku terlambat.” Donghae membungkukkan badan pada tiga orang lainnya yang duduk mengitari meja. Dua di antaranya adalah pria paruh baya yang tidak diam-diam memandangi Donghae dari atas ke bawah. Seolah menilai pemuda itu.

                “Duduklah. Kukenalkan padamu ini Tuan Kang dan Tuan Kwon.” Kangin menunjuk pria-pria di hadapannya. Donghae menghafalnya dalam hati sebelah kiri itu Tuan Kang sedangkan di sebelah kanan itu Tuan Kwon. Donghae membungkuk sekali lagi.

                “Jadi ini kakaknya? Apa yang membuat kamu percaya padanya Kangin-ssi?” Tuan Kang berbicara dengan nada meremehkan, “Bagaimana bisa kita percaya dia ada di pihak kita?”

                “Kau harusnya mengerti sepenuhnya Kangin-ssi, tidak akan ada kesempatan kedua. Dengan kata lain tidak boleh ada kata gagal. Semua harus sesuai rencana, semua harus dihancurkan.”

                “Tidak semua Tuan Kwon, Kangin-ssi sudah berjanji padaku. Hancurkan? Bunuh? Taklukan? Aku tidak peduli. Lakukan apa yang memang kalian rencanakan, tapi sisakan satu. Satu itu bagianku.” Donghae menyandarkan tubuhnya, berusaha keras terlihat tenang. Amarahnya sudah di ujung, ia benci jadi bahan pembicaraan seolah-olah dirinya tidak berada di sana. Dua pria itu terkejut mendengar nada bicara Donghae. Sekilas pemuda itu nampak kekanakan, jenis orang yang biasa menjadi bawahan yang lemah. Namun perkiraan mereka salah, Donghae bisa menjadi sama menakutkannya dengan pemuda di sampingnya.

                “Hahaha. Kalian sudah dengar sendiri kan?” Kangin tersenyum geli, “jadi, masih meragukan pilihanku? Dia bisa sangat berguna untuk kita. Apalagi kulihat mereka mulai percaya padanya. Dia bilang sendiri bahkan si kembar pun sudah mulai mendekatkan diri padanya. Semua seharusnya akan mudah, bukan begitu tuan-tuan?”

                “Dia yang berguna untuk kalian itu bukan barang juga alat, Kangin-ssi. Dia yang berguna bagi kalian itu bukan bawahan yang bisa seenaknya kalian suruh-suruh. Kulihat kunci kesuksesan rencana ini ada padaku, jadi belajar untuk menghargai sosok dia yang berguna bagi kalian itu. Bila tidak, yah sepenggal dua penggal informasi penting mungkin saja terlewat disampaikan oleh dia yang berguna bagi kalian itu.” Donghae berusaha membuat suaranya menggertak dan mengintimidasi. Dan dia berhasil, senyum lenyap dari wajah Kangin. Tuan Kwon berdeham namun tidak membantah.

                “Baik. Bila itu maumu. Kita mitra sejajar. Maafkan Kangin-ssi, dia mungkin masih amatir dalam hal begini, tapi aku, aku jelas tidak. Aku menghargai bantuanmu, Donghae-ssi.” Tuan Kang mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Donghae. Pemuda itu menaikkan alisnya namun tak urung menyambut uluran tangan itu. Kangin di sampingnya terdiam, mukanya memerah.

                “Lalu?”

                “Due datenya bulan depan. Perusahaan akan meresmikan produk baru, rencananya…..” Donghae menegakkan tubuhnya, ia berusaha mencerna informasi yang sedang tuan Kwon jabarkan. Walau telinganya mendengarkan, namun pikiran Donghae berkelana ke tempat lain. Dia berusaha memikirkan Raekyo. Kangin sudah bilang bahwa mereka akan dihancurkan, jadi Donghae sedang berbuat benar kan? Dia sedang menyelamatkan Raekyo kan? Gadis itu pasti mengerti kan kenapa Donghae harus melakukan ini? Donghae tidak akan pernah membiarkan Raekyo terpuruk bersama ketiga kakaknya yang lain karena Donghae begitu menyayangi Raekyo. Dia pasti mengerti kan rasa sayang Donghae padanya?

                Seberapa keras Donghae berusaha mencari pembenaran atas tindakannya hari itu, suara Eunhyuk selalu terngiang-ngiang lebih keras dari suara hatinya sendiri. Suara sahabatnya itu seakan menggema dalam dirinya, berupa teriakan putus asa untuknya. “Hae, hentikan saja. Kau malah akan semakin terluka. Kau harus merelakannya.”

 

* * *

 

                Leeteuk pulang malam hari ini. Tubuhnya pegal dan tenaganya bagai terkuras habis. Pemuda itu tersenyum ketika Park ahjussi membukakan pintu untuknya. Langkah kaki lebarnya membawanya masuk ke dalam rumah. Leeteuk mengira adik-adiknya sudah tertidur, yah setidaknya satu adiknya memang sedang tertidur di sofa. Lalu dua lainnya? Seorang pemuda pucat dan gadis duduk di karpet berdua, saling merangkul, dua-duanya memegang tisu dengan tangan masing-masing, menyeka bulir demi bulir air mata yang menetes dari mata keduanya. Kyuhyun dan Raekyo menangis?

                “Kalian sedang apa?”

                “…. Hyung, jangan mati. Huaaaa..” Kyuhyun berbalik, setelah mendapati Leeteuk dia segera berdiri dan membawa Leeteuk ke dalam pelukan. Leeteuk meronta minta dilepaskan karena dia tidak bisa bernafas. Kyuhyun melonggarkan pelukannya namun tidak melepaskan Leeteuk.

                “Mati? Maksudnya?” Leeteuk keheranan sendiri. Sementara tatapan Raekyo masih terpaku pada layar tivi walau gadis itu juga terisak-isak. Hm? Tivi? Ah mengertilah Leeteuk sekarang, adik-adiknya sedang menonton drama korea dan Kibum pasti tertidur karena pemuda itu memang tidak tertarik menonton film yang menyedihkan. “Ya ampun, Kyu. Kau itu umur berapa sih. Masa masih tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan film?”

                “Tapi. Tapi. Tapi. Bisa saja terjadi di kehidupan nyata, iya kan Rae?” Raekyo mengangguk namun masih tidak melepaskan pandangannya dari tivi, “hyung berjanjilah, kalau kau sakit keras harus memberitahu kami. Jangan menyembunyikannya. Walau aku buta sekalipun, tetap kasih tau aku. Janji hyung! Jangan sampai nanti aku sedang olimpiade karate aku baru tau hyung sakit dan menyesal, dan tetap menyesal walaupun aku akhirnya menang.”

                “Hah? Maksudnya?”

                “Oh? Teuki hyung sudah pulang?” Kibum terbangun dengan suara berisik Kyuhyun. Pemuda es itu mengucek matanya dengan malas.

                “Bum, ada apa sih dengan anak ini?” Leeteuk menunjuk Kyuhyun yang masih menatap dirinya dengan pandangan berkaca-kaca.

                “Oh, mereka sedang menonton film ‘My Annoying Brother’. Dalam film itu tokoh utama baru tahu kakaknya sakit keras saat sedang olimpiade karate, dan kakaknya tidak tertolong.”

                “Hyung! Berjanjilah!!” Kyuhyun masih teguh minta Leeteuk berjanji. Pemuda itu menyodorkan kelingkingnya pada Leeteuk. Leeteuk yang memang lelah dan malas berdebat, kemudian mengaitkan kelingkingnya hingga bertaut. Kyuhyun tersenyum melihat itu. “Aku sayang Teuki hyung.”

                “Yaah…” Leeteuk hanya bisa terbengong melihat kelakuan Kyuhyun yang bak anak kecil. Matanya melotot ketika satu jari kelingking lagi dihadapkan padanya. Raekyo diam-diam ikut bergabung bersama Leeteuk, matanya yang berair itu mendesak agar kakak sulungnya juga berjanji padanya.

                “Ladeni saja hyung. Mereka juga sudah melakukannya padaku sebelum aku tertidur tadi. Heran kalian kok bisa menonton film yang sama 3x berturut-turut dan masih saja menangis. Memang tidak bosan?” Kibum geleng-geleng kepala. Mau tidak mau Leeteuk menuruti kemauan Raekyo. Pemuda itu kembali mengaitkan kelingkingnya dengan jari adiknya. Seperti Kyuhyun, Raekyo langsung tersenyum lebar. Lalu Raekyo dan Kyuhyun berjingkrak-jingkrak sambil berteriak berdua, senang karena kedua kakak mereka telah berjanji. Leeteuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mungkin tadi siang jiwa Kyuhyun dan Raekyo tertukar dengan anak TK.

                “Permisi tuan muda, tuan muda mau makan malam?” seorang maid menghampiri Leeteuk dan menawarkan makan malam.

                “Ah, iya boleh. Kalian juga mau?” Tawaran Leeteuk ditanggapi gelengan oleh Kibum dan Raekyo. Sementara hanya Kyuhyun yang mengangguk.

                “Oppa makan lagi?” Raekyo melirik kakak termudanya itu dengan tatapan horror. Sebab tadi Kyuhyun sudah makan banyak ditambah tiga potong kue keju bikinannya.

                “Yak pantas saja kamu makin gembul Kyu. Lihat pipimu sudah bulat. Kamu juga punya double chin sekarang.” Kibum terkekeh.

                “Kalian berlebihan sekali. Aku tidak makan makanan berat lagi. Aku hanya minta dibikinkan cokelat panas. Itu minuman.” Kyuhyun merengut. Pemuda itu menegakkan kepalanya sengaja menyembunyikan dagunya yang mulai berlipat.

                “Padahal kalau memang lapar kau makan lagi saja Kyu. Tidak apa-apa. Yang penting kamu sehat.” Leeteuk mengelus kepala Kyuhyun dengan sayang.

                “Benarkah? Tuh dengar tidak kalian berdua. Yang penting aku sehat. Yah, kalau Teuki hyung memaksa, baiklah, ahjumma aku juga mau makan lagi.”

                “Cokelat panasnya jadi juga tuan muda?”

                “Tentu saja.” Kyuhyun tersenyum lebar. Sedangkan ketiga orang lainnya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah pemuda itu.

                Mereka berempat pun berkumpul di meja makan. Mengobrol, bercanda, saling menggoda dan mengejek. Tidak terhitung berapa kali mereka tertawa begitu keras. Pemandangan itu membuat Park Ahjussi tersenyum. Pria itu mengamati dari kejauhan, tidak berniat mengganggu. Suasana ini jarang ditemui di meja makan.

                “Hyung, kau tidak memberitahu mereka?” Kibum menunjuk Kyuhyun dan Raekyo.

                “Ah benar juga,” Leeteuk mengelap mulutnya dengan serbet lalu memandang mereka berdua, “Beberapa minggu lagi perusahaan kita akan meluncurkan produk baru, kuharap kita semua datang. Acaranya resmi. Aku dan Heechul sedang menyempurnakannya.”

                “Benarkah? Pantas kau pulang malam terus, hyung.” Kyuhyun mengangguk-angguk mengerti. “Lalu, apa yang perlu kami pelajari?”

                Leeteuk tersenyum puas. Kyuhyun memang cepat tanggap. Pemuda itu sudah tahu tidak mungkin Leeteuk hanya memberi pengumuman saja, pasti ada yang harus mereka lakukan. Leeteuk mengoprek tasnya sebentar, menyodorkan dua kliping kertas pada Kyuhyun dan Kibum serta sebuah USB pada Raekyo.

                “Pelajari pelan-pelan. Kalau ada yang tidak kalian mengerti tanyakan padaku.” Leeteuk mengamati ketika ketiga adiknya mulai berkutat dengan data yang ia kasih. Pandangannya berubah menjadi tanya ketika melihat Raekyo mencolokkan USB pada ponselnya memakai alat lalu mendnegarkan dari headset, gadis itu tertawa.

                “kau kenapa?” Kibum melirik bungsunya yang masih cekikikan sambil mengenakan headset.

                “Siapa yang melakukan rekaman oppa?” Raekyo bertanya di sela-sela tawanya.

                “Tentu saja itu suara oppa. Masa kau tidak bisa mengenali? Kenapa? Ada yang salah?” Leeteuk memandang bingung ketika Raekyo kembali tertawa.

                “Oppa aneh sekali. Suaramu sengaja dilembut-lembutkan dan desahan nafasmu setiap berbicara keras sekali. Ini lucu.”

                “Mwo? Coba sini oppa juga mau dengar.” Kyuhyun merebut paksa headset dari Raekyo, menyerahkan sebelah pada Kibum. Mereka berdua diam mendengarkan, lalu Kibum menundukkan kepalanya sambil geleng-geleng kepala. Sedangkan Kyuhyun sudah berdiri matanya melotot. “Yak! Hyung! Kau mesum!! Rekaman ini seperti suara mesum om-om!! Menjijikan sekali. Kau mau meracuni otak polos Raekyo ?! Hapus! Cepat hapus Rae! Jangan kau dengarkan lagi! Biar nanti oppa saja yang rekaman!!”

                Kyuhyun mengotak-atik dengan panik berusaha menghapus file suara itu. Raekyo kan masih polos bagaimana bila mendapat pengaruh buruk? Sementara itu Leeteuk terdiam sambil mukanya memerah karena malu. Membuat Raekyo kembali tertawa.

                “Memang seaneh itu ya?”

                “IYA!” Pertanyaan polos Leeteuk ditanggapi dengan teriakan si kembar. Kyuhyun bahkan sudah mengangguk-angguk kencang sekali hingga Raekyo takut kepala kakaknya itu akan lepas dari badannya.

                “Jangan dihapus dulu oppa! Memang suara om-om mesum begitu ya? Coba mana sini, aku mau dengar lagi.” Raekyo berusaha merebut ponselnya dari tangan Kyuhyun. Membuat Kyuhyun yang tidak terima bila Raekyo tahu melarikan diri. Terjadi kejar-kejaran di sekitar meja makan.

                “Sudah, berhenti! Sudah Rae, jangan aneh-aneh. Ini oppa sita. Tunggu rekaman baru!” Kibum menyudahi acara kejar-kejaran itu. Pemuda es itu mencabut USB Raekyo dan mengantonginya. Mau tidak mau Kyuhyun dan Raekyo berhenti. Bila sudah begini Kibum jadi galak sekali. Seram. Dengan patuh Raekyo dan Kyuhyun duduk kembali di tempat masing-masing setelah Kibum menyuruh mereka dengan gesture tubuhnya.

                “Dasar kalian ini ada-ada saja. Iya, iya maaf. Hyung yang salah.” Leeteuk mengangkat tangannya tanda menyerah melihat pelototan Kibum, “Ah, hyung akan mengambil cuti minggu depan. Kalian juga sedang liburan kan? Mau pergi berlibur?”

                “MAU!!” Kyuhyun dan Raekyo langsung bersorak. Dengan ceria mereka langsung asik mengobrol destinasi-destinasi yang mungkin akan mereka tuju.

                “Apa tidak apa-apa hyung? Peluncuran produk barunya?” Di sisi lain Kibum nampak khawatir. Leeteuk tersenyum, memang hanya Kibum yang bisa ia andalkan.

                “Tidak apa-apa, Bum-ah. Hyung sudah mempersiapkan semua, tinggal detail kecil saja. Dan ada Heechul yang menangani dibantu juga Park ahjussi. Lagipula, ayolah, kita sudah lama sekali tidak berlibur bersama. Hyung ingin liburan yang terakhir ini bermakna.” Nada sedih dalam ucapan Leeteuk membuat kening Kibum berkerut. Kyuhyun yang sedang asik mengobrol dengan Raekyo tiba-tiba terdiam, memandang si sulung dengan pandangan sulit diartikan. Membuat Raekyo kebingungan.

                “Terakhir hyung? Maksudnya?”

                “Ah, maksud hyung bisa saja ke depannya kita semua sangat sibuk jadi tidak sempat lagi. Ya, begitu. Benar tidak Rae? Semester depan kuliah kalian juga padat kan?” Raekyo mengangguk-angguk. Hanya Raekyo. Kibum memicingkan matanya curiga, Kyuhyun pun memberikan reaksi yang aneh. Leeteuk tersenyum mencoba menutupi kegugupannya.

                “Tidak akan jadi yang terakhir. Kalau saja hyung mulai terbuka dan mempercayai kami, tidak akan pernah jadi yang terakhir. Aku tidur duluan. Rae, masuk ke kamarmu, belajar sana, kau ujian hari terakhir kan besok?” Kyuhyun memberikan tatapan tajam sekali lagi pada Leeteuk lalu berlalu begitu saja ke kamarnya.

                “Ah, ne. Oppa aku ke kamar duluan ya.” Raekyo buru-buru mengekori Kyuhyun ke atas. Dia bingung namun terlalu takut membantah. Baru kali ini dia melihat Kyuhyun yang seperti ini. Terjadi sesuatukah? Raekyo berusaha mengingat-ingat apakah tadi Leeteuk salah bicara hingga Kyuhyun marah? Tapi rasanya tidak.

                Di meja makan rasanya amat canggung. Leeteuk melihat punggung Kyuhyun dengan perasaan tak menentu. Masa sih Kyuhyun sudah tahu? Jangan-jangan Kibum juga? Sebab Kibum dari tadi masih menatap Leeteuk dengan pandangan intens.

                “Bum?”

                “Hyung, kau benar menyembunyikannya dari kami?” Suara Kibum bergetar. Leeteuk merasa jantungnya berhenti berdetak. Apa Kibum benar-benar sudah tahu?

                “Me-menyembunyikan apa?”

                “Jujur saja hyung. Jeball.” Mata Kibum bahkan sudah berkaca-kaca.

                “Ju-jujur?”

                “Iya! Hyung beneran sakit keras kan?! Hyung beneran menyembunyikan sakit hyung dari kami kan?! Makanya hyung bilang liburan terakhir?! Hyung! Kenapa hyung begitu tega?! Lalu nasib kami gimana ke depannya?!” Kibum kini menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya, menangis tersedu. Meninggalkan Leeteuk terbengong.

                “Anu. Bum-ah.” Leeteuk speechless. Kibum masih tersedu-sedu. Jadi ini masih tentang film yang adik-adiknya tonton tadi. Entah Leeteuk harus lega atau ikut menangis. Kibum yang ia kira paling dewasa juga ternyata sama saja dengan duo evil itu. “Cho Kibum, dengarkan hyung. Hyung tidak sakit keras. Tidak sedang menyembunyikan sakit hyung. Kalian terlalu sering nonton film, ada-ada saja.”

                “Benar?” Kibum mengangkat wajahnya, pipinya basah karena air mata. Matanya menuntut penjelasan.

                “Ya.” Leeteuk jadi gemas sendiri. Pasalnya bari kali ini ia melihat lagi sisi Kibum yang ini. Sudah lama sekali sejak Kibum semanja dan sepolos ini. Tidak pernah lagi sejak pemakaman kedua orangtua mereka.

                “Kalau begitu syukurlah.” Kibum menghela nafas lega, pemuda itu lalu menyodorkan kelingkingnya ke hadapan Leeteuk, “Janji padaku hyung, nanti bila hyung sakit hyung akan bilang.”

                Dengan terpaksa ia kembali mengaitkan kelingkingnya dengan jari Kibum. Leeteuk jadi kesal sendiri, “Ngomong-ngomong kalian ini dari tadi bilang terus nanti kalau hyung sakit hyung harus bilang. Jadi kalian mendoakan hyung akan sakit begitu?”

                “Ani, bukan begitu hyung. Tapi hyung kan sudah tua, jadi sangat mungkin terserang penyakit macam-macam. Memang hyung mau hidup selamanya? Sudah ya hyung aku juga ke kamar dulu. Saranghae Teuki hyung.” Kibum buru-buru kabur sebelum ucapannya dimengerti oleh Leeteuk.

                “YAK!!!! DASAR ADIK DURHAKA!! KUKUTUK KALIAN SEMUA JADI BATU BARU TAU RASA!!”

 

* * *

 

                Siang ini Leeteuk duduk bersandar di kursi meja kantornya. Lelah. Pemuda itu menutup matanya, tangannya memijat pelipisnya yang terus berdenyut sejak tadi. Park ahjussi berdiri di samping tuan mudanya dalam diam. Raut wajahnya prihatin. Di atas meja kerja Leeteuk bertebaran kertas-kertas juga beberapa foto yang sudah dapat dipastikan menjadi sumber penguras tenaga dan pikiran si sulung. Leeteuk menghembuskan nafas sekali lagi, setengah mati ingin mengenyahkan semua bayangan pengetahuan yang sudah ia dapatkan dan kengerian yang akan terjadi. Peresmian produk baru perusahaannya sudah dekat, itu artinya semua akan terjadi sebentar lagi. Dan Leeteuk sudah mempersiapkan segalanya. Benarkah ia sudah siap?

                Leeteuk hanya tidak mengerti mengapa semua jadi sejauh ini. Berawal dari rasa curiganya akan tindak-tanduk Kangin, juga rekaman CCTV rumahnya yang memperlihatkan Kangin menghampiri Donghae beserta temannya, juga penyelidikannya hingga semua terkuak sudah. Sesuatu sedang direncanakan, sesuatu sedang terjadi dan ini semua menyangkut keluarganya, adik-adik yang paling dia sayangi.

                Pikiran Leeteuk beralih pada Donghae. Pemuda itu jadi ikut terlibat. Apakah semua ini karena dirinya dan perjanjian itu? Haruskah Leeteuk menyesal? Kibum, Kyuhyun dan Raekyo pasti marah bila tahu, tapi apakah mereka juga akan menjadi benci padanya? Kalau sudah begitu ia harus bagaimana? Apa yang harus ia lakukan? Sanggupkah semua dihentikan saat ini juga? Sanggupkah Leeteuk memperbaiki kesalahannya?

                Suara ponsel mengembalikan kesadaran Leeteuk dari lamunannya. Pemuda itu mengambil ponselnya dari atas meja. Matanya terbuka lebar dan pemuda itu menegakkan duduknya melihat ID peneleponnya. Lee Donghae.

                “Halo?” Leeteuk mendengarkan suara Donghae di seberang telepon. “Mwo??! Yak Lee Donghae apa maksudmu?! …….. A-apa….. Donghae-ah bukan begitu caranya, jangan begitu!..... Halo? Halo? Donghae-ah?! ….. Halo? Aiisssh!”

                Park ahjussi menatap dengan bingung ketika tuan mudanya melemparkan ponselnya ke seberang ruangan sambil meraung marah. Ia tidak mengerti apa yang telah dibicarakan Donghae pada Leeteuk, namun Park ahjussi bisa menduga hal itu bukan sesuatu yang bagus.

                “Tuan muda, anda baik-baik saja? Apa yang terjadi?”

                “Lee Donghae, dia….” Belum sempat menjelaskan, sekertaris Leeteuk mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Wanita itu membungkuk sekilas.

                “Ada orang yang mencari anda, sajangnim.”

                “Sudah kubilang aku sedang tidak ingin diganggu!” Leeteuk berujar kesal merasa diinterupsi.

                “Tapi orang ini berkata sangat urgent. urusan mendesak.”

                “Siapa memangnya?!”

                “Anyeonghaseyo Leeteuk-ssi. Kenalkan Eunhyuk-imnida.” Seorang pemuda masuk begitu saja ke dalam ruangan. Ia membungkuk sekilas ke hadapan Leeteuk, menegakkan tubuh lalu melihat langsung ke mata Leeteuk, “Ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu, bisa kita bicara?”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LMoria
#1
Please read my story if you have time <3
LMoria
#2
I hope you will continue this asap <3
LMoria
#3
I love your story omgggg
Awaefkyu1311 #4
Chapter 7: yeayyy cepat skali updatenya... makin kecanduan baca ff ini,. jd sikap Rae dan kyu itu 11:12 ya,. apa jd nya mreka klo kerja sama jahilin kakak mreka..hehee,. aku penasaran sama masing masing rahasia yg mereka,.. smoga bisa update cpet lg heheee...
Awaefkyu1311 #5
Chapter 6: yeaayy update..!!, btw alur'a cepet banget udah 8 bulan kemudian aja..pdahal aku pengen liat interaksi kyu stelah bangun dr pingsannya sma ryaekyo,. terus rahasia mereka masing" gimana? sudah saling terus terang kah??,. lanjut pleasee
Awaefkyu1311 #6
Chapter 5: aduh aku suka bgt smaa ceritanya... tp aku agak kesusahan untuk komen disini, setelah sekian lama akhirnya tau jg cara komen disini,.. knpa gak coba pub di watpadd aja? lebih mudah baca dan kasih komentar'a,.. *saran aja hehehe... ttep smangat lanjut yaaaa... sangat ditunggu...