Chapter 2

IS THIS LOVE?

07:00AM

Setelah menghabiskan malam pertama yang cukup panjang, Jessica terbangun dari tidurnya dan menatap punggung telanjang istrinya yang masih tertidur pulas. 

"She's beautiful." Gumamnya. Dia menggeser tubuhnya kemudian memeluk erat tubuh istrinya.

"Babe wake up." Bisik Jessica yang mencoba membangunkan Tiffany dari tidurnya.

"Tiff!" Sang istri tetap tidak terusik dengan suaranya.

"Dia pasti kelelahan karena sesi semalam hihihi." Jessica mencium pipinya kemudian turun menciumi punggung telanjangnya. Aktifitas Jessica akhirnya membuat istrinya terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Enghhh... Jessie?"

"Iya sayang, good morning!"

"Morning hoam!" Tiffany memutar tubuhnya lalu Jessica menyambutnya dengan ciuman di keningnya.

"Tidurmu nyenyak Tiff?"

"Sangat nyenyak karena kelelahan dengan sesi semalam hehehe." Jessica terkekeh dan memberinya kecupan di bibir.

"I love you Tiff!"

"I love you too. Emh Jessie?"

"Hmm?"

"Di pernikahan kita, a-aku melihat Taeyeon."

"Taeyeon ada di sana? Yang benar saja? Kau pasti salah melihat sayang."

"Aku berani bersumpah dia ada di sana Jessie. Hanya saja dia berdiri di balik pintu lalu setelah kita mengucapkan janji suci dia langsung menghilang." Jessica menggigit bibirnya.

Setelah aku meninggalkanmu secara sepihak kau masih sanggup untuk melihat pernikahanku? Itu pasti sangat menyakitimu Taeng, I'm sorry.

Jessica mendesah lalu mencium kening istrinya.

"Aku tidak ingin kau membahas dia."

"Baiklah. Kita butuh mandi sekarang."

"Mandi bersama-sama?" 

"Cabul!" Jessica terkekeh lalu keduanya pergi ke kamar mandi.

 

KWON FAMILY HOUSE

Yoona duduk di depan rumahnya sembari menikmati angin pagi yang bertiup cukup kencang. Karena rumahnya yang berada di tengah-tengah perkebunan hijau, udara sejuk tanpa polusi selalu dia nikmati setiap harinya. Di tengah menikmati waktu santainya dia memikirkan Taeyeon yang membuat dirinya penasaran dan ingin bertemu kembali dengannya.

Haruskah aku datang menemuinya ke tempat itu? Tapi dia dan temannya berpindah-pindah tempat atau tidak ya?

"Kau sedang memikirkan apa?" Yoona terperanjat kaget.

"Aish Kwon Yuri... Kau mengagetkanku saja."

"Hahaha kau sedang memikirkan apa?"

"Her."

"Pengamen cantik itu atau Ms. Hwang?"

"Tentu saja pengamen cantik itu." Yuri mengusap lembut kepala adiknya lalu dia duduk di sampingnya.

"Masa liburanku tinggal dua hari lagi Yoona. Aku akan kembali ke militer dan bertugas di luar negeri. Rasanya cukup berat meninggalkanmu sendirian di rumah." Yoona tertawa kecil.

"Santai saja, lagi pula aku sudah terbiasa di tinggal sendirian di rumah. Aku bisa menjaga diriku sendiri eonnie dan hidupku akan baik-baik saja asal uang jajanku lebih besar dari sebelumnya hehehe." Yuri terkekeh.

"Dasar mata duitan. Kau jadi melanjutkan kuliah atau tidak?"

"Aku mau asal Tiffany-ssi kembali menjadi guru privateku."

"Dia sudah menikah Yoona, waktunya pasti di sibukan dengan istrinya. Kalau mau aku bisa mencari guru yang lainnya."

"Shiro, hanya Tiffany-ssi yang aku inginkan. Dia seperti seorang ibu dan aku sudah nyaman belajar bersamanya."

"Hah aku menyerah. Nanti akan aku usahakan untuk menghubunginya."

"Yes! Waktu untuk pendaftaran di univeritas yang aku mau tinggal enam bulan lagi, jadi aku masih punya waktu untuk menyempurnakan bahasa Inggrisku."

"Arasseyo. Aku mau pergi ke supermarket sebentar."

Kesempatan untuk bertemu dengan gadis itu.

"Aku boleh ikut?"

"Sure." Yuri mengunci pintu rumahnya lalu mereka pergi dengan mobil pribadi. Sekitar sepuluh menit kemudian mobil akhirnya melintasi taman kota.

"Eonnie aku turun di depan saja."

"Untuk apa? Supermarket kan masih jauh."

"Aku tidak ingin ikut denganmu. Aku hanya ingin melihat gadis yang kemarin itu hehehe." Yuri tersenyum idiot lalu menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Sepertinya kau sangat penasaran dengan gadis itu."

"Hehehe aku minta uang eonnie." Yuri mengeluarkan dompetnya dan memberikan uangnya.

"Jajanlah makanan yang sehat-sehat."

"Ne." Yoona turun dari mobilnya kemudian berlari ke tengah taman. Setelah tiba di lokasi dia tidak melihat orang yang di carinya di sana.

"Hanya ada rekan-rekannya, kemana dia?" Rasa penasaran membuat Yoona segera menghampiri pria muda yang sedang memeriksa gitarnya.

"Chogi, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Ah silahkan nona."

"Gadis yang selalu bersama kalian, dia tidak berpartisipasi hari ini?"

"Taeyeon? Dia sedang ada urusan jadi dia tidak membantu kami hari ini."

Taeyeon? It's her name?

Yoona tersenyum konyol.

"Ada yang bisa kami bantu nona?" 

"Emh tolong beritahu dia bahwa ada yang mencarinya hehe." 

"Akan saya sampaikan padanya." 

"Kamsahamnida." Yoona berpamitan kemudian berjalan menuju toko es krim.

"Taeyeon... Setidaknya aku sudah tau namanya hihihi." Yoona masuk ke dalam toko dan dari luar Taeyeon muncul menghampiri kawan-kawannya.

"Halo kawan!" Sapa Taeyeon sembari beradu tos.

"Kau bilang hari ini ada urusan?"

"Urusanku sudah selesai dan aku datang kemari hanya mengantarkan makanan untuk kalian." Taeyeon menyerahkan makanannya.

"Thanks sobat. Ah iya, tadi ada seorang gadis mencarimu."

"Seorang gadis? Siapa namanya?"

"Dia tidak menyebutkan namanya."

"Apa dia tinggi dan cantik?" Temannya mengangguk.

Jangan bilang itu Yoona? Mengapa dia mencariku? Ah pasti karena pertemuan kemarin.

"Dia sudah lama pergi atau belum?"

"Dia pergi lalu kau datang. Belum lama lah tapi aku tidak tau dia pergi ke arah mana." Taeyeon menggaruk kepalanya sembari melihat-lihat sekeliling.

"Sepertinya dia sudah keluar dari taman ini, aku harap belum jauh. Emh aku pamit dulu kawan." Taeyeon berlari untuk mencari Yoona dan setelah melewati toko es krim Yoona keluar dari sana tanpa melihat ke arahnya. 

"Ahhh segarnya!" Yoona menjilati es krimnya dan duduk santai di kursi taman. Sementara di luar taman Taeyeon masih sibuk mencari Yoona dengan perasaan bingungnya.

"Aneh, mengapa aku harus mencarinya? Orangnya mungkin sudah pergi jauh." Taeyeon mendesah sembari menyebrangi jalan. Tidak jauh darinya sekelompok mata melihat ke arahnya dengan tatapan sumringahnya.

"Akhirnya ketemu juga si cebol itu. Ayo kawan kita cegat dia." Sekelompok gadis berandalan itu berlarian dan menghalangi jalan Taeyeon.

"Ada apa ini?"

"Masih ingat dengan kami hah? Kau adalah orang yang menjebloskan kami ke dalam penjara." Taeyeon tertawa kecil dan bersikap santai.

"Mana mungkin aku lupa dengan sekelompok gadis yang aku laporkan karena berpesta narkoba. Bagaimana rasanya di penjara, enak atau tidak?" Ketua geng langsung mencengkram kerahnya.

"Bertahun-tahun kami menderita dan semuanya karena dirimu jalang!" Pukulan melayang namun Taeyeon cepat menahannya dengan mencengkram kepalan tangannya.

"Jika kau ingin bertarung ini bukan tempat yang tepat. Lihatlah banyak orang yang menyaksikan kita." Ketua geng langsung mendorong tubuh Taeyeon.

"Fine, kita bertarung di tempat yang lebih aman. Satu lawan lima, aku yakin kau akan habis di tangan kami." 

Satu lawan lima? Ini namanya main keroyokan.

Taeyeon menelan ludahnya lalu melihat lampu merah menyala.

Dari padah membuang waktu untuk meladeni mereka lebih baik aku lari.

"POLISI!" 

"WHATS!" Taeyeon langsung melarikan diri dengan sekencang-kencangnya dan mereka mengejarnya dari belakang.

"WOY!" Taeyeon terus berlari tanpa melihat ke belakang.

"WOY BERHENTI!" Taeyeon mulai panik karena mereka hampir mengejarnya hingga dia beralari ke tengah jalan tanpa peduli dengan kendaraan yang sedang melaju. Dia bahkan melompati mobil Yuri yang baru saja berhenti di pinggir jalan.

" apa-apaan barusan itu?" Yuri menyipitkan matanya dan melebarkan matanya setelah menyadari barusan itu adalah sahabatnya.  

"T-taeyeon!" Melihat sekelompok gadis mengejarnya Yuri langsung turun dari mobilnya dan ikut mengejarnya.

"HOY STOP!"

" mereka terus mengejarku." Taeyeon mencoba menghindar dengan berlari memasuki gang kecil yang berliku-liku hingga langkahnya terhenti karena jalannya buntu.

"Oh my god... Mengapa harus buntu hah sial!" 

"Mau lari kemana kau hah?"

Pada akhirnya aku harus menghadapi mereka.

Taeyeon membalikan tubuhnya dan dia di kejutkan karena para berandalan itu memegang sebuah kayu.

"Wowowow... Jumlah kalian sudah berlima dan kalian akan menyerangku dengan bermain senjata? Itu namanya tidak adil."

"We don’t care, ini tidak seberapa dengan penderitaan kami selama di dalam penjara."

"T-tapi itu bisa membunuhku dan kalian akan masuk ke dalam penjara lagi."

"Hahaha sebelum itu terjadi kami akan membuang mayatmu jauh-jauh. Guys sekarang!" Mereka mulai mendekat dengan seringhai jahatnya.

"Oh !" 

"HOY!" Taeyeon menoleh ke atap bangunan dan melihat sahabatnya berdiri dengan gagah di atas sana.

"K-kwon Yuri!" 

"How are you kawan? Waw kau terlihat lebih cantik ya sekarang." 

"Tch sempat-sempatnya." Taeyeon mulai merasa lega lalu Yuri melompat dan berdiri di samping Taeyeon.

"Perlu bantuan Kim Taeyeon?"

"Sebenarnya aku bisa mengatasinya sendiri, hanya saja mereka membawa senjata." Yuri terkekeh kemudian menatap para gadis berandalan yang mencoba menyerang Taeyeon.

"Woy satu lawan lima itu tidak seimbang, apalagi bermain senjata. Itu menunjukan bahwa kalian itu lemah."

"Cih jangan campuri urusan kami jika kau tidak ingin mati." Yuri menggelengkan kepalanya lalu menatap Taeyeon sesaat.

"Dia kawanku jadi aku harus ikut campur juga."

"Oke maka kami akan menghabisimu juga." Yuri tertawa kemudian mengeluarkan sebuah pistol.

"Kalian tau, senjata ini jauh lebih mematikan dan bisa di gunakan dengan jarak jauh. Pertanyaanku, apa kalian bisa melawan pistol ini dengan senjata yang kalian pegang?" Berandalan itu mulai tegang.

"A-apa kau seorang... P-polisi?"

"Yes of course. Why? Kalian takut aku penjarakan?" Para berandalan itu berjalan mundur dengan saling berbisik lalu mereka melarikan diri dengan terbirit-birit.

"Hahaha hanya seperti itu saja? Dasar berandalan bermental barbie." Yuri memasukan kembali pistolnya kemudian Taeyeon menendang pantatnya.

"Kau malah membuat mereka melarikan diri aish... Menyenangkan jika kita bertarung melawan mereka." Yuri juga membalas tendangannya.

"Pertarungan tidak akan menyelesaikan masalah. Ngomong-ngomong serius kau terlihat cantik dan lebih anggun sekarang."

"Hahaha memangnya dulu aku seperti apa di matamu?"

"Jelek, cerewet, gagah dan juga sangar. Untung aku masih mengenalimu kawan."

"Jaman di kedokteran militer kan berbeda dengan kehidupanku yang sekarang. Oh iya, bagaimana bisa kau menemukanku di sini?"

"Kau melompati bagian depan mobilku dan aku ikut mengejarmu di belakang berandalan itu. Kamana kau selama ini hah? Aku sampai mencarimu kemana-mana dan baru menemukanmu di sini." 

"Setelah keluar dari militer aku kembali tinggal di rumah lamaku di Seoul. Kau kan belum tau di mana rumah lamaku."

"Pantas aku tidak pernah menemukanmu. Lalu mengapa nomormu tidak pernah aktif?"

"Ponselku hilang setelah turun dari bus. Mianhae aku tidak pernah mengunjungimu, aku merasa malu untuk bertemu dengan rekan-rekanku."

"Santai yang penting aku sudah menemukanmu sekarang. Bagaimana rasanya bekerja menjadi dokter umum?" Taeyeon tertawa kecil.

"Aku sangat menyesalinya."

"Waeyo?"

"Jessica meninggalkanku secara sepihak demi cinta pertamanya dan dia sudah menikah sekarang." Yuri menelan ludahnya.

"Pasti sangat menyakitkan rasanya. Lalu kau masih bekerja di rumah sakit Jessica?"

"Setelah dia memutuu aku langung keluar dari rumah sakitnya. Aku benar- bodoh Yul, hanya karena cinta aku sampai rela keluar dari kedokteran militer dan berakhir menyedihkan seperti ini." Yuri menepuk-nepuk bahu kawannya.

"Aku hanya bisa mengatakan sabar. Oh iya aku butuh nomor ponselmu." Yuri menyerahkan ponselnya lalu Taeyeon menyimpan nomornya dan mengembalikan ponselnya.

"Ngomong-ngomong kau tidak berseragam militer. Apa kau tidak bertugas?"

"Aku mendapatkan jatah libur Taeng dan kembali bertugas senin nanti. Karena aku akan bertugas di luar negeri aku akan menawarkan pekerjaan untukmu." Taeyeon tertawa kecil.

"Sok iya kau menawari pekerjaan. Tapi aku memang butuh pekerjaan saat ini, tabunganku semakin menipis soalnya."

"Maka kau harus menerima pekerjaan ringan ini. Kau hanya menemani adik perempuanku di rumah dan menjaganya selama aku pergi."

"Apa adikmu lebih cantik dari Jessica?" 

"Tentu saja dia sangat cantik bahkan lebih cantik dari Jessica. Kau bisa menjadikan dia sebagai pengganti Jessica apalagi adikku belum pernah berpacaran."

"Baguslah kalau adikmu masih tersegel." 

"Pikiranmu pasti mesum sekarang. Aku akan menghubungimu nanti malam. Kaja aku harus pergi menjemput adikku."

"Duluan saja, aku masih lelah karena di kejar-kejar berandalan itu."

"Hahaha dasar payah. Aku duluan Taeng, bye!" Taeyeon mengangguk lalu Yuri meninggalkannya sendirian.

 

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Snsd138
#1
Chapter 11: 2021 pls update
Yoongie02
#2
Chapter 10: Taeng pembawa sesat nih hahaha
Hayo loh yoona mulai ada perasaan >_<
yy_101
#3
Chapter 9: Yoona polos bgt si hehe lanjut thor
Yoongie02
#4
Chapter 9: OMG OMG OMG!!! Yoontae first kiss kyaaaa.. Kenapa ga beneran aja pacarannya sih, lanjutin thor :D
deer_yoongie_
#5
Chapter 9: awww... aawwwwww....... semoga mereka benar2 perpacaran dalam waktu dekat!!! wkwk thank you for the update author-nim :D
deer_yoongie_
#6
Chapter 8: wooaahhhhh akhirnyaa berlanjut..... dan tidak sabar menunggu chapter berikutnya!! gomawo author-nim. yooontae all the way... yeahhhhh love u thor :-)
yokoparu
#7
Hahaha sorry sorry abis keluar dri goa sy wkwk
deer_yoongie_
#8
Chapter 7: welcome back author!!! terima kasihhhh lanjutan ceritanya... wahhhh yoontae so sweet bgt :D
Yoongie02
#9
Chapter 7: Uuuuhhh taeng sweet banget sih jadi senyum sendiri kan :D tapi d penghujung muncul hyuna, gawat ni bakal jdi saingan yoona :D