Chapter 4

IS THIS LOVE?

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh Taeyeon akhirnya tiba di tempat tujuan dan menghentikan motornya di halaman rumah Yoona.

"Jadi ini rumahmu? Cukup jauh juga dari kota." 

"Ne." Yoona melepas pelukannya dan turun dari motor.

"Entah mengapa aku merasa kecewa setelah kau melepas pelukanmu hehehe." Yoona langsung mencubit Taeyeon dengan wajah tersipunya.

"Dasar penggombal." Taeyeon terkekeh lalu Yoona menyerahkan helmnya.

"Yoona-ssi sebenarnya aku kenal dengan tempat ini."

"Really?"

"Hmm rumah temanku tidak jauh dari daerah sini. Saat masih remaja aku dan temanku sering kemari dan berburu di hutan sana. Hanya saja dulu tanah ini masih kosong."

"Dan sekarang sudah ada bangunan di tengah kebun ini, yaitu rumahku hehe. Mau masuk dulu ke rumahku?"

"Lain kali saja. Nanti jangan terkejut ya jika aku tiba-tiba datang ke rumahmu."

"Aku pasti menunggu kedatanganmu Taeyeon-ssi." Yoona memperlihatkan senyuman termanisnya dan Taeyeon merasa meleleh melihatnya.

"Awww sungguh luar biasa karunia Tuhan yang ada di hadapanku ini. Selain paras yang cantik kau memiliki senyuman yang manis juga. Brrrrr... Hatiku sampai meleleh melihatnya." Godaan Taeyeon berhasil membuat wajah Yoona merona merah.

"J-jangan menggodaku lagi, wajahku jadi panas sekarang." Taeyeon malah sengaja mencolek pipinya.

"YAH!"

"Hahaha wajahmu merah Yoona-ssi, aku jadi gemas melihatnya hehe." 

"Aish menyebalkan." Taeyeon terkekeh lalu memarkirkan motornya.

"Kemari sebentar." Yoona mendekatinya kemudian Taeyeon mengusap pangkal kepalanya.

"Aku pulang dulu cantik."

"Chakkaman." Yoona mengeluarkan coklat dari dalam sakunya.

"Kau pasti lelah setelah mengantarku. Makanlah coklat ini setelah kau tiba di rumah agar rasa lelahmu hilang oleh rasa manis." Taeyeon tersenyum konyol dan menerima coklatnya dengan senang hati.

"Aku pasti akan memakannya, gomawo chagi-ya." Taeyeon kembali mengusap pangkal kepalanya lalu melajukan motornya.

"Dia bilang apa barusan? Chagi-ya?" Yoona tersenyum idiot sekarang.

"Aneh, kami baru kenal tapi mengapa dia begitu lembut dan perhatian padaku? Bahkan ini kali pertamanya seseorang memanggilku dengan kalimat chagi-ya hihihi." Yoona kembali tersenyum idiot dengan pikirannya. 

Dalam perjalanan pulangnya Taeyeon terlebih dahulu berhenti di depan rumah lama Yuri yang sudah rata dengan tanah. 

"Hah tempat ini penuh kenangan masa remajaku." Taeyeon mengeluarkan coklat dari sakunya dan memakannya sembari bersantai sejenak.

"Emh manisnya mengingatkanku dengan senyuman manis Yoona hahaha. Oh iya mengapa Yuri belum juga mengirimkan alamat rumahnya ya?" Taeyeon segera meraih ponselnya dan langsung menghubungi sahabatnya. 

"Apa Taeyeon?"

"Aku hanya ingin memberitahumu aku sedang bersantai di depan rumah lamamu yang sudah rata dengan tanah. Mana alamat rumah barumu?"

"Sedang apa kau di sana? Kebetulan posisimu tidak jauh dari rumah baruku. Sekitar seratus meter dari sana ada rumah di tengah perkebunan hijau, itu adalah rumahku." Taeyeon mengerutkan keningnya.

"Rumah di tengah perkebunan hijau? Kebun yang sering kita kunjungi dulu?"

"Yes babe." Taeyeon kembali mengerutkan keningnya.

Oh my god jangan bilang Yoona itu adiknya Yuri? 

"Boleh aku tau siapa nama adikmu?"

"Lim Yoona, wae?"

"Hahahaha this is not funny aigoo... Jadi dia adikmu?" 

"Apanya yang tidak lucu?"

"Nothing, dunia memang sempit Yuri dan aku harus segera pulang bye!" Taeyeon memutuskan panggilannya.

"God takdir memang tidak bisa di tebak. Jadi mulai sekarang aku akan tinggal serumah dengan gadis cantik? Woah pasti aku akan betah hihihi. I'll be back Yoona-yah." Taeyeon langsung memutar gasnya.

Di samping itu saat ini Jessica menunggu kedatangan istrinya dengan berdiri di depan pintu cafe sembari memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan. Tidak lama kemudian sebuah mobil berwarna pink berhenti di hadapannya lalu dia berlari dan masuk ke dalam mobil itu.

"Maaf aku terlamabat Jessie, tadi ban mobilku kempes dan aku mampir ke bengkel terlebih dahulu."

"Bukan masalah." Jessica tersenyum manis lalu mencium manis pipi istrinya.

"Kau terlihat basah Jessie, apa tadi kehujanan?"

"Hmm aku sedikit kehujanan tadi." Tiffany langsung melepas mantelnya dan menyerahkannya kepada Jessica.

"Pakai ini nanti kau masuk angin."

"Gomawo."

"Oh iya Jessie, boleh aku meminta sesuatu padamu?"

"Sure."

"Aku ingin kembali bekerja menjadi guru private. Kakak dari muridku tadi menghubungiku dan dia memintaku untuk kembali mengajari adiknya." Jessica mengusap pangkal kepala istrinya.

"Apa penghasilan dari pekerjaanku tidak cukup untukmu?"

"S-sangat sangat cukup bahkan berlebihan."

"Lalu untuk apa kau bekerja lagi?" Tiffany memegang tangan istrinya.

"Mulai besok pasti kau sibuk lagi di rumah sakit. Aku hanya tidak ingin merasa bosan di rumah makanya aku ingin bekerja lagi dan melanjutkan tugasku yang tertunda. Anak itu pintar dan dia harus masuk kuliah tahun ini." Jessica tersenyum manis sembari mencium punggung tangan istrinya.

"Kalau begitu tuntaskan tugasmu sebagai seorang guru, aku mengizinkanmu sayang tapi cium aku terlebih dahulu."

"Aaaaa thank you so much Jessie!" Tiffany langsung mendaratkan ciuman lembut di bibir istrinya dan tidak lama mereka menyudahinya.

"Tiff, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan juga."

"Tentang apa?" Jessica menggigit bibirnya sesaat.

"M-mengenai rumah sakit, aku rasa aku masih... Ma-masih membutuhkan Taeyeon. Ada pasien yang harus segera di operasi dan operasi ini cukup beresiko bagi nyawanya. Taeyeon adalah dokter ahli bedah terbaik yang pernah aku punya jadi aku sangat membutuhkan dia untuk menjalankan operasi kali ini." Tiffany memperlihatkan eyes smilenya.

"Hubungi dia dan bicaralah baik-baik padanya."

"K-kau tidak keberatan?" Tiffany terkekeh.

"Mengapa harus keberatan? Kau membutuhkan jasanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang dan aku tidak akan melarangmu sama sekali."

"Tapi masalahnya dia itu..."

"Mantan pacarmu? I don’t care. Tubuh dan hatimu sudah menjadi milikku dan aku tidak akan pernah mempermasalahkan masa lalu kalian."

"Bagaimana jika kami terhasut setan dan berselingkuh dengan diam-diam?" 

"Lebih baik di selingkuhi dari pada kehilangan dirimu untuk yang kedua kalinya. Aku sangat mencintaimu Jessie." Jessica tidak bisa menyembunyikan senyuman konyolnya. 

"Yakin Tiff?"

"Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Sebelumnya kau menduakanku dengan Taeyeon dan aku tidak marah sama sekali kan?"

"Kau memang sosok yang setia dan aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi padamu."

"Arasseyo." Keduanya berciuman singkat lalu Tiffany melajukan mobilnya.

***

 

03:00PM


Mendengar suara kendaraan berhenti Yuri langsung berlari ke depan rumahnya.

"Selamat datang di rumah baruku Taeyeon-ah!" 

"Hoi kemari kau." Yuri menghampiri kawannya dan Taeyeon langsung menendang-nendang pantatnya dengan gemas.

"YAH STUPID!"

"Mengapa kau tidak pernah memberitahuku hah?"

"Memberitahu apa?"

"Adikmu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik aigoo... Aku ingat terakhir kali melihatnya saat dia baru saja lahir, bahkan aku tidak pernah tau namanya."

"Hahahaha kau terkejut? Aku sengaja menyembunyikannya karena aku takut dia jadi mangsamu."

"Oh please Yuri-ah, seandainya aku tau dari awal mungkin aku tidak akan pernah berkencan dengan Jessica."

"Seandainya waktu berputar kembali kau akan mengencani adikku maksudnya? Oh no, kau seorang pencabul dan aku tidak akan menyerahkan adikku padamu."

"Lalu mengapa kau menyuruhku untuk menemaninya sekarang? Berarti kau menyerahkan dia padaku."

"Hehehe karena aku membutuhkanmu untuk tidak membiarkannya sendirian. Ngomong-ngomong kalian baru saja mau bertemu, mengapa kau bisa tau adikku itu cantik?"

"Apa dia pernah bercerita dia bertemu dengan seorang pengamen?"

"Hmm dia pernah bercerita padaku. Dia bilang dia bertemu dengan pengamen cantik yang membuatnya penasaran."

"Pengamen cantik itu adalah aku. Kami bertemu secara kebetulan bahkan tadi pagi aku membawanya ke rumah dan mengantarnya pulang." 

"Jinjayo? Hahahaha dunia memang sempit."

"Dan mungkin dia takdir untuk masa depanku pasca di tinggalkan Jessica. Dimana dia sekarang, apa ada di dalam?"

"Kau terlalu percaya diri, belum tentu juga adikku mau padamu."

"Dia pasti tergoda dengan pesonaku hahaha. Dimana dia sekarang?"

"Huek! Dia sedang bermain ayunan di belakang." Taeyeon melepas tasnya dan menyerahkannya kepada Yuri.

"Ige mwoya?"

"Bawa tasku ke dalam, aku mau menemui bidadari cantikku." Taeyeon langsung berlari ke halaman belakang. Di bawah pohon besar dia melihat Yoona sedang duduk santai di ayunan.

"It's her." Tanpa pikir panjang Taeyeon mendekatinya dengan mengendap-endap dan memeluk mesra tubuhnya dari belakang.

"Yoona-yah!"

"Kyaaaaaaaaaaaa!"

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Snsd138
#1
Chapter 11: 2021 pls update
Yoongie02
#2
Chapter 10: Taeng pembawa sesat nih hahaha
Hayo loh yoona mulai ada perasaan >_<
yy_101
#3
Chapter 9: Yoona polos bgt si hehe lanjut thor
Yoongie02
#4
Chapter 9: OMG OMG OMG!!! Yoontae first kiss kyaaaa.. Kenapa ga beneran aja pacarannya sih, lanjutin thor :D
deer_yoongie_
#5
Chapter 9: awww... aawwwwww....... semoga mereka benar2 perpacaran dalam waktu dekat!!! wkwk thank you for the update author-nim :D
deer_yoongie_
#6
Chapter 8: wooaahhhhh akhirnyaa berlanjut..... dan tidak sabar menunggu chapter berikutnya!! gomawo author-nim. yooontae all the way... yeahhhhh love u thor :-)
yokoparu
#7
Hahaha sorry sorry abis keluar dri goa sy wkwk
deer_yoongie_
#8
Chapter 7: welcome back author!!! terima kasihhhh lanjutan ceritanya... wahhhh yoontae so sweet bgt :D
Yoongie02
#9
Chapter 7: Uuuuhhh taeng sweet banget sih jadi senyum sendiri kan :D tapi d penghujung muncul hyuna, gawat ni bakal jdi saingan yoona :D