Chapter 11

IS THIS LOVE?

Setelah mendapat izik dari istrinya, Jessica akhirnya menyusul Taeyeon dengan melihat-lihat ke mana arahnya pergi. Setelah berhasilmenemukannya, dia segera berlari dan mengejarnya dari belakang. 

"Taeyeon wait!" Teriaknya dan Taeyeon menoleh.

"Tch mau apa lagi dia?" Taeyeon hanya mengabaikannya hingga akhirnya Jessica berhasil menyusulnya.

"Untuk apa kau mengikutiku? Temani istrimu sana." 

"Dia sudah ada yang menemani. Kau mau pergi kemana huh?" Taeyeon mendesah kecil.

"Di balik bukit sana ada rumah pohon, aku hanya ingin menghirup udara segar di sana."

"Aku ikut." Jessica merangkulnya namun Taeyeon menepis rangkulannya.

"Maaf aku tidak mau di cap sebagai pelakor." Jessica menggelakan tawanya.

"I don’t care." Taeyeon hanya mendesah dan Jessica mengikutinya hingga mereka akhirnya sampai di rumah pohon.

"Kau bisa memanjat Sica?"

"Of course." Jessica mulai memanjat dan Taeyeon menyusulnya.

"Woah pemandangan di sini indah sekali." 

"Kau harus tau, ini tempat kencanku bersama Yoona." Jessica menatapnya dengan kerutan.

"Kalian berpacaran?" Taeyeon terdiam sesaat.

Haruskah aku menceritakan hal ini padanya?

"Hoi!"

"U-uh?"

"Kalian berpacaran?" 

"Bagaimana aku mengatakannya ya? Kami memang berpacaran tapi hubungan kami tidak sungguhan. Dan hal itu membuatku merasa gelisah sekarang."

"Aku sedikit bingung." Taeyeon mendesah.

"Hari itu saat aku di rumah sakit, aku meminta Yoona untuk berkencan denganku tapi bukan sungguhan. Dia gadis polos yang belum pernah berpacaran so dia sangat penasaran dengan rasanya berpacaran. Aku berinsiatif untuk membantunya merasakan hal itu, dan akhirnya kami menjalin hubungan main-main."

"Ckckck kau ini cukup cerdik untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, huh!"

"Aku tidak pernah berniat mencuri kesempatan, jeongmal. Itu terjadi begitu saja dan aku baru menyadari bahwa aku sepertinya melakukan kesalahan." 

"Melakukan kesalahan?" Taeyeon memijat pelipisnya.

"Secara tidak langsung aku mungkin mempermainkan hatinya Sica, karena hubungan palsu kami. Entah mengapa aku mendadak merasa bersalah padanya sekarang." Jessica kini menatapnya dengan serius.

"Yang kau lakukan itu memang kesalahan. Jika kau berniat mengajarinya bukan seperti itu caranya. Itu pasti terbawa perasaan dan kau mungkin membuat hatinya bimbang sekarang."

"Kau benar, aku berengsek bukan?"

"Ya kau memang berengsek. Ngomong-ngomong kau memiliki perasaan padanya tidak? Anak itu cantik, seseorang sepertimu tidak mungkin tidak tergoda padanya." Taeyeon tersenyum lebar.

"Aku memang menyukainya, aku tidak munafik soal itu."

"Mengapa kau tidak mengencaninya saja, secara serius." Taeyeon terkekeh.

"Kau tau bagaimana aku bukan? Gaya berpacaranku, pergaulanku jauh sebelum bertemu dengannya. Aku hanya merasa tidak pantas untuk gadis polos dan suci seperti dia." Kini Jessica yang terkekeh sembari menekan dada Taeyeon dengan jari telunjuknya.

"Aku tau di dalam sini masih ada rasa sakit dan kebencian yang tidak bisa kau lenyapkan. Karena itu aku berharap seseorang bisa mengisi hatimu dan menghapus semua kenangan buruk ketika bersamaku. Walau aku mantanmu sekaligus orang yang membuat hatimu hancur, bukan berarti aku tidak ingin kau bahagia juga. Hal yang kau katakan barusan itu bukan jadi alasan dan aku ingin kau bahagia sama sepertiku."

"S-sica, aku..." Taeyeon merasa ingin menangis.

"Jangan memasang wajah menyedihkan seperti itu. Dulu aku pernah mencintaimu dan sekarang aku ingin melihatmu di cintai oleh orang lain. Tiffany memberitahuku bahwa Yoona selalu membicarakanmu dan terlihat mengagumimu. Dari cerita yang Tiffany sampaikan aku bisa menyimpulkan bahwa anak itu mungkin ada ketertarikan padamu." Taeyeon tersenyum lebar.

"Kau berpikir begitu? Aku sendiri tidak pernah berpikir seperti itu."

"Kau memiliki pesona yang memikat dan siapa pun pasti mudah tertarik padamu. Anak itu juga merasa nyaman bersamamu Taeng. Entah mengapa aku punya firasat baik tentang anak itu. Percaya padaku, dia pasti tidak akan mengecewakanmu."

"Kau bicara seperti seorang dukun saja, mengetahui segalanya."

"Seseorang yang pertama kali mencintai cenderung setia dan serius dengan hubungannya, aku yakin soal itu."

"Benar juga. Mendengarmu mendukungku bersama Yoona membuat hatiku jadi terbuka lebar sekarang."

"Memang sudah seharusnya kau membuka hatimu. Seandainya aku ingin ikut campur, aku akan menyeret gadis itu dan memaksanya untuk mengatakan cinta padamu hahaha."

"Kasar dan seenaknya seperti biasanya. Walau pun kau ingin ikut campur aku tidak akan mengijinkanmu. Dan jika memang suatu hari dia mencintaiku, aku hanya akan menunggu di mana waktu itu tiba dan membiarkan dia yang menyatakannya terlebih dahulu."

"Kau ini lebih tua darinya, seharusnya kau yang maju lebih dulu."

"Yang tua tidak harus selalu melangkah pertama. Dengar Sica, aku punya pengalaman buruk bersamamu. Dulu aku adalah pihak yang sangat mencintai, tapi akhirnya aku malah di khianati dan aku tidak ingin mengalaminya lagi, sungguh." Jessica tersenyum mengerti.

"Aku sangat mengerti dengan perasaanmu. Jadi intinya kau ingin Yoona yang melangkah pertama dan melihat seberapa tulus dia mencintaimu bukan?"

"Bisa di bilang begitu, melihat dan membiarkan orang lain yang tergila-gila padaku. Dengan begitu aku tidak perlu khawatir dengan kalimat penghianatan."

"I see." Taeyeon kemudian terkekeh.

"Yah Sica, memangnya anak itu mencintaiku? Kita tidak tau apa-apa tentang perasaan anak itu dan kita berbicara seolah-seolah tau segalanya hahaha."

"Hahaha bisa jadi anak itu diam-diam mencintaimu karena kencan palsu kalian, kita tidak pernah tau kan?"

"Aigoo aku mendadak bersemangat sekarang." Jessica terkekeh.

"Ya kau harus bersemangat. By the way, kau membawa ponsel tidak? Aku lupa membawa ponselku dan Tiffany pasti menghubungiku jika pesanannya sudah datang." 

"Aku menyimpan ponselku di kamar." 

"Aigoo sepertinya kita harus kembali sekarang, siapa tau pesanannya sudah tiba."

"Ah benar juga, kaja!" Taeyeon berdiri lalu Jessica menahannya dengan menariknya duduk kembali.

"What?"

"Aku hampir lupa. Sebelum belum kita kembali aku ingin mengakhirinya secara resmi di sini." Taeyeon mengerutkan keningnya.

"Ma-maksudmu?"

"Kau sudah lupa semuanya?" Taeyeon menatapnya dengan serius.

"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan semuanya. Kau memutuu secara sepihak dan sekarang kau ingin kita mengakhirinya secara dua pihak, itu maksudmu bukan?" Jessica mengangguk.

"Aku ingin kau memutuu sekarang juga." Taeyeon menarik napasnya sesaat dan tangannya bergerak menyentuh salah satu tangan Jessica.

"Dengan berat hati aku harus mengatakan hal ini padamu. Kita putus dan kau bukan lagi orang yang penting di hatiku, aku minta maaf." Jessica tidak bisa menahan tawanya dan mendapat tatapan aneh dari Taeyeon.

"Yah aku sedang serius."

"Mianhae, kalimat yang kau ucapkan itu terdengar lucu hahaha. Fine, kita sudah berakhir sekarang dan aku benar-benar mantanmu sekarang." 

"Ya mulai sekarang kita sudah resmi putus, ah damn it!" Taeyeon mendadak menitihkan air matanya dan Jessica malah sengaja memukul kepalanya dengan keras.

"YAH APA-APAAN KAU INI!"

"Hahaha ini bukan drama pabo." 

"Aku menangis karena aku merasa sedih sekaligus lega karena tidak ada lagi beban yang aku pikul." Jessica kembali tertawa dan memukul kepalanya lagi.

"Aish sikap kasarmu tidak pernah berubah."

"Hehehe sekarang hadiah perpisahan."

"Apa lagi?"

"Ciuman terakhir." Taeyeon melebarkan matanya.

"Apa harus kita melakukan itu? Aku langsung memikirkan istrimu sekarang, sungguh." Jessica terkekeh.

"Setidaknya aku memberikan kenangan terakhir dengan indah. Soal istriku kau tidak perlu mencemaskannya, ini urusan kita berdua dan aku ingin mengakhirinya dengan manis." Taeyeon berpikir sejenak lalu menatap wajah Jessica dengan senyuman manisnya.

"Mari kita lakukan, ciuman terakhir kita." Keduanya akhirnya saling mendekat lalu mulai berciuman dengan romantis. Tidak jauh dari rumah pohon, Yoona yang sengaja menyusul mereka tidak sengaja menyaksikan hal tersebut. 

"T-taeyeon-ah!" Gumam Yoona dengan lirih tanpa mengalihkan pandangannya.

"B-bagaimana mungkin d-dia..." Yoona langsung menyentuh dadanya yang terasa sesak.

"Pasti aku hanya salah lihat." Yoona mencoba mengucek matanya namun apa yang dia lihat itu memang kenyataan.

"Impossible." Tidak mau berlama-lama menyaksikan adegan tersebut, Yoona memutuskan untuk kembali ke rumah dan berjalan dengan tergesa-gesa. Sesampainya di rumah dia hanya berdiri di ambang pintu dengan perasaan sedih dan penuh tanda tanyanya.

Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Rasanya menyakitkan sekali melihat Taeyeon berciuman dengan gadis lain. 

Yoona menggigit bibirnya dan mulai merasa gelisah.

"Yoong, mana mereka?" Tanya Tiffany yang kebetulan lewat.

Apa yang harus aku katakan padanya? 

"Yoong?"

"E-emh a-aku tidak tau mereka pergi ke arah mana jadi aku lebih memilih kembali. Kita tunggu saja, mereka pasti akan segera kembali hehe."

Maaf aku terpaksa berbohong, ini demi kebaikanmu Ms. Hwang.

"Aigoo mereka seharusnya membawa ponsel, pesanan sudah menanti di dalam."

"Eh cepat sekali."

"Ya karena aku memesan di tempat yang tidak jauh dari sini. Kaja kita tunggu mereka di dalam." Yoona mematuhi perintahnya. Selang beberapa menit kemudian, Taeyeon dan Jessica pun kembali ke rumah.

"Kalian dari mana huh?" Tanya Tiffany.

"Kami dari rumah pohon Tiff. Pesanan sudah lama datang?"

"Baru saja tiba. Ayo kita makan sekarang, mumpung masih hangat."

"Tunggu sebentar aku akan mengambil sesuatu." Jessica pergi menuju mobilnya dan tidak lama dia kembali dengan membawa dua botol wine.

"Kau mau mengajak kami untuk mabuk?" Tanya Taeyeon.

"Why not?"

"Tch aku benar-benar tidak bisa mabuk kali ini."

"Memangnya kau sudah berhenti minum-minum?"

"Tidak juga, hanya saja..." Taeyeon melirik Yoona.

"Yoona tidak suka minum-minum dan mungkin dia tidak suka jika melihatku mabuk."

"Kau ini payah sekali. Kid, maaf kami memang wanita nakal." 

"Gwenchana." Yoona memberikan senyuman dengan sedikit terpaksa.

Hah aku benar-benar merasa tidak nyaman dengan situasi sekarang. Apalagi mengingat ciuman yang aku saksikan beberapa waktu lalu aish!

Yoona menarik napasnya dan mencoba tenang dengan bersikap normal seperti biasanya.

"Mari makan." Mereka mulai melahap makanannya masing-masing. Selama menikmati makanannya, Yoona beberapa kali melirik Taeyeon dan Jessica dengan tatapan tajamnya.

Sumpah demi Tuhan aku sangat penasaran. Apa diam-diam Taeyeon dan Jessica eonnie selama ini berselingkuh di belakang Ms. Hwang? Seandainya dugaanku ini hanya salah paham jelas tidak mungkin karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Mereka berciuman dan rasanya itu sangat... Ahhh aku benar-benar tidak menyangka dan merasa marah sekarang.

Yoona berusaha menahan emosinya dan kembali melahap makanannya dengan sedikit kepedasan.

"Pedas ya?" Tanya Taeyeon dengan menyodorkan segelas air putih.

"Gomawo." Yoona meneguk airnya.

"Haaah aku baru sadar ini sangat pedas." Taeyeon terkekeh.

"Cobalah punyaku ini tidak pedas, aaaa!" Taeyeon mencoba menyuapinya dan Yoona menerima suapannya dengan sedikit canggung. Jessica yang melihat hal itu pun langsung tersenyum konyol.

Lihatlah betapa cocoknya kalian berdua Taeng. 

"Ekhem! Hei kid, can I ask you something?" Tanya Jessica kepada Yoona.

"Y-yeap."

"Kau sudah mempunyai pacar?" Yoona melirik Taeyeon sesaat.

"Aku tidak pernah mempunyai pacar dan tidak pernah tau seperti apa rasanya berpacaran." Jawabnya dengan santai dan membuat Taeyeon meliriknya dengan kerutan.

"Owh... Tapi setidaknya kau memiliki orang yang kau sukai bukan?" Yoona kembali melirik Taeyeon.

"Soal itu... Mianhae aku tidak bisa menjawabnya." 

"Tapi sepertinya aku sudah tau jawabannya. You love her right?" Jessica menunjuk Taeyeon dengan polosnya dan berhasil membuat Yoona mendadak nervous.

"Yah kau bisa membuat anak orang ketakutan." Sela Taeyeon.

"Sssst diam saja, pertanyaan tidak akan membuatnya mati. Emh kid, jadi apa jawabanmu?" Yoona menelan ludahnya.

Aku mulai bingung lagi dengan situasi sekarang. Apa Jessica eonnie takut jika aku menyukai Taeyeon sehingga dia mengintrogasiku? 

Yoona kembali menelan ludahnya dan semakin nervous karena tatapan nakal Jessica cukup mengganggunya. Menyadari Yoona terlihat nervous Taeyeon langsung menyentuh pangkal kepalanya.

"Abaikan saja sayang, lanjutkan makanmu." 

"Yah aku memberimu kesempatan bodoh!" Taeyeon menggeretakan giginya dan memelototi Jessica.

"Hahahaha baiklah aku tidak akan menggodanya lagi." Yoona akhirnya bisa bernapas lega.

Sekitar satu jam kemudian, karena mabuk berat Taeyeon membantu Tiffany membopong Jessica masuk ke dalam mobil.

"Aigoo dia tidak berubah sama sekali. Apa dia selalu seperti ini selama dia bersamamu?"

"Begitulah. Dia cukup merepotkan setiap kali dia mabuk." Taeyeon mengangguk mengerti.

"Tiffany, entah seberapa besar kau mencintainya kau tetap harus keras padanya. Dia itu wanita yang cukup berbahaya jadi aku berharap kau tidak terlalu memanjakannya."

"Terimakasih sudah mengingatkanku, aku memang lemah terhadap dia."

"Maka dari itu kau harus lebih menakutkan dan agresif layaknya seorang istri. Jika dia macam-macam tidak usah sungkan untuk menghukumnya." 

"Hahaha mendengar perkataanmu membuatku memiliki keberanian sekarang. Oke aku menerima nasihatmu, gomawo."

"Memang seharusnya."

"Ya sudah aku akan pamit sekarang."

"Ne hati-hati di jalan." Tiffany melajukan mobilnya dan Taeyeon segera kembali ke dalam rumah. Melihat Yoona sedang mencuci piring, dia diam-diam mendekatinya dan memberinya back hug mesra.

"Sweetheart!" Yoona sedikit mendesah dan segera menyingkirkan lilitan tangan Taeyeon dari tubuhnya.

"Hal seperti ini sudah tidak pantas di lakukan lagi." Taeyeon mengerutkan keningnya.

"Waeyo?" Yoona menaruh piringnya lalu meninggalkan Taeyeon dengan dinginnya.

"Something is wrong?" Taeyeon menyusulnya dan sesampainya di depan kamar, Yoona menutup pintunya dengan keras dan menguncinya.

"Ada yang aneh dengannya." Taeyeon yang mulai kebingungan mencoba memanggilnya dan mengetuk pintunya namun Yoona tidak meresponnya.

"Yoona kau ini kenapa huh? Apa aku melakukan kesalahan?"

"GO AWAY!" Teriakan Yoona sedikit membuatnya terkejut.

"F-fine." Taeyeon menggaruk kepalanya dan pergi ke kamarnya dengan wajah kebingunganannya.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Snsd138
#1
Chapter 11: 2021 pls update
Yoongie02
#2
Chapter 10: Taeng pembawa sesat nih hahaha
Hayo loh yoona mulai ada perasaan >_<
yy_101
#3
Chapter 9: Yoona polos bgt si hehe lanjut thor
Yoongie02
#4
Chapter 9: OMG OMG OMG!!! Yoontae first kiss kyaaaa.. Kenapa ga beneran aja pacarannya sih, lanjutin thor :D
deer_yoongie_
#5
Chapter 9: awww... aawwwwww....... semoga mereka benar2 perpacaran dalam waktu dekat!!! wkwk thank you for the update author-nim :D
deer_yoongie_
#6
Chapter 8: wooaahhhhh akhirnyaa berlanjut..... dan tidak sabar menunggu chapter berikutnya!! gomawo author-nim. yooontae all the way... yeahhhhh love u thor :-)
yokoparu
#7
Hahaha sorry sorry abis keluar dri goa sy wkwk
deer_yoongie_
#8
Chapter 7: welcome back author!!! terima kasihhhh lanjutan ceritanya... wahhhh yoontae so sweet bgt :D
Yoongie02
#9
Chapter 7: Uuuuhhh taeng sweet banget sih jadi senyum sendiri kan :D tapi d penghujung muncul hyuna, gawat ni bakal jdi saingan yoona :D