Kebiasaan Lama Jung Yunho

I Hate(Love) You!

 

 

I Hate(Love) You

Chapter 8 : Kebiasaan Lama Jung Yunho

words : 3337

 

 

 


 

 

 

 

Yunho akui, dia memang agak sedikit curang dengan memberitahu soal rencana pertunangan palsu antara dia dan Changmin, tetapi ini adalah hal yang perlu dilakukan. Dia memang sengaja tidak menyinggung soal ini pada saat mereka melakukan perjanjian 3 hari lalu, karena ia tahu Changmin akan menggunakan otaknya yang pintar itu untuk mencari celah dan memanfaatkan hal ini untuk keuntungannya.

Tadinya juga ia tidak mau memberitahu eommanya Changmin, tetapi kalau ia hanya memberitahu ibunya doang kan bisa curiga ayah dan ibunya. Kalau saja eommanya Changmin tidak tahu soal hubungan palsu mereka ini, semua akan lebih mudah bagi mereka berdua. Memang sialan pacarnya si Siwon. Untung pacar sahabatnya, kalau bukan sudah Yunho apa-apakan si gembul albino itu.

Menghela napas, ia menoleh ke namja bermata bambi yang sedang berusaha keras untuk tidak melakukan tindak kekerasan di depan ibu mereka berdua. Matanya yang biasanya agak sayu dan teduh itu sekarang seakan-akan sedang terbakar, begitu membara dengan emosi yang sedang dipendam oleh si nerd ini. Ia mendengus pelan. Kemarahan Changmin itu seperti kemarahan seekor anak kucing untuk Yunho.

Tak lama setelah makan ia dan ibunya pamit pulang, dengan begitu banyak pelukan hangat dari Nyonya Shim, tetapi deathglare yang begitu mematikan dari anak laki-laki semata wayangnya. Memutar bola matanya ia memaksa si nerd itu masuk ke dalam pelukannya, sejenak membenamkan kepalanya di antara leher dan bahu Changmin. Oho, Yunho menyeringai ketika tangan Changmin dengan sangat kaku balas memeluk dirinya. Ketika ia melepaskan pelukannya, ia mengecup singkat pipi berisi nerd manis ini, tertawa dalam hati ketika mata bambi itu melebar sesaat.

“Bye, sweetheart. Nanti aku kabari kalau sudah sampai—Eh iya, hapemu kan kena jambret. Aduh, aku lupa. Harusnya kemarin kita beli hape baru untukmu.” Yunho menepuk jidatnya pelan ketika ia ingat bahwa hape Changmin sudah hilang entah kemana. “Bagaimana sih Yunho, lalu kalau kau mau menghubungi Changmin nanti lewat mana?” Ibunya yang berada di sampingnya mencubit pelan pinggangnya, memelototi anaknya sendiri dengan tajam.

“Maaf, bu, aku lupa. Nanti saja pas pulang kita mampir sebentar untuk membeli hape buat Changmin. Sudah pukul 10.00 nih, nanti ibu telat menghadiri acara itu.” Yunho agak cemberut ketika ibunya memutar bola matanya. “Pasti kamu lupa karena kamu menunda-nunda terus ya kan? Kebiasaan. Yasudah, nanti kita mampir di toko pamanmu saja. Sampai nanti, Jihye, Changminnie. Ah, dan mama tahu, kamu pasti mau menolak dibelikan hape baru kan? Tidak, kami tidak terima penolakan. Anggap saja early birthday present.” Ibunya tersenyum jenaka ketika Changmin membuka mulut tetapi langsung menutupnya ketika sang ibu menolak penolakan darinya.

“Tapi ma....” Changmin dengan kikuk menggaruk kepalanya. Tsk, dasar nerd bergengsi tinggi! Susah amat menerima kebaikan orang lain. Atau mungkin dia tidak mau dibelikan hape karena ia takut akan dikendalikan oleh Yunho? Hm, bisa jadi. Ia terkekeh pelan, mengangkat tangannya untuk mengusap lembut helai-helai rambut hitam legam Changmin.

“Sudahlah baby. Terima saja. Aku dan ibuku sudah agak telat sebenarnya, jadi kami permisi dulu. Dah, tante calon mertua! Nanti aku kabari ke tante saja ya. Baru tante kasih tau ke pacarku yang keras kepala ini.” Yunho mengedipkan sebelah matanya ke Nyonya Shim, tak menghiraukan Changmin yang meremas tangan kirinya dengan keras. Sebodo amat, yang penting Yunho sudah memainkan perannya sebagai pacar perhatian dengan baik. Terserah Changmin mau merespon atau tidak.

Setelah melambaikan tangan untuk terakhir kalinya, Yunho segera tancap gas dari situ, karena ia yakin Changmin sudah tidak kuat menahan amarahnya kepada pacar palsunya ini. Mendengus pelan, Yunho memutar balik mobilnya.

“Changmin kelihatannya agak sedikit bete tadi Yun.” Sang ibu langsung angkat bicara ketika mereka sudah menjauh dari kediaman keluarga Shim. Benar-benar, ibunya ini peka sekali kalau menyangkut calon-menantu-palsunya itu. Coba Yunho, ia masuk rumah sakit saja ibunya baru tahu 3 jam kemudian! Dasar.

“Yah, ia memang tidak suka dibelikan sesuatu oleh orang lain bu. Orangnya tidak suka merasa berutang budi. Tetapi kan tidak salah kalau aku mau memanjakan pacarku.” Yunho dengan cepat mengatakan setengah kejujuran dan setengah kebohongan.“Dasar anak baik. Baru kali ini pacarmu tidak mau dibelikan sesuatu olehmu. Biasanya juga mereka yang minta duluan. Memang beda si Changmin itu.” Ibunya berkata dengan lembut, sebuah senyum kecil merekah di bibirnya ketika ia menyebutkan nama Changmin.

Yunho seketika merasa bersalah, mengingat bahwa Changmin bukanlah pacar aslinya, hanya seseorang yang mau mengikuti sandiwara ini karena Yunho mengancam akan melibatkan eomma tercintanya.

Setelah bertemu dengan Nyonya Shim, perasaan tidak enak mulai muncul di dalam hatinya. Calon mertua palsunya itu begitu baik, lembut, dan perhatian. Alangkah kejam dirinya ketika ia mengancam akan menyebarkan gossip yang tidak-tidak mengenai wanita paruh baya itu. Bahkan ia pun dapat melihat jelas bahwa eommanya Changmin benar-benar menyukai dirinya, walaupun pasti ia sudah pernah mendengar rumor tentang anak lelaki penerus perusahaan tempat ia bekerja.

Tetapi tidak, ia harus bertahan. Setelah semua ini selesai ia akan memberikan balasan yang layak untuk kebaikan hati Nyonya Shim. Mulai sekarang ia janji tidak akan menggoda nerd manis itu secara berlebihan. Ia tidak mau menambah rasa bersalah yang tumbuh di hatinya ini. Jika ia menggoda si nerd itu dengan ancaman seperti ingin mencium, atau melakukan hal yang tidak sopan seperti di apartemennya waktu itu, ia yakin wajah Nyonya Shim akan muncul di benaknya dan ia yakin 100% bahwa ia akan merasa tidak enak, seakan-akan Nyonya Shim juga berada disitu bersamanya.

Hey, dia memang brengsek, playboy, bajingan, dan apalah yang sering Changmin ucapkan kepadanya. Tetapi setidaknya ia masih hormat kepada orangtua pacar palsunya itu, dan dia tidak heartless, okay? Menghela napas pelan, ia menoleh kepada ibunya, yang ternyata sudah tertidur lelap. Ia tersenyum kecil.

 

Kok seperti Changmin sih.

 

Yunho mengerutkan dahinya ketika wajah Changmin sedang tertidur dengan muncul di benaknya. Sial, ia memang harus sedikit menjauhkan diri dari si nerd itu. Tiga hari berturut-turut bersamanya membuat Yunho agak sedikit bingung! Ia bahkan tadi mengutarakan isi pikirannya ketika Changmin sibuk menunduk menghindari abs Yunho yang berada di depannya. Benar-benar, sepertinya ia harus mengunjungi bar malam ini. Secara diam-diam tentunya, karena bisa-bisa ia dipenggal kalau ibunya tahu ia kembali ke kebiasaan lamanya itu.

Ia menghela napas sekali lagi, menatap jalan di depannya sambil mengusir bayangan tentang Changmin yang tidur memeluk dirinya. Mungkin Changmin menyangka bahwa Yunho itu guling, jadi ketika ia naik ke kasur dan berbaring di samping nerd itu, tangan ramping nan panjang itu dengan segera melingkar di perutnya. Changmin bahkan sempet ngusel-ngusel di dadanya! Coba bayangkan, bagaimana Yunho bisa tahan dengan hal yang seperti itu?!

Masih untung ia ingat bahwa Changmin itu membenci dirinya, jadi ia tidak melakukan hal bodoh seperti mengecup hidung Changmin. Atau bahkan, mencium bibir tipis merona milik si nerd galak itu. Hey, ia memang tidak menyukai Changmin, tetapi ia tidak bisa menyanggah hasratnya yang tertarik secara seksual kepada Changmin.

 

Atau mungkin memang dia sudah mempunyai rasa kepada Changmin...?

 

ARGH! Sialan. Ia harus secepatnya pergi ke bar itu. Masa ia menjadi gay hanya dengan tiga hari menghabiskan waktu dengan si bambi galak itu? Dia sudah menghabiskan hampir separuh hidupnya bermain-main dengan wanita dan ketika ia bermain dengan seorang lelaki selama tiga hari, hanya tiga hari, tiba-tiba ia melanggar peraturan nomor satunya selama ini? Tidak, tidak mungkin. Ia hanya merasa bingung sekarang. Ya, setelah pergi ke bar nanti malam pasti semuanya akan normal lagi.

 

 

 

 

-

 

 

 

 

Changmin hampir saja menubruk sahabatnya ketika Kyuhyun datang ke rumahnya sore itu. Tetapi ia ingat pengkhianatan kecil-kecilan sang sahabat dan ia akhirnya menggeplak pelan kepala si jenius itu. “Mana dompetku?” Dengan sewot ia menyodorkan tangannya ke hadapan Kyuhyun.  “Bagaimana pengalaman singkatmu bersama si manusia mesum itu?” Bukannya malah menyerahkan dompetnya, Kyuhyun malah tersenyum geli. Hih, benar-benar manusia gembul ini.

“Asal kamu tahu ya, gara-gara kamu aku tidak bisa pulang sendiri! Aku sampai nyasar, kena jambret, dan diselamatkan oleh si brengsek itu. Sekarang aku punya utang kepadanya. Sialan kau, Kyu.” Changmin sibuk ngedumel pelan, takut  kalau-kalau eomma mendengar ucapannya saat ini. Kyuhyun tidak bergeming sama sekali, malah terlihat semakin geli melihat tingkah sahabatnya ini. “Siapa suruh kamu ini buta arah dan suka tidur. Kalau kamu tahu jalan juga kamu kan bisa pulang sendiri. Naik taksi juga bisa. Bayarnya ya di rumah. Dasar bodoh.”

Wah, dasar gembul menyebalkan! Yang bikin ia tambah sebal adalah fakta bahwa perkataan Kyuhyun ada benarnya juga. Sial, Changmin boleh saja mengantongi gelar mahasiswa terpintar di kampus tetapi ia tahu bahwa kepintarannya tidak ada apa-apanya dibanding temannya yang satu ini. Kyuhyun hanya malas saja berusaha mencapai macam-macam penghargaan di kampus, kalau tidak juga Changmin sudah kalah dari dulu. Pouting, ia berbalik badan dan naik ke kamarnya, tahu bahwa Kyuhyun akan mengikuti dirinya.

“Jadi, bagaimana Chwang? Dia tidak menodaimu kan?” Nada suara Kyuhyun berubah agak lebih serius, dan Changmin mendengus. “Tidak, walau dia sering bercanda tentang hal-hal berbau seperti itu. Heran, kenapa yang ada di otaknya selalu tentang hal begitu sih? Well, mungkin tidak benar-benar selalu tetapi aku yakin dia lebih banyak memikirkan tentang seks daripada tentang perusahaannya.” Changmin memutar bola matanya.

Ia menghempaskan badannya ke atas kasur empuknya, tetapi berjengit ketika mencium aroma parfum Yunho di seprainya. Ck, bahkan ketika orangnya sudah tidak ada pun dia masih bisa membuat Changmin sebal!

“Kalau ia lebih banyak memikirkan tentang seks dia akan menerima hubungan pertunangan dengan Chaeyoung. Untuk apa dia ribet-ribet berpura-pura pacaran denganmu kalau ia tidak peduli akan perusahaannya? Kau tahu sendiri Chaeyoung itu orang yang seperti apa kan? Bagaimana nasib perusahaan orangtuanya yang dibangun dari nol itu jika ia punya istri kayak Chaeyoung? Bisa usia dini dia nanti.” Memang, Kyuhyun setengah bercanda mengatakan hal itu tetapi Changmin tahu bahwa sahabatnya sedang menasehati dirinya.

Ding dong, 2 poin untuk Kyuhyun. Sahabatnya ini memang menyebalkan. Changmin mendelik sebelum ia melemparkan bantal ke wajah sahabat tercintanya ini, terkekeh pelan ketika Kyuhyun tidak cukup gesit menghindari bantal tersebut. “Dikasih tau malah ngelempar bantal. Awas kau ya, kalau nanti merasa bahwa ucapanku benar.” Kyuhyun cemberut kesal saat Changmin menjulurkan lidahnya.

“Gak akan, Kyu. Gak akan. Lagipula kau berbicara seakan-akan aku yang akan mendampingi dirinya memimpin Jung Enterprise. Hah, yang benar aja. Dia udah ngomong kalau ia mau bertunangan sebelum kita wisuda. Agak gila emang dasar. Tau ah, kalau memang kamu mendukung dia yasudah sana.” Changmin mendengus dan membalikkan badannya sehingga ia sekarang memunggungi Kyuhyun, tidak menghiraukan tusukan-tusukan kecil di pinggangnya.

“Ngambek nih?” Kyuhyun akhirnya menyerah mencolek-colek pinggang sahabatnya. Coba saja satu kampus tahu bahwa mahasiswa terpintar kesayangan mereka ini adalah manusia dengan gengsi setinggi langit dan masih sangat childish. Gemas rasanya kalau Changmin sudah mulai keras kepala seperti ini. Apa yang ia katakan kan hanya pemikiran logis. Changmin itu saat merasa kesal terhadap seseorang akan membutakan dirinya kepada sifat-sifat baik orang itu. Dengan Yunho pun sekarang tidak ada bedanya.

Oke, Kyuhyun memang tidak menyukai si ert Jung Yunho tetapi ia tahu pasti bahwa Yunho sangat mendedikasikan dirinya untuk perusahaan orangtuanya. Siwon sering bercerita tentang hal itu kepadanya. Kyuhyun hanya ingin Changmin tau bahwa Yunho sedang berjuang, dan sebagai pacarnya (walaupun palsu), otomatis Changmin harus ikut berjuang dengan Yunho. Mau tidak mau, suka tidak suka, ketika Changmin mengiyakan perjanjian ini maka Yunho sudah memiliki kuasa atas Changmin.

Kyuhyun tau sahabatnya ini tidak suka merasa bahwa dirinya tidak bebas, tetapi dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan kecuali Changmin yang menyetujui perjanjian laknat itu tiga hari lalu. Memang ia tidak setuju akan tindakan Changmin, namun semua sudah terjadi dan sekarang Changmin harus sadar akan konsekuensinya. Sebagai sahabat yang baik hati, Kyuhyun merasa bahwa sudah menjadi tugasnya untuk menyadarkan Changmin.

 

“...Dompetku mana?”

 

Kyuhyun mendengus geli, dan ia menyerah menahan tawanya ketika Changmin mengintip dari balik bahunya, jelas terlihat kesal karena ia masih butuh berbicara dengan sahabatnya. Ia merogoh sakunya dan menyodorkan dompet kulit berwarna hitam yang sudah agak lusuh, nyengir ketika sahabatnya menyambarnya secepat kilat. “Main game yuk?” Kyuhyun sekali lagi mencolek pinggang Changmin, berusaha menampilkan puppy eyes terbaiknya, yang biasa ia gunakan kepada Siwon ketika ia ingin membeli game baru.

Changmin memutar matanya tetapi ia beranjak dari tempat tidur, menonjok lengan sahabatnya dengan kekuatan penuh dan duduk di lantai, tepat di hadapan TVnya. “Kau yang atur semuanya. Cepat! Aku mau main Mario Bros.” Kini giliran Kyuhyun yang memutar mata, walaupun ia mengambil konsol game dan kasetnya dari dalam lemari kecil di pojok ruangan.

 

 

 

 

-

 

 

 

 

Yunho bangun dengan sakit kepala yang berdentum-dentum dengan hebat. Ugh, mungkin tidak seharusnya ia minum sebanyak itu tadi malam. Sekarang ia harus berurusan dengan hangover yang cukup parah, ditambah ia harus bertemu dengan Changmin nanti sore, menemaninya membeli jas dan kemeja untuk wisuda mereka nanti. Ia bergerak untuk duduk tetapi sebuah lengan menghalangi niatnya.

 

Oh...Yunho lupa bahwa semalam ia membawa seseorang ke apartmennya.

 

Matanya menelusuri legan lentik itu ke sebuah bahu putih yang mulus, leher jenjang yang berhiaskan bekas-bekas kemerahan, tidak lain tidak bukan hasil perbuatan mereka tadi malam. Yunho mengerang ketika kepalanya berdenyut lagi, ditambah dengan perasaan mual yang menyerangnya secara tiba-tiba. Tanpa mempedulikan wanita yang sedang tertidur pulas di sampingnya ia melempar lengan itu dengan kasar, bergegas melangkah ke kamar mandinya dan memuntahkan isi perutnya ke dalam toilet.

Ck, ingatkan Yunho untuk tidak meminum 15 gelas vodka murni di masa depan nanti. Dan ingatkan dia juga untuk meminta Siwon menemaninya jika ia akan ke bar lagi. Setidaknya jika Siwon bersama dengan dia maka lelaki kelewat suci itu akan melarang Yunho untuk meminum begitu banyak alkohol. Dan tidak ragu lagi dia akan menghentikan Yunho membawa seorang wanita ke apartmennya, sebuah tindakan bodoh mengingat statusnya yang sudah tidak “single” lagi sekarang.

Bagaimana jika para pegawai melaporkan hal ini kepada ibunya? Yunho bisa benar-benar dicoret dari kartu keluarga. Tetapi ketika ia mengingat alasannya pergi ke bar tadi malam, yah, konsekuensinya memang setimpal. Ia bisa meledak jika terlalu lama menekan hasratnya ini, karena sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti ini sesuka hatinya. Sekarang dengan hasratnya yang sudah terpuaskan, Yunho tidak perlu khawatir bahwa ia akan melakukan hal yang iya-iya kepada si nerd galak, sang pacar palsunya.

Yunho mengernyit jijk saat ia merasakan bahwa ia akan muntah lagi, dalam hati bersumpah bahwa ia tidak akan pernah minum sebanyak tadi malam. Selama ini ia memang suka mengunjungi bar dan minum-minum, tetapi baru kali ini ia merasakan hangover yang sebegini parahnya. Ia mendengar suara dari luar, dan ia yakin bahwa wanita itu sudah bangun.

Setelah berkumur-kumur singkat dan menekan tombol flush toiletnya, Yunho keluar dari kamar mandi untuk menghadapi wanita yang ia tiduri semalam. Semoga saja wanita ini bukanlah seseorang yang suka kegeeran dan mengharapkan hubungan lebih lanjut dengan dirinya. Ia paling benci dengan yang tipe seperti itu.

“Hei.” Yunho menyapa wanita muda itu dengan pelan. Sang wanita segera menatap dirinya dengan tatapan berharap, membuat Yunho mengerang dalam hati. Ayolah, ia sedang malas menghadapi yang seperti ini. Sekarang bahkan belum jam setengah tujuh! Biasanya saja Yunho bangun pukul 07.00, dan sekarang ia harus mengurusi wanita ini di waktu yang harusnya bisa ia pakai untuk tidur. Well, memang salahnya sendiri sih karena ia pergi ke bar tadi malam tetapi kan ini untuk kebaikan bersama!

“Akan aku pesankan taksi untuk kau pulang. Tidak ada makanan untuk sarapanmu tapi akan aku beri uang untuk itu. Dan, oh, jangan beritahu siapa-siapa tentang hal ini. Jika kau membuka mulut, maka aku tak segan-segan untuk menghancurkanmu dan seluruh keluargamu. Mengerti?” Suaranya terdengar begitu dingin di telinganya sendiri tetapi Yunho tidak peduli. Jika ia menunjukkan sedikit saja kebaikan lebih dari sekedar sopan santun maka yang ada dia sendiri yang akan kerepotan nantinya. Wanita di hadapannya memucat dan matanya mulai berkaca-kaca, tetapi setidaknya ia mengangguk ketakutan.

Menghela napas, Yunho pergi keluar kamar setelah memakai kembali celananya. Ia malas berada di dalam satu kamar dengan wanita tersebut karena ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa jika wanita itu menangis. Lagipula, ia ingin memberikan sedikit privasi supaya wanita itu bisa memakai kembali bajunya. Meskipun semalam ia sudah melakukan hal yang tidak-tidak dengan wanita itu, bukan berarti Yunho senang mengintip ketika orang sedang berganti baju.

Ah, untunglah hapenya ada di dalam kantong celana ini. Dengan cepat Yunho memesankan taksi untuk wanita itu, merasa jengah jika dia ada disini untuk lebih lama lagi. Selesai dengan urusan itu, ia merogoh ke dalam kantong belakangnya, lega ketika ia menemukan dompetnya. Baguslah, jadi ia tidak usah masuk ke kamarnya untuk saat ini. Yunho mengambil beberapa lembar seratus won dari dalam dompetnya, meletekkannya di atas meja kaca di depannya.

Suara khas notifikasi pesan masuk menyita perhatiannya. Alisnya dengan cepat terangkat ketika ia melihat nama pengirim pesan singkat tersebut.

 

 

 

Nerd

Mengapa aku menerima telpon dari penjaga apartment-mu yang mengatakan bahwa kau membawa pulang seorang wanita?

 

 

 

Yunho hanya bisa melongo ketika membaca pesan dari Changmin.

 

Apa-apaan ini? Kenapa para pegawainya tahu nomor baru Changmin, bahkan melakukan tindakan yang jelas-jelas bukan perintah darinya? Siapa yang cukup berani untuk menelpon Changmin dan memberitahu soal hal ini kepadanya? Dan yang paling penting, dari mana ia tahu nomor Changmin? Apakah ini tindakan ancaman untuk mereka—

Ah benar, ini pasti perbuatan ibunya. Sang ibu sudah memikirkan kemungkinan bahwa ia akan khilaf lagi dan melakukan kebiasaan lamanya. Hanya ibunya yang mempunyai nomor Changmin yang baru, karena kemarin ia pergi membeli hape baru untuk Changmin bersama ibunya. Dengan seketika Yunho menghela napas lega. Heh, bisa gawat jika prasangkanya yang semula itu benar.

Sekarang ketika ia tahu bahwa ini adalah perbuatan seorang calon mertua yang menginginkan calon menantunya mengetahui hal-hal yang terjadi di apartment sang anak, Yunho memikirkan balasan yang tepat.

 

 

 

Me

Kenapa? Cemburu?

 

 

 

Yunho bahkan sudah bisa membayangkan bagaimana reaksi namja bermata bambi itu ketika ia melihat sms dari Yunho. Sayang ia tidak sedang bersama Changmin sekarang jadi ia tidak bisa menyaksikan ekspresi kesal nan bete khas seorang Shim Changmin. Kurang dari 5 menit, hapenya sudah berbunyi lagi.

 

 

 

Nerd

Ew.

 

 

 

Tuh kan. Yunho nyengir lebar melihat jawaban singkat, padat, jelas dari namja tinggi itu.

 

 

 

Me

Haha;) Aku yakin telpon tadi adalah akibat perbuatan ibuku.

 

 

Nerd

Maksudnya?

 

 

Me

Mamamu tercinta itu sengaja memberikan kontakmu kepada penjaga di bawah untuk jaga-jaga kalau aku khilaf dan kembali kepada kebiasaan lamaku. Jika memang aku mengkhianatimu kau akan segera bisa tahu. Itu tujuan ibuku.

 

 

Nerd

Oh.

 

 

Me

Jawabanmu singkat-singkat sekali nerd. Apakah kau sedang menahan amarah karena aku meniduri orang lain saat sedang berstatus sebagai pacarmu?

 

 

Nerd

You wish. Aku tidak peduli tentang perbuatanmu, manusia ert. Tetapi jangan sampai kau terlihat orang lain ketika melakukan hal-hal yang bisa dikecam oleh publik. Kau tidak mau sandiwara ini terbongkar kan?

 

 

Me

Heh, aku sudah tahu itu, princess. Kau pikir aku sebodoh itu?

 

 

Nerd

Setidaknya kau cukup bodoh untuk membawa seorang wanita pulang ke apartemenmu.  Bagaimana kalau ada orang yang melihatmu?

 

 

Me

Oho, apakah aku mencium bau-bau khawatir disini?

 

 

Nerd

Terserah deh. Aku tak peduli.

 

 

Me

Tenang saja, tadi malam aku pergi ke bar yang bersifat privat. Dan aku pergi bersama wanita itu lewat pintu belakang, jadi kemungkinan terlihatnya kecil sekali.

Me

Jangan lupa dengan date kita nanti sore ya, baby<3

 

 

Nerd

Menjijikkan.

 

 

Me

Love you too, princess:*

 

 

 

Sesuai ekspektasi, Changmin memilih untuk tidak membalas pesannya yang terakhir tadi. Yunho mendengus geli membayangkan bagaimana keruhnya wajah si nerd galak yang manis itu. Saking sibuknya ia membayangkan mata bambi itu yang akan bersinar penuh kekesalan, hidung yang mengernyit seakan-akan Yunho adalah sampah paling menjijikkan di dunia serta bibir tipis yang sudut-sudutnya akan tertarik ke bawah, ia hampir saja melonjak kaget ketika suara halus seorang wanita memanggil namanya.

Setelah mengusir wanita muda itu dari apartemennya, Yunho bergegas mencari pil pereda sakit kepala karena lama kelamaan ia tak tahan dengan kepalanya yang masih berdenyut-denyut hebat. Ugh, apasih hal-hal yang harus dilakukan ketika seseorang mengalami hangover berat? Selama ini ia hanya banyak-banyak minum air putih setelah malam menyenangkan itu berlalu. Tidak pernah ia mengalami yang seberat ini. Menggerutu pelan, ia menyandarkan diri sepenuhnya di sofa empuk kepunyaannya.

Masih banyak waktu sampai jam pertemuan dengan Changmin nanti. Yunho bisa tidur sekitar 7 sampai 8 jam lagi sebelum ia harus berangkat untuk menjemput Changmin. Masa bodoh dengan sarapan atau makan siang, ia lebih butuh tidur untuk meredakan sakit kepala dan hangovernya ini. Setelah meneguk pil kecil itu serta setengah gelas air putih, Yunho bangkit untuk tidur di kamar tamu karena kamar tidurnya sendiri bisa dibilang sedang tidak layak pakai setelah kejadian tadi malam. Ia malas jika ia harus mengganti seprai terlebih dahulu.

Semoga saja hangovernya berkurang ketika ia bangun nanti. Omelan Changmin dijamin bisa menambah sakit kepala Yunho jadi ia benar-benar ogah jika ia harus menghadapi Changmin dengan kondisi yang begini. Merebahkan diri di atas kasur, ia memeluk guling kesayangannya dan menutup mata, 5 menit kemudian sudah memasuki dunia mimpi.

 

 

 

 


 

 

 

A/N : hehehehehehe:3 Anggap aja ini permintaan maafku yang sudah sekian lama menelantarkan ff ini. semoga kalian suka loh ya. terus, AKHIRNYA ADA KEMAJUAN PLOT YAAWLA:")) setelah kubaca, kukaji, dan kutinjau ulang(?) trnyt chapter2 sblmnya sangatlah slowburn. hikseu. Maafkan daku. Yunho memang lagi bandel di chapter ini, dan sengaja kubuat gitu *ketawa jahat* *ditimpuk Changmin* karena menurutku kalo dia cuman ngomong soal kebandelannya dia tanpa melakukan hal-hal anu agak kurang njos/? gtu. Yaudah, berilah author-mu ini sedikit cinta dan kasih sayang. Sampai nanti ya~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dearBabySky
#1
Baru nemuin fanfic ini dan langsung maraton baca. Manis bgt. Berharap cpt dpt kelanjutan ceritanya.. Huhu
rinonori #2
Chapter 9: Errrr...... kira2 kapan ya bisa diapdet lagi?? penasaran banget soalnya ;) ditunggu yaaaa.... tengkyu <3
Tika_choi
#3
Chapter 9: Gak nyangka Changmin itu gaptek, hahaha XD kebanyakan "ngelahap" buku kali yaa XD Kyuhyun pasti ngakak berat pas di telpon Changmin untuk ngajarin dia make Android XD
Hayo loh Yun, kamu suka Changmin kan?? Ngaku aja udah XD tapi kayaknya perasaan Changmin masih biasa aja ya ke Yunho??
Ugh... Akhirnya sang pengganggu datang --"

Thanks udah update kakak ^^ waiting for next chapter, fighto ^^b
LMS_239
#4
Chapter 9: Astajim changmin bisa gaptek jg ternyata
Hahahaha
Chaeyoung si evil duh -..-

Masih kurang seminggu udah bisa buat hati n pikiran yunho jungkir balik Ya XD
Ahh itu hoodie ntr pasti disinggahi aroma changmin XD
Gezzzzzz si chaeyoung bener2 mengganggu diner ny homin -..-
Zheeda #5
Chapter 9: Chapter 9: changmin,mahasiswa terpintar yg gaptek^^..paling kyuhyun ngakak waktu diminta ngajarin gmn pake hp baru..
Yunho..pepatah mengatakan,witing trisno jalaran soko kulino...kmu kebiasaan menggoda min ah mu..nah kualat deh...semoga changmin segera ada rasa juga untukmu...
Bigeast88 #6
Chapter 9: Yun...lamban bgt sih km... msh ragukah kl km suka ke chami?? XDD hawwwwww kpn jadiaaan wkwkkwkw
Semangat thor kuliahnya!
Anashim #7
Chapter 9: ciee yunho udh mulai suka changmin.. tp sepertinya changmin nya masih cuek..haha.
yunho, kau perhatian ma changmin bukan krn kamu masih manusiawi tp krn udh mulai suka changmin..haha.

semoga kuliahnya lancar thor jd apdet nya juga lancar wkwkwkwkwk..
apalagy yunho n changmin nge date mulu pasti banyak dong inspirasinya..hihi.
Tika_choi
#8
Chapter 8: Hayo loh Yun, kepikiran Changmin kan?? Changmin biar nerd gitu tapi ngangenin loh XD
Btw Yunho itu udah suka Changmin belum sih kak?? I'm Curious....
Bad boy Yunho minta ditabok ni, ngeselin bgt!! Kasihan tuh cewek, habis manis sepah dibuang --
Next chapternya klo bisa cepat juga ya kak *maunya* Fighto ^^b
Tika_choi
#9
Chapter 7: Yeay.... Yunho dan Changmin mau tunangan ^^ gak sabar nunggu pertunangan mereka, jgn lupa undang aku ya kak XD
Changmin gak usah takut maag-nya kambuh, kan udah dikasih roti sobek XD
Btw aku udah ketinggalan dua chapter aja, setelah gak update sekian lama, sekalinya update langsung double gini, kak author daebak ^^
upiek8288 #10
Chapter 8: bad boy will always be bad boy,
cnt wait for chami to tame him,
luv ur story