Si Nerd Ngambek?

I Hate(Love) You!

 

I Hate(Love) You : Chapter 4

words : 3916

 

 


 

 

 

“Mmm, maaf aku lancang bertanya seperti ini, Ma, Pa. Tetapi aku penasaran.”

“Tanyakan saja, Changmin.”

“Apa benar Mama dan Papa tidak apa-apa soal Yunho berpacaran denganku? Maksudku, aku ini seorang pria dan mm, status sosialku berbeda dengan Yunho jadi.....”

 

Sebuah tangan menyambar mulutnya dan ia hampir melompat kaget. Ia memandang Yunho dan menatapnya dengan pandangan menantang. Apasih, si Yunho ini? Changmin kan hanya bertanya.

 

“Kan sudah kubilang baby. Aku menyukaimu. Aku ingin bersama denganmu. Soal gender selama aku cinta ya sudah. Soal status sosial, hal itu tidak mempengaruhi ku. Aku menyukaimu apa adanya. Sebagai seorang Shim Changmin yang baik dan rendah hati.”

 

“Yunho benar, Changmin. Kami malah berterimakasih kepadamu karena sudah mengubah Yunho. Kau hebat. Selama ini sudah berpuluh-puluh orang ditidurinya dan ia tak pernah peduli soal keadaan partnernya. Dan sekarang kau ada disini, dengan status sebagai pacar resmi Jung Yunho. Kau membuatnya terlihat bahagia, dan itu yang lebih penting. Lagipula, kami kenal Ibumu. Ia adalah orang baik dan pekerja keras. She's such a lovely person. Sama seperti anaknya.” Nyonya Jung tersenyum lembut kepada Changmin dan Changmin merasa miris dalam hati.

Jika ia tidak berhati-hati dan tidak sengaja membongkar sandiwara ini, maka ia tak tahu bagaimana reaksi kedua orangtua Yunho. Ugh, si Yunho memang tak punya hati! Ia pasti sudah memperhitungkan soal ini. Sekarang Changmin tidak bisa sembarangan bertindak.

 

 

 

 

“Um ya, terimakasih Mama. Uh, sekarang sudah pukul 8 malam dan aku harus pulang....”

“Ah benar! Yaampun, waktu cepat sekali berjalan. Yunho, antar Changmin dengan selamat sampai rumahnya ya.”

 

 

Changmin tersenyum dan balas memeluk Nyonya Jung. Ia memeluk singkat Tuan Jung dan ia membungkukkan badan. Melambaikan tangannya, ia mengikuti Yunho yang sudah mulai melangkah menjauh.

 

“Orangtuamu baik sekali.”

 

 

Yunho mengangkat alis mendengar nada suara Changmin.

 

 

“Maksudmu? Aku tidak baik, begitu?”

 

 

Changmin tertawa mengejek. “Baru kali ini aku bertemu orang yang dapat berbohong seperti itu di hadapan orangtuanya.”

“Kau iri padaku, baby?”

 

Changmin mengerang dan ia mendahului Yunho. Sudah cukup ia berurusan dengan seorang Jung Yunho hari ini. Sekarang ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya. Penat sekali rasanya.

Ia bernafas lega ketika ia melihat lift dengan cepatnya menuju lamtai 2. Hampir ia memekik kaget ketika seseorang berdiri di dalam lift itu. Sementara orang yang berada di dalam lift itu menaikkan alis melihat Changmin yang menggaruk kepalanya.

 

“Siapa kamu?”

 

“Pacarku, Daehyun. Sekarang keluar. Aku dan Ch-- pacarku ingin menggunakan lift.” Suara Yunho terdengar galak dari belakangnya. Changmin hanya menatap dua orang itu bergantian.

“Apasih. Aku ingin menuju basement kak. Ayo cepat masuk.”

 

 

Yunho menggertakkan giginya mendengar jawaban sang adik. Tch, dasar anak menyebalkan. Ia menarik Changmin masuk dan menjaga jarak dengan adiknya yang sedang terang-terangan mengecek Changmin dari atas sampai bawah. Ck, mau apalagi sih Daehyun.

 

“Namaku Jung Daehyun. Namamu?” Daehyun berkata dengan sebuah senyum jahil ketika ia menyadari bahwa Yunho meraih tangan Changmin. “Em, namaku Shim Changmin.”

 

Changmin menatap Yunho dengan penuh tanda tanya ketika Yunho menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Daehyun hanya tertawa kecil melihat kebingungan Changmin.

 

DING!

 

“Ayo Changmin, mobilku ke arah sini.”

 

 

Changmin menyempatkan diri untuk melambaikan tangannya ke arah Daehyun.

 

“Er.........Yunho? Adikmu mengikuti kita.”

 

 

Yunho mengerang dan ia langsung berhenti, menyebabkan Changmin menabrak Yunho yang membalikkan badannya tiba-tiba. Changmin terhuyung ke belakang, dan sebelum Yunho sempat bertindak, seseorang sudah menangkapnya terlebih dahulu dan sepasang lengan melingkari pinggangnya.

 

“Whoa, whoa, hati-hati beautiful.”

 

Changmin langsung melepaskan diri dan menegakkan badannya ketika ia mendengar bisikan itu di telinganya. Ada apa sih, dengan kedua saudara Jung ini? Tidak bisakah mereka melihat kalau ia adalah seorang laki-laki?

 

Okay, okay, ia memang cantik tetapi bukan itu poinnya!

 

 

“Mau apa kau Daehyun?”

 

 

Daehyun tersenyum miring. “Aku ingin mengenal calon kakak iparku. Tidak boleh?”

 

 

Changmin harus memaksakan diri untuk tidak memaki-maki Daehyun. Enak saja! Memang siapa yang mau menikah dengan si jerk Yunho ini?

 

“Kau sudah berkenalan dengannya. Sekarang pergi! Jangan ikuti kami.” Daehyun hanya tertawa kecil. Ia melangkah maju, mendekati Changmin yang mundur langkah demi langkah.

 

“Daehyun, hentikan!”

'Aw, kan sudah kubilang aku hanya ingin berkenalan dengan calon kakak iparku. Ayolah kak, tidak usah mencengkeram lenganku sedemikian erat.”

“Dan sudah kubilang untuk pergi. Sana! Cepat pergi!”

 

 

Daehyun memegang bahunya yang baru saja didorong keras-keras oleh Yunho dengan ekspresi (pura-pura) terluka. Ia tertawa sekali lagi sebelum mengangkat kedua tangannya.

 

“Baiklah, baiklah! Yeesh, kakak ini memang tidak bisa diajak bercanda. Okay, senang berjumpa denganmu calon kakak ipar!” Dan ia pun mengedipkan sebelah matanya. Changmin hanya memutar kedua bola matanya. Hah, kakak dan adik memang sama saja. Ia mengikuti Yunho yang sudah mulai berjalan lagi ketika seseorang menarik lengannya dan menarik kerah bajunya.

 

“Satu hal lagi—“

 

 

CUP!

 

 

“Bye bye, calon kakak ipar!” Daehyun menghindari tangan Yunho yang hendak menarik lengannya, dan berlari ke arah lift.

 

 

Changmin hanya membelalak ketika pipinya disentuh oleh bibir milik Daehyun. Ia membeku di tempat seketika dan Yunho menghela napas. Lengannya ditarik lagi oleh Yunho dan ia hanya menurut ketika ia didorong masuk ke dalam mobil.

 

 

“Apa-apaan adikmu itu?!”

“Ck, telat sekali reaksimu.”

“Apa- Hey! Aku kaget tahu! Lagian siapa juga yang tiba-tiba mencium orang yang baru ia kenal! Ugh, kalian itu sama saja!” Yunho menaikkan alisnya.

 

“Sudahlah jangan berisik. Kau ini seperti seorang perawan yang baru pertama kali dicium oleh orang selain orangtuamu! Tch, mana alamatmu?”

 

Yunho mendesah kesal ketika Changmin hanya diam saja.

 

 

“Hey, kubilang alamatmu—“

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“.............Oh, jadi apa yang kukatakan itu benar, Changmin?”

 

Changmin hanya memelototi Yunho, tetapi pipinya yang sedang blushing berat itu tidak dapat berbohong. “Kalau iya memang kenapa?!”

 

“Pft... Hahahahhaaha!” Suara tawa Yunho membuat Changmin merengut kesal. Sialan! Memangnya kenapa kalau ia masih belum pernah melakukan 'itu'? Toh bukan hal yang terlampau tidak wajar.

Setelah Yunho puas tertawa ia menghapus air mata yang muncul. Wah, ia lupa kapan terakhir ia tertawa seperti tadi. Memutar kepalanya menghadap Changmin, ia menahan diri supaya tidak tertawa lagi.

 

“Kau benar-benar belum pernah melakukan seks?”

 

Wajah Changmin makin memerah mendengar kata yang hampir terlarang untuknya itu disebut secara gamblang oleh Yunho. Ia yakin sekarang telinganya ikut memerah.

 

“Sayang, kau tidak tahu bagaimana nikmatnya seks itu.”

 

 

Ia memandang Yunho dengan tatapan sebal. Dasar ert!

 

 

“Hm.... Kalau kau mau aku bisa mengajarimu tentang hal itu...” Changmin terbelalak ketika Yunho memajukan badannya. Dengan sigap ia menampar pipi kanan Yunho dan ia merapatkan diri ke pintu mobil, berusaha menjauhkan diri dari si mesum di hadapannya ini.

 

 

“Ouch! Kenapa sih kau suka sekali menamparku?!”

 

“Kenapa kau begitu mesum?!”

 

 

Yunho tertawa mendengar perkataan Changmin dan Changmin mendelik kesal. “Trust me, baby. Kau akan menyukai ke-mesumanku ini ketika kita berada di atas ranjang.”

 

Changmin menatap Yunho dengan berbagai macam perasaan. Horror, jijik, kesal,dan sedikit malu. Ia masih suci! Seenaknya saja Yunho berkata seperti itu di depannya.

 

“Hey, hey aku cuma bercanda! Kan sudah ada perjanjian bahwa tidak ada skinship berlebih, kecuali ada ikatan pernikahan di antara kita.” Yunho menahan tangan Changmin yang sudah hendak melayang lagi. Changmin hanya mendengus kesal dan ia menarik tangannya dari cengkraman Yunho. “Baiklah, baiklah. Mana alamatmu, Shim Changmin?”

 

Changmin menyebut alamatnya dan membuang muka ke jendela, memperhatikan jalan ketika Yunho mulai mengemudi. Ia hampir terlelap ketika suara Yunho memecah keheningan.

 

“Aku bisa meminta ijin kepada orangtuaku dan orangtuamu untuk melangsungkan pernikahan, dan aku dapat mengajarkan soal seks kepadamu saat malam pertama kita, bagaimana?”

 

 

Changmin mengerang dan sebisa mungkin ia memunggungi Yunho dengan seatbelt terpasang. Ia mendengar Yunho tertawa kecil dan memutuskan untuk mengabaikan Yunho.

Tak lama Changmin pun tertidur, dan Yunho menyetel radio dalam volume pelan. Ia melirik Changmin yang masih (berusaha) memunggunginya, dan tersenyum. This is fun! Serius, ini jauh dari perkiraannya. Ia mengira Changmin adalah orang yang......well, dingin, tertutup, dan nerdy. Changmin memang tidak terlalu menyenangkan, dan terkadang ia agak sedikit (banyak) y, tetapi ia tidak menyangka bahwa Changmin begitu gampang diledek dan diganggu. Dan reaksinya! Oh, Yunho akan betah menjalankan sandiwara dengan si nerd satu ini.

 

 

Setelah hampir 2 jam mengemudi, ia menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah kecil yang berdesain minimalis. Menghela napas, ia menepuk-nepuk pipi Changmin yang masih sibuk di dunia mimpi. Changmin menggeliat dan berusaha menghindari tangan Yunho. Yunho mendecak tidak sabar. Ini sudah malam dan ia capek. Heran, kenapa sih Changmin ini suka sekali tidur? Baru 3 kali ia berkendara dengan Changmin tetapi sudah 3 kali ia harus membangunkan Changmin.

 

 

“Hey Changmin. Bangun, sudah sampai di rumahmu.”

 

 

Tak bergeming, Changmin malah berusaha kembali ke posisi awal ia tertidur, yaitu sambil memunggungi Yunho. Oh yang benar saja! Masa ia harus menggotong Changmin masuk ke dalam rumahnya? Ia tidak tahu dimana Changmin menyimpan kunci dan ia tidak tahu apakah orangtua Changmin ada di rumah! Ia sedang malas menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.

Sebuah ide muncul di kepalanya, dan ia terkekeh pelan. Oh baiklah kalau Changmin tidak mau bangun. Akan Yunho culik ia ke apartemen Yunho. Dengan sebuah smirk evil ia memutar balik mobilnya dan segera menuju apartemennya.

 

 

Yunho keluar dari mobilnya dan mengambil tas-tas mereka berdua di jok belakang mobilnya. Seorang pegawai menghampirinya dan Yunho menyerahkan tas-tas itu. “Bawa ke apartemenku. Taruh di depan pintu. Tunggu sampai aku datang. Dan oh, tolong bilang kepada yang lain supaya merahasiakan bahwa aku membawa pacarku ke sini untuk menginap. Aku tak mau mereka menyangka yang tidak-tidak.”

Sang pegawai segera mengangguk dan bergegas menuju lift, sambil dalam hati bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan Tuan muda mereka ini. Biasanya ia tak peduli soal siapa yang ia bawa dan apa pendapat orang yang melihat kelakuannya. Tetapi sekarang berbeda. Dan apa tadi Tuan muda mengatakan bahwa ia membawa pacarnya? Wah, selama ini Tuan muda hanya menyukai one night stand! Siapapun orang ini, hebat juga karena ia dapat meluluhkan hati sang Tuan muda.

Di parkiran, Yunho sedang berusaha melepas seatbelt yang dikenakan oleh Changmin. Seriously, lelaki ini kalau sudah pulas tidurnya sama saja seperti seonggok batang kayu. Berat dan menyusahkan!

Yunho menepuk dirinya dalam hati ketika akhirnya seatbelt Changmin terlepas. Dengan sangat hati-hati Yunho menyelipkan tangannya di belakang lutut dan melingkari bahu Changmin. Ia bersusah payah mengangkat Changmin keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobil yang sedari tadi ia pegang kepada seorang pegawai yang dari tadi mengawasinya.

 

“Kunci mobilku dan lakukan seperti biasa.”

 

Pegawai itu mengangguk dan menunduk hormat, sambil sesekali mencuri pandang kepada lelaki di gendongan Yunho. Yunho menghela napas dan ia langsung masuk ke dalam lift yang ditahan oleh salah seorang pegawai lainnya. Tanpa suara sang pegawai ikut masuk dan memencet lantai tempat Yunho tinggal, lalu keluar dan membungkuk hormat.

Yunho memandang wajah Changmin yang terlihat polos. Ia tersenyum. Bagaimana ya, reaksi Changmin ketika ia menyadari bahwa ini bukan rumahnya? Ah, Yunho tidak sabar menunggu pagi datang.

Liftnya berhenti di lantai apartemen Yunho, dan Yunho melangkah keluar. Ia mengangguk ketika sang pegawai membungkuk hormat dan mengambil kunci apartemen dari kantung celana Yunho. Segera Yunho memasuki apartemennya dengan pegawai itu mengekor dari belakang, membawakan tas mereka berdua.

 

“Taruh saja di atas meja. Ya, terimakasih. Oh, kunci apartemennya taruh saja di sampingnya.”

 

Yunho menghela napas dan ia meletakkan Changmin di sofa sebentar, dalam hati mulai mempertanyakan kewarasannya yang tiba-tiba malah membawa Changmin kesini. Ia membuka pintu kamar tamu dan membereskannya sebelum membawa Changmin ke kamar itu. Setelah ia membaringkan Changmin yang hebatnya masih tidur lelap itu, dengan perlahan ia membuka sepatu dan kaus kaki si nerd menyusahkan ini, dan kemudian ia pelan-pelan keluar dari situ.

Menatap wajah Changmin yang damai dan innocent itu, Yunho tersenyum.

 

“Goodnight, nerd.”

 

 

Yunho menghempaskan badan di atas sofa ruang tamunya. Benar-benar, baru sehari ia bersama Changmin tetapi nerd itu sudah merendahkannya berkali-kali, menamparnya tiga kali, dan bahkan membuat Yunho harus menggendongnya ala bridal style ke kamar. Masih untung hari ini moodnya agak baik jadi ia tidak tega meninggalkan Changmin di dalam mobil.

Kalau dari pengamatannya seharian ini, Changmin itu tipe orang yang harga dirinya tinggi dan yang pasti akan membuat Yunho kesulitan menyeretnya  untuk melakukan rencana-rencana Yunho. Lihat saja, ia harus mengancam Changmin dahulu baru Changmin menyetujui sandiwara ini. Akan jadi boomerang sifat Changmin yang begini nantinya.

Bagaimana kalau nanti ia butuh Changmin untuk melaksanakan sesuatu tetapi Changmin tidak mau menjawab telepon Yunho? Ia kan tidak bisa bersama dengan si nerd terus. Pasti ada saatnya mereka harus terpisah. Yunho harus memikirkan sesuatu supaya ia dapat menemukan Changmin bagaimanapun caranya. Seriously, rencananya tidak akan artinya jika tidak ada Changmin di sisinya.

Yunho terdiam selama beberapa saat, memikirkan cara supaya Changmin bisa selalu ada jika ia butuh. Sebuah ide melintas dan ia mengobrak-abrik isi tas Changmin, mencari benda yang sedang ia pikirkan.

 

Dapat.

 

Bagus, sekarang ia bisa menemukan Changmin dimanapun ia berada! Yunho mengembalikan barang itu ke dalam tas Changmin dan ia pergi ke dalam kamarnya sendiri, langsung menjatuhkan badannya ke atas kasur empuk dan tak lama kemudian ia sudah terlelap.

 

 

 

 

Keesokan paginya Yunho terbangun oleh jeritan keras seseorang. Ia tersadar bahwa itu adalah Changmin dan cepat-cepat keluar dari kamar.

 

“Ada apa—“

 

 

Buagh!

 

 

“Brengsek! Kenapa aku berada di sini? Kenapa kau tidak membawaku ke rumah?!”

 

Yunho mengusap wajahnya yang terkena lemparan bantal. Ia tersenyum miring melihat pertanyaan tak terucap di mata Changmin.

 

“JAWAB AKU MANUSIA ER—“

“Kau tidak mau bangun semalam dan aku tidak tahu dimana kamu menyimpan kuncimu. Aku malas mencari-cari kunci dan aku tidak tahu apakah orangtuamu ada di rumah atau tidak. Kau yang bilang sendiri kan kalau kau tak mau mereka terlibat dalam sandiwara ini?” Yunho berkata. Changmin yang mendengarnya seketika cemberut. “Dan.....Tenang saja, aku tidak suka mengambil kesempatan ketika orang nya sedang tidak sadar. Lagipula, dimana asyiknya menyentuh orang yang sedang tidur?”

 

Changmin menghela napas lega mendengar penjelasan Yunho. Baguslah, manusia ert itu masih punya sedikit moral untuk tidak menyentuh dirinya ketika ia sedang tidur. Dengan malas ia menggeliatkan tubuhnya, sedikit merenggangkan sendi-sendinya yang terasa agak pegal ketika ia merasakan bahwa kasurnya turun karena berat tambahan dan hal berikutnya terjadi dengan kecepatan kilat.

Baru 3 detik lalu ia duduk santai dan sekarang ia sudah telentang sepenuhnya dengan Jung ing Yunho berada di atas tubuhnya, kedua lengannya ditahan di samping kepalanya sehingga ia tidak dapat bergerak. Dengan mata terbelalak ia menahan napas mendapati wajah Yunho yang berada hanya beberapa centimeter diatas wajahnya sendiri.

 

“Tapi bukan berarti aku tidak suka mengambil kesempatan ketika orang nya sudah sadar, nerd. Kau tahu tidak, semalam aku hampir menelantarkanmu di dalam mobil karena aku malas membawa mu naik ke kamarku? Jadi, karena sudah menyusahkanku tadi malam dengan ‘memaksaku’ menggendongmu dari parkiran sampai ke kamar ini, bukankau kau pikir aku berhak mendapat balasan?”

Changmin mendelik kesal mendengar perkatan Yunho. Memangnya ia minta apa? Dibawa ke apartemen ini dan digendong sampai ke kamar? Enak saja Jung Yunho.

 

“Aku kan tidak minta, Jung Yunho. Lepaskan aku! Pagi-pagi sudah mesum, tidak adakah yang bisa kau pikirkan selain hal-hal berbau seperti itu?” Ia berkata sambil berusaha melepaskan pergelangan tangannya, yang seperti biasa, tidak berhasil. Ugh, nanti ia akan menyetujui ajakan teman-temannya untuk berolahraga. Tak dia sangka ternyata ia selemah ini.

Tertawa, Yunho malah semakin mendekatkan wajahnya, hampir membuat hidung mereka berdua bersentuhan. Pikiran Changmin yang baru bangun mulai panik memikirkan berbagai kemungkinan dan peluang yang ia punya untuk lolos dari kungkungan Yunho. Ia bertambah panik ketika Yunho memajukan wajahnya, hidungnya yang mancung menyentuh hidung Changmin, napas panasnya mulai menerpa bibir Changmin.

 Jika ia merasa panik dan takut, tampaknya Yunho malah menikmati hal ini. Lihat saja bagaimana ia menyeringai mesum seperti itu. Ketika ia melotot malah Yunho terkekeh kecil. Sialan. Dengan kesal ia mengangkat lututnya keras-keras, dan ketika Yunho mengerang kesakitan ia segera melepaskan tangannya dari cengkraman Yunho.

 

Owwwww nerd! Haruskah kau mendaratkan lututmu itu di juniorku?! Kau kan laki-laki, jadi kau seharusnya mengerti bagaimana sakitnya jika junior itu ditendang!” Yunho meringis kesakitan sambil memegang juniornya sementara Changmin mendengus puas, buru-buru keluar dari kamar itu. Untung ia masih memakai bajunya kemarin, itu artinya si ert itu tidak mengganti bajunya. Tapi.....

 

 

Sekarang bagaimana? Ia kan tidak tahu area sini? Mau pulang naik apa?

 

 

Mata bambinya melebar bahagia ketika ia melihat tasnya di atas meja kaca di ruang....tamu? Ya, ruang tamu apartemen Yunho. Tetapi kebahagiaan itu singkat masanya setelah ia melihat bahwa baterai handphone nya habis. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini? Sudah hampir satu harian ia bersama si ert Jung Yunho. Ia capek menghadapi manusia itu. Sekarang ia harus bagaimana?

 

 

“Kau tahu kan kalau kau tidak bisa pulang tanpa ku?”

 

 

Suara Yunho terdengar begitu dekat dan Changmin memekik kaget ketika sepasang lengan melingkari pinggangnya, dengan cepat ia menginjak kaki Yunho keras-keras. Ia menjauhkan diri dari Yunho yang masih sibuk mengumpat-ngumpat sambil memegangi kakinya.

 

“Kau ini suka sekali menyiksaku!”


“Hei, kau yang mulai duluan! Kalau kau tidak berlaku seperti tadi kan aku tidak akan menginjakmu.” Changmin bersungut-sungut sebal. Namun ia segera siaga ketika Yunho melempar sebuah smirk kepadanya. Pasti ia akan melakukan sesuatu yang ert.

 

“Jadi kau tidak terlalu suka kalau aku berlaku lembut ya, princess? Kau lebih suka kalau aku lebih kasar? Hm?”

 

Changmin melangkah mundur, berusaha menjauhi Yunho tetapi punggungnya dengan cepat membentur sesuatu, dan ia memberikan deathglare terbaiknya ketika Yunho dengan langkah-langkah panjang mendekati Changmin.

 

“Mau apa kau? Jangan mendekat! He- hei! Lepaskan!”

 

 

Ia menggeram marah ketika Yunho dengan kasar menahan kedua tangannya di atas kepala.

 

 

“Kau tahu? Biasanya aku mendapatkan morning kiss dari partner-partner ku. Dan.kau kan sekarang pacarku, masa aku tidak dapat morning kiss?”  Mata Changmin membelalak mendengar perkataan Yunho.

 

 

 

 

 

Morning kiss?

 

 

 

 

 

Enak saja. Kan cuma status mereka saja yang pacaran? Changmin sih ogah melakukan ‘kewajiban seorang pacar’ ala Jung Yunho. Mana tau apa saja yang ia lakukan bersama ‘partner-partner’ nya itu? Changmin masih ingin menyimpan kesuciannya untuk pasangan hidupnya nanti. (Terlepas dari wanita atau laki-laki...Dia benar-benar masih suci di dua tempatnya....)

 

“Lepaskan aku, ert. Aku capek berurusan denganmu. Aku mau pulang! Lepas, kataku!” Changmin berkata dengan kesal. Ketika Yunho hanya menatapnya dengan kedua alis terangkat tinggi Changmin menghela napas. “Apa maumu sih? Morning kiss? Aku kan bukan pacarmu yang sesungguhnya. Untuk apa aku memberimu morning kiss?”

 

“Karena ini apartemenku dan para pegawaiku akan naik sebentar lagi untuk mengecek apakah aku ingin sarapan atau tidak. Dan biasanya mereka menemukanku sedang berciuman dengan partnerku. Bukankah akan mencurigakan jika aku malah tidak melakukan apa-apa dengan pacarku sendiri?” Yunho berkata sambil mendekatkan wajahnya, hingga tersisa sedikit jarak di antara mereka.

 

 

Benar-benar si ert satu ini. Changmin sedang malas meladeni nya dan sudah berencana akan mengabaikan Yunho hari ini, tetapi Yunho malah menempel terus padanya. Maunya apa sih?

 

 

“Pacaran kan tidak selalu harus berciuman, Yunho. Bisa dengan skinship lainnya. Kau saja yang terlalu besar nafsunya! Dan bukankah sudah ada perjanjian bahwa kau tidak akan menyentuhku secara berlebihan? Ini sudah melebihi batas skinship yang wajar, bodoh. Lepas!”  Sekuat tenaga Changmin berusaha melepaskan tangannya tetapi ketika cengkraman Yunho tidak bergeming ia mengambil ancang-ancang untuk menendang......ehm, juniornya Yunho.

 

“Oke, oke! Tidak usah menendang juniorku lagi, Changmin. Seriously, aku ragu kau ini pria tulen atau bukan karena tampaknya kau sama sekali tidak mengerti seberapa sakit rasanya jika itu mu ditendang.”

 

Dengan bersungut-sungut Yunho akhirnya melepaskan cengkaramannya, dan Changmin mendelik ketika Yunho meragukan kejantanannya. Cemberut, ia berlalu dari hadapan Yunho dan mengambil tasnya yang berada di atas meja. Sekarang, dimana sepatunya berada? Kalau tidak salah tadi ia melihat ada di-

Bingo. Itu dia. Segera ia mengambil sepatu dan menyimpan kaus kakinya di dalam tasnya. Huh, kalau ia tidak tahu tata krama sudah ia pakai sepatu ini di dalam kamar dan Changmin injak-injak kasur itu! Sekali-sekali ia juga ingin membalas perlakuan menyebalkan seorang Jung Yunho. Tapi sayang, Changmin dibesarkan dengan disiplin dan ajaran sopan santun yang ketat, jadi hal itu tak akan bisa terjadi.

 

“Antar aku pulang. Tolong. Aku sudah muak melihat wajah mesum milikmu itu dan aku capek. Ayo, cepa- AH! YUNHO! APA-APAAN SIH?!” Changmin segera meluruskan tubuhnya ketika ia merasa ada yang meremas.....bagian belakangnya. Dengan segera ia membalikkan badan, memelototi manusia itu yang hanya cengar cengir mesum tidak jelas.

“Siapa suruh membungkuk seperti itu. Kau sendiri bilang kalau aku ini laki-laki bernafsu besar dan kau malah menunggingkan pantatmu. Lagipula, you’ve got a nice .” Yunho berkata sambil mengedipkan matanya.

 

Sekuat tenaga ia melempar tasnya kearah Yunho yang tertawa terbahak-bahak sambil berlari kearah kamar tidurnya. UGHH sialan. Dasar mesum! ert! Menyebalkannnn! Changmin yakin sekarang wajahnya pasti sudah memerah, karena ia dapat merasakan panas di pipi dan telinganya.

 

 

 

 

 

Kuatkan hati hambamu ini untuk tidak melakukan pembunuhan, ya Tuhan.

 

 

 

 

 

“Hey nerd! Sebaiknya kau mandi dulu. Dan aku tahu kalau kau tidak terlalu ‘tulen’ tetapi bukankah kau masih harus mengurus morning wood mu? Yah, walaupun tidak terlalu seberapa sih kepunyaanmu itu.”  Kepala Yunho menyembul dari balik pintu kamarnya dengan senyuman nakal.

 

 

 

 

 

Tarik napas.....Buang pelan-pelan.....Tarik napas.....Buang pelan-pelan.....Tarik napas.....Buang pelan-pelan.....

 

 

 

 

 

“JUNG ING YUNHO! KUBUNUH KAU! DASAR MENYEBALKAN! MESUMMMMM!”

 

 

 

Setelah 5 menit berusaha membunuh Yunho (tidak juga, hanya berusaha menendang pintu kamar Yunho, memaki-maki manusia ert itu, dan menggedor-gedor pintu yang sialnya hanya ditahan oleh badan Yunho, tidak dikunci seperti yang ia kira semula)  Changmin menyerah dan ia merengut ketika Yunho masih saja tertawa dari dalam kamar. Sambil memungut tasnya yang berada di lantai ia menendang pintu sekali lagi.

 

Kalau begini caranya lebih baik ia pulang sendiri. Menendang pintunya untuk terakhir kali, Changmin berbalik ke arah toilet untuk, well, you know, mengurus morning woodnya. Selesai dengan urusan itu, ia membuka pintu toilet dan tanpa sadar menghela napas lega ketika tidak ada si mesum itu di hadapannya. Cepat-cepat ia berjalan ke depan lift, dan menekan tombol turun berkali-kali.

 

 

“Mau kemana kau, nerd?”

“Pulang.”

“Memang kau tahu jalan? Setahuku kau di mobil tidur terus.”

“Berisik.”

“Oh jangan bilang kalau kau marah karena tadi?”

“Tidak. Jangan dekat-dekat! Menjauh sana!”

 

 

Yunho memutar bola matanya ketika Changmin mengibaskan lengannya. Please deh, baru juga digoda seperti itu. Belum juga sampai ke bagian ‘utama’ nya. Memang, yang belum ternoda itu beda.

 

“Kalau para pegawai di bawah melihatmu pulang sendiri nanti bagaimana? Ibuku biasanya menelpon kesini untuk mengecek diriku dan kalau ia tahu kau pulang sendiri tanpa kuantar pasti ia akan mencari keberadaanmu untuk menanyakan alasannya. Ibuku sama sekali tidak tahu kontakmu dan pilihan terakhir adalah menanyakannya kepada Ibumu. Kau tahu kan apa yang akan terjadi selanjutnya?”

 

Menaikkan alisnya, Yunho menyaksikan bagaimana Changmin bersusah payah menekan emosinya. Ia mengerutkan dahi ketika Changmin malah masuk ke dalam lift yang tiba-tiba terbuka. Sial, dia tidak sadar bahwa Changmin menekan tombol lift untuk turun. Buru-buru ia masuk sebelum pintu liftnya tertutup, tetapi ia malah didorong keluar oleh Changmin yang masih melempar deathglare kepadanya.

 

 

Whoa, si nerd benar-benar marah sepertinya.

 

 

Okay, okay, ia memang agak keterlaluan tadi, tetapi kan Changmin tidak usah ngambek seperti ini. Dasar anak kecil. Menghela napas, ia hanya memperhatikan pintu lift yang mulai menutup, menyembunyikan nerd tinggi itu dari pandangannya. Bergegas ia ke kamar tidurnya, mengganti baju dan celananya untuk—

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

......Untuk apa?

 

 

 

 

Untuk menyusul si nerd yang sedang marah itu? Hah, memangnya dia siapa? Toh hanya pacar bohongan Yunho. Ia kan tinggal bilang kepada para pegawai yang biasanya menerima telpon dari Ibunya untuk tutup mulut atau memberikan alasan lain. Susah payah amat ia ingin menyusul Changmin. Dengan santai Yunho merebahkan badannya di atas kasur, mengambil handphonenya dan menjelaskan kepada pegawai di bawah untuk jangan melaporkan kepada Ibunya bahwa semalam ia membawa ‘pacar’ ke apartemen pribadinya.

Selesai menelpon ke resepsionis(?) Yunho terkekeh pelan. Kita lihat saja apakah si nerd itu bisa pulang ke rumah tanpa hambatan berarti atau tidak. Untung saja Yunho diam-diam menginstall aplikasi pelacak di handphone Changmin semalam.

 

 Hei, dia tidak sekejam itu oke?

 

 Dia tahu bahwa Changmin sama sekali tidak tahu daerah sekitar sini jadi yah, tinggal tunggu beberapa jam sampai nerd itu mulai kebingungan. Kalau misalkan Changmin tidak menghubunginya sama sekali ya malah bagus, berarti ia tidak harus berurusan dengan nerd itu hari ini. Sudah cukup dari kemarin ia harus menghadapi Changmin yang mengesalkan dan punya harga diri setinggi langit begitu. Memang reaksi Changmin menyenangkan untuk dilihat tetapi lama-kelamaan ia jengah juga.

Menguap pelan, ia perlahan-lahan mulai merasa rileks dan matanya mulai terasa berat.

 

 

Hm, tidur beberapa jam lagi tidak apa-apa kan? Toh ia sudah bebas dan hari ini tidak ada jadwal berarti. Ia menyerah dan akhirnya pelan-pelan masuk ke dunia mimpi.

 

 

 

 

 


 

 

 

(PENTING)

A/N : Hai semua. Ini juga diapdet lebih cepat karena untuk sebulan ke depan aku bakal sibuk dengan universitas dan tetek bengeknya. Doain ya, supaya aku bsa dapet univ yg bagus *curhat* 

kalo selama ini aku bilang sibuk selama 2 minggu ke depan atau gimana, sekarang yang ini bakal beneran akan jarang apdet, karena aku mau fokus sama universitas. harap dimengerti ya>< Okeh, silakan komen dibawah tentang apa yang kalian pikir soal si jerk yunhoxD (aku sengaja bikin dia begitu, karena kalo dia malah tiba-tiba nyusulin Changmin menurutku agak sedikit aneh dan 'kecepetan' hehehexD)  Sampai ketemu di chapter depan! (btw itu Daehyunnya terserah mau Daehyun B.A.P atau enggak, soalnya Daehyun B.A.P ga ada mirip2nya sama Yunho:v Anggap aja itu OC)

 

p.s : Ingetin aku supaya jangan baca ff homin NC-17 + NC-21 karena hasilnya Yunho bakal kelewat ert, kayak di chapter ini;v

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dearBabySky
#1
Baru nemuin fanfic ini dan langsung maraton baca. Manis bgt. Berharap cpt dpt kelanjutan ceritanya.. Huhu
rinonori #2
Chapter 9: Errrr...... kira2 kapan ya bisa diapdet lagi?? penasaran banget soalnya ;) ditunggu yaaaa.... tengkyu <3
Tika_choi
#3
Chapter 9: Gak nyangka Changmin itu gaptek, hahaha XD kebanyakan "ngelahap" buku kali yaa XD Kyuhyun pasti ngakak berat pas di telpon Changmin untuk ngajarin dia make Android XD
Hayo loh Yun, kamu suka Changmin kan?? Ngaku aja udah XD tapi kayaknya perasaan Changmin masih biasa aja ya ke Yunho??
Ugh... Akhirnya sang pengganggu datang --"

Thanks udah update kakak ^^ waiting for next chapter, fighto ^^b
LMS_239
#4
Chapter 9: Astajim changmin bisa gaptek jg ternyata
Hahahaha
Chaeyoung si evil duh -..-

Masih kurang seminggu udah bisa buat hati n pikiran yunho jungkir balik Ya XD
Ahh itu hoodie ntr pasti disinggahi aroma changmin XD
Gezzzzzz si chaeyoung bener2 mengganggu diner ny homin -..-
Zheeda #5
Chapter 9: Chapter 9: changmin,mahasiswa terpintar yg gaptek^^..paling kyuhyun ngakak waktu diminta ngajarin gmn pake hp baru..
Yunho..pepatah mengatakan,witing trisno jalaran soko kulino...kmu kebiasaan menggoda min ah mu..nah kualat deh...semoga changmin segera ada rasa juga untukmu...
Bigeast88 #6
Chapter 9: Yun...lamban bgt sih km... msh ragukah kl km suka ke chami?? XDD hawwwwww kpn jadiaaan wkwkkwkw
Semangat thor kuliahnya!
Anashim #7
Chapter 9: ciee yunho udh mulai suka changmin.. tp sepertinya changmin nya masih cuek..haha.
yunho, kau perhatian ma changmin bukan krn kamu masih manusiawi tp krn udh mulai suka changmin..haha.

semoga kuliahnya lancar thor jd apdet nya juga lancar wkwkwkwkwk..
apalagy yunho n changmin nge date mulu pasti banyak dong inspirasinya..hihi.
Tika_choi
#8
Chapter 8: Hayo loh Yun, kepikiran Changmin kan?? Changmin biar nerd gitu tapi ngangenin loh XD
Btw Yunho itu udah suka Changmin belum sih kak?? I'm Curious....
Bad boy Yunho minta ditabok ni, ngeselin bgt!! Kasihan tuh cewek, habis manis sepah dibuang --
Next chapternya klo bisa cepat juga ya kak *maunya* Fighto ^^b
Tika_choi
#9
Chapter 7: Yeay.... Yunho dan Changmin mau tunangan ^^ gak sabar nunggu pertunangan mereka, jgn lupa undang aku ya kak XD
Changmin gak usah takut maag-nya kambuh, kan udah dikasih roti sobek XD
Btw aku udah ketinggalan dua chapter aja, setelah gak update sekian lama, sekalinya update langsung double gini, kak author daebak ^^
upiek8288 #10
Chapter 8: bad boy will always be bad boy,
cnt wait for chami to tame him,
luv ur story