Rencana Seorang Jung Yunho

I Hate(Love) You!

I Hate(Love) You : Chapter 2

words : 3176

 

 


 

 

 

'Kau segitu sukanya dengan bahuku?' Changmin langsung mendongak dan mendelik ketika Yunho berkata seperti itu. Enak saja! Tidak tahukah bahwa Changmin sedang berusaha keras menahan malu? Seenaknya saja ia 'meminta' Changmin menjadi 'pacar'nya dengan membuat keributan seperti itu!

Omong-omong soal pacar, Changmin menggerutu dalam hati. Mulai sekarang hidupnya pasti akan sengsara! Ugh, Changmin benar-benar tidak suka pada manusia bernama Jung Yunho! Bajingan dasar, tidak tahu soal tata krama--

 

'Dari tadi kau diam saja, apa kau terpesona padaku sehingga kau tidak dapat berkata apa-apa?' Changmin langsung menggeram marah dan tanpa pikir panjang ia menampar pipi Yunho.

 

 

 

'Turunkan aku, brengsek!'

 

 

 

Yunho langsung merengut dan ia menatap Changmin dengan marah. Oh, dikira Changmin takut? Tidak tahukah Yunho kalau Changmin itu pria dengan level sarkas yang tinggi? Hell, ia bahkan dapat mengalahkan si mulut tajam, Cho Kyuhyun! (Walau hanya sekali, dan itu juga karena sahabatnya sedang sakit, tapi Yunho tidak perlu tahu tentang hal itu kan?')

 

'Aku ingin sekali melemparmu ke tanah tetapi sekarang masih banyak murid-murid lain dan aku tak ingin mencemarkan nama baik ku.' Yunho berkata pelan dengan nada kesal. Changmin hanya memutar bola matanya mendengar perkataan Yunho. Ck, dasar manusia hipokrit!

 

'Ha, dasar manusia bodoh. Kau yang hanya peduli pada reputasimu dan harga diri.' Changmin berbisik pelan, tetapi ternyata Yunho mendengarnya. Yunho menggeram marah dan Changmin langsung tersenyum mengejek.

 

 

 

 

 

'Hati-hati dengan mulutmu itu, Shim Changmin.'

 

'Memangnya kau mau apa, Jung Yunho?'

 

'Kau lupa dengan ancamanku soal ciuman?'

 

 

 

 

 

Changmin tertawa pelan. 'Memangnya kau berani ha? Kau bilang sendiri tadi kalau kita masih berada di tempat ramai. '

 

Yunho menaikkan sebelah alisnya. Oohh, Shim Changmin ini benar-benar minta dicium rupanya.

 

'Siapa bilang kalau aku akan menciummu disini? Kau lupa soal 'Datang ke rumahku' tadi? Tidak sadarkah kau bahwa kita bukan melangkah ke arah kelas? Di tempat parkir itu sepi, Changmin. Kau ku 'apa-apakan' juga tidak akan ada yang tahu.' Yunho tersenyum puas ketika mata bambi Changmin melebar dalam horror.

'Brengsek---HEI! Turunkan aku! Sialan-- JUNG YUNHO! TURUNKAN AKU!'

 

 

Dan ya, Yunho memang menurunkan Changmin. tetapi ia tetap mencengkeram pergelangan tangan Changmin dengan erat. Changmin berusaha menendang, menonjok, bahkan menggigit Yunho tetapi Yunho tetap tidak bergeming.

'Siap-siap saja, Changminnie.'  Yunho berkata dengan ekspresi menjengkelkan.

'LEPASKAN AKU! Ugh-- Jung Yunho! LEPASKAN AKU!' Changmin meronta-ronta dalam cengkraman Yunho sementara Yunho mencari kunci mobilnya di saku celana. Setelah dapat, ia menekan tombol auto key mobilnya tersebut. Ia membuka pintu mobil dan mendorong Changmin masuk dengan kasar. Segera ia masuk ke kursi pengemudi dan menarik lengan Changmin sebelum ia berhasil kabur.

Changmin mengaduh kesakitan ketika Yunho menariknya dengan kekuatan berlebih. Sialan, sekarang Changmin menyesal karena ia tidak pernah olahraga. Yunho mendekatkan tubuhnya dan Changmin menutup mata, agak sedikit takut dengan apa yang akan dilakukan oleh jerk Yunho.

 

 

BLAM!

 

 

Changmin terlonjak kaget ketika mendengar suara pintu mobil ditutup dengan kencang. Ia membuka mata dan melihat Yunho tersenyum penuh kemenangan dan menatap Changmin dengan pandangan merendahkan. Sialan, dia mengejek Changmin!

 

Tarik nafas pelan-pelan.....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

'Kau gila ya, Jung Yunho?! Kau pikir kau siapa, memaksaku untuk menjadi pacarmu dan melakukan aksi konyol seperti tadi ha?! MANUSIA BRENGSEK! Kau pikir aku akan dengan sukarela mengiyakan semua rencana konyolmu  hanya karena kau 'pangeran kampus'? Memangnya semua manusia di kampus itu akan tunduk padamu? HAH! Jangan harap aku akan melakukannya! Besok klarifikasi semua soal apa yang tadi  kau lakukan!'  Changmin berteriak dengan kesal, memberikan glare tersadis miliknya kepada manusia tak berotak di hadapannya. Cukup! Changmin sudah muak dengan tingkah laku Jung Yunho yang seenaknya saja itu.

Yunho membalas tatapan Changmin dengan tatapan tajam. Oh, pria di depannya ini memang beda dari yang lain. Tak salah memang ia memilih Changmin untuk rencananya. Terkekeh pelan, ia memajukan tubuhnya. Segera raut wajah Changmin terlihat waspada.

 

 

 

 

 

 

 

PLAKK!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pipi kanan Yunho terasa panas. Changmin menamparnya lagi. Sialan juga nerd satu ini. Ha, akan Yunho ganggu biar ia tahu rasa!

 

'Kau berani sekali, Changminnie. Sudah dua kali kau menampar wajah berhaga ini. Kau mau dihukum dua kali hm? Dari tadi kau selalu memancing amarahku. Apa kau sengaja, supaya aku kehilangan kendali dan 'menyergapmu'?' Yunho tertawa kecil ketika ia melihat Changmin membeku. Ternyata dia masih punya rasa takut juga.

Yunho mendekatkan tubuhnya ke arah Changmin, tetapi kali ini ia menahan kedua pergelangan tangan Changmin dan merapatkannya ke jendela di belakang Changmin.

 

 

'Hei! Lepaskan! Yunho-- Ugh!'

 

 

Yunho mendengus ketika Changmin menggeliat-geliat berusaha melepaskan cengkraman Yunho. Bahkan Yunho pun tahu bahwa Changmin tidak pernah olahraga.   'Kau tahu, Changmin? Untuk ukuran lelaki setinggi dan setegap engkau, kau itu termasuk sangat lemah.'

 

'Sialan kau! Lepasss, hei! Mau apa kau?'

 

'Loh, kan tadi sudah kubilang, Aku akan menciummu di parkiran.'

 

'Wha-- Jangan mendekat! Ugh, manusia brengsek!'

 

 

Smirking, Yunho terus mendekatkan wajahnya. Ternyata mengganggu Changmin itu menyenangkan. 'Kau yang memintanya, Shim Changmin.'

Changmin mengernyit dan ia menutup mata. Sungguh, ia benci kepada manusia satu ini. Ia dapat merasakan betapa dekatnya wajah Yunho dengan wajahnya sendiri. Ia bahkan dapat merasakan hembusan napas Yunho yang menerpa wajahnya.

 

 

 

Bau mint.....

 

 

 

Yunho tertawa dalam hati sambil diam-diam mengamati wajah Changmin. Hm, Changmin itu termasuk dalam agak cantik untuk ukuran badannya yang tinggi menjulang. Alisnya tebal. Hidungnya termasuk mancung. Bibirnya agak tipis, berbeda dengan bibir Yunho yang tebal bagian bawahnya. Tulang pipinya tidak terlalu permanen, dan rahangnya lebih kotak dibandingkan dengan Yunho. Sayang, mata Changmin sedang tertutup. Padahal mata Changmin itu indah sekali. Baru kali ini Yunho menemukan mata yang lebih indah daripada mata wanita kebanyakan. Changmin itu seorang pria, tetapi matanya itu bulat, besar, dan mengingatkan Yunho akan mata seekor rusa.

Ia terkekeh ketika satu mata indah itu terbuka dengan takut-takut. Dengan cepat ia mengecup hidung Changmin dan melepas kedua pergelangan tangan Changmin. Ia menarik wajahnya dan duduk bersandar di pintu mobil.

Yunho tersenyum ketika muka Changmin memerah, entah karena malu atau karena marah. Cute.

 

 

 

 

 

 

 

......Wait.

 

 

 

 

 

 

 

 

Yunho menggelengkan kepala dan ia menyalakan mesin mobil. Dengan lancar ia memanuver mobil kesayangannya keluar dari tempat parkir sekolahnya.

 

 

 

 

'Mau kemana?' Changmin bertanya setelah 5 menit suasana awkward menyelimuti mobil itu. Ia tetap membuang muka menghadap jendela karena ia yakin kalau ia menatap Yunho maka sekali lagi tangannya akan melayang untuk menampar wajah tersebut.

 

'Ke rumahku. Tapi karena hampir jam makan siang, kita ke cafe dulu. Aku lapar. Sekaligus kita membicarakan soal 'hubungan' kita.' Jawaban Yunho sukses membuat Changmin memalingkan muka ke arahnya.

 

'Ke rumahmu?'

 

'Iya, Changmin.'

 

'Untuk apa?!'

 

'Untuk mengenalkan pacar baruku kepada orangtuaku. Hari ini mereka sudah berjanji untuk pulang cepat karena pagi ini aku berkata akan membawa pacarku ke rumah.'

 

 

 

.

 

 

 

 

 

................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

..........................................................

 

 

 

 

 

 

 

...........................................................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

'WHAT THE HELL? KAU BENAR-BENAR SUDAH GILA! YANG BENAR SAJA JUNG YUNHO! Kau juga tahu bahwa ini hanya sandiwara untuk menipu Chaeyoung karena engkau tidak ingin ditunangkan dengan--'  Yunho menaikkan alisnya ketika Changmin mendadak diam.

 

 

'..............Oh. Jadi itu alasanmu melakukan hal ini?'

 

'Kau sudah mengerti?'

 

'Sedikit. Tapi jangan harap aku akan menuruti-mu melakukan hal ini, karena sungguh aku benci ide menjadi pacarmu dan harus menerima perlakuan tidak menyenangkan dari fans-mu yang harus dipertanyakan kewarasannya. Apa pula yang mereka lihat dari manusia sepertimu?! Aku benar-benar tidak habis pikir.' Changmin mendengus sebal dan ia kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Yunho memutar mata mendengar perkataan sarkastik Changmin. Memang Changmin itu berbeda.

 

 

'Memangnya orangtua mu tidak apa-apa kalau kau bersama seorang laki-laki?' Suara Changmin terdengar sedikit khawatir, dan Yunho menoleh sebentar ke arahnya.

 

'Apa itu tadi, Shim Changmin? Apa kau khawatir kepadaku?' Yunho bertanya dengan setengah mencemooh.

 

'In your dreams, Jung Yunho.' Changmin berkata dan ia bersender sepenuhnya. Tiba-tiba ia merasa capek. Ia menutup mata dan merilekskan tubuhnya ketika sebuah lagu mengalun pelan di dalam mobil.

 

'Ah, lagu kesukaanku....'   Pikir Changmin. Bersamaan dengan lagu itu, Changmin terayun ke dalam dunia mimpi.

 

Yunho melirik pria di sampingnya itu. Benar-benar, padahal belum 3 menit Changmin berteriak-teriak seperti kesetanan dan sekarang ia sudah tertidur lelap. Memang menarik nerd satu ini. Ia jauh terlihat lebih manis jika ia diam saja seperti itu. Menggelengkan kepala, ia memfokuskan diri ke jalan di depannya.

 

Setelah kira-kira 1 jam mengemudi, Yunho memarkirkan mobilnya di sebuah kafe. Ia menatap Changmin, yang masih terlelap di dunia mimpi. Hm, bagaimana bagusnya ia membangunkan Changmin? Terkekeh pelan, ia mencari cara untuk mengerjai Changmin. Sungguh, reaksi Changmin itu lucu sekali. Bagaimana jika Yunho menjepit hidung Changmin? Oh, atau--

 

 

'Ngghh.....' Changmin menggeliat pelan dan perlahan ia membuka matanya. Ia memutar-mutar lehernya yang pegal karena bersandar terus pada jendela mobil. Eung? Mobil?

 

Changmin dengan segera meluruskan badannya dan ia menengok ke sebelah kanannya.

 

 

'What the-- Jung Yunho! Sejak kapan kau menatapku seperti itu? Kenapa kau ada di sini?'

 

 

Yunho menaikkan kedua alisnya. Really? Yunho kira Changmin itu cerdas.

 

 

 

'Ini mobilku, nona.'

 

'Nona? Enak saja kau memanggilku nona! Aku ini pria, bodoh.'

 

'Ya, dan tenagamu itu selemah seorang putri yang terkurung di dalam benteng,'

 

 

 

Dengan puas Yunho menyaksikan bagaimana Changmin merengut kesal, lengkap dengan muka yang semerah udang rebus. Ia tersenyum menang dan ia keluar dari mobil itu. Changmin mengikutinya sambil bersungut-sungut dan cemberut kepada Yunho.

 

'Hati-hati nona. Bisa-bisa matamu itu keluar dari tempatnya.' Yunho berkata sambil tertawa kecil dan dengan santainya ia melenggang masuk ke dalam cafe itu. Changmin membuka mulutnya untuk membalas tetapi ia kembali menutup mulut ketika salah satu pelayan membungkuk dengan hormat kepada Yunho. Menggeram marah, Changmin mengikuti Yunho dengan cepat, tanpa mempedulikan tatapan heran dan sedikit sinis dari pelayan itu. Changmin menghempaskan diri di hadapan Yunho, masih dengan amarah menyelimuti dirinya.

 

'Selamat siang, tuan muda Jung, anda ingin pesan apa?' Pelayan tadi berkata dengan senyum manis yang dibuat-buat. Changmin mengernyitkan hidungnya. Ugh, ia paling tidak suka dengan manusia setipe pelayan ini. (Tidak suka, bukan benci. Kalau benci, kalian juga sudah tahu siapa yang paling dibenci Changmin.)

 

'Club Sandwich nya satu, dan Lychee smoothies nya satu.'

 

'Baik, tuan muda, Kalau anda....?'  Changmin menaikkan alis mendengar nada merendahkan sang pelayan.

 

'Tidak, aku tidak pesan.'

 

'Loh, Changminnie, kau bukannya belum makan siang?' Changmin memandang Yunho dengan heran sekaligus kesal. Apalagi sih, yang dia lakukan.

'Tidak lapar.'

 

 

 

Raut muka Yunho berubah menjadi cemas (palsu) dan ia meraih tangan Changmin yang terletak di atas meja. 'Baby, kau harus makan. Nanti kau sakit. Kalau kau sakit, aku juga kan yang khawatir?' Changmin hampir muntah mendengar sandiwara 'pacar perhatian' ala Jung Yunho. Ia memilih bungkam, memfokuskan matanya di pangkuannya. Ia mendengar Yunho menghela napas khawatir (palsu juga) dan suara menu dibolak-balik.

 

'Hm... Karena kelihatannya kau tidak enak badan dan sedang tidak nafsu makan, bagaimana kalau Chicken Soup dan chamomile tea? Ah, kalau begitu sandwichnya dua saja.' Yunho berkata dan ia menatap sang pelayan, menandakan kalau itu yang akan mereka pesan. Changmin mengangkat kepalanya ketika Yunho meremas tangannya. Sembunyi-sembunyi ia melotot yang hanya dibalas senyum lembut (palsu lagi) oleh Yunho.

 

'Ah baiklah, tuan. Saya ulangi, 2 porsi Club Sandwich, satu Chicken Soup, satu Chamomile tea, dan satu lychee smoothies. Makanannya dapat ditunggu sekitar 10-15 menit. Saya permisi.' Changmin menatap heran sang pelayan yang terlihat shock berat.

 

'Aku tidak pernah membawa pacarku kesini. Ini adalah kafe kepunyaan Ibuku, semua pelayan disini dapat melaporkan tentan tindak-tanduk kita kepada ibuku, jadi bekerja samalah denganku.' Changmin menghela napas ketika Yunho tersenyum padanya. Dengan cepat ia menarik tangannya dari genggaman Yunho. 'Jadi, apa yang ingin kau bicarakan tentang 'hubungan' ini?' Changmin menyebut hubungan dengan jijik karena ia masih tidak rela dianggap pacar dari si pria mengesalkan ini.

'Tidak sabar untuk mengkonfirmasi hubungan kita, Changminnie?' Yunho berkata mengejek dan Changmin menahan diri untuk tidak menamparnya.

 

 

'Sebaiknya kita tunggu makanan datang, aku tidak ingin pembicaraan kita didengar orang lain.'  

 

'Baiklah. Tapi jika kita ingin ke rumahmu, bagaimana dengan tas sekolah dan barang-barang lainnya?'

 

'Urusan gampang, Changminnie. Aku sudah menghubungi temanku untuk mengurus barang-barang itu.'

 

'Berhenti memanggilku Changminnie, Yunho.'

 

 

 

Yunho tertawa saat Changmin berkata seperti itu, dan jujur Changmin tidak mengerti mananya yang lucu. 'Aku akan berhenti memanggilmu Changminnie jika kau mau memanggilku hyung.'

Changmin langsung mendelik dan ia menghela napas dengan kesal. 'Aku hanya memanggil orang-orang terdekatku dengan sebutan itu. Dan kau, kau tidak pantas untuk kusebut hyung.'

'Oh, mengapa tidak?Kau pacarku, toh mau tidak mau kita akan menjadi dekat di masa depan. Yang pasti 'hubungan' kita akan bertahan lama, Shim Changmin. Sebentar lagi sudah kelulusan, dan aku yakin Orangtuaku akan langsung merencanakan pernikahan kita.'

 

Changmin langsung melotot mendengar kata 'pernikahan'. Gila. Jung Yunho sudah pasti gila! Ck, yang benar saja dia?! Lulus langsung menikah? Hell, no. Changmin punya segudang rencana untuk masa depannya. Mana mau ia mengorbankan semua itu untuk 'hubungan' dengan manusia macam Yunho?!

 

'Bercanda, Changminnie. Hahaha, kau harus melihat mukamu itu!' Yunho tertawa terbahak-bahak dan Changmin mengepalkan kedua tangannya dengan geram. Benar-benar manusia ini.....

Baru saja Changmin ingin mengangkat tangan, ingin menampar Yunho sekali lagi, seorang pelayan datang membawa makanan mereka.

 

'Permisi, pesanannya.'

 

Changmin menghela napas pelan. Bagaimana pun juga nanti ia akan bertemu orangtua si brengsek ini. Kalau sekarang ia menampar Yunho, maka ia akan dicap buruk. Heran, kenapa dari tadi Changmin tidak kabur saja? Ah, benar. Hapenya tertinggal dan ia tidak tahu ini dimana. Ia mengutuk nasib sialnya dalam hati.

 

'Silakan dinikmati, tuan,'

 

'Ah, maaf. Bisakah kalian memastikan area VIP ini tidak dimasuki orang lain selama saya dan pacar saya disini? Hari ini Changmin sedang gugup karena ia akan bertemu orangtua saya, jadi saya ingin keadaan setenang mungkin. Para pelayan juga tidak usah masuk. Pastikan hanya ada saya dan pacar saya disini.' Changmin memperhatikan raut muka sang pelayan yang berubah....kecewa? Ck, pasti pelayan ini salah satu fans bodoh Yunho.

 

'Ba-baik, tuan muda.'

 

'Kalau ada yang menganggu, akan langsung kupecat.' Ucapan Yunho berhasil membuat sang pelayan mengangguk ketakutan dan segera meninggalkan mereka berdua.

 

Changmin menghela napas dan ia bersender di kursi itu sepenuhnya.

 

 

'Benar-benar tak ingin makan, hm?'

 

 

Changmin membuang muka, mengacuhkan pertanyaan Yunho. Tadi kan sudah ia bilang kalau ia tidak ingin makan?

 

'Kusarankan kau makan, karena nanti kau akan bertemu dengan orangtuaku saat makan malam. Aku jamin, kau akan merasa gugup sehingga tidak bisa makan. Jadi, daripada kelaparan, lebih baik kau makan sekarang.'

 

Changmin mendelik sebal. Huh, apa yang dikatakan Yunho memang benar adanya sih. Dengan sangat terpaksa Changmin meraih mangkuk berisi sup miliknya, serta cangkir teh Chamomile nya.

 

Setelah mereka selesai makan, Yunho menyingkirkan semua gelas dan piring kosong dari atas meja. 'Nah, mari kita bicarakan soal hubungan kita.'   Mendengus, Changmin memberi sinyal untuk Yunho berbicara lebih jauh.

 

'Kau sudah tahu bahwa aku akan ditunangkan dengan Park Chaeyoung. Sebenarnya, pertunangan itu adalah syarat untuk jatuhnya warisan dan posisi kepala perusahaan yang saat ini masih dipegang ayahku. Aku tidak akan mendapat posisi itu jika sebelum kelulusan aku tidak punya pasangan untuk mendampingiku menjalani hari-hari sebagai CEO Jung Ent.'  Changmin mengangguk tanda ia mendengarkan.

'Aku tidak pernah menyukai Park Chaeyoung. Dan aku tahu, jika aku mendapat posisi CEO itu, Chaeyoung akan memaksa untuk menikah. Maka, aku memutuskan untuk mencari pacar bohongan, supaya aku tidak dijodoh-jodohkan lagi dengan anak dari relasi Ayah atau Ibuku. Dan pilihanku jatuh kepadamu, Shim Changmin.'

 

Changmin mengerutkan dahinya. Ah, ini ternyata lebih rumit dari yang Changmin kira. Kalau ia tahu bahwa ini sudah menyangkut harta dan perusahaan, maka Changmin akan mati-matian menolak saat Yunho 'menyatakan cinta' (sarkasme disini). Changmin membuka mulut untuk membalas perkataan Yunho tetapi apa yang Yunho katakan selanjutnya membekukan seluruh tubuh Changmin.

 

'Dan aku tidak menerima penolakan, Changminnie. Ibumu bekerja di perusahaanku bukan? Sebagai salah satu karyawan di kantor pusat? Bagaimana jadinya kalau aku menyebarkan kabar angin yang tidak-tidak tentang ibumu, hm? Apakah ia akan langsung dipecat? Ataukah dia akan dituntut ganti rugi atas pencemaran nama baik?'

 

Changmin menggertakkan giginya. Sialan! Berani sekali ia mengancam Changmin seperti itu?! Dasar manusia tidak punya hati! Ugh, brengsek!

 

'Atau, bisa juga dia naik jabatan, Changminnie. Dia bisa saja menjadi manajer di salah satu divisi perusahaan. Tergantung pilihanmu.'

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Benci.

Shim Changmin membenci Jung Yunho! Benar-benar manusia tak berhati. Seenaknya saja dia menyuruh Changmin menjadi pacarnya, dan bahkan membawa Ibu Changmin supaya Changmin mau menyetujui rencananya! Ia benar-benar merasa marah, merasa muak dengan orang di hadapannya. Memang ternyata, Yunho itu manusia egois yang tidak memikirkan orang lain.

 

'Brengsek kau, Jung Yunho.' Changmin mendesis marah. Ingin sekali rasanya menonjok senyum meremehkan itu. Ingin sekali rasanya menghajar monster di hadapannya ini.

 

'Sudah hampir 5 kali kau mengatakan hal itu-- Ah, apa enam kali? Yang pasti Changmin, tawaranku ini hanya berlaku sekali. Kau menolak, pekerjaan dan nama baik Ibumu yang dipertaruhkan disini. Bahkan jika engkau memohon sambil menangis-nangis dan berlutut di hadapanku sekalipun aku tak akan menarik kata-kataku. Kau tak tahu seberapa besar kuasa ku atas hidupmu. Aku dapat membuatnya menjadi seperti neraka hanya dalam satu minggu jika kau menolakku.'

 

Changmin gemetar hebat. Sungguh, ia rasanya ingin membunuh si sombong tak berhati ini. Ia tak bisa berkata-kata saking ia merasa marah dan geram atas ucapan Yunho. Ia tahu benar, apa yang dikatakan Yunho semua benar adanya. Ia tahu kemampuan Yunho. Ia tahu bahwa Yunho dapat mengambil semua hal yang berarti di dalam hidup Changmin dalam sekejap. Dan ia benci. Ia benci karena ia begitu lemah. Ia benci karena ia begitu tak berdaya menghadapi seorang Jung Yunho.

 

 

'Aku membencimu, Jung Yunho. Sangat membencimu.' Changmin menyemburkan perkataannya dengan penuh bisa. Yunho hanya melemparkan sebuah smirk. Ia tahu bahwa ia sudah menang atas 'diskusi' mereka. 'Jadi bagaimana, Shim Changmin?'

 

Changmin menghela napas dalam-dalam, berusaha meredakan amarah yang begiu hebatnya bergejolak di dalam hatinya.

 

Tarik napas dalam-dalam....tahan sebentar....buang.....tarik napas...tahan

...buang...tarik napas.....tahan....buang....

 

 

'Kuterima tawaranmu. Dengan satu syarat, jangan sentuh Ibuku. Jangan apa-apakan dia. Kau berurusan denganku, bukan dengan Ibuku.'

 

'Berarti aku boleh menyentuhmu?' Yunho bertanya dengan nada mengejek beserta senyuman yang.......terkesan mensugesti hal lain.

 

Changmin mendecakkan lidahnya.

 

 

 

'Tidak, Jung Yunho. Sebelum ada ikatan pernikahan di antara kita, kau sama sekali tidak boleh menyentuhku di luar batas yang wajar untuk hal pacaran.'

 

'Berarti aku harus menikahimu supaya aku bisa menyentuhmu secara lebih leluasa?'

 

 

 

Changmin mengerang putus asa. Ia sudah menyesali keputusannya menerima ‘tawaran’ (sarkasme level tinggi disini) jerk Yunho.

 

'Kau benar-benar lucu, Changminnie. Baiklah, tidak ada skinship berlebihan, tidak melibatkan Ibumu dalam hal ini, dan mulai sekarang kita adalah sepasang kekasih.' Yunho meraih handphone nya yang berada di atas meja, dan ia melambaikan benda itu kepada Changmin.

'Kau lihat ini, Changmin? Aku merekam semuanya disini sebagai bukti perjanjian kita.' Changmin hanya melengos tidak berminat. 'Sekarang, mari kita tentukan cerita bagaimana kita bertemu dan sebagainya.'

 

Changmin menatap Yunho dengan tatapan kau-benar-benar-gila-rupanya.

 

'Hei, yang pacaran disini kita berdua! Bukan aku saja! Kalau kita menceritakan hal yang berbeda kan bodoh namanya!' Changmin memutar bola matanya.

 

'Kau yang bodoh. Kukira kau sudah memikirkan bagaimana kita bisa berpacaran.' Yunho memandang Changmin dengan geram. Masih saja, ia berlaku seperti itu. Benar-benar si Shim Changmin ini.

'Hhhh, baiklah. Kau tahu kan, sahabatmu itu berpacaran dengan Cho Kyuhyun? Cho Kyuhyun itu sahabatku. Jadi, bagaimana kalau kita bilang pernah di-set oleh mereka berdua dalam double date. Double date itu berkesan untukmu sehingga kau tidak dapat melupakanku.' Yunho menaikkan alis mendengar ide Changmin. Sebenarnya tidak buruk, tetapi Yunho terdengar desperate sekali untuk disukai Changmin.

 

'Kenapa harus aku yang tergila-gila padamu?'

 

'Karena kau yang memintaku menjadi pacarmu, bodoh! ' Mengangguk-anggukan kepalanya, Yunho mengeluarkan handphonenya dari dalam saku.

 

 

'Halo? Siwon-ah? Bisakah kamu dan pacarmu membantuku? Ya, barang-barangku dan Changmin bisa kau antarkan ke apartemenku. Aku menuju kesitu sekarang. Ya, baik. Okay, bye.'

 

Changmin menghela napas sekali lagi. Belum juga bertemu orangtua Yunho ia sudah merasa capek.

 

'Ayo. Kau sudah selesai makan bukan?' Yunho berdiri. Menggigit bibir bawahnya, ia mengekor Yunho dari belakang, dan ia mengutuk keadaan yang sedang terjadi saat ini.

 

 

 


 

 

 

A/N : Sedikit suprise buat yang udah baca beserta komen and subscribe>< 

Btw menurut kalian apa yang bakal kejadian saat mereka ketemu orangtua Yunho? Saksikan/? terus kelanjutannya di chapter depan! (Yg ini beneran lama apdetnya. Maaf ya;3)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dearBabySky
#1
Baru nemuin fanfic ini dan langsung maraton baca. Manis bgt. Berharap cpt dpt kelanjutan ceritanya.. Huhu
rinonori #2
Chapter 9: Errrr...... kira2 kapan ya bisa diapdet lagi?? penasaran banget soalnya ;) ditunggu yaaaa.... tengkyu <3
Tika_choi
#3
Chapter 9: Gak nyangka Changmin itu gaptek, hahaha XD kebanyakan "ngelahap" buku kali yaa XD Kyuhyun pasti ngakak berat pas di telpon Changmin untuk ngajarin dia make Android XD
Hayo loh Yun, kamu suka Changmin kan?? Ngaku aja udah XD tapi kayaknya perasaan Changmin masih biasa aja ya ke Yunho??
Ugh... Akhirnya sang pengganggu datang --"

Thanks udah update kakak ^^ waiting for next chapter, fighto ^^b
LMS_239
#4
Chapter 9: Astajim changmin bisa gaptek jg ternyata
Hahahaha
Chaeyoung si evil duh -..-

Masih kurang seminggu udah bisa buat hati n pikiran yunho jungkir balik Ya XD
Ahh itu hoodie ntr pasti disinggahi aroma changmin XD
Gezzzzzz si chaeyoung bener2 mengganggu diner ny homin -..-
Zheeda #5
Chapter 9: Chapter 9: changmin,mahasiswa terpintar yg gaptek^^..paling kyuhyun ngakak waktu diminta ngajarin gmn pake hp baru..
Yunho..pepatah mengatakan,witing trisno jalaran soko kulino...kmu kebiasaan menggoda min ah mu..nah kualat deh...semoga changmin segera ada rasa juga untukmu...
Bigeast88 #6
Chapter 9: Yun...lamban bgt sih km... msh ragukah kl km suka ke chami?? XDD hawwwwww kpn jadiaaan wkwkkwkw
Semangat thor kuliahnya!
Anashim #7
Chapter 9: ciee yunho udh mulai suka changmin.. tp sepertinya changmin nya masih cuek..haha.
yunho, kau perhatian ma changmin bukan krn kamu masih manusiawi tp krn udh mulai suka changmin..haha.

semoga kuliahnya lancar thor jd apdet nya juga lancar wkwkwkwkwk..
apalagy yunho n changmin nge date mulu pasti banyak dong inspirasinya..hihi.
Tika_choi
#8
Chapter 8: Hayo loh Yun, kepikiran Changmin kan?? Changmin biar nerd gitu tapi ngangenin loh XD
Btw Yunho itu udah suka Changmin belum sih kak?? I'm Curious....
Bad boy Yunho minta ditabok ni, ngeselin bgt!! Kasihan tuh cewek, habis manis sepah dibuang --
Next chapternya klo bisa cepat juga ya kak *maunya* Fighto ^^b
Tika_choi
#9
Chapter 7: Yeay.... Yunho dan Changmin mau tunangan ^^ gak sabar nunggu pertunangan mereka, jgn lupa undang aku ya kak XD
Changmin gak usah takut maag-nya kambuh, kan udah dikasih roti sobek XD
Btw aku udah ketinggalan dua chapter aja, setelah gak update sekian lama, sekalinya update langsung double gini, kak author daebak ^^
upiek8288 #10
Chapter 8: bad boy will always be bad boy,
cnt wait for chami to tame him,
luv ur story