Tersesat?!

I Hate(Love) You!

I Hate(Love) You!

words : 3136

 

 


 

 

Changmin kadang-kadang menyesali kebiasaannya yang suka tidur ketika ia berada di dalam mobil. Lihat, sekarang ia tidak tahu harus kemana untuk pulang kan? Daerah ini ternyata jauh dari rumah Changmin, sekitar 3 jam dengan menggunakan bus dan itu pun harus berpindah bus tiga kali.  Ia tidak punya uang yang cukup untuk berganti bus dan handphonenya juga mati. Sekarang ia sedang berjalan mencari telepon umum, tetapi sudah lama sekali ia berjalan tanpa menemukan satupun benda itu.

Menghela napas, segera ia duduk di sebuah halte bus. Ia bingung harus bagaimana. Mau pinjam telepon juga ia tidak hapal nomor Kyuhyun. Yang ia ingat hanyalah nomor rumah dan nomor handphone ibunya.

 Ah, ngomong-ngomong soal Ibu juga ia belum mengabari beliau. Lebih baik ia meminjam telepon untuk mengabari ibunya dahulu.

Untungnya di seberang halte bis itu terdapat toko kelontong. Dan lebih untung lagi pemiliknya baik hati dan membolehkan Changmin memakai telepon disitu.

 

 

“Halo, eomma?”

“Halo? Ini changmin kah?”

“Ne, eomma. Aku mau—”

ASTAGA NAK KAMU KEMANA SAJA?! Eomma sampai tidak masuk kerja karena kamu gak pulang-pulang semalaman. Eomma tanya Kyuhyun juga dia bilang terakhir liat kamu siang kemarin. Eomma tanya Minho dia bilang terakhir liat kamu kemarin pagi malah.Kamu dimana sih? Kata Kyuhyun kamu lagi sama anak bosnya eomma ya, si tuan muda Jung Yunho?”

 

 

Mampus. Aduh, Changmin lupa bilang ke Kyuhyun kalau ibunya tidak boleh tau soal sandiwara ini. Apa Ibunya sudah tau? Atau Kyuhyun hanya bilang kalau ia bersama Yunho dan tidak mengatakan apa-apa soal sandiwaranya? Sekarang ia harus bilang apa ke Ibunya?!

 

 

‘Ah, aku ada urusan dengannya eomma. Ia minta bantuanku soal sesuatu. Kami terlalu malam membicarakan soal urusan itu jadi aku harus menginap di tempatnya. Tadi pagi ia ada panggilan dari perusahaan dan ia tak bisa mengantarku pulang. Awalnya aku akan di drop di sekitar daerah rumah Siwon, tetapi aku menolak, karena aku tak mau membuatnya terlambat. Tapi sialnya uangku gak cukup buat naik bis dan aku baru sadar tadi....Eomma bisa minta tolong Kyuhyun buat jemput aku ga? Ini saja aku pinjam telepon di sebuah toko.”

“Wah nak. Kyuhyun dan Siwon lagi pergi, katanya mau mengurus soal date atau apa gitu, Kyuhyun yang bilang pas eomma telpon dia tadi. Katanya kamu minta diantar pulang saja sama tuan muda Yunho.”

 

 

Ih, dasar Kyuhyun menyebalkan. Seenaknya saja dia berkata yang tidak-tidak kepada Ibunya.

 

 

“Yah eomma, malu dong kalau aku balik lagi ke apartemen Yunho?”

“Lagian kamu juga pake nolak segala pas mau diantar pulang. Sudah tau rumah jauh dari situ, malah sok-sokan gengsi nolak tumpangan gratis, gimana sih? Dari dulu gak berubah kamu itu, Changmin. Coba dikurangin sedikit harga diri dan perasaan gengsi-anmu itu. “

 

 

 

 

 

Lah, dia malah diceramahi. Aduh, Ibu. Kalau saja Ibu tahu bagaimana kelakuan yang mulia tuan muda(sarkasme disini) itu bagaimana juga Ibu pasti ogah diantar pulang sama dia! Siapa pula yang remas-remas ehm, pantat orang yang baru ia kenal sehari lalu? Terus pake segala meledek anu nya Changmin pula! Kan kurang ajar namanya?

 

 

 

“Ah eommaaaaaaaa~ Kan aku takut dia terlambatttt.” Changmin berkata dengan nada merengek.

“Kalau dia menawarkan diri untuk mengantarmu itu berarti waktunya dia cukup, Changdol-ah. Sudah ah. Ternyata kamu baik-baik saja. Eomma mau ke kantor, pekerjaan eomma masih banyak. Kamu balik saja ke apartemen tuan muda Yunho terus minta diantar pulang. Hati-hati nak. Daahhh.”

“Loh, eomma tunggu—“

 

 

 

Suara telpon diputus membuat Changmin tercengang. Ibunya beneran khawatir atau tidak sih? Anaknya tidak ada uang dan jelas-jelas tidak tahu jalan begini kok ya malah santai sekali tanggapannya? Apa karena ia berpikir kalau oh yang mulia tuan muda Jung Yunho akan berbaik hati mengantar Changmin pulang? Sebegitu percayanya sang Ibu kepada si brengsek itu?

Dengan berat hati ia menaruh gagang telpon di tempatnya. Sekarang ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Kembali ke apartemen si mesum? Ogah, yang ada nanti ia ditertawakan dan malah di sentuh-sentuh lagi. Seandainya hapenya menyala....

 

Sebuah ide melintas dan wajah Changmin seketika menjadi cerah.

 

“Pak, maaf. Anu, saya....um, boleh pinjam charger tidak? Yang android biasa pak....”

 

Ia tersenyum ketika sang bapak dengan ramah menyerahkan sebuah charger hitam. Duh, semoga bapak ini diberi rejeki dan hikmat. Baik banget!

 

“Pasang disana saja, dik. Tuh, stop kontak disana.”

 

Changmin kemudian duduk di samping kulkas minuman sambil memegangi hapenya. Uh, kalau sudah mati total begini ia harus menunggu beberapa menit supaya bisa dinyalakan.

 

 

 

 

 

­­­­—

 

 

 

 

 

Yunho terbangun dari tidur ketika handphone nya berdering dengan kencang. Dengan mata setengah tertutup ia berusaha mencari hapenya diatas kasur, dan ia langsung men-swipe layarnya saat ia melihat nama ibunya muncul.

 

“Yaa.”

“Yunho! Kamu kemana saja dengan Changmin?! Kok ibunya bilang kalau ia tidak pulang semalaman?! Sampai sekarang ia belum pulang malah! Katanya ia menginap di apartemenmu karena ia kemalaman membicarakan sesuatu denganmu. Aduh, Yunho, setidaknya antar ia pulang kalau kau memang mengajaknya menginap di tempatmu! Kalau ia tersesat dan tak tau arah jalan pulang bagaimana?”  (aku tanpamu, butiran debu.........hayoh jangan nyanyi yaxD)

“Ibu, tenanglah dulu. Coba diperjelas kalimatnya, Ibunya Changmin bilang apa?”

“HHHH. Kamu itu tidak berubah! Tidak bertanggung jawab dan tidak pedulian. Ibunya Changmin sih bilang kamu menawarkan diri untuk mengantar Changmin ke salah satu rumah temannya, tetapi Ibu yakin kalau Changmin mengatakan hal itu karena ia tak ingin namamu terlihat buruk di mata Ibunya.”

 

 

 

 

Yunho memutar bola matanya. Dasar nerd merepotkan. Kenapa lagi sih dia? Bangun-bangun ia disuguhi drama ‘Changmin belum pulang sampai sekarang dan Ibunya mendatangi Ibu untuk melaporkan hal itu.’ Huh, tahu begitu ia tadi pagi akan mati-matian menahan si nerd itu. Kalau begini jadinya dia yang kena imbasnya juga kan?

 

 

 

 

“Kubilang tenang dulu Bu. Ada apa dengan Changmin? Ibunya bilang apa?”

“Tadi pagi Ibunya Changmin tidak masuk kerja. Ia bilang ada urusan keluarga saat ia izin kepada Ibu. Sekitar pukul 12 siang Mrs.Shim datang ke kantor, langsung memasuki ruangan Ibu untuk berterimakasih kepada Ibu, karena anak Ibu yang bernama Jung Yunho memperbolehkan Changmin menginap tadi malam karena ia lupa waktu saat sedang membicarakan urusan denganmu! Ia juga bilang bahwa kau baik sekali menawarkan diri untuk mengantar Changmin pulang walau kau ada pekerjaan di kantor. Dan bahkan sepertinya ia tidak tahu bahwa kau dan Changmin itu berpacaran. Jelaskan sekarang, Jung Yunho, kenapa Changmin tidak kau antar pulang?!”

 

 

 

 

Sial. Sebesar itukah gengsi seorang Shim Changmin sehingga ia tidak mau menghubungi Yunho walaupun ia sama sekali tidak tahu jalan pulang? Anak bodoh.

 

 

 

“Dia yang ingin pulang sendiri bu. Aku berusaha mencegah tapi dia tidak mau dengar.”

Apa kau bertengkar dengannya?”

“Yahh, bisa dibilang seperti itu....”

“Astaga Yunho baru juga pacaran selama satu hari masa sudah bertengkar? Kamu apakan dia hah?”

“Ih, kok Ibu langsung menyimpulkan seperti itu sih? Enak saja.”

“Ya kalau bukan karena jiwa tidak berhati mu itu kumat apalagi? Ayo cepat katakan, apa yang kau lakukan kepada Changmin sehingga ia menolak diantar pulang seperti itu?”

 

 

 

Waduh. Bilang apa dia kepada Ibunya? Masa ia harus jujur bahwa ia melakukan hal tidak sopan itu kepada Changmin? Bisa-bisa dipenggal ia, jika dilihat dari reaksi Ibunya yang sudah marah-marah ketika ia tahu Changmin belum pulang sampai sekarang. Belum lagi soal Ibunya Changmin yang tidak tahu soal hubungannya dengan Changmin. Ugh, baru juga sehari ‘hubungan’ ia dengan Changmin tapi sudah dilanda masalah. Lagipula si nerd itu kenapa tidak menghubungi Yunho sih kalau ternyata ia benar-benar buta arah?

 

 

 

“Em, aku belum bisa cerita selengkapnya kepada Ibu tetapi intinya pertengkaranku dengan Changmin itu karena aku berselisih pendapat dengannya. Nanti saja kuceritakan kalau aku sudah menemukan Changmin. Sekarang aku ingin mencarinya Bu. Akan aku kabarkan jika sudah kutemukan.”

“Ya, cepatlah! Menurut cerita ibunya Changmin, terakhir kali Changmin menelepon itu sekitar pukul 10.00 pagi, sekarang sudah pukul......Astaga sudah pukul setengah dua?! YUNHO! Kamu itu selalu tidur di saat-saat penting! Sudah sejam ibu berusaha menelponmu! CEPAT CARI CHANGMIN! Kalau tidak ketemu lihat saja ya, Ibu coret kamu dari kartu keluarga!”

“Apasih Bu! Kok ancamannya lebay banget? Padahal yang hilang bukan anak Ibu dan—“

“Iya tapi yang hilang kan calon menantu Ibu! Dia itu anak baik-baik yang bisa mengubah hati batumu itu! Sudah, cari dia sekarang! Kalau sudah ketemu telpon Ibu, dan karena ini penyebabnya adalah pertengkaran kalian maka Ibu tidak akan ikut campur. Kalau kamu tidak bisa menemukannya dalam dua jam, beri tahu Ibu! Nanti akan ibu suruh anak buah kita untuk ikut mencari.”

 

 

 

Yunho hanya menghela napas sebelum ia menyetujui perkataan Ibunya, diam-diam mencibir ketika sambungan sudah diputus. Ibunya memang suka melebih-lebihkan. Siapa juga yang ingin menikah dengan Changmin? Yunho hanya berencana menjadikan Changmin sebagai pacar bohongan saja kok. Mana mau ia membawa Changmin sampai pelaminan? Baru sehari berpacaran saja sudah membuat masalah, bagaimana kalau mereka benar-benar menikah? Bisa-bisa tiap minggu ia dan Changmin pisah ranjang.

Dengan rasa sebal ia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Mandi sebentar tak ada salahnya bukan? Toh Changmin sudah besar, tidak apa-apa kalau ia menunda pencarian. Setelah selesai mandi dan mengeringkan badan, Yunho memakai kaus putih lengan panjang, celana pendek denim, dan dengan asal-asalan mengatur rambutnya. Menghela napas, ia menyambar hoodie hitamnya beserta kunci mobil, dalam hati mengumpat-umpat nerd menyusahkan itu.

 

 

 

 

 

 

Yunho menghela napas kesal.

 

Sudah hampir dua jam ia menelusuri jalanan tetapi belum menemukan si nerd itu. Ia sudah mengitari daerah sekitar rumahnya setidaknya 5 kali, mengemudi selama satu jam dari tempat awal ia mencari dan sudah memutar-mutar mengelilingi daerah sini sekitar 30 menit. Langit yang tadinya terang benderang sekarang mulai bersemburat cahaya oranye, pertanda sudah memasuki sore hari. Aplikasi pelacak itu juga tidak berguna, sama sekali tidak bisa memberikan lokasi Changmin walau sudah berkali-kali Yunho reset.

Menggerutu sebal, Yunho melepaskan seatbelt dan bergegas keluar dari mobil. Lebih baik ia mencari dengan berjalan kaki saja, sayang juga bensinnya ia pakai untuk hal tidak berguna seperti ini. Setelah memastikan ia sudah memposisikan mobilnya dengan baik dan tidak menghalangi apapun, ia mengunci mobil dan mulai melangkah pergi.

Ia tidak tahu harus berjalan kemana, tetapi ada insting aneh di dalam dirinya yang mengatakan untuk menyelidiki gang kecil yang berada tepat beberapa meter di hadapannya. Konyol memang, tetapi Yunho mendecakkan lidah dan bergegas memasuki gang kecil itu.

 

Gelap, sempit, dan bau sampah.

 

Seketika Yunho mengernyitkan hidung ketika bau tak sedap itu tercium olehnya.

Gang kecil ini adalah sebuah celah diantara 2 bangunan yang berhimpitan, hanya berupa jalan setapak yang paling banter bisa dilewati oleh sebuah motor. Itu juga hanya pas-pasan.

Memicingkan mata, ia menangkap sebuah pergerakan di sekitar tempat sampah besar yang berada di ujung gang. Ia bergegas menghampiri  tempat sampah yang berada sekitar 75 meter dari tempat ia berdiri, Setelah sekitar 25 meter baru ia menyadari kalau sekarang ia terlihat bodoh.

 

Ia, seorang Jung Yunho, pewaris perusahaan paling besar di Korea Selatan sedang mengendap-ngendap di sebuah jalanan sempit yang kotor tak terurus, hanya untuk mengikuti suara hatinya yang berkata ‘jalan terus. Aku yakin paling tidak ada petunjuk tentang Changmin di gang ini’ padahal sebelumnya ia paling tidak percaya dengan kalimat ‘Ikuti suara hatimu.’

Dari semua itu ia paling tidak percaya kalau ia melakukan ini untuk Shim Changmin. Si nerd menyusahkan yang hanyalah berstatus sebagai pacar bohongannya.

 

“Sialan kau Changmin. Lihat saja, akan kubalas ketika aku menemukanmu!” Yunho menggerutu dalam hati, meneruskan langkahnya ketika sebuah erangan datang dari arah tempat sampah besar itu. Tanpa ragu ia mengitari bak sampah tersebut, mengernyit ketika bau tak sedap menguar dengan begitu kuatnya.

 

Hampir ia terjengkang ke belakang ketika sebuah kaki melayang ke arah betisnya. Beruntung Yunho belajar bela diri sehingga respons tubuhnya cepat, dengan sigap ia melompat menghindari tendangan orang tersebut, dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang balik, tetapi niatnya terhenti ketika matanya bertemu dengan sepasang mata bambi yang familiar.

 

Sejenak ia melongo, berusaha meyakini diri bahwa yang di depannya ini benar-benar Changmin dan bukan hanya orang yang mirip atau semacamnya.

 

“Changmin....?”

 

Mata bambi itu balas menatapnya, lebar dengan perasaan yang campur aduk sepertinya. Yunho hanya bisa bengong ketika wajah Changmin berubah, perpaduan antara rasa marah dan lega, sebelum namja yang lebih muda darinya itu berusaha berdiri, hampir saja jatuh lagi jika Yunho tidak menangkap lengannya.

Alih-alih berterimakasih, Changmin malah merengut dan dengan kasar menyentakkan lengannya. Seketika Yunho merasa seperti ada tombol otomatis dalam dirinya yang akan terpencet apabila Changmin menunjukkan wajah masam dan kelakuan yang agak kasar seperti ini.

Dengan sigap ia menyerbu Changmin, menggendong lelaki manis itu di bahunya layaknya ia memanggul sebuah karung goni, tanpa menghiraukan pekikan Changmin yang langsung meronta-ronta.

 

“Yunho! Turunkan aku! Memangnya aku ini apa, hah?! Seenaknya saja kau—“

“Berisik kau, Changmin. Apakah kau tau berapa lama aku mencarimu?! Kalau kau tidak keras kepala dan tidak memiliki gengsi sebesar gunung itu aku tidak akan seperti ini! Kau tahu tidak, aku harus memutar-mutar hanya karena ibu dari seseorang datang kepada Ibuku dan berterimakasih karena katanya aku dengan baik hati menawarkan untuk mengantarmu pulang! Apa yang kau katakan kepada ibumu hah, sampai ia secara personal mendatangi kantor Ibuku?”

 

Bentakan Yunho sepertinya berhasil membuat Changmin merasa terkejut, karena si nerd menyebalkan ini langsung diam.

 

“.....Ibuku...Dia mendatangi ibumu?”

“Ya, dan lihat sekarang apa akibatnya. Kalau kau tidak memberitahu Ibumu maka ini tidak akan terjadi! Sekarang Ibuku tahu bahwa Ibumu benar-benar clueless soal hubungan ini. Ia menanyakan mengapa kita tidak memberitahu ibumu. Beruntung aku bisa berkelit.”

 

Yunho berbicara dengan ketus. Biarlah, sekali-kali ia yang ngomel. Biasanya kan Changmin terus. Lagipula disini Changmin yang salah. Sudah sok-sokan tahu jalan, ujung-ujungnya malah nyasar dan bersembunyi di balik tempat sampah. Dengan masa bodoh ia melempar Changmin ke dalam kursi penumpang, tanpa menghiraukan deathglare yang ia dapatkan dari namja galak itu. Bergegas ia masuk ke kursi pengemudi, menyalakan mesin dan mengunci pintu mobil.

Ditatapnya namja di sampingnya itu, yang sekarang sedang cemberut manja. Rasanya ia ingin menggoda Changmin lagi, tetapi ia masih kesal karena waktunya bersantai terpaksa harus ia pakai untuk mencari si nerd menyusahkan ini. Yunho memasang wajah ‘keras’nya, alis menukik tajam, mata seakan ingin membunuh, dan ia gertakkan rahangnya. Wajah ini paling berguna untuk mengintimidasi orang lain, Yunho ingin melihat apakah Changmin akan terintimadasi juga atau tidak.

 

“Jelaskan.” Ia berkata tegas. Seketika, wajah Changmin berubah sewot, tanpa ragu membalas tatapan Yunho dengan tatapan tajam versinya sendiri. “Kenapa kau seperti itu? Memangnya aku bisa menghentikan Ibuku berterimakasih kepada Ibumu? Wajar kan kalau bawahan mengucapkan terimakasih kepada atasannya jika menurut mereka atasan itu berbuat baik??” Changmin menyilangkan tangannya di atas pahanya, mengingatkan Yunho akan bermacam-macam momen dimana ia memenangkan debat kampus ketika ia sudah memasang pose seperti itu.

 

Hampir ia mengeluarkan sebuah smirk, tetapi ia tahan saat detik-detik terakhir.

 

“Bukan, masalahnya adalah mengapa kau memberitahu Ibumu soal dirimu menginap di rumahku? Kau yang bilang sendiri kalau sandiwara ini tak boleh diketahui oleh ibumu. Mengapa sekarang malah kau yang membongkarnya?” Yunho mengangkat sebuah alis, dengan ekspresi yang ia yakin terlihat seperti merendahkan si nerd ini, terbukti efektif ketika Changmin mengeraskan rahangnya.“Kyuhyun yang memberitahu ibuku.” Changmin berkata sambil membuang muka ke jendela.

 

Yunho menaikkan alisnya.

 

Jadi ini ulah si gembul satu itu?

 

Menghela napas kesal Yunho memutar balik mobilnya, seketika dipenuhi keinginan untuk memites manusia jahil bernama Cho Kyuhyun itu. Mungkin Changmin tidak curiga, tetapi Yunho tahu bahwa Kyuhyun melakukannya dengan sengaja, karena bagaimana pun juga Kyuhyun itu termasuk golongan jenius, Yunho yakin kemarin ia bisa melihat keanehan dalam hubungan pura-pura mereka ini. Dan sekarang, pacar dari Choi Siwon itu sedang melakukan sebuah tes, entah apa tujuannya.

 

Ah sudahlah. Toh nanti ia juga akan tahu apa yang sedang dipikirkan si gembul.

 

 

 

 

 

 

Ia lirik pemuda yang duduk di sampingnya, yang sepertinya tidak sada kalau ia masih merengut, ditambah dengan pout kecil di bibirnya.

 

“Sedang apa kau tadi di belakang tempat sampah itu?” Yunho bertanya, tetap menjaga nada suaranya supaya terdengar tegas. Dari ujung matanya Yunho bisa melihat Changmin menghembuskan napas dengan kesal. “Bukan urusanmu sebenarnya.” Jawaban ketus dari Changmin membuat Yunho mendengus. Memang manusia keras kepala. Sudah ditolongin, masih saja berlagak seperti ini.

“Ini urusanku, nona. Kau pikir aku mau berjam-jam menghabiskan bensin hanya untuk mencarimu hah? Kalau bukan karena Ibuku juga aku malas mencari dirimu. Hanya karena ia mengancam akan mencoret namaku dari kartu keluarga makanya aku setuju. Kau sudah membuatku kerepotan tahu? Dan kau membuat Ibuku khawatir. Dia sampai ingin mengirim orang-orang kami hanya untuk mencarimu.” Yunho berkata dengan ketus, sesekali menatap Changmin.

“Baiklah, aku minta maaf jika aku merepotkanmu! Dan bisakah kau menelpon Ibumu? aku ingin berbicara dengannya.” Changmin melengos sebal. Yunho sekali lagi mendengus. Seenaknya saja dia memerintah seperti itu. “Maaf ya nona, handphone ku itu tidak gratis. Kau pinjam handphone ku, maka kau harus membayarnya dengan sesuatu.” Yunho melemparkan smirknya, dengan puas menyaksikan bagaimana wajah Changmin berubah keruh lagi.

“Kau ini bodoh atau apa? Tadi kau bilang bahwa dia sampai ingin mengirim orang-orang untuk mencariku kan? Bagaimana kalau sekarang Ibumu sudah mulai menyuruh orang-orangmu untuk mencariku? Apa kau tidak kasihan kepada mereka?” Changmin berkata dengan semacam ekspresi jijik di wajahnya, yang berhasil membuat Yunho menghapus smirk dari bibirnya. Sambil memutar matanya Yunho mengambil handphone dari kantung baju, dan menyerahkannya kepada si nerd menyebalkan ini.

 

“Password-mu?”

“Bulan lahirku.”

“Aku tak tahu.”

“Ck, februari, huruf f kecil.”

“Kau Februari?!”

 

Yunho menatap si nerd yang tiba-tiba shock itu dengan aneh. Ada apa memang dengan bulan lahirnya?

 

“Aish, padahal selama ini aku selalu membangga-banggakan bulan Februari sebagai -bulan lahirnya orang-orang pintar. Kenapa kau harus lahir pada bulan itu sih?” Changmin menggerutu, seakan-akan Yunho sedang tidak ada disitu. Yunho hanya menghela napas, menahan keinginannya untuk menginjak rem secara tiba-tiba. “Sudah cepat telfon Ibuku! Kenapa kau malah mengoceh tidak jelas?” Ia membalas dengan kesal. Dasar nerd menyebalkan!

 

 

“Ah, halo, Tan- Mm, maksudku Mama...Ini Changmin...” Yunho mendengar suara Changmin yang berubah menjadi manis dan lembut, berbeda 180° derajat dari suara yang ia pakai ketika ia berbicara dengan Yunho. Ia mendengus. Tidak salah ia memilih Changmin, karena aktingnya cukup meyakinkan.

“Iya, maaf ma, aku tidak bisa menghubungi Yunho soalnya hape ku baterainya habis, ditambah tadi tasku sempat dijambret, jadi yah aku sampai tidak kepikiran menelpon dia.”

 

 

Yunho seketika menginjak rem.

 

 

“Aduh!”

 

 

Changmin melepaskan handphone dari telinganya hanya untuk melotot kepada Yunho, sebelum ia kembali memasang wajah manis itu lagi.

 

“Ah, tidak, hanya Yunho nge-rem mendadak Ma... Iya, nanti akan kusampaikan padanya. Iya, aku tak apa-apa kok. Maaf, Mama bisa tidak memberitahu Eomma kalau aku baik-baik saja? Hmmm....Iya, ini sudah jalan pulang kok. Iya, terimakasih ya ma. Iya, bye bye.” Changmin bahkan sampai melambai kecil di udara, tersenyum kecil ketika ia mengembalikan handphone itu kepada Yunho.

 

“Kau tadi kena jambret?” Yunho bertanya. Changmin menatapnya aneh, dan hanya memberikan sebuah anggukan sebagai jawaban. “Terus? Bagaimana?” Yunho bertanya lagi, masih menahan diri untuk tidak menjitak atau mencubit nerd menyebalkan ini. “Ya kukejar lah jambretnya. Ia sampai kulempar batu, kena ke kepalanya, terus putar balik mengejarku. Sampai-sampai aku harus bersembunyi di balik tempat sampah besar itu.” Changmin menjawab dengan nada sewot. Huh, benar-benar deh namja ini. “Lalu bagaimana dengan tasmu? Hp mu?”

 

Changmin menghela napas.

 

“Ya dibawa jambret itulah, Yunho. Aku tahu kau ini agak kurang, tetapi tak kusangka kau sebodoh ini. Sudah, cepat jalan lagi, dari tadi banyak sekali mobil yang mengklakson mobil mu ini. Dan aku ingin pulang.” Adalah jawaban Changmin sebelum ia melipat kedua tangannya di depan dada. Yunho menatapnya dengan pandangan geram sebelum ia tancap gas, sekali lagi tak menghiraukan keinginannya untuk menendang Changmin keluar dari mobil ini.  

 

 

 

 


 

 

 

A/N : halooo, aku kembali untuk post chapter selanjutnya! hehe, maaf ya menunggu lama~ Masih pada inget kan? jangan lupakan daku~ T^T Eniwey, Changmin pinter-pinter nganu, aku yang buat aja sampe terharu(?) Ada yang perhatiin kalo Changmin ga se-kasar biasanya? Emang masih suka ngatain tapi lebih....gimana gituxD Yunho juga, soft-soft kenyel gemesin/? hahaha baiklah pemirsah, segitu aja dlu dari saya. Sampai jumpah next update~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dearBabySky
#1
Baru nemuin fanfic ini dan langsung maraton baca. Manis bgt. Berharap cpt dpt kelanjutan ceritanya.. Huhu
rinonori #2
Chapter 9: Errrr...... kira2 kapan ya bisa diapdet lagi?? penasaran banget soalnya ;) ditunggu yaaaa.... tengkyu <3
Tika_choi
#3
Chapter 9: Gak nyangka Changmin itu gaptek, hahaha XD kebanyakan "ngelahap" buku kali yaa XD Kyuhyun pasti ngakak berat pas di telpon Changmin untuk ngajarin dia make Android XD
Hayo loh Yun, kamu suka Changmin kan?? Ngaku aja udah XD tapi kayaknya perasaan Changmin masih biasa aja ya ke Yunho??
Ugh... Akhirnya sang pengganggu datang --"

Thanks udah update kakak ^^ waiting for next chapter, fighto ^^b
LMS_239
#4
Chapter 9: Astajim changmin bisa gaptek jg ternyata
Hahahaha
Chaeyoung si evil duh -..-

Masih kurang seminggu udah bisa buat hati n pikiran yunho jungkir balik Ya XD
Ahh itu hoodie ntr pasti disinggahi aroma changmin XD
Gezzzzzz si chaeyoung bener2 mengganggu diner ny homin -..-
Zheeda #5
Chapter 9: Chapter 9: changmin,mahasiswa terpintar yg gaptek^^..paling kyuhyun ngakak waktu diminta ngajarin gmn pake hp baru..
Yunho..pepatah mengatakan,witing trisno jalaran soko kulino...kmu kebiasaan menggoda min ah mu..nah kualat deh...semoga changmin segera ada rasa juga untukmu...
Bigeast88 #6
Chapter 9: Yun...lamban bgt sih km... msh ragukah kl km suka ke chami?? XDD hawwwwww kpn jadiaaan wkwkkwkw
Semangat thor kuliahnya!
Anashim #7
Chapter 9: ciee yunho udh mulai suka changmin.. tp sepertinya changmin nya masih cuek..haha.
yunho, kau perhatian ma changmin bukan krn kamu masih manusiawi tp krn udh mulai suka changmin..haha.

semoga kuliahnya lancar thor jd apdet nya juga lancar wkwkwkwkwk..
apalagy yunho n changmin nge date mulu pasti banyak dong inspirasinya..hihi.
Tika_choi
#8
Chapter 8: Hayo loh Yun, kepikiran Changmin kan?? Changmin biar nerd gitu tapi ngangenin loh XD
Btw Yunho itu udah suka Changmin belum sih kak?? I'm Curious....
Bad boy Yunho minta ditabok ni, ngeselin bgt!! Kasihan tuh cewek, habis manis sepah dibuang --
Next chapternya klo bisa cepat juga ya kak *maunya* Fighto ^^b
Tika_choi
#9
Chapter 7: Yeay.... Yunho dan Changmin mau tunangan ^^ gak sabar nunggu pertunangan mereka, jgn lupa undang aku ya kak XD
Changmin gak usah takut maag-nya kambuh, kan udah dikasih roti sobek XD
Btw aku udah ketinggalan dua chapter aja, setelah gak update sekian lama, sekalinya update langsung double gini, kak author daebak ^^
upiek8288 #10
Chapter 8: bad boy will always be bad boy,
cnt wait for chami to tame him,
luv ur story