02 - Orange Lily
More Money No HappinessSetelah berkeliling kurang lebih setengah jam mengelilingi sekolah dan menemukan banyak wajah-wajah tampan, Aerim dan Seulgi tak lupa menandai satu persatu sebagai incaran mereka(?). Sebagai contoh, siswa tahun ketiga Choi Minho, atlet sepak bola profesional yang kabarnya akan mendapat prestasi internasional dalam waktu dekat. Dia tampan luar biasa dengan postur tubuh yang bagus pula. Dia juga merambah sebagai aktor sekaligus model brand fashion ternama, latar belakang keluarga yang juga bagus; ayahnya adalah menteri perindustrian Korea Selatan.
Satu poin lagi yang bisa Aerim tambahkan pada daftar kelebihan sekolah ini adalah fasilitas tambahannya yang patut di acungi jempol. Kau bisa melihat bahwa terdapat tiga cafetaria (di setiap asrama wanita dan laki-laki, juga di dalam gedung sekolah), lalu juga ada "All-You-Need" Village yang merupakan komplek pertokoan yang berupa bangunan kecil (di dalamnya terdapat 7eleven, fresh mart, coffee bar, kedai es krim, butik kecil, salon, cd store dan beberapa toko kecil lain).
Sekarang Aerim dan Seulgi sedang duduk di salah satu meja kosong cafetaria. Sore itu tidak terlalu ramai, mengingat masih banyak siswa yang sibuk dengan urusan pindah, lalu beberapa senior yang mungkin sedang membersihkan kamarnya yang lama ditinggal untuk liburan kemarin.
Aerim sudah mengenal beberapa anak disini, dia harus berterima kasih pada Seulgi. Entah karena gadis itu memang punya banyak relasi atau teman-teman semasa kecil atau apa, tapi mereka seperti sudah mengenal sejak lama. Setiap orang yang Seulgi kenalkan pada Aerim, dia tidak lupa menambahkan perusahaan atau latar belakang orang tersebut. Aerim menyimpulkan ini sedikit aneh bahwa orang-orang mengenal satu sama lain dengan identitas kekayaan dan keluarga masing-masing. Dia tidak kaget lagi ketika orang-orang senang setelah mendengar ia mengenalkan namanya, mereka mengatakan bahwa mereka tidak menyangka akhirnya bertemu Aerim, lalu bercanda mengenai dia adalah chaebol baru. Ada juga yang kaget sampai-sampai mengatakan bahwa dia berinvestasi di perusahaan mereka, yang membuat Aerim jengkel setengah mati. Apa urusannya itu dengan dia?
"Kau tahu, mungkin aku akan mendaftar klub musik dan lukis." Seulgi melebarkan brosur klub yang tadi mereka ambil dari booth Student Council (OSIS). "Ayahku memintaku juga mendaftar klub yang berbau bisnis, jadi yah.."
Gadis itu kembali menatap lembar brosur itu. Menggumam apa yang seharusnya dia pilih antara klub Bisnis Asia atau klub Analisis dan Data Bisnis. Aerim mau tak mau juga ikut pusing memilah-milah mana klub yang ia benar-benar inginkan. Dia tidak mau terlalu banyak kegiatan, jadi mungkin dia hanya mendaftar paling banyak 2 aktifitas.
Aerim dan Seulgi sedang hanyut dengan brosur masing-masing ketika lima pasang kaki berjalan mendekati mereka. Seseorang mengambil brosur dari tangan Aerim. Ketika gadis itu mendongak untuk melihat siapa mengganggunya saat itu, ia melihat seorang lelaki punya wajah imut dan beberapa temannya berada di sekitar mereka.
"Klub musik terdengar bagus juga." Lelaki itu bergumam dengan matanya yang masih terpaku pada brosur yang dicurinya dari Aerim tadi. Beberapa temannya mendekat untuk melihat brosur di tangan lelaki tersebut, Aerim menyadari salah satu dari teman lelaki tersebut adalah Luhan.
"Jangan ikut-ikut, Byun Baekhyun." Seulgi bergumam malas, sama sekali tidak tertarik dengan kehadiran beberapa lelaki di sekitarnya. Matanya masih membaca brosur tersebut dan tangannya mulai mencoret-coret kertas yang ternyata berisi kelebihan dan kekurangan beberapa klub.
"Cih, aku sudah bosan bertemu denganmu di klub yang sama selama SMP. Aku pikir kau akan menyerah, tapi sepertinya ini demi kepentingan perusahaan, huh? Ayahmu menyumbang semua peralatan pada klub musik sekolah ini juga?"
Seulgi berhenti dari kegiatannya dan memasang senyum terpaksa pada Baekhyun. "Kau benar sekali. Aku tidak perlu menjelaskan lebih panjang lagi sepertinya." Nadanya terkesan malas.
Baekhyun tertawa dengan teman-temannya lalu menyodorkan brosur tadi pada Aerim, berniat mengembalikan. Tapi kemudian raut wajahnya tampak agak terkejut. "Oh. Apa kau chaebol baru itu? Song Aerim?"
Aerim tersenyum, mulai terbiasa dengan julukan yang diberikan orang-orang padanya. "Kau mendengar gosip-gosip itu juga?" tanyanya.
"Wah, kau anak Song Yoonhyuk?" salah satu teman Baekhyun dengan pipinya yang chubby bertanya antusias. Aerim mengangguk.
Yang paling tinggi di antara mereka mendekati Aerim. "Aku tidak tahu kau sangat cantik. Apa kau sudah punya pacar?" Suaranya sangat berat dan menurut Aerim itu lucu.
"Yah, apa kau mau memacarinya? Bagaimana dengan perjodohan kemarin?" canda Luhan yang membuat lelaki tadi mundur ke belakang dengan jengkel, no comment. Membuat teman-temannya ricuh karena tertawa.
"Senang bertemu dengan kalian," Aerim tertawa ramah lalu menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
Baekhyun tersenyum jahil setelah merasa baikkan sehabis tertawa terpingkal-pingk
Comments