07 - The Worst 1st Day?

More Money No Happiness
Please Subscribe to read the full chapter

"Aerrrimm, tolonglaaahh!!" Rengekan itu terdengar lagi. Mungkin sudah belasan kali di pagi yang sangat cerah ini dia diusik oleh Kang Seulgi.

Aerim sedang berbaring di kasur empuk milik gadis itu. Jam sudah menunjukkan kalau saat itu kurang 45 menit lagi kelas di mulai dan mereka belum mendapatkan bangku--tentu Aerim tidak mau duduk paling depan. Sementara Seulgi, gadis itu terus menerus memaksa Aerim untuk memilih sesuatu untuknya. Tadi dia dibuat berkutat untuk memilih kaos kaki, lalu ikat rambut. Sekarang Seulgi menenteng ransel Ripcurl Rucker Splice dan Vans Realm dengan coral floral print. Keduanya sama-sama berwarna pink dan sama bagusnya.

"Yang mana?" tanya Seulgi, wajahnya menyembulkan senyum riang. Gadis itu terlalu bersemangat di hari pertama belajar. Tidak seperti Aerim, yang harus menghadapi banyak kenyataan dan adaptasi di hari ini. Dia bukannya takut, hanya ngeri saja mengingat respon orang-orang terhadapnya di hari pembukaan. Bagaimana dengan hari ini? Entahlah. Sepertinya dia harus banyak menempel dengan Seulgi.

“Kanan?” jawab Aerim tak yakin. Ia hanya menjawab asal-asalan. Toh akhirnya Seulgi akan memilih sesuai dengan apa yang gadis itu mau.

“Tapi aku pikir sepertinya yang kiri lebih cocok untukku hari ini.” Dia menunjukkan Rucker Splice dan memasangnya. Aerim hanya menunjukkan senyum terpaksanya pada Seulgi.

“Ya, pilihan yang bagus.”                                                                                                             

Setelah berkutat di depan cermin dan memasukkan barang-barangnya ke ransel—dan juga sedikit penyeretan oleh Aerim—akhirnya mereka berhasil keluar dari kamar. Tidak membutuhkan waktu lama untuk turun ke lantai dasar, padahal lift sedang antri dan penuh-penuhnya. Tapi—entah mengapa—orang-orang bersedia menukarkan posisinya di lift untuk mereka berdua. Dan diterima hangat oleh keduanya. Aerim sempat tidak enak, mungkin karena sekarang orang tahu bahwa dia adalah pewaris ILO Company dan calon menantu keluarga Lu. Tapi Seulgi mengelak, dia bilang mungkin mereka berdua terlalu cantik pagi ini. Ya, mungkin saja. Haha.

Aerim sedikit gelisah ketika dia tidak melihat Luhan berada di antara gerombolan geng-geng yang sedang bergerombol di sofa-sofa empuk lantai dasar. Bahkan hidung teman-temannya pun tidak terlihat. Dia ingin Luhan ada disini dan pergi bersamanya ke gedung sekolah, sebagai ‘teman’. Ya, Aerim menganggap hubungannya dengan Luhan sekarang sudah baik-baik saja.

Hyuna juga tidak terlihat sosoknya dari kemarin, Aerim hanya berharap gadis itu selama-lamanya hilang dari kehidupannya.

Mereka memasuki gedung sekolah seraya bercanda bersama. Seulgi sedang menirukan gaya bicara Xiumin—yang katanya terlihat lucu—saat diwawancara kemarin. Aerim terbahak beberapa kali, lalu mengikuti gadis itu dengan menirukan gaya Jessica Jung.

“Daebak! Kau benar-benar detail!” seru Seulgi, dan Aerim terkekeh pelan.

Seulgi dan Aerim ditakdirkan sekelas, dan bisa dibayangkan betapa bahagiannya mereka berdua. Untungnya, mereka sudah pernah menjelejah sekolah saat petama kali datang kesini. Jadi, bukan hal yang sulit untuk dilakukan di sekolah sebesar lima lantai ini. Semua siswa kelas satu ditempatkan di lantai empat, kelas dua di lantai tiga, dan kelas tiga di lantai dua, lantai satu adalah sebuah koridor luas dan ditemani dengan kantor administrasi dan umum, tata usaha, ruang tamu dan piala, sementara di lantai lima terdapat ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, teater dan perpustakaan. Kafetaria berada di gedung dua, bersamaan dengan ruang club, laboratorium, ruang rekreasi, dan gym. Itu sedikit yang Aerim hapalkan di denah sekolah kemarin.

Mereka ditempatkan di kelas 1-1 dan berhasil meraih koridor lantai empat dengan mudah karena sepertinya sekolah ini memudahkan akses kemanapun terasa nyaman. Terbukti dengan banyaknya jumlah lift yang disediakan. Kebetulan juga sekarang sudah agak sepi karena banyak siswa yang sudah berada di kelasnya. Walaupun kelas dimulai masih lima belas menit lagi, Aerim dan Seulgi terbilang sudah terlambat di hari pertama ini.

Aerim menggeser pintu kelas ketika mereka meraih kelas pertama yang berada di dekat lift, gadis itu siap menyapa teman-teman barunya. Namun, senyuman ramahnya seketika hilang ketika melihat wajah-wajah tak asing di dalam kelas.

“Mwo?!” Seru Aerim, matanya membulat.

Para lelaki itu terbahak, mereka melambaikan tangannya pada dirinya dan Seulgi.

“Selamat datang, gadis cantik!” teriak Baekhyun yang sudah mendapatkan tempat di ujung belakang kelas. Mata Aerim menyapu seisi kelas, ada sekitar dua puluh meja yang sudah ditempati beberapa anak lainnya. Dia bisa melihat Jessica Jung sedang berdandan di mejanya di tepi jendela. Kelas yang…asyik sepertinya. Mengingat seisi Luhan cs berada disini.

Aerim merengut. “Aku pikir akan menemukan sesuatu yang lebih fresh daripada kalian.”

Sehun tertawa, mejanya tepat di depan Baekhyun dan disebelahnya adalah Chanyeol yang menjadi teman sebangkunya. “Takdir selalu mempertemukan kita, mungkin.”

Seulgi mendengus disampingnya. “Aku tidak percaya takdir, tapi setidaknya aku sedikit beruntung berada disini. Ada yang bisa aku siksa dari salah satu dari kalian,” kata gadis itu dengan penuh keyakinan. Sementara Xiumin memandang gadis itu dengan horror.

Kemudian terjadi adu mulut yang sudah seperti melodi di telinga Aerim dan gadis itu tidak sering berada di percakapan (Seulgi mendominasi). Kemudian Aerim menyadari bahwa disana ada Luhan yang sedang duduk di meja Baekhyun. Lelaki itu menyapanya.

Luhan turun dan berjalan ke arahnya, lelak itu tersenyum dan membuat Aerim membalasnya dengan kaku. “Aku sudah menyimpan mejamu.” Cara bicaranya pelan, dan hanya mereka berdua yang memasuki pembicaraan ini. Seulgi dan Baekhyun cs sepertinya masih bertengkar.

“Apa?” tanya Aerim lalu tertawa. “Kenapa kau repot-repot?”

“Aku pikir tidak ada yang salah ketika kau sudah menjadi tanggung jawabku,” ucap Luhan dengan seringai di bibirnya.

“Belum berhenti juga menggodaku, tuan?” tanya Aerim dengan nada menantang. Dia tidak boleh terhanyut oleh kata-kata manis Luhan.

Luhan hanya tertawa lalu menuntunnya menuju meja yang berada di sebelah kiri Chanyeol. Sudah terdapat tas milik Luhan disana sebagai tanda bahwa kursinya sudah tersimpan. Lelaki itu meng

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sulistiana29 #1
Ini kelihatan keren. Makasih yang sudah merekomendasikan :-D
kwonshicha #2
Chapter 7: Next dong plissssss, oh iya kim hyuna itu siapa sih? Ko masih belum dijelasin karakternya sama apa hubungannya sama aerim.
kwonshicha #3
Chapter 4: Daebak!! Ff nya keren banget..
alfinaanaila #4
Next kak ditungguin lanjutannya ceritanya seru aku penasaran sama lanjutan dari kisah antara hubungan luhan cs dan dua anak baru itu semangat ya kak lanjutinnya
Salam aku readers baru ;)
Riaa_Osehhlovu #5
Chapter 7: luhan tu sebenernya punya rasa ga sih sama aerim? kan kalo aerim sendiri udah suka walaupun suka gengsi2an..
trus penasaran banget sama konfilknya luhan cs vs KJI&LTM
Riaa_Osehhlovu #6
Chapter 6: aku ria dr gunugkidul hha..
gak tau kamu tau apa enggak kabupaten itu hhe
salam kenal authornim, ngomong2 nama.panggilan kamu siapa?
keyhobbs
#7
Chapter 7: Arrange marriage nya tetep d lanjut?siip! Hehe^^ awalnya ku kira Aerim sama Luhan itu bkalan nentang habis2 an tentang perjodohan itu, tpi enggak hehe mereka malah ngomong baik2 d atap, terus lee taemin sama kim jongin itu musuh masa lalunya luhan cs kah?atau gmana? Susah nebaknya-_-
anmade #8
Chapter 7: Hello! Maaf baru komen, baru selesai baca hehe aku suka karakternya Aerim :) oh! Penasaran juga, ada apa antara Aerim sm Hyuna?

Semangat buat proposalnya :)
Deapertiwi #9
Chapter 7: weleh LTM dan KJI to yang di cari waktu itu kirain aku hyuna cs.
apa mereka pernah membuat onar dengan luhan cs atau mereka dulunya temen cs dan ada konflik di persahabatannya? ah molla yang jelas aku suka banget ini fanfic.
Deapertiwi #10
Chapter 6: ya ampun posisi ke duanya begitu rumit but aku seneng banget luhan bilang “Kau punya aku, dan kita bisa bahagia.” berasa seneng dan senyum2 sendiri sweet banget kamu lu. :D