Chapter 4
Heart, Love, and SoulMinggu pagi, benar-benar waktu yang tepat untuk bermalas-malasan. Itulah yang dipikirkan oleh Park Chanyeol, eum mungkin tidak hanya Chanyeol tapi juga mayoritas orang. Oleh karena itu, meski matahari sudah menampakkan sinarnya dan memberikan kehangatan bagi siapa saja, pria yang memiliki telinga peri itu tetap asyik bergelut dengan bantal gulingnya. Suasana tenang di kamar Chanyeol membuat siapapun pasti betah untuk berlama-lama. Iya betah berlama-lama, kecuali jika tidak ada seorang pengacau datang membawa keributan.
“YAAKKK!! OPPAAAA. BANGUUNN INI SUDAH SIAAAAANG!!”
Inilah yang sering disebut sebagai pengacau oleh Chanyeol. Dongsaeng kesayangannya selalu membawa keributan, entah hanya dengan berteriak atau membawa segudang properti dapur untuk sekedar membangunkan Chanyeol. Dan beruntung hari ini Soojung hanya bermodal suara untuk membangun si empunya.
Seperti biasa, mendengar teriakan Soojung, Chanyeol dengar cepat menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Tidak perlu menggunakan omongan untuk memberitahu Soojung bahwa dia sedang ingin melanjutkan tidurnya, begitupun Soojung sudah tau apa yang dia mau di hari liburnya itu.
Tak elak, Soojung pun menarik kembali selimut dari tubuh Chanyeol “Oppaaaa, ayo bangunn. Kau tidak ingin menikmati minggu pagi mu denganku dan eomma eoh?? Oppaaaa!! Aisshh”
Tidak menyerah, Soojung tetap berusaha membangunkan Chanyeol dengan suara berisiknya, sedangkan Chanyeol diam tak bergerak. Meskipun terganggu dengan suara Soojung, dia tidak berniat sedikitpun untuk membuka mata. Selang beberapa detik, hidung Soojung mencium bau yang kurang enak. Sedikit mengendus, Soojung menyadari bahwa bau itu berasal dari Chanyeol.
“DASARRR OPPAA PEMALAS, KAU TIDAK SOPAN KENTUT DIHADAPANKUUU!! MENYEBALKAN!! EOMMMAAAAAA!!! Dengan berteriak dan berlari Soojung keluar dari kamar Chanyeol menuju dapur dimana eomma mereka sedang sibuk mempersiapkan sarapan. Chanyeol yang mengetahui Soojung berteriak dan berlari keluar, hanya tersenyum puas dalam keadaan mata yang masih terpejam karena bisa menyingkirkan pengganggu tidurnya itu.
“Ada apa berteriak sayang? Tidak berhasil membangunkan oppamu?” Nyonya Park bertanya pada Soojung sembari mencicipi sup buatannya yang hampir matang.
“Hahh, bahkan aroma sup yang eomma buat tidak bisa menetralisir bau yang dikeluarkan oleh oppa. Dan itu benar-benar menyebalkan eommaaa” rengek Soojung pada eommanya.
“Kkkk, dia membuang gas di depanmu lagi sayang?”
“Yakk eomma kenapa tertawa? -__-“
*ting tong ting tong
Bel rumah keluarga berbunyi, dengan segera Soojung menuju pintu utama rumahnya. Dilihatnya Baekhyun dibalik pintu yang telah ia buka.
“Selamat pagi nona Park” Baekhyun memberikan salam pada Soojung dengan senyuman yang membuat garis matanya semakin hilang.
“Astaga Byun Baekhyun pagi sekali kau datang kesini?” pertanyaan Soojung tidak aneh, karena memang biasanya dia akan tidur hingga siang ketika hari libur, sama seperti yang dilakukan oleh Chanyeol. Apa dia lapar dan butuh makanan hingga pagi-pagi dia kesini, ckck Byun Baekhyun. Itulah yang dipikirkan oleh Soojung.
“Sayang, jangan panggil dia seperti itu. Panggil dia oppa, dia lebih tua darimu Jungi” belum sempat Baekhyun menjawab pertanyaan dari Soojung, Nyonya Park memotong komunikasi antara Baekhyun dan Soojung. Merasa dibela oleh Nyonya Park, Baekhyun langsung menghampiri Nyonya Park dengan senyum lebar yang masih menghiasi wajah Baekhyun.
“Pagi ahjumma. Ah, terima kasih sudah mengingatkan si cantik Park haha”
“Yak yak yak Byun Baekhyun!! jangan genit terhadap eommaku. Dan jangan mengatakan aku cantik jika itu hanya pemanis mulutmu dihadapan eomma!!!” Soojung mulai melancarkan aksi mulutnya(?) pada Baekhyun, hal yang menjadi rutinitas ketika mereka bertemu.
“Soojung-ah.. Tutup mulutmu dan lanjutkan membantu eomma sayang” Nyonya Park menghentikan ocehan Soojung. Lagi-lagi, Baekhyun yang merasa diselamatkan oleh Nyonya Park hanya tertawa lebar kemudian menjulurkan lidahnya pada Soojung. Dan bagaimana reaksi Soojung saat itu? Tidak perlu ditanya, ia seakan ingin merajam muka Baekhyun dengan sejumlah belati atau meminjam kuku-kuku harimau untuk menyerang mukanya yang sok imut itu. Sungguh sadis(?)
Selain perang yang berlangsung antara keduanya dihentikan oleh Nyonya Park, dering telpon dari ponsel Baekhyun sedikit membuyarkan kefokusannya. Seketika eskpresi wajah Baekhyun berubah menjadi malas saat tahu siapa yang menghubunginya.
“Jungi-ya!” Baekhyun tiba-tiba memanggil Soojung. Dengan wajah yang dibuat memelas Baekhyun memberikan ponselnya pada Soojung.
“Tolong kau angkat telponku, dan bilang aku masih belum bangun dan tidak bisa diganggu. Okey!” tanpa meminta persetujuan kepada yang bersangkutan, Baekhyun berlari keatas menuju kamar Chanyeol. Soojung? Tentu saja menggerutu meski dia tidak menolak menjawab panggilan dari ponsel Baekhyun.
Dengan rasa penasaran Soojung segera melihat siapa yang menelpon Baekhyun, dan beberapa detik setelahnya, Soojung menjawab panggilan itu dengan berhati-hati.
“Yaakkkk!! Oppa-yaaa!! Kenapa kau lama sekali menjawab panggilanku heung??” Mendengar teriakan dari sebrang sana, Soojung reflek menjauhkan telinganya dari ponsel agar suara yeoja itu tidak merusak pendengarannya.
“Maaf Jinri-ssi, Byun Baekhyun masih belum bangun” jelas Soojung singkat setelah dia tidak mendengar teriakan dari yeoja-chingu si pemilik ponsel.
“Kau?? Kau siapa? Kenapa kau mengangkat panggilanku untuk Baekhyun?” dari nada Jinri, bisa ditebak bahwa yeoja itu sedang emosi.
“Kau sedang berbicara dengan Park Soojung, Jinri-ssi. Sebaiknya kau menelpon kembali ketika Baekhyun sudah bangun dari tidurnya.” Dan tanpa basa-basi Soojung menutup telpon, pikir Soojung mungkin Baekhyun masih marah dengan sikap Jinri tempo hari sehingga sampe sekarang dia menghindari komunikasi langsung dengan Jinri. Terlepas dari pemikirannya benar atau salah, setidaknya Soojung melakukan apa yang telah diinstruksikan oleh Baekhyun. Setelah panggilan tersebut berakhir, tanpa sengaja mata Soojung menangkap home-screen pada ponsel Baekhyun.
“Kkkk dasar namja aneh! Sejak kapan dia memakai foto kami bertiga di home-screen nya? Aish, bahkan ini diambil saat ulang tahunku tahun lalu. Heii!! Dan kenapa hanya wajahku yang aneh disini, apa dia sengaja mengekspos jidatku yang labar ini?? -___-“
“Sayaaang, cepat kemari~” panggilan Nyonya Park menyadarkan Soojung dari pengamatannya terhadap home-screen ponsel Baekhyun. Dengan cepat Soojung memasukkan ponsel Baekhyun ke dalam kantong apron yang sedang ia pakai dan segera berlari memenuhi panggilan eommanya.
Nyonya Park melepas apronnya dan menghentikan kegiatannya menata alat makan di atas meja. Empat pasang piring berserta sendok, serta beberapa makanan terhidang dengan rapi. Aroma yang sangat menyengat hidung setiap orang yang menciumnya, mampu membuat selera makan meningkat.
“Nah sudah siap. Tolong kau panggilkan Chanyeol dan Baekhyun sayang~”
“Siap eomma” balas Soojung dengan meletakkan tangannya di atas kepala, bak tentara yang hendak melaksanakan tugas dari Komandan (?)
Soojung bergegas menuju kamar oppanya. Tidak ada kata “perlahan” untuk membuka pintu Chanyeol. Dan setelah tau apa yang terjadi di kamar Chanyeol, kembali Soojung melancarkan teriakannya.
“YAAKKKK, BANGUN KAU PARK CHANYEOL!!! DAN KAU BYUN BAEKHYUN!! KENAPA KAU IKUT TERTIDUR DISINI HAHHHH!! CEPAT BANGUN KALIAANNN!!”
“berisik kau anak kecil!”
*buggh
Baekhyun melempar Soojung dengan bantal setelah dia menyebut Soojung sebagai anak kecil, sangat tepat sasaran. Dan aksi Soojung untuk membangunkan dua namja itu terus berlanjut.
TBC
Comments