Naik dan Turun
Omelan tentang Semua Hal Payah di Ceritamunote beforehand: tulisan-nya agak messed up karan aku pake kingsoft words. aku berusaha mbetulin sebisaku tapi ujung-ujung-nya aku males. u n u.
Hai. Sori aku udah lama gak muncul. Cuma... kehidupan SMA kayak mukul aku dan ngomelin aku supaya lebih fokus ke hal yang lebih penting. Tapi ngeliat ini belum punya stamp completed. (Dan aku juga gak bakal nandain ini completed karna honestly rant ini belum nge-cover semua issue about writing-related OTL)
Tapi hei. Aku nggak sepenuh-nya nge-abandon ini.
Kadang hidup ada naik dan turun-nya, karna you will be bored lama-lama kalo hidup-mu naik terus. (Pernah denger legenda Faust? Dia mbuat kontrak sama iblis, Mephistopheles, biar dia bisa hidup dengan penuh kepuasan dan ilmu yang nggak terbatas- sampai dia umur 25. Tapi pada akhir-nya saking puas-nya pas umur 18 dia bosen, dan minta iblis buat mbatalin kontrak itu. Karna iblis marah dia dibunuh secara sadis sama sang iblis) dan hidup-mu bakal doomed kalo selalu down. (you will get an award for orang ter-sial di dunia for sure. And no one wants that.)
But ok, naik turun-nya hidup itu... hidup yang kamu tulis di cerita-mu tentu-nya. Karna ini rant soal tulis-menulis, bukan soal hidup manusia. Itu mbuat readers ter-pengaruh. Misal-nya karakter-mu sedang mengalami up-nya, misal-nya aja dia sama teman-nya yang hilang pas masa tsunami besar di Jepang sama-sama selamat dan mereka bertukar senyum across the hospital bed or some stuff like that. Atau down-nya dimana ternyata temen-nya karakter-mu ini-- yang sang karakter dan para reader percaya kalo masih hidup-- ternyata udah mati. Yang si karakter utama temui selama ini cuma imaginary friend yang muncul karna gangguan psikologis dari diri-nya yang nggak percaya kalo temen-nya ini mati. (abaikan plot twist. Lebih fokus ke masalah down-nya.)
Dan kamu tau apa yang reader rasain? Sad as fu. Dan walaupun kamu, udah mbuat para reader-mu sedih, honestly itu adalah yang beberapa orang cari-cari, suka, dan mbuat ceritamu masuk ke kategori cerita ‘bagus.’
(Honestly aku nggak berniat mbicarain soal angst aja, tapi hell, ayok fokus ke angst disini karna kita mbicarain soal feels.) Karna nggak peduli dalam kategori apa ceritamu termasuk, pasti nggak selalu down, kan? Meski comedy sedikit-pun. Ada masa dimana si cowok di romcom ini ditolak sama ceweknya. (Ha! Comedy.) dan walau ceritamu masuk ke genre action, atau fantasy, nggak mungkin isi-nya cuma pertarungan doang. Atau campuran spells dan kekuatan magis doang. Pasti ada down-nya. Naruto pun ada masa sedih-nya. Attack on Titan ada mas dimana para karakter-nya pada mati.
Aku nggak bakal nunjukin ke kamu kalo kamu nggak harus-nya nulis cerita dimana semua-nya ada down. Down dan down terus, sampe ke ending-nya. Karna itu entar ngujung ke preferensi reader masing-masing. Misal-nya mereka yang suka mbaca depressing fic. (Kalo aku sebenarnya merupakan majority yang nggak tahan baca fic yang terlalu depresi, lol) Tapi kalo up, terus. Aku bakal ngasih tahu beberapa advice:
Down, itu terjadi di hidup. Seperti yang udah aku bilang tadi ke kamu. Hidup itu ada up dan down-nya. Dan karna ada down itu, itu yang mbuat cerita-mu realistis. Dan relatable sama orang-orang. Apa yang mbuat orang-orang sedih cuma karna beberapa huruf campuran yang mereka baca lewat layar laptop? Bukan animasi realistis dengan musik? The power of writing. Itu adalah karna gimana cerita-mu bisa terjadi di dunia nyata. Meskipun Attack on Titan, dimana nggak mungkin (dan Tuhan, jangan jadikan mungkin) Titan setinggi 50 Meter bener-bener ada dan manusia mbangun dinding tinggi buat nyegah para mahkluk pemakan manusia itu masuk ke desa mereka, film-nya realistis. Dimana apa yang akan terjadi kalo Titan ada di dunia nyata. (Humanity is doomed.) People will die. Dan itu bener.
Lalu! Apa poin-mu nulis bunch of diatas Trav? Well, aku bakal beritau kalian cara nulis rollercoaster of feels yang nggak bakal buat orang-orang nangis. Aku udah bilang, yang mbuat para readers tergerak sama ceritamu itu seberapa relatable nya cerita itu sama dunia nyata. Dan ketika cerita-mu tiba-tiba getting out of logic, itu yang mbuat para readers bingung sendiri dan gives 0.1% attention or to your story.
Aku nggak tau apa aku udah njelasin soal foreshadowing ato belum sebelum-nya. Basically itu kayak nyebarin hint soal apa yang mau terjadi di ceritamu. Misal-nya kayak Baekhyun batuk di hari ini, lalu besok-nya dia keliatan lemes, besok-nya di kayak batuk-batuk di wastafel lalu pas Chanyeol ke dia untuk nanya apa dia gak papa dia cepet-cepet nyalain keran. Lalu di hari berikut-nya itu bakal logis kalo dia ternyata Anemia. That’s fine.
Yang aku nggak suka, itu cerita pas mereka udah kayak couple happy-go-lucky, karakter A keliatan sehat-sehat aja tapi ternyata dia punya penyakit lalu mati. WTF. Disease have syptoms. Use google it is frikkin 2k16 people. (which reminds me, rant ini sudah berumur 2 tahun. Selamat trav o u o) nulis plot twist ada cara-nya juga guys. (Apa aku udah mbahas soal plot twist? OTL. SO MUCH TO DO BEFORE STAMPING THIS RANT AS COMPLETED. Why am I ranting about my rant.
Lalu ada hal yang paling aku nggak suka, dimana ada third-wheel dari relationship lalu tiba-tiba kamu matiin karakter itu dari some random accident for the sake of the story. Without proper explanation. PEOPLE DONT CARE BECAUSE IT IS A CHARACTER THEY DONT LOVE. Apa aku udah bilang kalo buat para reader supaya bisa ter-efek sama kejadian sedih yang dialami karakter mereka harus suka sama karakter itu? I mean-- people wont care if it’s not happening to the character they like. Kayak aku yang nggak peduli sama OC itu asal Sehun-nya fine. Lol. I dont realy like damsel-in-distress character. Dan aku belum bilang gimana cara readers suka karakter-mu? Oh...
Dammit. I am quitting this rant.
...
...
...
Okay, i am sorry.
Jadi kesimpulannya, supaya pembaca-mu suka sama karakter-mu, atau lebih tepat-nya terefek sama penyakit atau kecelakaan yang dialami karakter itu, dia harus punya satu faktor yang penting.
- Karakter itu harus punya efek besar sama cerita-mu. Entah itu trait unik-nya, (percayalah, karakter yang punya trait unik punya efek besar di cerita. Kakashi nggak bakal punya masker unik itu di wajah-nya 24/7 kalo dia bukan guru-nya Naruto.) dll. Kayak misal-nya dia itu karakter utama, atau cinta pertama, atau keluarga-nya karakter utama. (Ini juga penting karna ini bakal mutusin apa yang bakal si karakter utama lakuin.
Depresi, bunuh diri.)PEOPLE WONT CARE IF YOU KILL THAT TEACHER WHO NO ONE KNOW OF! Paling-paling efek-nya readers dan aku peduli cuma kayak 0,1%
So here’s some steps: 1. Make the readers love the character 2. Make a relatable and logical tragedy 3. Receive comments from your reader as familiar as:
good luck in wiriting good angsty fic guys!
oh, buat example, recommendation, atau such, aku mau ngasih fic yang mbuat aku nangis parah, haha: half-empty
sayonara. adios. hasta la vista. annyeong. ciao. kayak biasa, tanya-tanya atau rekomen soal hal yang perlu aku bahas (perhaps itu hal yang kusebutin diatas? foreshadow dan stuff? u w u) di komen.
Comments