FOUR

ABOUT MIRACLE

"Kyuhyun!" Teriak seorang wanita sembari berlari riang, ia berlari penuh semangat menghampiri lelaki backpack biru yang tengah berdiri didepan papan informasi yang ada di universitas mereka.

"KYU!" Ia menepuk punggung sahabatnya dan merangkul bahunya sedikit kesulitan.

"Kau ini kebiasaan sekali berteriak-teriak sekencang ini dikampus!" Keluh kyuhyun yang tak nyaman dengan perilaku sahabatnya tersebut,

"Sshh.. Memangnya kenapa!" Wanita cantik itu melirik kyuhyun jahil, "TADAAA..." ia menunjukan sebuah amplop tepat didepan wajahnya.

"Mwoya?" Kedua alis kyuhyun bertautan, wajahnya kebingungan.

"Aish! Kau ini!" Sahabat cantiknya menjitak kepala kyuhyun pelan, otomatis kyuhyun mengcover kepalanya untuk melindunginya.

"Lihatlah!!" Wanita cantik itu menunjukan tulisan didepan amplop tersebut, dan kyuhyun membacanya hati-hati.

"Adikku... Surat dari adikku kyuuuu..." Ia berteriak kegirangan.

"Jinja?!" Kyuhyun ikut bersemangat, "bukankah kau sangat menunggu nunggu surat balasan darinya"

Wanita tersebut mengangguk penuh semangat.

"Apa isinya?!" Kyuhyun penasaran.

"Kau tahu!!" Wanita tersebut memotong perkataannya membuat kyuhyun penasaran, "ia akan datang ke sini! Ia akan datang ke korea! Bulan depan kyu!!! Bulan depaaaann...."

"Huwaa.. Jinjja?" Tanya kyuhyun yang terjekut, sahabatnya tersebut mengangguk penuh semangat meyakinkannya.

"Cukkae......" Kyuhyun merangkul pundak sahabatnya. "Kau pasti benar benar tak sabar bertemu dengannya!" ujarnya tak kalah bersemangat.

"Tentu saja!!" Jawab sahabatnya tersebut, mereka berjalan bersamaan sembari merangkul satu sama lain. "aku sangat merindukannya kyu..."

>>>forward>>>

 


 

Aku berjalan masuk kedalam sebuah ruangan dengan pakaian medis yang melekat setelah pakaianku, lengkap dengan masker dan penutup kepalanya. Dingin dan sunyi itulah yang kurasakan didalam sini, langkahku yang sengaja tak ku hentakkan dengan keras masih dapat kudengar dengan jelas bersamaan dengan sayup-sayup suara mesin medis yang memenuhi ruangan ini. Aku tersenyum melihat seseorang yang terbaring diatas ranjang saat ini, ia tertidur dengan wajahnya yang damai.

 

Aku duduk di kursi yang ada tepat disebelah ranjangnya, kugeserkan kursinya lebih mendekat sehingga aku bisa menggenggam tangannya dengan bebas.

"Aku datang..." Sahutku, ku pandangi lengannya yang pucat.

"Mianhae aku baru datang hari ini, kau tahu di gallery sedang banyak sekali pekerjaan sampai-sampai aku harus menambah seorang pekerja untuk membantuku dan minho..."

"Tut...tut....tut....tut..." Hanya itulah jawaban yang kudapat.

Aku diam sejenak. "Bagaimana kabarmu?"

"Apakah kau mimpi indah?" aku tahu pertanyaanku tak akan mendapatkan jawaban.

"Kau harus segera membuka matamu...."

"Aku ingin kau memastikan sesuatu...."

 

***


 

"Ne..arraseo..." Ujar yoona kepada seseorang dibalik telfonnya.

"Ne..ne..." Tambahnya, "ne.. Kamsahamnida..." Ia mengakhiri pembicaraan dan menyimpan kembali gagang telfon ke tempatnya semula.

"Noona waeyo?" Tanya minho dari balik mejanya yang berhadapan dengan meja kerja yoona.

"Minho bagaimana ini, sepertinya seorang klien meminta percetakan foto dipercepat" jelas yoona.

"Mwo? Klien yang mana noona?"

"Sepertinya manager dari EXO" yoona terlihat sibuk membuka lembaran-lembaran buku catatan di hadapannya. "550 lembar foto yang akan dipakai untuk fanmeeting mereka, mereka memintanya ready besok sedangkan disini tertulis foto tersebut deadline untuk hari senin bagaimana ini?"

"nee..?!" Minho terlihat terkejut.

"Waeyo?" Kyuhyun tiba tiba saja muncul, ia berjalan kearah meja kerjanya sembari menenteng blazer di lengannya.

"Hyung baru saja mana manager EXO meminta deadline foto mereka dimajukan menjadi besok, bagaimana ini hyung?" Tanya minho, ia berdiri mendekat kepada kyuhyun dengan gelisah.

"..... Maksudmu cetakan 550 lembar untuk fansign?" tanya kyuhyun berhasil mengingat ingat. Minho mengangguk cepat.

"Mwoyaa!" Sentak kyuhyun marah, "bagaimana mereka bisa seenaknya begitu?" Kyuhyun menatap kearah yoona meminta penjelasan.

"Ia meminta maaf atas hal tersebut, fanmeeting dipercepat karena alasan yang sangat mendesak..." Jelas yoona, "ia juga mengatakan akan mengganti rugi dengan membayar dua kali lipat..." Tambahnya.

"Kurasa mereka tak punya pilihan lain, kyuhyun-ssi kurasa mereka membutuhkan bantuan kita" ujar gadis polos tersebut.

"Kau benar noona, tapi bagaimana kita bisa menyelesaikan 500 lembar dalam waktu kurang dari 24 jam?" Keluh minho, ia menatap kyuhyun penuh harap.

"Bisa!" Sahut kyuhyun, seketika yoona dan minho menatap kearah ketua mereka penasaran. "Yoona lihat jadwal untuk besok!" Perintah kyuhyun.

Dengan segera yoona mengecek agenda untuk besok, di buku catatan juga di komputer yang ada dihadapannya.

"Pemotretan untuk majalah ceci pukul 2 siang, setelah itu tidak ada lagi" jawab yoona gesit.

"Tunda pemotretan sampai pukul 4 sore, kita selesaikan percetakan sampai pukul 12 siang katakan pada manager EXO mereka bisa membawa kartunya pukul 1 siang" perintah kyuhyun, ia terlihat begitu berkharisma.

"Ne.." Jawab yoona, tanpa pikir panjang ia segera menghubungi kliennya lagi. "Minho siapkan peralatan yang kita butuhkan! Kita kerjakan sekarang juga!" Ujar kyuhyun.

"Ne hyung!" Dengan segera minho berjalan ke gudang tempat penyimpanan membawa peralatan yang dibutuhkan.

 

"Sudah berapa semuanya?" Tanya minho yang terlihat tengah sibuk memotong-motong kertas menggunakan alat pemotong yang berukuran lumayan besar.

"500..." Jawab yoona yang sibuk menghitung tumpukan kertas di hadapannya, gadis tersebut terduduk di lantai diantara sofa dan meja yang ada di ruang meeting gallery ini. Gadis cantik tersebut melirik kearah arloji berwarna biru yang melingkar di lengannya.

"Sudah hampir pagi" teriaknya lemah saat melihat arlojinya yang menunjukan hampir pukul 4 dini hari.

"Tersisa 50 lembar lagi.." Ujar minho masih sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan kyuhyun masih serius didepan printer berukuran lebih besar dari printer normalnya. Ia memastikan hasil cetakannya tak ada kerusakan satupun.

"tidurlah, sisanya biar aku yang menyelesaikannya" kata kyuhyun tanpa memalingkan wajahnya.

"Kwaencana... Aku baik baik saja hyung" ujar minho masih melakukan pekerjaannya.

"Aku tak berbicara padamu..." tukas kyuhyun, ia memalingkan wajahnya menatap minho lalu beralih menatap yoona yang sudah setengah sadar di tempatnya.

"Kau tega sekali hyung" ujar minho seolah mengerti maksud kyuhyun, hyungnya tersebut menyeringai evil.

"Yeoppo.." sahut minho, "benarkan hyung?" ujarnya sembari menatap kyuhyun dan beralih melirik yoona yang sudah tertidur dengan kepalanya yang   bersandar dimeja.

Kyuhyun ikut menatap yoona, ia hanya tersenyum dan kembali meneruskan pekerjaannya.

"gallery kita jadi lebih berwarna..." tambah minho

"Jangan mengatakan hal yang tidak tidak, cepat selesaikan pekerjaanmu" sahut kyuhyun.

"Ne hyung!" Minho memberikan sikap hormat seperti seorang tentara.

 

***

 

"HOAAAMM..." Seorang gadis menguap dengan rambutnya yang berantakan, wajahnya terlihat segar seperti baru saja mendapat mimpi indah walaupun tidur terduduk dengan kepala yang terbaring diatas meja.

"Selamat pagi semuanya" ujarnya setengah sadar, yoona menatap kesekelilingnya dengan matanya yang menyipit.

"Good morning noona.." Sapa minho yang terlihat masih sibuk dengan pekerjaannya, lelaki tersebut terlihat tengah mengepak tumpukan kertas hasil pekerjaan mereka semalam suntuk.

"OMO! Minho kau tidak tidur semalaman?" Yoona bangkit dari tempatnya dan  mendekat kearah minho.

"Mianhae biar aku yang mengerjakan sisanya, kau istirahatlah" ujar yoona, gadis tersebut duduk di samping minho dan mengambil pekerjaannya.

"Heii noona kwaencana... Sedikit lagi selesai" sahut minho.

"Mwoya! Kau harus memotret sore nanti, mandilah dan istirahat" yoona meneruskan pekerjaan minho, ia mengepak kartu membaginya dan memasukan kedalam 11 amplop yang berbeda.

"Ya palliwaaa!" Ujar yoona melihat minho yang masih diam ditempatnya.

"Kau tidak apa apa noona?" Tanya minho khawatir.

"Tentu saja! Jika kau ngantuk saat pemotretan nanti itu akan jadi masalah untukku... Karena aku tak bisa menggantikanmu" candanya, yoona berbisik di akhir kalimatnya.

"haha... noonaaa" minho terkekeh, "kalau begitu aku tinggal ya noona"

"neee.. Istirahatlah minho" minho bangkit dari tempatnya dan pergi meninggalkan yoona "arraseo noona" teriak minho.

 

"Pergi kemana bocah itu?" Tanya kyuhyun yang datang tiba-tiba, lelaki tampan itu sudah terlihat segar dengan rambutnya yang basah. Ia terlihat baru saja selesai membersihkan diri.

"Kyuhyun-ssi" sapa yoona, "aku menyuruhnya untuk istirahat sebentar sebelum pemotretan nanti sore" jelasnya.

Kyuhyun mengangguk anggukan kepalanya sembari menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang melingkar di bahunya. Kyuhyun berjalan mendekat kearah yoona dan duduk diatas sofa tepat disebelah gadis tersebut. Tangannya terlihat berencana untuk membantu yoona.

"Aishh kwaencana.." Yoona memukul tangannya pelan mencegah kyuhyun untuk membantu. "Aku bisa mengerjakannya sendirian" ujar yoona berakting berlebihan.

Kyuhyun terkekeh geli, "baiklah kalau begitu.." Kyuhyun menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.

"Apakah kau lelah? Apa mau kubuatkan kopi?" Tanya yoona menatap kyuhyun sembari tak berhenti menyelesaikan tugasnya.

Kyuhyun menggeleng pelan, "kopi tak mempan membuatku tetap terjaga" sahut kyuhyun. Ia menegakan kembali kepalanya dan menatap yoona. Tiba tiba saja yoona terlihat salah tingkah dan buru buru membalikan wajahnya dari kyuhyun.

"Lalu apa yang bisa membuatmu terjaga?" Tanya yoona malu-malu.

"Jajangmyun" jawab kyuhyun,

"Neee..." Yoona sedikit terkejut dan secara tak sadar kembali menatap kyuhyun. "Jajangmyun?"

Kyuhyun memgangguk sembari menyeringai, "kau mau kan membelikannya untukku?" Tanya kyuhyun jahil. Yoona menatap kyuhyun terkejut.

 

***

 

"Aneh sekali, memang jajangmyun bisa membuat orang tak mengantuk?" Protes yoona, ia duduk di salah satu meja yang ada di toko jajangmyun langganan kyuhyun.

"ahjumma jajangmyun 2" teriak kyuhyun pada seorang ahjumma yang terlihat sibuk dengan celemek melingkar ditubuhnya.

"Kenapa kita harus ke toko jajangmyun ini? Kenapa tidak di toko dekat gallery saja?" tanya yoona.

"Disini tempat jajangmyun favoritku, dari dulu aku selalu makan disini tak pernah ditoko yang lain" ujar kyuhyun sembari menatap kesekitar toko jajangmyun yang tak terlalu besar namun penuh sesak oleh pengunjung.

"Jinjja? Sejauh apapun posisimu?" Tanya yoona penasaran.

Kyuhyun mengangguk, "hanya jajangmyun disini yang paling enak" jawabnya. Yoona menatap kesekeliling toko, tokonya kecil dan sederhana temboknya dipenuhi coretan-coretan tangan yang walaupun tak sengaja tapi jatuhnya memberi kesat artistik untuk toko ini, unik.

"Sepertinya aku merasa tak asing berada disini" sahut yoona. Kyuhyun terdiam, ia menatap lekat kearah yoona.

"Kau pernah datang kemari?" Tanyanya, wajahnya terlihat ingin tahu.

Yoona mengangkat kedua bahunya polos, "entahlah, tapi tak asing bagiku" jawabnya. kyuhyun menatap yoona dalam-dalam, wajahnya tersirat rasa ingin tahu. Seolah lelaki tersebut berharap ia akan menemukan sesuatu kebenaran jika menatap jauh kedalam mata yoona.

Yoona membalas tatapan kyuhyun kebingungan sekaligus salah tingkah, gadis tersebut menggaruk-garuk pangkal lehernya yang tak gatal dan memalingkan pandangannya dari kedua mata kyuhyun.

"2 jajangmyun" seorang ahjumma datang dengan nampan berisi 2 mangkok jajangmyun dengan sepiring potongan lobak.

"Kamsahamnida..." Sahut kyuhyun dan diikuti oleh yoona.

"Whoaaaaa kelihatannya enak" ujar yoona bersemangat, gadis tersebut langsung menyambar sumpitnya dan tak sabar untuk memakan jajangmyunnya.

"Selamat makan.." Ujarnya bersemangat.

Kyuhyun terkekeh geli, "ne... Selamat makan.." balasnya sembari mencampurkan jajangmyun miliknya agar bumbu didalamnya merata.

 

"Huwaaa perutku penuh sekali.." Yoona mengelus-elus perutnya yang kekenyanyan.

"Selera makanmu sangat luar biasa yoona-ssi" canda kyuhyun. "tapi mengapa tubuhmu sekecil ini" sindirnya lagi.

"Kyuhyun-ssi walaupun aku  kecil seperti ini aku sangat kuat apa kau tak tahu?" Balas yoona sembari memperlihatkan otot ditangannya yang sama sekali tak ada. Hal tersebut membuat kyuhyun terkekeh geli.

Bis yang mereka gunakan untuk kembali ke gallerypun melaju, angin sepoy-sepoy dari jendela yang sengaja dibiarkan terbuka masuk memberikan kesejukan untuk orang-orang didalamnya tak terkeculi kyuhyun dan yoona.

 

15 menit perjalanan membuat yoona mulai bosan, sedari tadi ia hanya memandangi pemandangan jalan tanpa bersuara. Kyuhyun yang sedari tadi sibuk dengan mengangkat panggilan dari beberapa kliennya kini sama sunyinya dengan yoona.

Lelaki tersebut terlihat terpejam sembari tertunduk, angin sepoy-sepoy yang datang dari udara diluar tak bisa membuatnya bertahan untuk terjaga. Kyuhyun tertidur pulas sembari terduduk di sebelah yoona yang tak sadar akan hal itu. Bis terguncang beberapa kali akibat jalanan ya g sedikit rusak, guncangan yang kesekian kalinya membuat kepala kyuhyun terjatuh tepat di bahu milik yoona, seketika yoona terkejut mendapati kyuhyun yang tertidur dibahunya.

"kyuhyun-ssi?" Bisik yoona mencoba membangunkannya, "kyuh...." Yoona mengurungkan niatnya saat mengingat kyuhyun yang bekerja keras semalaman hingga lupa untuk beristirahat.

"katanya jajangmyun bisa membuatnya terjaga" ujar yoona, gadis tersebut lantas tersenyum dengan kedua matanya yang tak lepas mengamati kyuhyun. Tiba-tiba saja jantungnya berlari, berdetak dua kali lipat lebih kencang dari normalnya. Yoona dapat merasakan pipinya yang mulai memanas, ia dapat merasakan saat ini kedua pipinya akan berubah menjadi kemerahan. Gadis cantik tersebut menggigit ujung bibirnya mencoba menghilangkan rasa gugupnya namun semakin lama detak jantungnya semakin berdetak dua kali lagi cepatnya.

 


 

<<

"Kau mencari kamera yang seperti apa?" Tanya kyuhyun pada gadis disampingnya. Gadis tersebut terlihat sibuk melihat-lihat berbagai katalog kamera yang ada di store yang mereka kunjungi saat ini.

"Kamera untuk photografer pemula, bagaimana menurutmu? Kamera poket atau SLR?" Tanya gadis tersebut tanpa melirik kyuhyun.

"Hmm.. Kurasa SLR cocok" jawab kyuhyun, "kau ingin belajar menjadi photografer?" Tanya kyuhyun ingin tahu.

"Anniya.. Bukan aku" jawab sahabatnya.

".... Lalu siapa?" Tanya kyuhyun penasaran.

"Adikku" gadis tersebut menatap kyuhyun penuh semangat, "ia tengah mengikuti kelas photography di sekolahnya saat ini, aku berencana ingin memberikan kamera untuknya di ulang tahunnya nanti" jelas gadis cantik tersebut.

"jinjja? adikmu tertarik memotret juga?" Tanya kyuhyun tertarik, sahabatnya tersebut mengangguk lalu kembali melihat-lihat kamera dihadapannya.

"Whoaaa sepertinya dia berjodoh denganku...benar kan?" Canda kyuhyun.

"Aissh! Jangan berbicara omong kosong.."

"Ya kau seharusnya berdoa agar aku benar-benar berjodoh dengan adikmu, bukankah kau senang jika adik iparmu nanti adalah aku?" Kata kyuhyun.

"Senang? Kenapa aku harus senang?" Sahut gadis tersebut, "aaaa... Kau benar juga seharusnya aku senang karna kau bisa tunduk padaku, hahaha.." Balas canda sahabatnya.

"Eiiyyy..." Protes kyuhyun.

"Tapi aku berdoa agar tuhan benar-benar mentakdirkan kalian berjodoh" ujar gadis tersebut, ia tersenyum sembari menatap kyuhyun lembut.

"...ne?" sahut kyuhyun.

"Tak ada lagi orang yang benar benar aku percaya untuk menyerahkan adik kesayanganku..." Kata gadis cantik tersebut.

>>>Forward>>>

 


 

"Huh..." Dengusku untuk yang kesekian kali. Sedari tadi aku hanya menopang dagu sembari memainkan komputer di hadapanku. Tak ada minho begitu pula kyuhyun. Mereka sedang melakukan pemotretan outdoor dan aku ditugaskan untuk menunggu klien yang tak kunjung tiba sendirian.

"Huuh.." Dengusku lagi. "Kenapa tak kunjung datang juga" kulirik arloji yang terikat dilenganku. Sudah menunjukan pukul 12 siang dan kini perutku mulai keroncongan.

Aku beranjak dari tempatku, berjalan kearah dapur berniat untuk mencari beberapa makanan yang dapat kumakan untuk memenuhi kebutuhan perut ini.

"Kenapa kulkas ini kosong sekali" kataku pada diriku sendiri. Aku memutuskan hanya mengambil satu buah apel yang memang hanya satu satunya makanan yang ada disana dengan sebotol air mineral.

Kubuka air mineral dingin tersebut dan kuteguk hampir setengahnya, "aahh..." Kataku begitu air segar tersebut melewati kerongkongannku. Kutinggalkan air mineral tersebut, ku cuci apel ditanganku dan ku lahap langsung tanpa pikir panjang. "Lumayan.." Kataku sembari mengunyah satu gigitan apel dimulutku.

Aku berjalan meninggalkan dapur, berniat untuk berkeliling gallery karena akupun belum melakukannya sejak pertama kali menjadi anggota gallery ini. aku berjalan melewati sebuah ruangan dengan beberapa kaca dan pintunya yang juga terbuat dari kaca. Dari luar terlihat begitu banyak buku-buku tersusun rapi dari satu rak ke rak lainnya. Aku berjalan dan memasuki ruangan yang terlihat seperti sebuah perpustakaan tersebut.

Aku sempat terpesona melihat ruangan tempatku berdiri saat ini. nuansa putih dengan dinding bata berwarna merah dan sofa-sofa klasik yang membuat tempat ini terasa begitu nyaman. Mataku fokus pada salah satu benda yang ada disini, benda yang memang menjadi pusat perhatian saat kau memasuki ruangan ini. Piano classic berwarna putih.

Mataku tak dapat berpaling dari benda tersebut, entah mengapa seperti magnet tubuhku berjalan sendiri mendekat kearah piano berukuran besar tersebut. Perlahan dan hati hati kusentuh piano tersebut, kubelai lembut. Entah mengapa aku merasakan sebuah memory tersendiri dengan piano. Entahlah aku baru merasakannya. Hatiku bergetar dan tiba tiba saja aku merindukan sesuatu entah apa.

Aku duduk tepat dihadapan piano tersebut, kuletakan jari jemariku diatasnya dentingan lembut terdengar saat jariku mulai menekannya. Aku tak punya keyakinan bahwa dikehidupan sebelum aku koma aku dapat memainkan benda ini dengan baik. Jauh dalam lubuk hatiku, aku sangat ingin memainkannya.

***


 

"Kau bawa tas yang ini saja, sisanya biar aku yang bawa" kataku menunjuk pada tas hitam yang berukuran lebih besar dari yang lainnya. Tas selempang berbentuk mirip tas yang biasa dipakai untuk olahraga, bedanya tas ini didesain untuk menyimpang berbagai peralatan pemotretan.

Aku menggendong sebuah tas ransel di pundakku, bersamaan dengan tas berisi tripod di bagian bahu kiriku. Tak lupa kotak berwarna hitam berisi berbagai lensa kamera yang ku jinjing di tangan kananku.

"Kau kuat?" Tanyaku pada minho memastikan.

"Tentu saja hyung, tidak masalah.." Jawab minho.

"Arraseo, bawa segera kedalam eoh?"

"Ne.." dengan segera ia melakukan yang kuperintahkan.

Aku berjalan masuk kedalam gallery, Ternyata lumayan sulit membawa ketiga tas tas ini sekaligus. Kudapati galleryku yang sepi, tak kutemukan yoona ditempat kerjanya. Tiba-tiba saja kudengar dentingan bebunyian merdu, sayup sayup dan berirama. Dengan hati-hati kusimpan peralatan pemotretan yang kubawa satu persatu. Kedua mataku bekerja sama dengan telingaku mencari-cari kearah sumber suara yang kudengar saat ini. kedua kakiku melangkah ragu-ragu mengikuti kearah suara merdu yang terdengar. semakin lama bebunyian tersebut terdengar mantap, jelas dan membuatku terkejut. dahiku berkerut, alisku hampir menyatu. 'Lagu ini' harmoni yang tak asing ditelingaku, note demi note yang pernah kudengar. kakiku melangkah berani, tak lagi ragu. aku berjalan menuju ruang buku milikku, tempat piano yang kini tengah dimainkan oleh seseorang.

'CEKLIK' Aku berjalan selangkah demi selangkah, dan mataku terpaku begitu pula dengan tubuhku dan pikiranku.

 

"Bagaimana lagunya? Bagus bukan kyu?"

"Lagi ini ibuku yang menciptakannya..."

"Kau tahu kyu, aku dan adikku senang sekali memainkannya..."

"Ibuku menciptakannya khusus untuk kami.."

 

Tiba-tiba saja isi kepalaku berputar, berputar ke masa yang lalu. Moment itu terulang kembali, aku kembali kemasa pertama kali aku mendengar nada nada merdu ini. Nada nada yang pertama kali diperkenalkan oleh sahabatku Im Yuri.

"Yoon..aa - ssi" suaraku terdengar seperti hembusan angin, kedua mataku menatap kearah yoona namun pikiranku berjalan kemasa lalu. Jantungku bergetar hebat, jantungku berdegup tak normal. Aku tak merasakannya saat mendengarkan yuri memainkan lagu ini.

Kedua manik coklat miliknya menatap kearahku, bersamaan dengan berhentinya suara merdu dari piano yang ia mainkan.

"Kyuhyun-ssi" ia sedikit terkejut menatapku berdiri jauh dihadapannya, dengan segera ia bangkit dari tempatnya dan berjalan kearahku.

"Mianhae, aku masuk tanpa izinmu" wajahnya terlihat tak enak, "aku akan segera membantu minho.." Ia bersiap pergi dari pandanganku sampai tanpa kusadari tanganku meraih tangannya, menggenggamnya kedalam genggamanku.

"K..kyuhyun-ssi"

Kedua mataku menatap kedalam matanya. Perasaan yang menguasai diriku saat ini. Aku mensejajarkan berdiriku dengan yoona. Kutatap setiap detail wajahnya. Dari sini aku dapat melihat setiap bentuk wajahnya dan semakin meyakinkan hatiku.

"Kyuhyun-ssi" sahut yoona menyadarkanku.

"..ne" ia menatapku tak mengerti, wajahnya terlihat merah padam. "Aah.. Arraseo sepertinya minho butuh bantuan.." ujarku melupakan pikiranku sejenak dan seolah semua baik baik saja.

Yoona menatapku dengan tatapannya yang kebingungan, "ne.." Jawabnya, ia lantas pergi meninggalkanku sendirian disini. Aku menatap kembali piano classic dihadapanku. Kembali teringat saat saat keberaamaanku dengan sahabat baikku yuri.

"Aku harus memastikannya..." Bisikku pada diriku sendiri, ku simpan sebelah tanganku di dada. Dapat kurasakan detakan jantungku yang masih belum kembali normal.

***


 

Aku berjalan pulang bersama bulan yang menemani tepat diatas kepalaku. Kakiku seolah berjalan otomatis, seperti pesawat dengan status auto pilot tahu kemana ia harus pergi walaupun pilot tak ada dikursi kemudi. Begitu pula aku, aku berjalan ke arah rumahku dengan isi kepalaku yang berputar jauh ke antah berantah. Jantungku tak berhenti berdegup sangat kencang, iramanya menggangguku sekaligus membuatku geli. Kutaruh sebelah tanganku di dada, dapat kurasakan jantungku yang sebentar lagi meloncat untuk keluar. Kedua mataku sudah tak bekerja dengan baik, apa yang kulihat saat ini tak seperti apa yang ada dibayanganku sekarang.

Wajah tampan kyuhyun masih terbayang jelas, setiap detail ketampanannya masih dapat kulihat saat ini. Dapat kurasakan kedua pipiku yang lambat laun semakin memanas. Kutaruh sebelah tanganku yang lain di pipiku.

"Huhh..." Kuhembuskan nafasku, kedua ujung bibirku tertarik otomatis.

"Waeyo?" Sebuah suara mengangetkanku, aku meloncat ketakutan saat mendengar suara yang tibatiba saja berada tepat disebelah telingaku.

"Astaga!" Ucapku,

"Aku.. Ini aku..." Ucap yul dengan wajahnya yang datar. Tak pernah kulihat arwah semanusiawi ini.

"ya!! bisakah kau tidak muncul tiba tiba seperti itu!!" Teriakku kesal.

"Hehe.. Mianhae" ujarnya menyeringai jahil, "jadi siapa yang sedang kau pikirkan?" Katanya menggoda. "Pemilik gallery itu?" Pancingnya.

"Bicara apa kau ini...!" Gumamku.

"Jadi bagaimana orangnya? Apakah dia baik? Perhatian? Atau..."

"Aissh.. Berhentilah berkata yang tidak tidak!" Potongku.

"Ckckck, wajahmu semakin lama mengatakan 'ya aku menyukainya'" racau yul. aku memutar bola mataku dan berjalan cepat menjauh darinya, kututup kedua pipiku dengan tanganku menyembunyikan wajahku yang akan semakin memerah.

 

***

 

"jadi apakah si pemilik gallery itu terarik denganmu? Apakah dia memberikan tanda tanda?" Celoteh yul tak berhenti. Sedari tadi ia mengekor, mengikuti kemana yoona pergi. Kamar, kamar mandi, menonton tv, sampai pergi ke kamar mandi.

Yoona tak menghiraukan kata kata arwah tersebut, ia meneruskan menyikat giginya. Ritual sebelum tidur.

"Apakah kau tertarik dengannya?" Tanya yul lagi.

"...... Bagaimana aku bisa tertarik pada seorang yang tak lama kukenal" jawab yoona setelah selesai kumur kumur.

"kenapa tak mungkin, bukankah ada sebutan 'cinta pada pandangan pertama'?" Balas yul. "Ia lelaki idaman seluruh wanita..." Tambahnya.

"Huhh.. Dari mana kau tahu!" Sahut yoona cuek. Gadis tersebut berjalan keluar dari kamar mandi setelah menyeka wajahnya.

"dia lelaki yang tampan, dan dapat dibilang sukses salam pekerjaannya. Ia mandiri dan selain itu dia juga baik serta sopan bukankah itu cukup untuk menjadikannya sebagai kriteria pria idaman wanita?"

Yoona menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamarnya, ia memblikan tubuh dan menatap arwah dihadapannya curiga.

"Kenapa kau terlihat seperti telah kenal baik dengannya?" Tanya yoona, tatapannya menatap yul curiga.

"Ne..?!" Yuri menggeleng geleng kepalanya seperti tengah mencari sesuatu, ia mengalihkan tatapannya dari tatapan menyelidik yoona. "...hmmm"

"Ck! Kau ini berbicara yang tidak tidak.." Yoona melipat kedua tangannya didada, "arwah sotahu.." Gumamnya, ia menggeser pintu kamarnya dan menghilang dibalik ruangan tersebut.

Yul terdiam di tempatnya, kedua matanya masih menatap yoona yang sudah menghilang dibalik pintu kayu dihadapannya. Wajah pucat arwah cantik tersebut perlahan-lahan berseri, ia tersenyum. Dibalik senyumannya terdapat sebuah perasaan lega.

 

***


 

"...ini tolong.." Yoona menyodorkan sebuah tas berwarna hitam yang lumayan besar, tas berisi peralatan pemotretan. Dari cara yoona membawanya tas tersebut terlihat cukup berat.

"Ahh.. Kamsahamnida" dengan cepat kyuhyun membawa tas dari tangan yoona dan memasukannya kedalam bagasi mobil milik lelaki tampan itu.

"Kurasa sudah semuanya" ujar yoona melihat-lihat isi bagasi mobil kyuhyun.

"Ya.. Kurasa begitu.." Kyuhyun terlihat menghitung isi bagasinya dan tersenyum saat semuanya dirasa lengkap. Dengan hati-hati kyuhyun menutup pintu bagasi mini cooper miliknya.

"Kajja!" Ajak kyuhyun, ia menepuk bahu yoona dan membukakan pintu mobil untukknya. Setelah yoona masuk kedalam mobil, kyuhyun berlari kecil kearah pintu kemudi sembari berpamitan kepada beberapa kru lain yang biasa bekerja sama dengannya.

"Beltnya sudah dipakai?" Tanya kyuhyun sembari memasang safetybelt miliknya.

"Sudah.." Jawab yoona dengan tersenyum.

"...kajja.." Sahut kyuhyun sembari menginjak pedal gas dan mobilpun melaju meninggalkan lokasi pemotretan 'prewedding' sepasangan artis terkenal korea selatan.

 

"Kyuhyun-ssi" ujar yoona ditengah perjalanan.

"Ne.." Jawab kyuhyun masih serius dengan kemudi dan jalanan di depannya.

"Apakah kau selalu bekerja dengan artis artis terkenal seperti tadi?" tanya yoona polos.

"memangnya kenapa?" tanya kyuhyun sembari tertawa kecil.

"Huwaa kau beruntung sekali, kau bisa bertemu lee min jung dan memotretnya selain itu kau juga memotret exo dan girls generation" ujarnya terlihat tak percaya "...aku iri padamu kyuhyun-ssi" katanya polos.

"Hahaha.. Waeyo? Apakah kau penggemar exo? Girls generation? Aku kenal baik dengan mereka" kata kyuhyun.

"Mwo?! Jinjja!! Huwaaa debbak!!"

"Hahaha... Kau ingin bertemu mereka sekarang? Aku bisa menghubunginya"

"Ne?!" Kedua mata yoona melotot lebar. "Apakah kau sangat dekat dengan mereka?"

"...tentu saja tidak.. Hahahah" canda kyuhyun.

"Eiiiiii.. Kau berbohong" sahut yoona kecewa, ia mengembungkan pipinya marah.

Tiba tiba saja bayangan sahabatnya yuri muncul sekelibat, kedua matanya seakan akan melihat yuri yang ada disampingnya bukan yoona. yuri yang duduk dengan pipi dikembungkan dan berakting marah.

'CEKIIIT' Mobil yang dikendarai kyuhyun berhenti mendadak, membuat kyuhyun dan yoona sedikit terlontar dari kursinya.

"Kyuhyun-ssi" ujar yoona, ia menatap lelaki disampingnya dengan tampang yang shock karena terkejut.

Kyuhyun tersiam mematung, Wajahnya masih menatap lurus kedepan namun tatapannya menerawang kedalam pikirannya sendiri. Jantungnya berdetak hebat, entah apa yang ia pikirkan sehingga bayangan sahabatnya yuri ada didalam diri yoona.

"Kyuhyun-ssi? Kwaencana?" Suara yoona menyadarkannya. Perlahan kyuhyun menatap gadis disampingnya, kini benar benar yoona yang dilihatnya. Kedua manik coklatnya menatap nanar kearah yoona, ia menatap gadis tersebut jauh kedalam matanya mencari-cari kembali bayangan sahabatnya.

"Kwaencana?" Yoona menatap kyuhyun khawatir.

"Ne..." Jawab kyuhyun sedikit bergetar, "aku...aku..hanya lapar.." ujarnya beralasan dengan cepat kyuhyun kembali menyalakan mesin mobilnya.

"..mwo?" Yoona sedikit terkejut mendengar alasan kyuhyun. Lelaki tersebut hanya tersenyum datar dan kembali menjalankan mobilnya perlahan lahan.

 

 

"Rumahmu sebelah mana?" Tanya kyuhyun, ia sibuk menatap kearah kanan dan kiri rumah rumah yang ada disekitarnya sembari mengemudi pelan pelan.

"Sebentar lagi sampai..." Ujar yoona, "didepan, rumah sebelah kiri" tambahnya. Kyuhyun menghentikan mobilnya tepat di depan rumah yang yoona tunjuk.

"Ini rumahmu?" Kyuhyun menyelidiki keluar jendela mobilnya, alisnya berkerut saat mendapati rumah tersebut tak asing baginya.

"sebenarnya bukan rumahku, aku hanya menyewa" jelas yoona, "kajja kita turun kyuhyun-ssi" ajak yoona. Gadis cantik tersebut lantas turun dari mobil kyuhyun dan berdiri menunggu si empunya mobil turun bersamanya.

Kyuhyun turun dari dalam mobilnya, alisnya bertautan saat melihat rumah dihapadannya.

"Sebenarnya rumah sewaanku ada di rooftop rumah ini" jelas yoona, sebelah tangannya menunjuk kearah paling atas dari rumah tersebut.

Kyuhyun terkejut, tanpa ia sadari rahangnya terjatuh walaupun sedikit. Sebuah kebetulan yang istimewa, ada apa dengan semua ini?

Kyuhyun terhanyut dalam pikirannya sendiri, beberapa kali yoona memanggilnya namun ia tak menggubris gadis tersebut.

"Kyuhyun-ssi?" panggil yoona sekali lagi.

Akhirnya kedua manik kyuhyun menatap kearah yoona. "Kajja kita masuk" ajal yoona sembari tersenyum manis.

"Sudah malam, kurasa aku akan mampir lain waktu saja" tolak kyuhyun cepat.

"Waeyo? Bukankah kau ingin makan?" Tanya yoona.

"Aku akan makan dirumah.." Jawab kyuhyun, "kalau begitu aku pulang dulu, selamat malam yoona-ssi" pamit kyuhyun, dengan cepat ia masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobil miliknya pergi meninggalkan yoona.

Gadis cantik tersebut masih berdiri ditempatnya sembari menatap mobil milik kyuhyun menjauh dan menjauh sampai akhirnya menghilang.

Tanpa yoona sadari, yul berdiri tak jauh dibelakangnya menatap kearah yang sama dengan apa yg yoona lihat dengan tatapan nanar dan sedih.

"Aggashi, kau baru pulang?" Ujar seorang wanita paruh baya, wanita tersebut tiba tiba saja berjalan dan berdiri didekat yoona.

"Ne ahjjuma.." Angguk yoona, "ahjjuma aku masuk duluan..."

"Aggashi... Bukankah tadi mobil milik tuan kyuhyun?" Tanya ahjjuma pemilik rumah yang kusewa saat ini.

"Ne.. Benar kyuhyun-ssi yang mengantarkan aku pulang" kata yoona, "kau mengenalnya ahjjuma?" Tanya yoona penasaran.

Wanita paruh baya tersebut mengangguk mengiyakan, "dia pemilik rumah yang kau sewa saat ini, dia membeli rooftopku dan membangun rumah yang kau tempati sekarang"

"..ne?" Dahi yoona berkerut, ia tak percaya.

 

***


 

Aku menghentikan mobilku ditepi jalan, kuatur nafasku yang tak beraturan juga jantungku yang berdegup gila-gilaan. Kepalaku mendadak pusing dan tak bisa berfikir. Ada apa sebenarnya dengan semua ini? Ada apa dengan semua kebetulan ini? Ya tuhan apakah aku harus mempercayai apa yang ku pikirkan saat ini?

Kepalaku medadak berputar, bayangan bayangan singkat datang didalamnya. Pertama kali aku bertemu dengan yoona, matanya percis milik yuri garis wajahnya jelas terdapat wajah yuri disana.

"Namaku Im Yoona" terdengar kembali suara yoona saat memperkenalkan diri dikantor waktu lalu. Dentingan piano, nada nada indah yang ia mainkan kembali terdengar dan terekam jelas saat kedua mata ini kupejamkan.

Lagu itu, lagu yang dimainkan yuri saat itu lagu yang ia katakan ciptaan ibunya dan hanya dia dan adiknya yang dapat memainkan lagu itu. Dan kini bagaimana bisa ia tinggal dirumah itu, rumah impian yang sengaja di buat yuri. "Suatu saat nanti rumah ini akan kutinggali dengan adikku" kata kata yang keluar dari mulut yuri sahabatku dapat kuingat dengan jelas.

Ya tuhan apakah dia benar-benar....

Tiba tiba saja aku ingat saat yoona menceritakan soal amnesia yang diidapnya saat ini. Amnesia yang ia dapatkan setelah koma akibat sebuah kecelakaan pesawat.

 

Dengan cepat kunyalakan kembali mobilku, tanpa pikir panjang kuputar mobil ini 360 derajat kearah sebaliknya kembali ke rumah yoona.

 

aku berlari menaiki setiap anak tangga yang ada disini, anak tangga yang mengantarku ketempat paling atas dimana yoona berada.

'TOK TOK TOK!' kuketuk pintu rumah tersebut dengan sabar, kupandangi lagi setiap detail rumah yang ku desain sendiri bersama yuri.

"Kyuhyun-ssi.." Seseorang muncul dari balik pintunya, yoona menatapku dengan manik indah percis milik yuri.

"Bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?" Kataku to the point.

"Ne?" Yoona sedikit tak mengerti, "kau ingin bertanya apa kyuhyun-ssi?"

"....kecelakan pesawat itu.." Kataku hati-hati. "Kecelakaan pesawat yang kau alami, apakah kecelakaan terbesar tahun 2012 lalu?"

Yoona menatapku kebingungan, ia benar benar tak mengerti. "Hmm..." Angguknya pelan.

"Kau... berada di pesawat yang mana yoona-ssi?" tanyaku sekali lagi, kutelan ludahku berat. Kupersiapkan pendengaranku untuk mendengar hal yang benar-benar sudah kuyakini akan keluar dari mulut yoona.

"....aku berada di pesawat yang datang dari jepang..."

Dan tubuhku lemas, hampir saja kaki ini tak dapat menopang bobot tubuhku. Hampir saja aku terjatuh ke lantai. Jantungku kembali berdetak hebat, detakannya lebih gila dari sebelumnya.

Ya tuhan inikah keajaibanmu?

 



Yess! chapter 4 sudah selesai hihi:) bagaimana chingu ceritanya? apakah kalian penasaran? (biasa aja ya?) xixixi. Btw 'selamat idul adha' untuk semua chingu yang merayakan ^^ semoga kyuna di about miracle chapter 4 bisa menghibur waktu liburan singkat kalian hihihi. tungguin chapter selanjutnya yaaa karena gak bakalan kalah seru dan misteri misteri bakal lebih banyak terungkap cieee hahaha. Commentnya jangan lupa aku nunggu banget nih comment dari chingu yang baca ff ini, demi meningkatkan semangat & mood aku buat nulis hihihi. love you chinguuuuuuu :* --terima kasih buat chingu yang udah berbaik hati baca dan comment ff ini :)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fvnkenstein #1
Chapter 7: Wahhh daebak ceritanya..bikin perasaan terombang ambing.

Pdhal rada berharap Yuri pada akhirnya bisa hidup lagi dan bisa kumpul bareng Yoona dan Kyuhyun. Tapi gapapa.

Semoga kedepan nya bisa terus nulis ff KyuNa ya thor.

Terima kasih atas karya nya.
onlysjk #2
Chapter 7: Aigoooo.. sedih banget pas pertemuan yoona sama yuri.. gak nyangka yg dimaksud yuri di mimpinya kyuhyun adalah memberikan jantungnya untuk yoona.. demiii apa thor, part ini bikin mewek hiksss tp aku senang kyuhyun nikah sama yoona seenggaknya yoona punya seseorang yg menjaganya. Fiuuh, gomawoyoooo authornim~ gak nyesel aku mampir baca ff ini. Ditunggu ff kyuna yg lain thor
onlysjk #3
Chapter 6: Thooorr aku bisa kena diabetes ini habis baca ffmu. Soalnya sweet bangeeeeet awwww. Kyuhyun juga suka kan sama yoona? Sampe nyosor gtu soalnya hehehe
onlysjk #4
Chapter 5: Menurut aku kyuhyun salah ngomong tuh, yoona jadi berfikiran yg nggak2 sama dia. Btw, kyu sama yuri cuma temanan aja kan thor? Awas aja si kyuhyun punya perasaan, gue tabok tuh perutnya hahahaha XD
onlysjk #5
Chapter 4: Jadi yurinya koma gtu thor? Terus arwahnya gentayangan dirumahnya sendiri? Heol, gak nyangka yoona bisa tinggal ditempat yg sama seperti kakaknya. Makin pernasaraan niiih..
onlysjk #6
Chapter 3: Waaaah apakah sebelumnya kyuna udah saling kenal thor? Sayang banget yoonanya lupa ingatan..
onlysjk #7
Chapter 2: Kok feeling aku itu kakaknya yoona yaa yg jadi hantunya..
onlysjk #8
Chapter 1: Wah yoonanya lupa ingatan yaa thor? Btw itu dokter sapa namanya? Andy lee emang kah namanya? Hehehe
onlysjk #9
Wah kayaknya rame nih. Ijin baca chap selanjutnya yaa thor hihiiii
yoongyuyoong #10
Chapter 7: Udah lama ga buka pas buka udah complete ceritanya kyaaaaa happy ending akhirnyaaaaaaaa ditungu ff ygblain lain semoga etep semangat dan dipenuhi ide cerita yg ga kalah seru yaaaaa!!! HWAIIITIII