FIVE

ABOUT MIRACLE

"Ottoke?" Tanya yuri menunjuk kearah salah satu sofa berwarna putih susu yang ada di toko furniture, "apakah ini cocok?" Tanyanya kepadaku

"Kenapa semuanya harus serba putih? Kenapa tidak warna lain?" Protesku. "Cat rumah putih, rak buku putih, ranjang yang kau beli putih, belum lagi lemarinya"

"Entahlah aku tak punya ide lain, adikku hanya suka warna putih kurasa ia akan senang melihat rumahnya nanti serba putih"

Masih terbayang jelas senyuman gembiranya saat itu, masih terekam didalam otakku. Aku memejamkan kembali kedua mataku, pikiranku dipenuhi dengan yuri dan yoona. Seakan yoona membuat yuri hadir kembali dikepalaku dan menceritakan kembali seluruh cerita tentang dirinya. Seluruh cerita yang yuri ceritakan dulu tentang adiknya terulang kembali dikepalaku seperti rangkaian film yang sengaja diulang.

"Kenapa harus membangun rumah di loteng seperti ini?" Tanyaku pada yuri.

"Bukankah disini indah?" Yuri memejamkan matanya sembari menarik kuat kuat udara segar di atas loteng ini agar masuk kedalam seluruh tubuhnya.

"Dulu adikku selalu merengek pada ibu untuk membuat rumah loteng sebagai tempat bermain kami, tapi ibu tak mengizinkannya karena terlalu berbahaya bagi kami....dulu" Yuri berseri menatapku.

"apakah kau selalu sebahagia itu saat memikirkan adikmu?" Tanyaku penasaran.

Yuri mengangguk,"aku sangat menyayanginya... aku sangat merindukannya... Adikku satusatunya..."

Dapat kuingat betul wajah yuri saat mengatakan kata-kata tersebut. Kedua manik indahnya, manik yang percis seperti milik yoona menatap kearahku dengan tatapan berseri-seri namun sebuah kesedihan tersirat jelas dibaliknya. Ia tersenyum begitu bahagia namun dapat kulihat kerinduan mendalam di balik itu semua.

Aku berjalan melangkah lunglai memasuki ruangan dingin dengan langkah kakiku yang bergema. Gemaannya terdengar ditengah tengah suara alat alat kedokteran yang ada di ruangan ICU ini.

Tubuhku sudah lengkap dengan balutan pakaian medis, pakaian yang sering ku pakai saat berkunjung keruangan ini mengunjungi seseorang yang sama. Aku menatap wanita yang terbaring dihadapanku. Tak banyak yang berubah, matanya masih terpejam, mulut dan hidungnya masih tertutup oleh alat bantu pernafasan hanya rambutnya yang terlihat lebih panjang dari terakhir kali aku bertemu dengannya yang masih membalas tatapanku sebelum kejadian kecelakaan itu. 

Kutarik kursi mendekati ranjang tempat yuri berbaring, dan kujatuhkan tubuhku disana dengan sisa energiku. Kuraih lengan yuri yang terasa dingin, kugenggam dengan kedua tanganku mencoba menghangatkannya. Tubuhku kembali bergetar, seolah aku dapat melakukan kontak dengan yuri pada posisi seperti ini. Seolah yuri tau apa yang kupikirkan saat ini, dan seolah aku merasakan kesedihan yang akan yuri rasakan. Kupejamkan kedua mataku, dan didalam

"Kwaencanayo? Apakah kau sedang menangis?" Seorang gadis kecil tertunduk sembari terisak diatas ayunan yang ia naiki, gadis tersebut memeluk erat boneka kelinci didadanya.

"Adikku.. Adikku pergi meninggalkanku" jawabnya dengan wajah cantik yang berlinang air mata.

"Aku tak bisa bertemu dengan adikku... Aku meridukannya..." Nangisnya semakin menjadi, ia semakin erat memeluk boneka kelincinya.

"Kemana perginya adikmu?"

Gadis cantik tersebut menggeleng masih terisak, "ayah membawanya pergi entah kemana, adikku menangis dan aku sangat mengkhawatirkannya... Aku ingin adikku... Aku hanya memiliki adikku"

"Apakah kau suka permen karet? Saat aku sedih aku akan mengunyah permen karet dan membuat balon agar aku lupa dengan keinginanku untuk menangis... Apa kau mau?"

Gadis tersebut menggangguk dan memakan sebungkus permen karet dan mengunyahnya penuh konsentrasi.

"cho kyuhyun imnida.."

"Im yuri imnida.."

Kepalaku tiba-tiba saja kembali mengulang pertemuan pertamaku dengan yuri. Sepulang sekolah, di taman dekat rumah saat aku berumur 7 tahun, 17 tahun yang lalu. Seperti sebuah adegan film drama yang berputar ulang namun hanya ada didalam kepalaku.

Aku kembali membuka kedua mataku. Aku menatap yuri dengan hatiku yang terasa sakit. "Apakah kau sedang sedih saat ini?" Tanyaku padanya dengan tak mengharapkan balasan darinya.

"aku tak yakin apa yang harus kukatakan padamu... Aku sangat berharap kau cepat bangun dari tidurmu dan melihat apa yang ingin kutunjukan padamu..."

Suara mesin pendetak jantung menjawab perkataanku.

"Yuri-ah..." Tenggorokanku tercekat saat memanggil namanya, "....adikmu sedang menunggu... Menunggumu.."

***

Sesosok arwah cantik dengan pakaian dress putih selutut berdiri tepat disamping ranjang, disisi yang bersebrangan dengan tempat kyuhyun duduk saat ini. ia lepas menatap kearah kyuhyun, kedua matanya menyiratkan perasaan bersalah. Arwah wanita tersebut tak melakukan apa apa, hanya berdiri diam dan mengamati kyuhyun dari tempatnya.

"Kyu... Apa yang harus aku lakukan.." Ia mendesah lembut terdengar seperti suara hembusan angin. Wajahnya terlihat terlalu sedih namun tak ada air mata yang membasahi wajah cantiknya.

***


Pagi yang indah, langit begitu cerah setelah hujan turun semalaman kini matahari kembali bersinar walaupun masih terdapat tumpukan awan yang sedikit menghalangi cahayanya.

"Apakah seharusnya aku membawa payung?" Aku mengamati keadaan langit  diatas kepalaku, "sepertinya hujan tidak akan turun lagi" kesimpulan dari pengamatan sekejapku.

Aku berjalan riang sembari menyelendangkan tas hitam kecil yang biasa kupakai. Sepatuku menginjak genangan kecil yang terdapat di beberapa tempat dari teras lotengku sehingga menghasilkan suara gemercik air yang merdu.

"Ngomong-ngomong kemana perginya yul, aku tak melihatnya sedari malam" kepalaku mengeliling meneliti setiap sudut rumah lotengku dengan berfikir yul tengah bersembunyi entah dimana. "Didalam rumah tak ada, kemana perginya arwah itu... Biasanya dia selalu mengekoriku dirumah" aku meneruskan jalanku dan tak ambil pusing dengan masalah yul, kuanggap ia memiliki urusan lain.

Kuturuni tangga penuh semangat, sedikit meloncati anak-anak tangga ini namun sedikit waspada karena hujan membuat mereka terasa licin.

"Eoh..." Aku sampai di tangga terakhir, "bukankah itu mobil kyuhyun-ssi?" Mobil yang terakhir kulihat malam tadi terparkir tepat disebrang tempatku berdiri saat ini. Aku menyebrangi jalan dan mendekat kearah mini cooper hitam milik kyuhyun.

"Tok..tok..." Kuketuk jendela yang basah karena hujan dengan hati-hati. "Kyuhyun-ssi?" Ujarku saat perlahan jendela tersebut terbuka.

"Hmm...yoona-ssi" lelaki tersebut menggosok gosok kedua matanya, wajahnya menunjukan bahwa ia baru saja bangun dari tidurnya.

"Kau tertidur didalam mobil?"

"Eoh...sepertinya begitu" ujarnya sembari melihat tempatnya tertidur saat ini. "kau mau berangkat ke kantor?" Tanyanya padaku.

"Hmm" jawabku dengan anggukan.

"Masuklah, kita pergi bersama"

"....arraseo.." Aku berjalan kesisi lain mobil kyuhyun dan masuk kedalamnya.

 

Mobil berjalan menuju gallery milik kyuhyun yang letaknya tak jauh dari rumahku. Selama perjalanan aku maupun kyuhyun tak ada yang mengeluarkan suara. didalam kepalaku sungguh dipenuhi rasa penasaran pada kyuhyun. Wajah tampannya terlihat terlalu kacau untuk pagi yang cerah seperti ini, apakah ia memiliki masalah? Lalu mengapa ia tidur didalam mobil didepan rumahku?

"kajja.." Akhirnya kyuhyun bersuara saat mobil terparkit di samping gallery miliknya. kyuhyun turun dari dalam mobil dan begitu juga aku, keheningan kembali terjadi saat kami berjalan berdampingan kedalam gallery.

"eoh... Oppa?!" Aku setengah berteriak saat kulihat seorang lelaki berpakaian kemeja rapi berdiri didepan pintu gallery.

"Yoona.." Sapa dokter lee sembari melambai kearahku, aku sedikit berlari menghampirinya.

"Oppa...! Sejak kapan kau berdiri disini? Ada apa kau datang ketempat kerjaku?" Aku sangat antusias mengetahui dokter lee mengunjungiku ke gallery milik kyuhyun, sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya akupun sangat ingin mengenalkannya pada kyuhyun.

"Lama sekali kau tak memberiku kabar, aku kemari ingin melihat tempat kerjamu kebetulan aku sedang ada tugas di klinik dekat sini sekalian aku mampir dan membawakanmu ini.."

Dokter lee menyodorkan sebuah kantong berbahan kertas berwarna coklat besar padaku.

"Apa ini?" Aku meraih bungkusan tersebut dan mengintip sedikit isi didalamnya.

"Eoh..." Tiba tiba saja dokter lee menunjuk seseorang dibelakangku, kedua mataku mengikuti arah jari telunjuknya.

Kyuhyun di belakangku berjalan perlahan sembari menatap dokter lee dengan kedua alisnya yang terangkat.

"Hyuung.." Kyuhyun mendekat kearah dokter lee dan menjabat tangannya.

Aku kebingungan dengan keadaan saat ini. "Kalian saling kenal?"

"kyuhyun juniorku saat sma dulu.." Jelas dokter lee, "jadi gallery ini milikmu?"

Kyuhyun mengangguk malu, "debbak... Kau sudah sukses sekarang" ujar dokter lee sembari merangkul pundak kyuhyun.

"Kau juga sudah menjadi dokter yang sukses bukan hyung.." Kyuhyun membalas pujiannya. "Masuklah hyung, sudah lama kita tak berbincang bincang" mereka masuk kedalam gallery bersama tanpa menghiraukanku yang masih terpaku ditempatku.

"Fiuhhh..." Kutiup rambut rambut poniku.

***


"Bagaimana kabarmu hyung?" Tanyaku pada andy hyung, kami duduk di kursi kayu yang ada di loteng galleryku. Udara sehabis hujan yang begitu segar membuat pusing dikepalaku sedikit mereda.

"Tentu saja aku baik, dokter dituntut untuk selalu baik baik saja bukan?" Candanya.

"Tentu saja" balasku sembari terkekeh.

"Bagaimana denganmu? Aku tahu kau akan manjadi photographer yang sukses pada akhirnya.."

"...belom sesukses yang kau pikirkan hyung.." Aku menggaruk garuk pangkal leherku yang tak gatal. "Jika boleh ku tahu, bagaimana kau bisa mengenal yoona?" Pertanyaan yang sangat ingin kutanyakan akhirnya kulontarkan.

"Hmm yoona?... Sebenarnya dia adalah pasienku" ujarnya, "kurang lebih dua tahun yang lalu, ia korban dari kecelakaan pesawat yang menggemparkan itu... Kau tahu kan?" Jelasnya. "Pada saat itu akulah dokter yang bertanggung jawab atas dirinya... Ia adalah contoh dari keajaiban tuhan"

Aku hanya diam mendengarkan penjelasan andy hyung.

"Dia koma selama setahun, aku hampir frustasi dengan keadaannya" ujar andy hyung. "Organ limpanya bocor dan pendarahan di otaknya terlalu parah.. kecil kemungkinan untuknya dapat tersadar dari koma" tambahnya. "Tapi kini ia terlihat terlalu ceria untuk gadis yang koma selama setahun" andy hyung tersenyum ditengah tengah ceritanya.

Aku menerawang menatap lantai di bawah kakiku, didalam kepalaku terlalu banyak pertanyaan yang aku ingin tahu tentang yoona.

"Hyung... Aku ingin meminta pertolonganmu"

"Apa itu kyu?" Andy hyung menatapku penasaran.

"Bolehkah aku meminta semua data rumah sakit tentang yoona?" Pintaku.

"Hmmm.. Bisa saja, tapi untuk apa kyu?" Andy hyung semakin terlihat penasaran.

"Ada yang harus kupastikan, aku akan menceritakan padamu setelah semuanya sudah pasti" ujarku. "Apa kau bisa membantuku hyung?"

Andy hyung mengangguk yakin, "aku akan membantumu.."

***


Yoona terlihat tengah sibuk menggeledah isi bungkusan yang dibawa oleh dokter lee. Sebuah kamera SLR yang dokter lee bilang adalah milik gadis tersebut yang ditemukan bersamanya saat di tkp dua tahun lalu.

"Hmmm... Apakah ini masih berfungsi?" Kata yoona pada dirinya sendiri, ia mengutak atik kamera ditangannya dengan wajah yang serius.

"Selamat pagiiiiiii..." Teriak minho yang baru saja datang.

"Eohh.. Selamat pagii.." Balas yoona tanpa memandang minho.

"Noona kau sudah datang?" Ujar minho berjalan mendekat kearah yoona, lelaki tersebut duduk di sofa ruang tengah gallery. "Kau sedang apa noona?" Tanya minho penasaran.

"Aku sedang mencoba kamera ini, menurutmu apakah kamera ini masih berfungsi?" Tanya yoona menyodorkan kamera ditanganya kepada minho.

"Sini coba kulihat..." Minho meraih kameraku dan mengeceknya.

"sepertinya ada yang salah dengan mesin didalamnya, tapi seharusnya masih bisa di perbaiki..." jelas minho. "kyuhyun hyung memiliki teman yang bisa memperbaiki kamera seperti ini, kurasa ia bisa memperbaiki kamera ini.... ini punyamu noona?"

"hmmm.." yoona mengangguk.

"huwaaaa ternyata kau seorang photografer noona... Dari mana kau mendapatkan kamera ini? Ini kamera limited edition kau beruntung memilikinya" jelas minho sembari mengamati kameraku.

"Hmmm.... Entahlah.." Aku mengangkat kedua bahuku.

 

"Kau baru datang choi minho?" Tiba tiba saja kyuhyun bergabung dengan mereka.

"eoh.. Hyung selamat pagi" minho berdiri dari tempatnya dan membungkuk sopan pada kyuhyun. diikuti dengan yoona yang bangkit dari tempatnya.

"Apakah dokter lee sudah pulang?" Tanya yoona.

"Ne.. Dia terburu buru ada panggilan dari rumah sakit, ia menitipkan salam untukmu" jelas kyuhyun.

"Aaaah.. Nee" yoona mengangguk.

"Yoona-ssi aku butuh kau menemaniku untuk bertemu dengan klien sekarang, apakah kau bisa?"

"tentu..." Angguk yoona cepat,

"Kajja, kita pergi sekarang aku butuh mengganti bajuku lebih dulu"

"bagaimana denganku hyung?" Ujar minho memasang muka memelas.

"Kau bersih bersih studio, nanti sore kita ada pemotretan" ujar sang boss, "kajja yoona-ssi.." Kyuhyun berjalan lebih dulu.

"Minho mianhaeyo noona tak bisa menemanimu bersih bersih" ujar yoona tak enak.

"Kwaencana noona.. Asal jangan lupa membelikan aku oleh oleh ne?" Ujar minho sembari menyeringai jahil.

"Arraseo... Jaga gallery baik baik ne? Aku pergi dulu... Anyyeong" yoona berlari kecil setelah berpamitan dengan minho dan meninggalkan lelaki tersebut sendirian di gallery.

***

'TIDIIIIT... TIDIIIT' suara klakson terdengar berulang ulang kali dari berbagai mobil yang berbeda.

"Kenapa macet sekali.." Gerutu kyuhyun yang mobilnya terhimpit ditengah-tengah kemacetan seoul yang terlalu pagi ini.

"Kurasa orang orang berfikir hari ini akan hujan.." kataku membalas gerutuan kyuhyun.

"Yaa.. Kurasa kau benar" kyuhyun gelisah menatap jam ditangannya. "Sepertinya sudah tak sempat untuk ganti baju dulu.. Apakah aku terlihat kusut yoona-ssi?" kyuhyun menatapku meminta saran atas penampilannya pagi ini.

"Hmm.. Kurasa tak terlalu kusut untuk bertemu dengan klien, masih dapat dibilang normal" jelasku saat melihat dirinya yang sama sekali terlihat tak baik baik saja. Rasa penasaranku kembali muncul tentang ada apa dengan kyuhyun saat ini, semalam ia tampak aneh setelah mengantarkanku pulang dan pagi ini aku mendapatinya tertidur didalam mobil didepan rumahku.

"Kamsahamnida" ia tersenyum kepadaku dan sesekali menatap spion untuk melihat penampilannya sendiri. Kyuhyun tetap tampan, yaaa dia selalu tampan dalam keadaan apapun.

***

"Kau sudah mencatat semua hasil diakusi tadi yoona-ssi?" Tanya kyuhyun saat berjalan keluar dari dalam restaurant tempat pertemuan dengan klien hari ini.

"Hmm.. Aku sudah mencatat semua disini" aku menunjukan sebuah note dengan sampul kulit bludru berwarna coklat ditanganku.

"Kamsahamnida.." Kyuhyun menepuk pangkal kepalaku dan tersenyum, dan tentu saja ia selalu berhasil membuat jantung ini berlari kencang.

'GLUDUK!!' langkahku terhenti saat mendengar suara petir hebat dari luar sana. "Apakah diluar hujan?" Tanyaku gelisah.

"Sepertinya begitu... Waeyo?" kyuhyun ikut menghentikan langkahnya, ia yang berada dua langkah didepanku berbalik menatapku khawatir.

"Kau baik baik saja yoona-ssi?"

"...ne?" Aku menatapnya gugup. "Tentu.." Aku meneruskan langkahku keluar dari restaurant ini dan benar saja hujan lebat dengan angin kencang terlihat didepan mataku, langit terlalu gelap untuk jam 12 siang seperti saat ini.

aku menundukan kepala, mengalihkan kedua mataku dari hujan lebat diluar sana dengan menatap ubin dan kedua kakiku yang melangkah bergantian. tanpa kusadari tanganku meraih ujung lengan blazer yang dikenakan kyuhyun.

"ada apa yoona-ssi? kau baik baik saja?" kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku.

"Mianhae kyuhyun-ssi, kurasa aku tak bisa keluar dari sini" ujarku masih menatap ubin restaurant ini.

"Waeyoo?" Suara kyuhyun terdengar khawatir.

"Aku tak suka hujan, terlalu menyeramkan..."

Sebelah tangan kyuhyun meraih daguku, dengan lembut ia mengangkat wajahku yang tertunduk menjadi menatapnya tepat di kedua matanya. Mendadak rasa takutku hilang, terganti dengan perasaan aneh yang kurasakan didalam hatiku. Wajah kyuhyun terlalu mempesona dari jarak sedekat ini. Aku yakin wajahku akan berubah merah sebentar lagi.

"kwaencanayo yoona-ssi?" Kedua matanya menembus masuk kedalam mataku, bisa kurasakan jantungku berdetak sangat cepat karena sepasang manik coklat ini.

"Aku tak terlalu bersahabat dengan mahluk-mahluk air, ingat kejadian di taman saat aku tenggelam? sesosok mahluk air dari sungai yang menarikku sehingga aku terjatuh saat itu" jelasku pada kyuhyun. Entah apa yang salah dari ceritaku, kedua mata kyuhyun berubah dari khawatir menjadi tatapan bersalah dan tak tega. Aku tak mengerti apa yang ada dipikirannya saat ini.

Dengan segera kyuhyun melepaskan blazer yang ia kenakan dan memakaikannya di atas kepalaku.

"Kau bisa menutup kedua matamu dengan ini selama perjalanan, jadi kau tak perlu khawatir lagi" ia tersenyum, "aku akan menjagamu.." Matanya meyakinkanku.

Aku mengangguk tanpa mengatakan apa apa, wajahku kini terasa panas.

"Kajja.." Kyuhyun merangkul pundaku dan merekatkan tubuhku didadanya, "kau siap? Tutuplah wajahmu, aku akan membantumu berjalan" ujarnya.

"Arraseo.." Aku mengikuti perintahnya, tubuhku dibawa kyuhyun sampai kedalam mobil. Sedikit ku intip, kyuhyun duduk di kursi kemudi dengan seluruh tubuh yang basah kuyup.

"Mianhaeyo kyuhyun-ssi" ujarku merasa bersalah.

"Tutuplah wajahmu yoona-ssi sampai kukatakan aman.." Ujarnya, aku menuruti perintahnya dan mini cooper milik kyuhyunpun terasa melaju.

 

Sepanjang perjalanan kyuhyun tak berheti bicara. Ia meracau tak jelas, sesekali bercanda dan menyanyikan lagu-lagu yang diputar diradio. Agar aku tak ketakutan dan menandakan bahwa ia masih berada didekatku katanya.

 

"Kau bisa membuka matamu sekarang, kita sudah sampai di basement apartementku" ujar kyuhyun bersamaan dengan mobilnya yang berhenti. perlahan aku membuka blazer yang menutupi wajahku, pemandangan deretan mobil mobil dihadapanku semua tampak normal.

"kwaencanayo?" tanya kyuhyun menatapku dari bangku kemudinya.

"eoh.." aku mengangguk sembari tersenyum, "bajumu basah kuyup karna aku kyuhyun-ssi"

"Aku baik baik saja, bajumu juga basah" ia menunjuk bajuku yang tak seberapa basah daripada miliknya, "mungkin tuhan tahu aku belum mandi sedari kemarin" kyuhyun menyeringai jahil.

Aku tersenyum geli, "kajja.. Kita menghangatkan tubuh didalam" ia turun dari mobil dan membukakan pintu untukku.

***

Aku mengeliling setiap sudut apartement milik kyuhyun. Apartement yang cukup besar dengan arsitektur modern didalamnya, lampu lampu kuning yang menyala membuat kesan hangat saat berada didalam apartement ini. Sementara menunggu kyuhyun mandi, aku melihat lihat isi apartementnya. Salah satu spot di apartement ini membuatku tertarik, sebuah tembok pembatas antara ruang tv dengan ruangan yang sepertinya dijadikan ruang kerja kyuhyun menarik perhatianku. Tembok pembatas tersebut berwarna hitam pekat, terdapat beberapa tulisan yang ditulis menggunakan kapur putih diantara deretan kertas foto polaroid yang tertempel rapi ditembok tersebut.

"Sebaiknya kau mengganti bajumu agar tidak masuk angin" suara kyuhyun mengagetkanku, aku berbalik menatap kyuhyun yang sudah menyelesaikan mandinya.

"Kukira gallery adalah tempat tinggalmu kyuhyun-ssi" ujarku padanya, aku tak menyangka ternyata atasanku memiliki apartement semewah ini.

"memang, apartement ini tak sering ku tinggali" jawabnya sembari mengangkat kedua bahu. "ini bajuku, kurasa ukurannya besar untukmu tapi setidaknya dapat menghangatkan tubuhmu" kyuhyun berjalan mendekatiku dan memberikan sweeter berwarna hitam dengan lingkar kerah berwarna putih.

"Arraseo.. Kamsahamnida" ujarku sembari meraih sweeter tersebut dari tangannya. "Ngomong-ngomong kau sedang berada dimana? Tempat ini terlihat sangat indah" aku menunjuk salah satu foto yang ada di tembok itu dengan pemandangan lautan indah didalamnya.

"Pulau jeju" jawab kyuhyun sembari memandangi foto yang kutunjuk, "kau belum pernah pergi kesana?" Ia menatapku.

Aku mengangkat kedua bahuku, "entahlah, sudah atau belum aku sangat ingin pergi kesana" ujarku antusias.

Kyuhyun meraih foto tersebut dari tembok, terlihat foto lain dibelakangnya saat foto pemandangan laut jeju tersebut diambil dari tempatnya. Hasil foto yang lain, bukan lagi pemandangan laut ataupun yang lainnya melainkan foto seorang wanita dengan rambut panjangnya yang dikepang rapi.

"Foto ini boleh kau bawa, suatu saat kau harus pergi melihat indahnya oantai jeju" ujar kyuhyun namun tak ku gubris, foto wanita di hadapanku kini terlalu menarik perhatianku. Wajahnya yang tengah tak melihat kearah kamera tersebut terasa tak asing buatku. Yul dia yul! Aku yakin wanita tersebut adalah yul wajahnya sangat percis dengan yul.

"Kyuhyun-ssi.... Apa boleh aku tahu siapa wanita ini?" Tanyaku penasaran.

Kyuhyun melihat kearah foto yang kutunjuk saat ini, tak terdengar jawaban apa apa dari kyuhyun. Aku menatap kyuhyun disampingku, ia menatap foto wanita tersebut dengan membisu. Kini kyuhyun membalas tatapanku, kedua manik coklatnya menatapku sangat dalam. Saat ini aku benar benar tak mengerti apa arti dari tatapannya, ia seperti memberikan pesan isyarat lewat kedua matanya.

"Teman wanitaku... Orang yang paling dekat denganku..." Jawab kyuhyun merdu.

"mwo..." Suaraku keluar setengah berbisik.

***

" ini rumahku..semasaku hidup ini adalah rumahku, dan sekarang juga" Yoona mengingat perkataan yul saat pertama kali bertemu dengannya di rumah loteng saat itu.

"Aggashi... Bukankah tadi mobil milik tuan kyuhyun?"

"dia pemilik rumah yang kau sewa saat ini, dia membeli rooftopku dan membangun rumah yang kau tempati sekarang" yoonapun kembali mengingat ingat pembicaraannya kemarin dengan ahjjuma pemilik rumah sesaat setelah kyuhyun mengantarkannya pulang pada malam itu. Didalam kepalanya juga masih teringat jelas wajah kyuhyun yang tampak aneh saat mengetahui dimana tempatnya tinggal saat itu.

Sepanjang perjalanan yoona hanya diam dan melamun, langit sudah cerah kembali hujan pun sudah tak lagi turun. yoona hanyut dengan pikirannya sendiri, ia tak fokus pada kyuhyun yang tengah mengajaknya berbicara. Kepalanya tengah berfikir keras menerka nerka apa sebenarnya hubungan kyuhyun dan yul dan apa yang terjadi diantara mereka. Rasa bingung dan marah menyatu didalam hatinya saat ini.

"Yoona-ssi waeyo? Kwaencanayoo?" Tanya kyuhyun yang menyadari perubahan yoona saat ini.

"...ne?" Kali ini yoona membalas perkataan kyuhyun.

"Kwaencanayo?" Tanya kyuhyun khawatir.

"Eoh...ne.. Kwaencanayoo.." Jawab yoona datar. sesaat terjadi keheningan.

"Jika ada yang ingin kau tanyakan padaku, tanyakanlah.." Ujar kyuhyun dan membuat yoona menatapnya, yoona kebingungan memikirkan maksud perkataanya barusan. Lelaki tersebut seolah dapat menebak isi kepala yoona.

"Arraseo... Untuk saat ini belum ada.." Jawab yoona sembari tersenyum. Kyuhyun membalas senyuman yoona dan kembali memperhatikan jalanan didepannya. Sesekali kyuhyun melirik kearah gadis disampingnya dengan tatapan khawatir.

***

Aku berjalan tanpa sadar, untungnya kakiku membawa tubuh ini kearah yanh benar. Kearah rumah loteng yang kusewa dan akhirnya aku dibuat kebingungan karna rumah tersebut. Aku tak mengerti dengan apa yang terjadi di hidupku saat ini, aku tak tahu mengapa aku berada di situasi seperti saat ini. Aku pun tak mengerti mengapa aku terlalu sedih memikirkan apa yang kuketahui saat ini.

Diawali saat aku merengek pada dokter lee untuk tinggal sendiri dan mencari pekerjaan, aku menemukan rumah sewaan yang indah namun sesosok arwah pemilik rumah tersebut hidup berdampingan denganku. Lalu aku bertemu lelaki pemilik manik coklat yang hangat yang selalu membuat jantungku berdetak, dan kini aku bekerja bersamanya. Namun ada apa dengan sebuah kebetulan yang baru saja ku tahu beberapa detik lalu. Yul teman perempuan kyuhyun? "Teman wanitaku... Orang yang paling dekat denganku..." sebenarnya apa hubungan diantara mereka? mengapa hati ini terasa sakit saat kyuhyun mengatakan bahwa ia orang yang paling dekat dengannya? apakah mereka menjalin sebuah hubungan yang serius? Lalu apakah yul menampakan sosoknya padaku benar-benar hanya karna rumahnya aku tinggali? Atau hal ini ada hubungannya dengan kyuhyun?

 

Langkahku terhenti, tubuhku tersentak saat aku mengingat-ingat sesuatu.

Dulu dirumah sakit seorang wanita paruh baya yang kerasukan tiba tiba saja mendatangiku dan memberikan aku selembaran iklan rumah sewaan. Sebuah rumah loteng indah dengan harga yang murah tak masuk akal. kuingat lagi saat aku tak sengaja bertemu dengan kyuhyun didepan toko bimbimbap akibat uang recehku yang jatuh karna tersenggol oleh entah siapa, dan kertas selembaran yang akan ditempel kyuhyun terbang karena seseorang meniupnya. tidak bukan seseorang tapi sesosok, sesosok arwah cantik yang saat itu tak kuhiraukan. Dia yul! Kuyakin dia yul!

 

Aku berlari, menaiki anak tangga entah apa alasanku berlari tapi aku ingin cepat sampai didepan pintu rumahku. Anak-anak tangga ku naikki satu persatu sangat cepat dengan seluruh tenaga yang kumiliki saat ini. Nafasku menderu saat aku berdiri tepat didepan pintu rumahku, rumah yang kusewa. Jantungku berdebar, bukan akibat berlari tapi karna aku terlalu takut untuk membuka pintu dihadapanku kini. Tiba-tiba saja wajahku memanas dan aku ingin sekali menangis, ku gigit ujung bibirku berusaha menahan air mataku. Dengan mengumpulkan keberanian, kubuka perlahan pintu ini dan aku sudah membayangkan siapa yang akan kulihat dibalik pintu tersebut.

"Yul.." Bisikku saat melihat sesosok arwah cantik yang tersenyum hangat padaku. Aku marah, namun entah mengapa hati ini terasa sakit. Air mataku bergumul di pinggiran mata membuat penglihatanku kabur.

"Kau sudah pulang?" Kedua matanya menatapku hangat, seberkas perasaan sedih dapat kurasakan dari tatapannya.

Aku hanya terdiam, terpaku dengan tatapan datar dan marah. Namun hatiku semakin terasa sakit. Ekspresi yul terlihat kebingungan saat menangkap ekspresiku yang tak biasa.

"Nugusaeyo?" Alisku terangkat sebelah, aku menatapnya dengan tatapan tajam dengan amarah yang menguasaiku. "Siapa kau sebenarnya? Dan apa yang kau inginkan dariku?" terdengar nada menuduh dari suaraku.

"Ne?" Arwah tersebut melangkah maju mendekatiku, namun entah mengapa kakiku berjalan mundur menjaga jarak dengannya.

"Jangan mendekat.." Ujarku dengan memandangnya ngeri, "pergi!" Kini aku mulai berteriak. Yul mengentikan langkahnya, wajahnya terlihat terkejut. Air mukanya kebingungan sekaligus sedih.

Aku berlari, membalikan tubuhku dan sejauh mungkin menghilang dari hadapan arwah tersebut. Aku berharap tak pernah bertemu lagi dengannya. Aku tak ingin melihat arwah itu lagi!

***


sesosok arwah cantik terpaku ditempatnya, menatap punggung seorang gadis berlari menjauh dari hadapannya. Rasa amarah yoona membuat arwahnya terasa berat dan tak tenang. Wajah cantiknya terlihat sedih dan kecewa.

"Yooong..ini unnie, ini unnie..." Deru arwah cantik tersebut.

***


Aku berlari, sekencang mungkin yang dapat kulakukan. Hujan mengguyur habis tubuhku menjadi basah kuyup. Tak kuhiraukan lagi ketakutanku pada hujan, hatiku terlalu sakit dan sedih namun sayangnya aku tak tahu pasti alasannya. Kakiku berlari tanpa tujuan, yang ada dipikiranku hanya membawa diriku jauh dari rumah itu dan jauh dari yul.

 

"Dia teman wanitaku.. Orang yang paling dekat denganku" Wajah kyuhyun datang dibenakku saat mengatakan kalimat tersebut.

"Rumah ini adalah milikku, semasa hidupku aku hidup disini.." Sosok yul nampak menggantikan wajah kyuhyun dipikiranku.

Hatiku bergetar saat menatap wajah kyuhyun. kembali terulang moment bersama kyuhyun saat hati dan jantung ini bergetar karenanya. "...kurasa... Aku mencintainya..." Aku berbisik dalam hati. "..aku mencintai kyuhyun...tapi mengapa?"

Kakiku mulai berhenti berlari saat mulai terasa sakit. Aku menepi di pinggir bangunan meneduhkan kepalaku dari hujan. Kusandarkam tubuhku ketembok bangunan tersebut. Kepalaku terasa sakit saat kumulai memejamkan kedua mataku. Sebersat ingatan yang tak jelas muncul dikepalaku, seperti bagian film yang memutar ulang kebelakang dan kembali lagi kedepan dengan tempo yang sangat cepat. aku yang tertawa, menangis, dan marah semua menjadi satu didalam kepalaku, tak jelas lagi apa yang ada disana selain aku kepala ini terlalu sakit untuk mengingatnya. Lama kelamaan tubuhku melemas dan terjatuh lalu bayangan gelap dan hitam menghampiriku.

“Yoooooooonng…..”  terdengar jeritan panjang mengiringi kegelapanku.

 

to be continued



FINISH! About Miracle chap.'FIVE' ready to read!! :) Mohon maaf untuk keterlambatannya tapi siap siap untuk chap.'SIX' yang akan di post 24 jam dari sekarang so don't miss it chingudeul :) and well! terima kasih untuk chingu semua yang sudah baca dan nungguin dan juga bersedia untuk meninggalkan sepatah dua patah comment ff ini i'm so apreciated you guys :* thanks a lot! tunggu chap selanjutnyaaaaaaaaa...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fvnkenstein #1
Chapter 7: Wahhh daebak ceritanya..bikin perasaan terombang ambing.

Pdhal rada berharap Yuri pada akhirnya bisa hidup lagi dan bisa kumpul bareng Yoona dan Kyuhyun. Tapi gapapa.

Semoga kedepan nya bisa terus nulis ff KyuNa ya thor.

Terima kasih atas karya nya.
onlysjk #2
Chapter 7: Aigoooo.. sedih banget pas pertemuan yoona sama yuri.. gak nyangka yg dimaksud yuri di mimpinya kyuhyun adalah memberikan jantungnya untuk yoona.. demiii apa thor, part ini bikin mewek hiksss tp aku senang kyuhyun nikah sama yoona seenggaknya yoona punya seseorang yg menjaganya. Fiuuh, gomawoyoooo authornim~ gak nyesel aku mampir baca ff ini. Ditunggu ff kyuna yg lain thor
onlysjk #3
Chapter 6: Thooorr aku bisa kena diabetes ini habis baca ffmu. Soalnya sweet bangeeeeet awwww. Kyuhyun juga suka kan sama yoona? Sampe nyosor gtu soalnya hehehe
onlysjk #4
Chapter 5: Menurut aku kyuhyun salah ngomong tuh, yoona jadi berfikiran yg nggak2 sama dia. Btw, kyu sama yuri cuma temanan aja kan thor? Awas aja si kyuhyun punya perasaan, gue tabok tuh perutnya hahahaha XD
onlysjk #5
Chapter 4: Jadi yurinya koma gtu thor? Terus arwahnya gentayangan dirumahnya sendiri? Heol, gak nyangka yoona bisa tinggal ditempat yg sama seperti kakaknya. Makin pernasaraan niiih..
onlysjk #6
Chapter 3: Waaaah apakah sebelumnya kyuna udah saling kenal thor? Sayang banget yoonanya lupa ingatan..
onlysjk #7
Chapter 2: Kok feeling aku itu kakaknya yoona yaa yg jadi hantunya..
onlysjk #8
Chapter 1: Wah yoonanya lupa ingatan yaa thor? Btw itu dokter sapa namanya? Andy lee emang kah namanya? Hehehe
onlysjk #9
Wah kayaknya rame nih. Ijin baca chap selanjutnya yaa thor hihiiii
yoongyuyoong #10
Chapter 7: Udah lama ga buka pas buka udah complete ceritanya kyaaaaa happy ending akhirnyaaaaaaaa ditungu ff ygblain lain semoga etep semangat dan dipenuhi ide cerita yg ga kalah seru yaaaaa!!! HWAIIITIII