chapter 8

kim

Chapter 8

“aku tidak mengerti dengan Kyungsoo. Sepanjang hari kemarin dia tampak tak bersemangat. Saat kami tanya dia selalu mengalihkan pembicaraan” ujar Amber pada Ahra.

Mereka berjalan bersama dari pintu gerbang ke gedung sekolah. Dan sepanjang jalan Amber terus menceritakan betapa anehnya Kyungsoo kemarin. Namun Ahra tak berkomentar apapun.

Pikirannya melayang entah kemana. Bahkan saat sampai dikelas ia hampir terjatuh karena menabrak seseorang.

“apa kau meninggalkan matamu dirumah” kata orang itu sambil memegang lengan Ahra agar tak terjatuh.

Ahra mendongak dan melihat orang itu “kau..Kai” ucap Ahra terbata bata “kau akhirnya masuk sekolah” Ahra tersenyum.

Namun Kai tampak menjaga ekspresinya “Chi soo memintaku semalam. Gara gara kau bilang padanya kau tak pernah masuk sekolah” kata Kai “dia tak mau makan kalau samapi aku tak mau sekolah. Dan itu gara gara Kau” mata kaii melihat Ahra dengan tatapan kesal.

“bagus bagus” Ahra tersenyum sambil menepuk nepuk bahu Kai “sekolahlah yang baik ya. Jangan kecewakan Cha Chisoo ku”

Kai mengerjapkan matanya “sejak kapan dia Cha Chisoo mu? Dia milikku” kata Kai.

“Chi soo yang bilang bahwa dia menyukaiku. Jadi dia milikku” seru Kai, namun Ahra tak menggubris dan meninggalkan Kai yang berdiri dengan ekspresi bodohnya di depan pintu kelas.

.....................................................................................................................................................

“Hujan” seru Ahra saat ia dan Kai tiba di taman tempat dimana Kai biasa menari. Hujan turun tiba tiba dan begitu cepat menjadi deras. Berulang kali Kai mengutuk hujan yang membuatnya harus berteduh di bawah sebuah pohon rindang di tengah taman.

“hujannya indah” kata Ahra.

“apanya yang indah, hujan sialan” protes Kai.

Ahra mengerutkan kedua alisnya dan melihat Kai dengan kesal “tidak bisakah kau tidak membenci sesuatu, hujan kau benci, sekolah kau benci, di puji kau benci. Aneh”

“hujan, sekolah, bisnis adalah hal  yang sangat aku benci” ungkap Kai sambil melihat butiran butiran air hujan yang begitu deras turun di hadapannya.

“kenapa?”

Kai tak segera menjawab, ia membetulkan posisi tasnya kemudian tatapannya terlihat kosong “ayahku meninggal karena kecelakaan mobil saat hujan deras turun 3 tahun yang lalu” ujar Kai dengan raut wajah sedih. Namun tiba tiba ia tersenyum sinis “kemudian orang orang mulai berusaha merebut bisnis ayahku, dan ketika mereka gagal mereka membuat gosip gosip murahan yang benar benar menyebalkan”

Ya memang menyebalkan, apa yang dialami Kai pasti tak jauh berbeda dengannya. Ia tahu persis seperti apa rasanya dibicarakan banyak orang, dan bagaimana rasanya ketika orang orang berusaha menggerogoti kekayaannya. Seperti hyena yang berebut makanan saat sedang kelaparan.

“kau pasti sudah dengar dari kyungsoo tentang  masalah di keluargaku” kata Kai

Ahra mengangguk “ibumu pasti sangat tertekan harus mengatasi semua ini”

“menurutmu apa yang harus kau lakukan ketika kau begitu benci dengan bisnis tetapi orang tuamu memaksamu untuk meneruskan bisnis mereka. Menuruti mereka atau memilih jalanmu sendiri?”

Pertanyaan Kai membuat Ahra mematung, apa yang ditanyakan Kai sama persis seperti masalah yang ia hadapi beberapa waktu lalu. Ia begitu benci dengan bisnis, tetapi karena warisan yang ia peroleh ia terpaksa harus berkecimpung dengan bisnis. dan rasanya benar benar seperti sedang ada di neraka.

“aku tidak begitu suka dengan bisnis, jadi aku mungkin tak akan menuruti mereka. Tapi jika aku adalah satu satunya harapan tidak ada jalan lain selain menuruti mereka” jawab Ahra

“jadi menurutmu aku harus menolong ibuku?”

“karena dia ibumu, maka kau harus”

......................................................................................................................................................

“jadi ini yang kau bilang kau akan berbuat sesuatu” kata Kyungsoo pada Ahra.

Ahra hanya tersenyum “kita lihat saja apakah ia akan masuk sekolah hari ini atau tidak” kata Ahra sambil membuka lokernya dan mengambil beberapa buku.

“kalau tidak?”

“aku akan mentraktirmu”

“mentraktirku di cafe milikku? Itu sama saja seperti omong kosong” ejek Kyungsoo tak percaya pada Ahra.

“kau tidak percaya....” belum selesai Ahra bicara tiba tiba sebuah suara mengalihkan perhatian semua orang.

Suara benda menghantam loker dengan cukup keras.  Dan di tengah tengah koridor itu tampak Jongup sedang berkelahi dengan seorang murid laki laki yang terlihat sangat lemah. Bukan berkelahi, ini tampak seperti penindasan. Dengan wajah congkaknya Jongup melihat murid laki laki yang baru saja ia hajar itu.

“memangnya seberapa kaya orangtuamu hingga mereka sombong sekali tidak mau menerima tawaran dari ayahku, hah” seru Jongup

Namun murid itu tak menjawab apapun, darah mengalir dari sudut bibirnya dan ada beberapa bekas pukulan di wajahnya.

“jawab aku” teriak Jongup.

“hei, ini sekolah bukan lapangan. Jangan berteriak seperti kami ini tuli” seru Ahra kesal.

Jongup langsung menoleh dan melihat Ahra dengan tatapan tajam “diam kau tengik”

“apa?” Ahra mulai terlihat kesal “kau panggil aku apa? tengik? Dasar sampah”

Jongup menggertakkan rahangnya dan menunjukkan ekspresi kesal yang memuncak. “beraninya kau mengataiku sampah. Apa kau ingin cari mati?” dengan langkah congkak Jongup menghampiri Ahra dan Kyungsoo “apa kau lupa aku menyimpan kartu trufmu?”

Tiba tiba Ahra tersentak kaget, ia lupa bahwa Jongup tahu identitas aslinya. Jongup pasti akan membuka identitasnya kapan saja ketika mereka terlibat konflik. dan sepertinya Jongup akan membukanya sekarang.

“kau pikir kau siapa berani seperti itu” kata Jongup sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Ahra.

“turunkan jarimu dari wajah Ahra” seru Kyungsoo

Jongup tersenyum sinis “kenapa? Merasa terganggu?” dan Jongup semakin mendekatkan jari telunjuknya di wajah Ahra.

“aku bilang turunkan”

Tiba tiba seseorang datang dari arah belakang Ahra dan Kyungsoo. “apa kau tuli hah, dia bilang turunkan” dan sebuah tinju langsung melayang kemuka Jongup

“Kai” seru Ahra.

Jongup tersungkur di lantai dengan darah mengalir di sudut bibirnya “sial” Jongup bangkit lagi dan melihat Kai dengan kesal. “siapa kau, beraninya ikut campur”

“dan kau siapa, beraninya macam macam dengan temanku” Jawab Kai

Wajah mereka tampak sama sama kesal dan marah, hampir saja Kai maju selangkah dan akan menghajar Jongup untuk kedua kalinya. Namun Ahra langsung menarik lengan Kai “jangan” kata Ahra dengan nada lembut yang lalu berhasil membuat Kai mundur.

“kalau kau berani lagi, akan kau buat kau buntung” ancam Kai sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat ke wajah Jongup.

......................................................................................................................................................

Gara gara perkelahian itu Jongup dan Kai harus mendapat panggilan dari kepala sekolah. Cukup lama Kai berada di dalam ruang keramat yang ditakuti anak anak itu. Dan Ahra hanya menunggu diluar sambil harap harap cemas. Kyungsoo yang baru tahu Kai dipanggil kepala sekolah langsung berlari menyusul Ahra.

“dia didalam?” tanya Kyungsoo sambil mengatur nafasnya yang terengah engah.

Ahra hanya mengangguk, dan tak lama kemudian pintu terbuka. Kai keluar dengan Jongup mengikuti dibelakangnya. Wajah Kai masih terlihat kesal. Namun ketika ia melihat Ahra ia mencoba tersenyum.

“kau disini?” kata Kai saat mendapati Ahra menunggunya di luar ruang kepala sekolah.

“iya, aku mengunggumu sejak tadi. Apa yang dikatakan kepala sekolah? Apa kau dihukum?”

Kai mengangguk dan tersenyum “tidak usah khawatir, hanya hukuman membersihkan kelas selama sebulan. Sudah biasa”

“bodoh” Ahra memukul lengan Kai “kau baru 2 hari masuk sekolah dan sekarang mendapat hukuman. Murid macam apa kau”

“harusnya kau senang. Aku dihukum selama sebulan, itu artinya aku harus masuk selama sebulan.kau senangkan kalau aku masuk sekolah”

Ya, memang Ahra akan sangat senang jika kai masuk sekolah. Tapi seharusnya Kai masuk sekolah karena Kai mau dan bukan karena hukuman yang harus ia jalani.

“aku pikir kau masuk sekolah karena kau sudah berubah pikiran” kata Ahra

“ya kau bisa menyebutnya begitu jika kau mau”

Kemudian Kyungsoo menyela “sejak kapan kau peduli dengan hukuman yang kau terima. Diskorspun kau tidak takut”

Kai mengangkat kedua bahunya “semua orang bisa berubah setiap saat . iya kan”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dyi-exo
Hi ! this is my first published fic
i hope you like it, and please give your comments, let me know what do you think about this fic

Comments

You must be logged in to comment
LittleNobody317 #1
Chapter 9: Yey fluff nya udh mulai keluar :3 update soon ya thor :D
caeruleusclouds #2
Chapter 6: Cepetan update doong ;;) great fic