chapter 6

kim

Chapter 6

Tepat seperti dugaan Ahra, kai ada di taman itu lagi. dan ia menari lagi . ia membuat Ahra terpesona lagi untuk kedua kalinya. Kai yang ada dihadapannya benar benar berbeda dengan Kai yang tadi pagi ada disekolah. Kai yang kini ada dihadapannya sedang tersenyum sambil menikmati setiap gerakannya. 180° berbeda dengan kai yang tadi pagi begitu dingin dan tidak karuan.

Namun tiba tiba senyum itu hilang saat Kai menyadari keberadaan Ahra. Kai menyudahi tariannya lebih awal. Dan membuat orang orang yang melihatnya segera pergi. Kai pura pura tak melihat Ahra. ia mengambil kotak uangnya ditanah dan berjalan mengambil mantelnya yang ia letakkan di sebuah bangku panjang.

Tanpa banyak waktu Ahra langsung menghampiri Kai. “aku suka melihatmu menari” kata Ahra.

“tidak usah basa basi, katakan apa tujuanmu kemari” nada Kai terdengar seakan akan ia tidak mengharapkan kedatangan Ahra. dan Ahra dapat merasakannya. Ia merasa kesal namun ia harus melakukannya.

“aku ingin minta maaf. Aku tidak bermaksud bilang begitu tadi pagi”

“lalu?” kai melihat Ahra dengan wajah datar, sama sekali tidak ada ekspresi.

“kau mau kan masuk sekolah lagi?” tanya Ahra.

Kai tertawa namun dengan nada mengejek. “memangnya apa pedulimu? Kau bukan siapa siapa”

Kata kata Kai benar benar membuat Ahra kesal hingga rasanya ia ingin menghajar Kai tepat di wajahnya. Ia sudah mencoba bicara dengan nada semanis mungkin namun Kai malah mengeluarkan kata kata sinis seperti itu. Demi apapun laki laki ini benar benar tak punya hati.

“kau teman Kyungsoo. Teman Kyungsoo berarti temanku juga. Dan karena kau sudah sekolah di tempat yang sama denganku jadi kau temanku”

Lagi lagi Kai tertawa sinis “apa kau kekasihnya Kyungsoo?” tanya Kai “sejak kapan aku jadi temanmu hanya karena Kyungsoo itu temanku”

Dan Kai pun meninggalkan Ahra yang mematung dengan ekspresi bodohnya. Ahra tidak tahu harus bagaimana lagi. Kai benar benar punya hati sekeras batu. Namun Ahra tidak boleh menyerah, ia harus membawa Kai masuk sekolah lagi. ini demi Kyungsoo.

Dengan langkah cepat Ahra menyusul Kai yang sudah berjalan jauh di depannya.

Ia harus membujuk Kai, orang tua Kai sudah menghabiskan banyak uang untuk Kai sekolah di Seoul High School. Dan kai tidak bolehmensia siakannya. Oh, tunggu. Kalau kai sekolah di sekolah mahal, pasti orang tuanya tidak miskin. Tapi kenapa kai harus susah susah menari ditaman demi mendapatkan uang?

“oh wait , kai” kata Ahra “ tadi pagi kau bilang kau dulu juga sekolah di sekolah mahal. dan sekaran pindah ke SHS. Orangtuamu pasti tidak miskin kan. Lalu kenapa kau harus susah payah menari di taman untuk mendapatkan uang?”

“bukan urusanmu. Pulang sana, jangan menguntitku” jawab Kai dengan nada gusar yang kemudian mempercepat langkahnya.

Ada yang tidak beres dengan Kai. Dan ahra harus mencari tahu. ia memutuskan untuk membuntuti kai dari jauh. Tak lama kemudian Kai masuk ke sebuah mini market. Cukup lama, dan kai akhirnya keluar sambil membawa sekantung plastik makanan, kantung plastik dengan ukuran yang cukup besar.

Kai berjalan ke arah perumahan. Perumahan jelek dengan jalan yang tidak lebar. Kemudian berhenti di sebuah rumah. Seorang anak laki laki berusia 5 tahun keluar dan memeluk Kai.

“what?” seru ahra kaget “apa dia punya anak diluar nikah yang ia sembunyikan?”

Namun tiba tiba beberapa anak kecil lainnya keluar dari rumah itu. Dan ahra mendapati sebuah plakat putih di atas Kai berdiri. Jaraknya terlalu jauh untuk bisa membaca tulisan tulisan itu. Jadi dengan susah payah ia memicingkan mata dan mengira ngira tulisan di papan putih itu.

“panti asuhan?” kata Ahra.

Ternyata rumah yang didatangi Kai  itu adalah panti asuhan. Ahra tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana mungkin Kai yang hatinya sekeras batu ternyata sangat baik dan mau menolong anak yatim piatu. Bagaimana bisa Kai memiliki 2 kepribadian sekaligus dalam dirinya.

.....................................................................................................................................................

Kai tidak masuk sekolah hari berikutnya. Dan ini membuat Kyungsoo mulai patah semangat. Ia tidak tahu harus bagaimana agar Kai mau sekolah lagi.

Kyungsoo meletakkan kepalanya di meja seolah olah tak ada lagi tenaga untuk mengangkat kepalanya. Ia melihat jam meja yang ada dihadapannya. Melihat jarum tipis berwarna merah yang bergerak setiap detiknya. Hingga sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

“kyungsoo~ah” suara Ahra seketika menggema di setiap sudut studio Kyungsoo.

“ada apa” jawab Kyungsoo dengan nada tak bersemangat.

Wajah Ahra langsung berubah seketika ketika ia melihat wajah Kyungsoo yang benar benar seperti benang kusut “kau kenapa?” tanya Ahra.

“menurutmu?”

“kai?”

Kyungsoo mengangguk “dia tidak masuk lagi hari ini”

“maaf, sepertinya ini semua salahku”

“Bukan, ini bukan salahmu” nada Kyungsoo terdengar sangat lembut, seolah olah dia tidak ingin membuat Ahra merasa makin bersalah.

“sejak awal kau selalu bilang begitu” Ahra memprotes “sudah, jangan sedih seperti ini lagi, akan kulakukan sesuatu untuk memperbaiki ini” dan Ahra langsung pergi meninggalkan Kyungsoo.

Langkah Ahra begitu mantap tadi, dan Kyungsoo tak pernah melihat Ahra seserius itu. Namun ia masih tidak tahu apa yang sebenarnya akan dilakukan Ahra. dan ia memutuskan untuk menunggu saja apa yang akan terjadi besok. Karena ia tahu sekalipun ia bertanya pada Ahra ia tak akan diberitahu sebelum Ahra bisa melakukan apa yang menjadi rencananya.

 

.............................

LOL have no time to update and finally can do it now :D i'm sorry if this fic is so boring, because this is my first Fic , and there is mistakes everywhere, Jeongmal Mianhamnida *Bow*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dyi-exo
Hi ! this is my first published fic
i hope you like it, and please give your comments, let me know what do you think about this fic

Comments

You must be logged in to comment
LittleNobody317 #1
Chapter 9: Yey fluff nya udh mulai keluar :3 update soon ya thor :D
caeruleusclouds #2
Chapter 6: Cepetan update doong ;;) great fic