chapter 4

kim

“tidak usah khawatir, aku hanya jalan jalan sebentar. Aku ingin makan ddekbokki.” Ujar Ahra pada Ricky lewat telepon.

“jangan keluar lama lama. Jangan pulang larut, ayah dan ibumu sedang keluar negeri. Kau juga tidak bawa sopir, banyak orang jahat diluar sana. Atau begini saja, beri tahu kau ada dimana aku akan kesana menjemputmu. Aku akan tiba dalam 15 menit”

Ahra hanya tersenyum, kakak sepupunya ini benar benar sangat menghawatirkannya seolah olah dia adalah putri kecil Ricky kim yang berjalan sendirian di tengah kota. “berhenti bersikap berlebihan. Aku sudah besar, ayah bahkan jarang menghawatirkanku seperti itu”

“oh oke, hati hatilah, kabari aku jika sesuatu terjadi. jangan lewat di jalan sepi, kalau ada berandalan mendekat lebih baik...”

Ahra kemudian memotong ocehan Ricky “oh, aku bertemu seorang teman, aku akan tutup teleponnya. Tut tut” dan telepon pun terputus “aku sudah SMA dan dia memperlakukanku seperti anak SD”

Segera Ahra memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku mantel Biru gelap yang ia pakai. Toko toko berjajar rapi disepanjang jalan dengan lampu warna warni menghiasi bagian depan toko. Jalanan sangat ramai dengan orang orang yang lalu lalang. Semua orang terlihat sama, tidak peduli mereka miskin atau kaya ketika ada dijalan mereka diperlakukan sama dan itulah yang Ahra suka.

Tiba tiba sebuah suara musik Beat terdengar di telinga Ahra. musiknya sangat energik dan menarik hingga membuat Ahra menggerak gerakkan kepalanya mengikuti irama musik. Rasa penasaran yang besar membawanya melangkah menghampiri suara musik itu. Kemudian ia melihat Kerumunan orang orang yang tampaknya adalah asal suara musik yang ia cari. Benar saja, ia mendapati seorang pria sedang melakukan dance ditengah tengah kerumunan tersebut. Sebuah topi hitam menutupi sosoknya yang lincah melakukan gerakan street dance. Kaos hitam panjang yang dikenakan pria itu mulai basah terkena keringatnya. Kaki kaki panjangnya begitu lincah bergerak kesana kemari membuat semua mata yang melihatnya terpana.

Cukup lama Ahra terpesona melihat pria itu menari dengan lincah. Bahkan ketika pertunjukkan berakhir dan orang orang mulai melemparkan uang ke sebuah kotak yang sudah disediakan, Ahra masih disana ditempatnya terdiam dengan senyum mengembang melihat ke arah pria misterius yang sangat keren itu. Dan tanpa sadar ternyata Pria itu sedang memperhatikan Ahra yang tak beranjak sedikitpun.

Pria itu mengambil kotak berisi uang yang ada tak jauh didepan Ahra. kemudian ia melihat ke arah Ahra.

“pertunjukkannya sudah selesai, kau mau memberi uang juga?” tanya pria itu sambil mengarahkan kotak uang yang ia bawa ke hadapan Ahra.

“what?” spontan Ahra tersadar dari lamunannya “oh, ya aku cari dompetku dulu” kata Ahra yang kemudian mengeluarkan uang ₩20.000

Pria itu melihat Ahra dengan tatapan kaget “kau tidak salah mengambil uang kan?”

“tidak, kau pantas mendapatkannya. Kau menari dengan sangaaaat baik” puji Ahra.

Tapi pria itu tampaknya tak terkesan dengan pujian Ahra. “terima kasih” katanya yang kemudian berbalik sambil melepas topinya dan memakainya kembali dengan terbalik.

“tunggu”seru Ahra yang kemudian membuat pria itu berbalik. Pria itu berbalik sambil mengangkat sebelah alisnya. Wajahnya terlihat begitu jelas, rambutnya hitam disibakkan kebelakang dan ditutupi topi hitam bertuliskan Easy. Hidungnya mancung dengan bibir yang cukup tebal dan memiliki lekuk yang bagus, atau kita sebut saja bibirnya eksotis dan terlihat y.

“mwo?” kata pria itu.

“siapa namamu?” ahra bertanya dengan nada yang terdengar gugup. Ia begitu terpesona dengan wajah pria dihadapannya itu hingga jantungnya berdegup lebih kencang.

Pria itu tersenyum hingga membuat salah satu sudut bibirnya lebih tinggi dari yang lain dan lesung pipinya membuatnya terlihat lebih tampan “orang orang memanggilku Kai” katanya yang kemudian berbalik lagi dan pergi.

“Kai , nama yang bagus” ucap Ahra

....................................................................................................................................................

“Demi apapun, kenapa guru tua itu selalu meninggalkan kotak kacamatanya di kelas” Kyungsoo mengomel sendiri sepanjang jalannya ke kantor guru.

Dengan malas ia masuk ke ruangan besar  dengan sekat sekat yang membatasi ruang kerja tiap tiap guru  dan penuh dengan tumpukan dokumen dokumen acak. Pandangannya menyapu setiap sudut ruangan mencari sosok guru laki laki tua yang pelupa itu. Namun sepertinya guru bernama Park Ji Suk itu tak ada disana. Jadi ia memutuskan untuk meletakkan kotak kacamata itu di meja guru Park. Awalnya ia berniat langsung pergi namun tiba tiba matanya menangkap sebuah sosok yang ia kenal. Orang itu sedang berbicara dengan seorang guru wanita. Kemudian berjabat tangan dan berjalan ke arah pintu keluar.

“Bibi” sapa Kyungsoo saat ia akhirnya berpapasan dengan orang itu di pintu keluar.

Orang itu mendongak dan melihat Kyungsoo ”Oh, Kyungsoo”

Kyungsoo kemudian tersenyum “lama tidak bertemu bibi, ngomong ngomong kenapa bibi ada disini?”

Orang itu tersenyum namun senyumnya penuh dengan perasaan sedih dan kacau. “Aku rasa tidak enak jika harus dibicarakan disini”

.....................................................................................................................................................

Dengan langkah tergesa gesa Kyungsoo menghampiri seorang bibi yang ia temui tadi. Ditangannya ia membawa dua gelas Kopi hangat dari Cafetaria. Sebenarnya tadi  ia berniat mengajak bibi itu bicara di cafe terdekat, namun bibi itu tahu kalau Kyungsoo tak bisa pergi jauh dari sekolah karena istirahat akan segera berakhir. Jadi yang bisa Kyungsoo berikan hanya segelas kopi hangat yang bahkan bisa didapatkan oleh anak anak secara gratis.

Bibi itu menerima kopi dari Kyungsoo sambil tersenyum. “terima kasih” katanya.

Kyungsoo membalas dengan senyum yang sangat ramah kemudian duduk di sebelah bibi itu “jadi, apa yang terjadi hingga membuat bibi datang kesekolah ini?”

“seperti biasa, ini soal Kai” ya, bibi yang sedang bicara dengan Kyungsoo ini adalah ibu Kai. Kai adalah teman Kyungsoo sejak kecil sama halnya dengan Suho, Chanyeol, dan Sehun.

“ada apa dengan Kai?” rasa ingin tahu Kyungsoo kemudian muncul dan ia terlihat begitu cemas.

“dia di Drop Out dari sekolah, seperti sebelumnya” kata ibu Kai. Senyum kecut pun terlihat dari bibir tipis yang dipoles lipstik warna pink pucat itu. Kyungsoo tak berkata apa apa. Ia tahu betapa sulitnya keadaan ibu Kai sekarang, terlalu banyak beban yang harus diemban sejak ayah Kai meninggal. Ditambah lagi entah mengapa Kai semakin hari semakin berubah menjadi tidak terkendali. Saat SMP Kai di Drop Out 2 kali dan bahkan disemester awal SMA Kai lagi lagi harus di Drop Out. Setiap kali Kyungsoo bertanya tentang sebab perubahan itu Kai selalu mengalihkan pembicaraan. Bahkan belakangan ini Kai tak pernah menghubunginya lagi.

“Aku tidak bisa berharap banyak. Tapi semoga saja disekolah ini dia bisa menjadi lebih baik. Dan aku mohon tolong buat dia betah disini. Aku yakin kau lebih bisa melakukannya dari pada aku” kata ibu Kai.

Kyungsoo tak bisa menjawab banyak karena ia takut tidak bisa memenuhi permintaan ibu Kai. Jadi ia hanya tersenyum dan berkata “aku akan mencoba semampuku”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dyi-exo
Hi ! this is my first published fic
i hope you like it, and please give your comments, let me know what do you think about this fic

Comments

You must be logged in to comment
LittleNobody317 #1
Chapter 9: Yey fluff nya udh mulai keluar :3 update soon ya thor :D
caeruleusclouds #2
Chapter 6: Cepetan update doong ;;) great fic