TRUTH

TWISTED FATE

Soyou’s POV

 “Maaf, apa kita pernah kenal sebelumnya?” Tanya lelaki didepanku. Aku menatapnya, perlahan-lahan mataku mengabur karena air mata yang menggenang dipelupuk mataku. “Woo…hyun.. ini… a..kuu..” suaraku makin terisak dan terbata-bata. Dia masih menatapku bingung.

“Namu, sudah kukatakan kalau kau tidak boleh…… Soyou??” suara Luhan tertahan saat menatapku. Aku menatap Luhan kaget. “Luhan??” ujarku bingung. Luhan nampak menggigit bibirnya.

“Hyung, dia siapa? Dia mengenalku. Dia mengetahui nama lengkapku. Katanya dia Soyou, Kang Soyou.” Ujar Woohyun sambil menatapku dan Luhan bergantian. Luhan menarik tangan Woohyun.

“Namu, ikut aku. Kau harus berada dikamarmu sekarang, jangan bekerja dulu. Masuklah.” Ujar Luhan lembut. Kemudian Woohyun seperti menurut kata-kata Luhan dan pergi meninggalkanku dan Luhan. Aku menatap Luhan, “Kau mau berbicara ditempat lain? Aku tidak enak dengan karyawanku.” Ujar Luhan.

Aku berjalan keluar sambil mengangkat koperku yang ditahan Luhan. Aku menoleh, “Biar kutitipkan dikaryawanku saja.” Ujarnya sambil beranjak pergi. Aku menunggu diluar café. Luhan menyusulku tak berapa lama lalu mengajakku duduk dibawah pohon tak jauh dari cafenya.

Luhan menjulurkan Vanilla latteku yang tadi tertinggal dimeja, ditangannya Luhan juga memegang Taro Milkshake untuknya.

“Jadi.. apa yang terjadi?” tanyaku. Luhan menoleh padaku lalu menarik nafasnya.

“Tiga tahun yang lalu, kecelakaan hebat menimpamu dan Woohyun. Aku tak tahu pasti bagaimana awalnya, yang jelas pendarahan hebat dikepala Woohyun merusak semua memorinya. Saat itu kau masih koma, kata saksi mata, Woohyun melindungi tubuhmu dengan cara memelukmu. Tapi entahlah aku tidak tahu pasti. Saat Woohyun sadar dia berteriak histeris dan panik, karena tak sedikitpun dia mengenali dirinya sendiri, bahkan dia tidak ingat kedua orang tuanya. Tapi ironisnya dia hanya mengingat dua nama. Xiao Luhan dan kang Soyou. Dia hanya ingat nama kita berdua.

Entah itu adalah keajaiban atau apa. Dia hanya mengingat namaku dan namamu tapi tidak ingat bagaimana wajah kita. Saat kukatakan bahwa aku Luhan dia memelukku, mengatakan aku harus membantunya. Dia mencari gadis berambut merah dalam mimpinya. Katanya nama gadis itu Kang Soyou. Aku awalnya bingung dengan apa yang terjadi. namun Woohyun terus mengulang-ulang permintaannya, mengulang ceritanya bahwa dalam mimpinya ada gadis berambut merah bernama Soyou dan seseorang bernama Luhan menolongnya.

Akhirnya Key dan kedua orang tua mereka memintaku menolongnya. Tapi hari itu, kedua orang tua Woohyun memutuskan untuk memindahkan putra mereka ke Incheon, disini mereka punya bisnis café yang kau kunjungi tadi, dan juga paman dan bibi Woohyun adalah dokter syaraf terbaik di Korea berada di Incheon. Jadilah aku pergi bersama Woohyun, karena Woohyun berkeras untuk pergi bersamaku.

Kau tahu, masa-masa itu sangat menyakitkan. Karena Woohyun terus berteriak saat melihat Key, Woohyun merasa dia gila, dia tidak sadar bahwa dirinya terlahir kembar. Dia terus berkata dia benci disekitar Key dan yang lainnya. Kecuali denganku, bersama denganku dia tetap tenang. Dan dia terus menganggap aku hyungnya.

Woohyun ternyata tidak hanya kehilangan memorinya tentang kami semua, tapi juga semua kemampuannya. Dia tidak lagi bisa memegang pedang anggar, bahkan menulis dan membaca dia juga tidak bisa. Belakangan ini dia jarang bermimpi buruk lagi. Aku pikir itu pertanda baik. Namun akhirnya kau disini, semesta membawamu kesini. Dan aku tak tahu harus berkata apa lagi. Maaf menyembunyikan semuanya.” Luhan berhenti bebicara dan hanya menatapku.

Air mataku sudah turun tak terbendung. “kalian kan tidak dekat. Maksudku, antara kau dan Woohyun kan tidak dekat.” Tanyaku. Luhan tersenyum dan mengangguk, “Itulah yang tak aku mengerti. Kenapa dari diantara semuanya dia memilih mengingatku. Bukankah ada Amber teman kecilnya? Atau Henry, partnernya bermain anggar. Tapi entahlah, semesta ingin kita bertiga menyelesaikan semuanya sendiri.” Jawabnya.

Aku menatap Luhan, “kita??” tanyaku ragu-ragu. Luhan mengangguk, “Aku tahu dari Key dan yang lainnya kalau Woohyun menyukaimu. Sekarang, jawab aku, apa kau menyukai Woohyun?” tanyanya. Aku terdiam dengan pernyataan sekaligus pertanyaan itu.

Jika selama ini Woohyun menyukaiku, maka perasaanku selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. “Soyou.. Soyou..” panggil Luhan menyadarkanku.

“Luhan oppa, apa yang harus aku lakukan?” tanyaku. Luhan tersenyum lalu menopang daguku dengan kedua tangannya. “Tinggallah disini untuk membantunya. Bukannya aku putus asa, hanya saja aku rasa ini waktu yang tepat untuk kalian untuk saling berbicara.” Ujarnya. Aku menatap sepasang mata tulusnya, aku merasakan Luhan masih mencintaiku. Mungkin aku sok tahu, tapi aku tidak pernah salah membaca.

Aku mengangguk menyetujuinya. Tinggal dikota yang sama dengan Woohyun bukanlah pilihan yang buruk.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
michimima #1
So cool <3
I love it~
novaqueenheart
#2
Chapter 17: Uwaaaaa happy ending <3 >o<
Gomawo buat story nya yg berakhir happy ending, >o<
Btw, siapa yg menikah dgn Luhan? Author-nim kah??? ;)
novaqueenheart
#3
Chapter 16: Semangat author-nim ^o^
novaqueenheart
#4
Chapter 15: Can't wait for next chapter >,<
akared #5
Serius? Dah lamanyer tak bace fic melayu!!!
Please bear with your new subscriber, babe!