FINALLY I MET YOU

TWISTED FATE

Woohyun’s POV

“Namuuuuuu….” Sebuah suara memanggilku. Aku kemudian membalikkan badanku dan mendapati sebuah senyuman dan lambaian tangan dari seorang gadis yang telah lama aku kenal, “Amber!” ujarku. Dia berlari kearahku. Kemudian dengan cepat dia memelukku. “Hei.. hei… semua orang melihat kita tahu.” Ujarku. Amber tertawa.

“Tentu saja mereka melihat kita, bodoh. Mereka kan punya mata.” Ujarnya sambil mengurai pelukannya. “Kenapa tidak bilang hari ini kau mulai kuliah disini, huh?” tanyanya. Aku tersenyum kemudian mengusap-usap rambutnya yang selalu dipotong pendek. “Bagaimana latihan Anggarmu? Lancar?” tanyaku, mengabaikan pertanyaannya.

Dia hanya mencibir, “Kau selalu mempedulikan Anggar daripada aku.  Jadi kapan kau tiba dari Jerman?” tanyanya, aku tersenyum, “Kemarin lusa.” Jawabku singkat. Dia membelalak, “Tiga hari dan tak sedikitpun kau mengabariku? Unbelieveable!! Harus kulaporkan pada Henry oppa dan Key oppa kalau kau sekarang bermain rahasia denganku.” Ujarnya, aku hanya tertawa terbahak-bahak.

“Well, beauty, tunjukkan padaku dimana lokerku dan dimana ruang kelasku.” Ujarku padanya. Dia hanya mengerucutkan bibirnya. Dan aku menikmati hari pertamaku, bukan hari yang buruk mengingat mimpi buruk semalam.

***

 

“Nama saya Nam Woohyun, saya penerima besiswa Korea University tahun ini, pindahan dari Ludwig-Maximilians-Universität (LMU) Jerman. Mohon bimbingannya.” Aku memperkenalkan diri didepan kelas bahasa hari ini. Semua mata memandangku dengan malas, inilah tidak enaknya kalau aku masuk ditengah-tengah semester, tapi keputusanku menerima beasiswa ini agar aku bisa kembali ke negaraku, aku rindu Korea.

Sudah hampir 5 tahun aku meninggalkan Korea untuk menimba ilmu Anggar di Jerman. Sahabat ayahku bersedia membiayaiku selama aku di Jerman, dan kemudian saat aku memenangkan medali emas di olimpiade terakhir, beasiswa kembali ke Korea datang padaku. Dan tanpa berpikir dua kali aku menerimanya.

Sebenarnya ayahku tidak menyetujuinya, ayah menginginkanku tetap di Jerman sampai aku menyelesaikan gelar S2 sekalian. Ayahku yang seorang jenderal di angkatan udara, menginginkan aku belajar banyak dari kondisi militer Jerman karena itulah beliau menyarankan aku untuk mengambil kuliah di jurusan politik. Dan tentunya dengan tetap memperdalam ilmu Anggarku.

“Namuuuu…” suara Amber tepat ditelingaku mengagetkanku. Dia adalah dongsaeng kesayanganku. Kami bersahabat sejak kecil, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di Los Angeles namun ibunya yang keturunan China-Korea menginginkan putri mereka satu-satunya mempelajari salah satu kebudayaan Negara asalnya. Amber dan aku dulunya dipertemukan dalam klub anggar dan kebetulan semenjak itu ibunya bersahabat dengan ibuku yang seorang diplomat.

Amber lebih mudah 2 tahun dariku dan dia seorang gadis manis yang sedikit tomboy karena terbiasa memegang pedang anggar, namun dibalik itu semua tidak ada yang menyangka jika hobinya adalah menonton film picisan dan drama.

“Kau kenapa sih hobi berteriak ditelingaku?” ujarku sambil menarik hidungnya. Dia memberengut kemudian menggelayu dilenganku. “Wuahhhh otot lenganmu makin bagus sekarang.” Ujarnya. Aku tersenyum lalu menarik hidungnya kembali. “Bagaimana kelasmu?” tanyanya mengabaikan pertanyaanku. Aku menghela nafasku, “Tidak buruk untuk hari pertama.” Jawabku singkat.

“Anyway, Amber. Kapan kau mulai memanggilku oppa lagi?” tanyaku. Dia menatapku kemudian wajahnya bersemu merah, “Apakah ini tandanya kau mengajakku berkencan?” tanyanya. Aku tertawa kemudian menekankan telunjukku ke dahinya, “Kau masih saja punya perasaan padaku setelah lima tahun aku tinggal.” Ujarku.

Wajahnya memberengut kesal. “Mana bisa aku lupa aku menyukaimu, Namu… kau selalu dihatiku.” Ujarnya sambil meraih lenganku. Aku tersenyum dan brukkk!!!

Seseorang menabrakku, bukunya berantakan dan dia terduduk didepanku. Aku terkesiap menatap gadis yang membereskan buku-bukunya. Rambutnya merah menyala, jangan bilang dia adalah gadis yang dimimpiku semalam. Kepalanya mendongak dan aku makin kesulitan bernafas, wajahnya sama persis.

“Kau tak meminta maaf padaku?” ujarnya ketus. “Ah, Soyou.. maaf aku tidak melihatmu berjalan didepan kami tadi. Maaf.” Ujar amber sambil meraih buku-buku dan peralatan lukis Soyou yang berantakan. Gadis itu, Soyou, hanya memberengut dan meraih semua barang-barangnya. Sedangkan aku mematung menatapnya tak percaya.

Soyou dan Amber sudah berdiri dan menatapku yang masih menatap Soyou. Mata bulat Soyou mengawasiku, dia menatapku dengan keheranan. “Namu? Namu?” panggil Amber disebelahku, menyadarkanku. “Ah, maafkan aku. Ungggg…”

“Soyou. Namaku Soyou. Amber terima kasih atas bantuannya. Dahhh, sampai jumpa dikelas dansa.” Ujar Soyou padaku dan Amber lalu berlari mencapai seseorang yang menunggunya dikejauhan. “Amber, dia siapa? Kau mengenalnya?” tanyaku. Amber mengangguk, “Kami satu angkatan dan sama-sama mengikuti kelas dansa. Yang menunggunya itu sahabatnya, Lee Hoya.” Ujar Amber.

Aku masih terpaku menatap gadis itu yang dengan bersemangat berbicara dengan seseorang disampingnya, wajahnya berseri dan tidak menakutkan seperti didalam mimpiku. “Namu?” panggil Amber lagi.

“Ah, maaf aku hanya sedikit lelah. Anyway, Lee Hoya sepertinya dia dikelasku tadi.” Ujarku. Amber mengangguk, “Lee Hoya oppa memang seangkatan denganmu. Dia ketua club golf. Kabarnya mereka saling menyukai, tapi entahlah, karena Soyou tak pernah bercerita kepadaku.” Jawabnya, aku menoleh dan menatapnya singkat, takdir yang aneh.

***

 

Soyou POV

Aku merapihkan buku-bukuku di lokerku dengan gemetar, aku melihatnya, pria yang selama ini terus menerus hadir dimimpiku. Kata nenek aku ini anak special karena memiliki kemampuan untuk melihat masa depan melalui mimpi. Dan laki-laki itu muncul dalam mimpiku berulang kali sejak aku masih berumur 10 tahun.

“Sial, kenapa aku tidak bertanya namanya tadi.” Gumamku.

“Soyou? Nama siapa?” Hoya menatapku penasaran. Aku menoleh dan tergagap, “Aniya… bukan siapa-siapa kok oppa. Yukkk oppa.” Kataku sambil mengamit lengannya, memulai kelas dansa bersamanya.

***

 

Aku selalu terpesona dengan kemampuan menari Hoya-oppa, karena berbagai macam jenis tarian dia hampir menguasainya dengan baik. Kenapa aku katakan hampir, karena dia bilang dia tidak mau dibilang sempurna dalam menari, dia hanya rajin berlatih. Dan dikelas dansa inipun dia tetap yang paling menonjol, selain dia menjadi asisten dari dosen kami dia juga termasuk yang paling tampan diantara semua peserta.

Dia tersenyum kearahku saat dia membimbing Hyorin menarikan sebuah tarian yang baru diajarkannya. Aku menatapnya kemudian hayalanku melayang. Membayangkan akulah yang berada dalam pelukannya, berbalut baju pengantin putih, kami berdansa setelah mengucapkan janji pernikahan dan kemudian dia menciumku. Lalu dia tersenyum dan mataku memejam, saat aku membuka mata aku menemukan sepasang mata yang menatapku heran dan… aishhhh kenapa wajah pria itu yang aku ingat sih?

Dia mungkin memang terus-menerus dalam mimpiku, tapi aku sudah lama tidak mengharapkannya muncul sejak aku mengenal Hoya. “Soyou… soyou..” suara Amber mengejutkanku. “Ah, Amber.. ada apa?” tanyaku. Amber manatapku dengan keringatnya yang bercucuran, “Nanti temanku ingin berkenalan denganmu, katanya dia ingin mengajakmu makan. Ottae?” ujarnya.

Aku terdiam, lelaki itu yang mengajakku. “Boleh. Bertiga saja?” tanyaku. “Enggak dong, kalian berdua saja. Karena aku ada latihan anggar nanti sore.”

“Berdua??” ujarku, dia mengangguk. “Kau yakin?” tanyaku.

“Tentu saja. Dia baik kok.” Aku duluan ya. Ditunggu di Lotteria depan kampus. Annyeong.” Ujarnya sambil berlari menuju klub Anggar. Aku menghela nafasku dan merapihkan kembali tas berisi baju gantiku. Aku harus menemuninya kan? Aku menghela nafasku kemudian berjalan menuju kamar ganti secepat yang aku bisa.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
michimima #1
So cool <3
I love it~
novaqueenheart
#2
Chapter 17: Uwaaaaa happy ending <3 >o<
Gomawo buat story nya yg berakhir happy ending, >o<
Btw, siapa yg menikah dgn Luhan? Author-nim kah??? ;)
novaqueenheart
#3
Chapter 16: Semangat author-nim ^o^
novaqueenheart
#4
Chapter 15: Can't wait for next chapter >,<
akared #5
Serius? Dah lamanyer tak bace fic melayu!!!
Please bear with your new subscriber, babe!