Oh What a Night

Heartlines [Indonesian]
Please Subscribe to read the full chapter

Hari-hari terakhir di bulan Juli cukup menyenangkan, tidak hanya untukku, namun juga untuk seluruh kru. Terutama Eun Hye yang sangat amat puas dengan jalannya syuting sampai saat ini. Semua kru kami sangat mudah diajak kerjasama dan mereka juga menyuarakan ide-ide mereka untuk menjadikan syuting film pendek ini menjadi lebih erat dan menyenangkan. Saat kami senang dalam bekerja dan dalam kesibukan kami, hal tersebut juga cukup melelahkan.

Eun Hye menyarankan kami untuk istirahat sejenak dan pergi bersama-sama. Chanyeol dengan cepat ikut masuk dalam pembicaraan dan menyarankan kafe pizza dimana band indie kegemarannya biasanya tampil. Kami semua setuju untuk pergi karena saran Chanyeol terdengar menyenangkan.

Aku sangat ingin pergi karena aku tidak ingin menghabiskan seluruh hariku di rumah. Aku telah menghindari mama sejak terakhir kali kami berbicara dan dari cara mama melirikku, mama melakukan hal yang sama.

Di hari Sabtu siang, kami setuju untuk bertemu di luar tempat kami syuting sehingga kami dapat pergi ke kafe bersama. Saat aku datang, Chanyeol, Jongin, dan Da Hee telah hadir sebelumnya. Mereka menyapaku saat aku bergabung dengan mereka. Tak lama kemudian, Kyungsoo dan Eun Hye datang bersama dan kami pun pergi ke kafe tersebut.

Kami naik subway dan sampai di kafe pizza yang artistik tersebut tepat sebelum band kegemaran Chanyeol tampil. Kafe tersebut cukup ramai, namun kami tetap mendapatkan meja dimana kami dapat melihat panggung. Pada malam itu dua band tampil dan salah satunya adalah band favoritku dan Eun Hye. Kami tidak menyangka akan menonton mereka, jadi aku pun sangat senang waktu mereka tampil. Seperti biasanya, penampilan mereka sangat memukau sehingga aku dan Eun Hye tidak dapat menahan diri untuk tidak menyoraki mereka.

Setelah penampilan band tersebut, MC menawarkan kepada penonton yang ingin tampil sejenak saat para anggota band sedang istirahat untuk beberapa menit. Jongin, yang duduk di sebelahku mengangkat tangannya, lalu ia menunjuk Chanyeol yang matanya membesar karena terkejut. Jongin memberitahu MC dengan percaya diri bahwa temannya sangat mahir bermain gitar, Kyungsoo pun menyetujuinya dan mereka berdua mendorong Chanyeol untuk tampil. Pada awalnya, Chanyeol agak malu-malu namun saat ia berada di panggung dan memegang alat music di tangannya, ia pun tenggelam dalam musiknya. Para penonton takjub akan bagaimana hebatnya Chanyeol. Aku sendiri terpukau karena penampilannya sangat bagus.

Saat Chanyeol tampil, Jongin mendekat padaku dan berbisik bahwa Chanyeol mengambil jurusan musik di kampus dan salah satu gitaris terbaik saat mereka masih SMA. Aku menganggukkan kepala, lalu aku sadar akan sesuatu.

Aku melirik Jongin yang sudah kembali terpaku pada Chanyeol yang masih tampil. Aku bertanya-tanya, seraya menatapnya, mengapa ia tidak kuliah seperti teman-temannya. Seperti yang telah ia katakana sebelumnya, Chanyeol mengambil musik dan terakhir kali kuingat, Kyungsoo mengambil kuliner.

Aku mengingat-ingat saat aku tiba-tiba datang ke kafe. Aku menyelinap ke dapur mencari Eun Hye, karena biasanya ia berada di sana, namun aku mendengar ada yang sedang berbisik-bisik. Mereka adalah Chanyeol dan Kyungsoo.

“Ini sudah hampir setahun,” Chanyeol berbisik kepada Kyungsoo. “Kenapa ia tidak—“

“Jangan.” Kyungsoo memperingatkan. Aku melihat ia melirik ke arah meja dimana terdapat Jongin yang sedang sibuk menikmati sebuah cupcake. “Kau tahu bagaimana dia. Saat ia sudah memutuskan sesuatu, ia akan terus berada di keputusannya. Berikan ia…sedikit waktu.”

Aku tidak mendengarkan kelanjutan percakapan mereka karena tahu menguping itu tidak sopan. Namun, aku tidak dapat menahan rasa penasaranku akan apa yang terjadi pada Jongin setahun yang lalu. Mungkin sesuatu yang besar terjadi karena efek pada hidupnya cukup besar sampai ia tidak ingin kuliah namun malah bekerja di toko.

Setelah penampilan mereka selesai, kami mulai memesan makanan. Aku sedang berbicara dengan Eun Hye sambil memakan kentang tentang bagaimana aku masih tidak bisa menemukan kotak yang bagus karena kotak lamaku telah rusak. Eun Hye berkata ia tahu toko yang bagus yang dapat kami kunjungi. Aku juga mengambil seiris pizza dari Eun Hye yang tidak seberapa banyak buah zaitunnya karena aku kurang suka buah zaitun.

“Pohon.” Aku mendengar suara jongin di sebelahku. Aku melihatnya sedang memperhatikan nampanku. “Kau sedang mengambar sebuah pohon menggunakan saus dan kentang.” Ujar Jongin lagi.

“Kau suka hasil karyaku?” candaku seraya menolehkan kepala ke arah gambarku: dahan-dahan kecil pohon tanpa dedaunan.

Jongin tertawa kecil dan mengalihkan kepalanya kearah nampannya sendiri.

 Kami berada di kafe untuk beberapa menit berikutnya untuk mengobrol. Aku terkejut saat tahu Jongin mengerti akan band favoritku; sebenarnya, ia tahu lebih banyak daripada diriku. Ia berkata kakaknya dulu menggemari band tersebut dan ia mendengarkan lagu-lagu mereka seharian penuh. Ia berkata kakaknya menyetelnya dengan suara keras dan karena kamar mereka berhadapan, secara tidak sadar Jongin hafal lirik lagu-lagu mereka dan menyukai band tersebut juga. Aku bercerita tentang mix lagu-lagu mereka yang aku buat sebelumnya. Ia bertanya apakah ia boleh meminjam beberapa CD yang aku buat dan aku berkata ya.

Setelah beberapa saat, aku berdiri di lobby kecil kafe tersebut dan memperhatikan papan pengumuman dimana jadwal tampil band ditempel.

“Kau ada rencana ke sini lagi atau tidak?” aku melihat ke sebelah dan Jongin sedang berdiri di sampingku, melirik papan pengumuman lalu kembali padaku. “Aku masih tidak tahu.” Aku mengangkat bahu. “Mungkin saja, tapi kami akan sibuk beberapa hari kemudian jadi, aku tidak tahu.”

“Band tersebut akan tampil lagi bulan depan.”

“Iya.” Aku setuju dan melirik papan pengumu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
suthchie #1
Chapter 15: sebenarnya jongin suji cocok bersama...
mereka bisa sama2 saling menguatkan satu sama lain...
suthchie #2
Chapter 14: walaupun break, seharusnya juga ngak gitu juga kali...
gimana kalo ntar malah keterusan...
untung suji orangnya baik
suthchie #3
Chapter 13: Jongin emang perhatian banget...
suthchie #4
Chapter 12: Semoga saja jongin ngak suka eunhye...
suthchie #5
Chapter 11: Kurasa suji lebih membutuhkan jongin, dari pada keluarganya sendiri
suthchie #6
Chapter 10: Siapapun yang ditekan oleh orang tua pasti mereasa marah...
suthchie #7
Chapter 9: Mungkin benar juga kalo jongin ang suka...
Tapi kalo ada jaehoon, kayaknya biasa aja dink
suthchie #8
Chapter 8: Padahal hubungan mereka udah makin dekat...
Kenapa harus ada masalah
suthchie #9
Chapter 7: Yah kok balikan sih
suthchie #10
Chapter 6: Ciye yang makin deket sam jongin