Chap 8

If Acting Became Real

 

IF ACTING BECAME REAL

 

.

 

Cast

Yunjae YooSuMin

.

 

Genre

Romance, Humour, duh apalagi ya…nanti lah dicari tahu sendiri di cerita ya…masih bingung…ehehhehehe.

.

 

 

.

 

.

 

Hai..hai…maxy dataaanngggg…..^^

 

Seperti biasa, deep bow n hug untuk teman-teman yang sudah bersedia mereview.. ^^

 

aZEEnk : maxy juga gak akan ngebiarin jaema nikah ma yang lain kok...ehehehhehe...yuk baca yuk...^^

joongielove : jeng jeng jeng....ini dia kelanjutannya... #sodorin chap 8 ^^

JoeGQ2min : shooting tetep lanjut donk... tapi akan hiatus sesaat... gegara konflik... cuma sebentar kok...bis konflik...hepi-hepian lagi...maxy gak sanggup bikin konflik yang berkepanjangan... kasihan emak n babeh...ahehehehhe - > yuk langsung aja baca..^^

akiramia : maxy juga gak mau negpisahin mereka..mereka gak boleh pisah...^^ tapi maxy harap sabar untuk part ini. akan sedikit dag dig dug...^^ #yuk langsung aja..^^

ryung9 : annyeong ryung...^^ semoga suka dengan ff maxy...^^

 

Warning: siap-siap tisu… mungkin aja perlu…ehehhehe

 

Yuk capcus..

Bacanya pelan-pelan aje ye...^^

Jangan lupa memberikan berpatah-patah kata ye….hehehehe ^^

.

,

 

 

Preview

 

“Umma, juga memintamu untuk menikahi putri dari teman appa” ucap Junsu akhirnya mengeluarkan unek-uneknya.

 

Bagaikan petir di siang bolong, ucapan Junsu membuat Jaejoong dan Yunho shock.

 

“M-MWO?” ucap Jaejoong tak percaya

 

.

.

 

Part 8

.

 

.

 

“Mianhe hyung…jongmal mianhe… aku tidak tahu kalau kalian menjalin hubungan…waktu umma menelpon dan menanyakannya kemarin, aku mengatakan bahwa kau tak menjalin hubungan dengan siapapun. Umma menyuruh hyung untuk segera pulang akhir pekan ini karena umma dan appa akan mengadakan makan malam dengan keluarga calon istri hyung. Jongmal mianhe hyung..” ucap Junsu sedih.

 

“Aku akan pulang dan menjelaskan kepada appa dan umma untuk menolak perjodohan ini.” Jaejoong mencoba bersikap tenang.

 

“Tapi hyung…”

 

“Kenapa lagi?”

 

“Appa sedang sakit hyung, kondisi kesehatannya akhir-akhir ini sering tidak stabil, kata umma ada kaitannya dengan jantung appa.. itulah mengapa appa ingin melihatmu segera menikah”

 

Mendengar penjelasan Junsu, Jaejoong dan Yunho semakin pucat. Yunho memegang tangan Jaejoong erat, ia tak ingin kehilangan kekasihnya ini. Baru beberapa hari ia merasa menjadi manusia paling bahagia, tapi sekarang keadaan membuat mereka di posisi yang sulit.

 

“Aku tidak ingin kehilangan appa hyung, selama ini kita jarang bertemu appa, kita belum menunjukkan kepada appa bahwa kita bisa berhasil, tapi aku juga tak ingin membuat hyung tak bahagia. Aku bingung hyung.. Aku ingin semua bahagia, tapi aku tak tahu harus bagaimana hyung?” Junsu menunduk, bahunya bergetar, ia sudah tak bisa lagi menahan tangisannya. Yoochun menepuk pelan bahu Junsu, berusaha menenangkannya.

 

Jaejoong masih terlihat shock, ia tak tahu harus berkata apa. Mulutnya seakan terkunci, baru beberapa hari ia merasa hidupnya terasa sempurna, namun sekarang menguap begitu saja. Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi, haruskan berakhir dengan seperti ini? apakah dia dan Yunho harus terpisah? Apakah mereka tak bisa bersama? Banyak pertanyaan di benak  Jaejoong.

 

Memikirkan itu semua membuat Jaejoong tak sadar telah meneteskan air mata. Sungguh ia tak ingin menangis dihadapan dongsaengnya, namun entah mengapa air matanya tetap jatuh begitu saja. Jaejoong mencoba mengedipkan mata berkali-kali agar tak membuatnya menangis.

Sedangkan Yunho hanya terdiam, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, hanya saja ekspresi yang ia tunjukkan sangatlah sulit dibaca. Wajahnya terlihat sangat tenang, namun matanya menunjukkan hal yang sangat sulit dideskripsikan. Matanya tak lepas memandang Jaejoong yang berada tepat disampingnya. Sampai akhirnya ia melihat air mata Jaejoong jatuh, air mata Jaejoong terjatuh dalam diam. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Jaejoong, namun tiba-tiba air matanya terjatuh.

 

Seketika Yunho memeluk Jaejoong, meletakkan kepala Jaejoong didadanya, memeluknya dengan erat. Ia sangat tak ingin kehilangan kekasihnya ini, “Hyung, gwenchana… aku akan tetap disampingmu hyung…gwenchana… jangan menangis jebbal.. kita akan melaluinya bersama.” Ucap Yunho lirih sambil mengusap pelan rambut Jaejoong, suaranya sedikit bergetar, ia sendiri juga sedang menahan diri untuk tidak menangis.

 

‘Oh, God…biarkan semua ini hanya mimpi… tidak mengapa jika ini buruk, tapi setidaknya biarkan ini hanya terjadi di mimpi saja..Please God…jangan biarkan aku dengan Jaejoong berpisah’ doa Yunho dalam hati.

 

Tapi kenyataannya, ini bukan mimpi…ini sangat-sangat nyata dan mau tak mau mereka harus melewatinya.

 

Keempat orang tersebut sama-sama terdiam, tak ada yang bisa berkata apa-apa. Yunho masih memeluk Jaejoong. Junsu masih menunduk, dan Yoochun masih memegang tangan Junsu, mencoba menenangkan.

 

Tak lama kemudian Jaejoong meminta Yunho melepas pelukannya. Ia kemudian menatap Junsu, “Junsuya…” ucap Jaejoong lirih.

 

Junsu langsung menatap Jaejoong, “Ne..hyung…” ucap Junsu tak kalah lirih.

 

“Tolong sampaikan kepada umma… kalau aku akan datang akhir pekan nanti..” ucap Jaejoong kemudian beranjak pergi, ia berjalan menuju kamar.

 

Ketiga orang yang mendengar ucapan Jaejoong sontak kaget.

 

“Hyung…” ucap Junsu tak percaya

 

“Baby, Joongie…hyung..aiisshhhh…jangan gegabah…” Yunho panik, ia mengikuti Jaejoong berjalan menuju kamar.

 

Melihat apa yang terjadi didepan matanya, Yoochun kemudian menghembuskan nafas beratnya, ‘Oh God…semoga ini segera dapat terlewati tanpa harus ada yang tersakiti’ doa Yoochun dalam hati.

 

.

 

.

 

Malam harinya

 

Jaejoong dan Yunho duduk berdampingan di tempat tidur dengan bersandarkan bantal. Terlihat jelas di wajah mereka guratan kesedihan. Mampukah mereka melewatinya? Bagaimana cara mereka melewatinya? Bagaimana hubungan mereka selanjutnya? Haruskan berakhir seperti ini? haruskah dengan cara seperti ini mereka berpisah? Banyak sekali pikiran dibenak keduanya.

 

Mereka masih terdiam, Jaejoong kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Yunho. Yunho melirik sekilas ke arah Jaejoong, mengusap lembut rambutnya, Yunho kemudian merangkul bahu Jaejoong dengan salah satu tangannya, ia ingin memberikan ketenangan pada Jaejoong.

 

Mendapat perlakuan seperti itu, Jaejoong tersenyum dan Yunhopun juga tersenyum.

 

Mata Jaejoong menatap jauh kedepan, ‘Mianhe Yun…kau sangat penting bagiku, tapi umma dan appa juga sangat penting bagiku, appa sedang sakit, sewaktu-waktu appa bisa terkena serangan jantung, kondisinya sedang tak stabil sekarang. Aku sangat ingin mempertahankanmu, sangat ingin…tapi kondisi ini membuatku sulit.. aku bingung apa yang harus aku lakukan…kalian semua berharga bagiku…aku tak ingin kehilangan kalian…tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan…mianhe Yun…jongmal mianhe..’ batin Jaejoong terasa sangat sakit, ia kemudian menutup matanya, mencoba menahan air matanya yang hendak keluar.

 

“Hyung…” ucap Yunho lirih

 

“mmm…” gumam Jaejoong masih sambil menutup matanya.

 

“Hyung yakin akan datang akhir pekan ini?”

 

Jaejoong membuka matanya, “mianhe…” ucap Jaejoong dengan suara bergetar

 

Yunho kemudian menghembuskan nafas beratnya, tangannya meraih tangan Jaejoong, menggenggamnya erat, “Hyung…jangan menerimanya…jebbal… aku tak mau berpisah denganmu hyung…kau segalanya bagiku..perkenalkan aku kepada orangtuamu hyung…aku akan menjelaskan semua kepada appamu, aku akan meminta restu mereka” pinta Yunho dengan suara yang tak kalah bergetar, ia menahan supaya tak menangis.

 

Jaejoong memegang pipi Yunho, memandang wajahnya, menatap matanya lekat, mereka sedang saling berhadap-hadapan sekarang. Jaejoong merlihat mata Yunho yang sedang berkaca-kaca, dan mungkin ia pun sama karena pandangannya sedikit kabur. Jaejoong mengelus pipi Yunho dengan ibu jarinya, ‘Yunhoya…andai semua semudah itu, tidak mudah bagiku dalam kondisi sekarang ini untuk memperkenalkan kekasihku kepada appa, terlebih lagi jika itu namja. Aku takut akan membuat kesehatan appa terganggu, appa pasti akan sangat kaget melihat anaknya menjalin hubungan dengan sesama namja. Aku berencana akan memberitahu kepada mereka secara perlahan. Andai saja masalah ini tidak muncul, semua pasti bisa berjalan sesuai rencana Yunhoya… mianhe..jongmal mianhe…’ batin Jaejoong.

 

Yunho melihat Jaejoong meneteskan air matanya, “Hyung…” panggil Yunho lirih sambil memegang tangan Jaejoong yang ada dikedua pipinya.

 

“mianhe Yunhoya…” gumam Jaejoong, hanya kata itu yang bisa ia ucapkan. Sebenarnya banyak sekali kata yang ada dipikirannya, tapi entah mengapa semuanya terasa terkunci dimulutnya. Ia bersusah payah untuk tak menangis namun tetap saja air matanya jatuh. Ia kemudian menyandarkan keningnya didada Yunho, ia menangis dalam diam, air matanya tak terkendali dan terus keluar membuat tubuhnya bergetar. “Mianhe Yunhoya…jongmal mianhe..” gumam Jaejoong disela tangisannya.

 

Yunho mendekap erat tubuh Jaejoong. Mendengar Jaejoong mengucapkan kata mianhe benar-benar membuat Yunho tak tahu harus berbicara apa lagi. Air mata yang tadinya ditahan, akhirnya keluar juga. Jaejoong masih bersandar di bahu Yunho. Keduanya menangis dalam diam.

 

.

.

 

Keesokan harinya

 

Semenjak kemarin Yunho dan Jaejoong menjadi pendiam, keduanya sangat jarang berbicara. Pagi tadipun mereka melewatkan sarapan dengan saling diam. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

 

Sore ini shooting dimulai lagi setelah beberapa hari ditunda akibat Changmin yang ternyata harus tinggal di Jepang lebih lama dari jadwal sebelumnya.

 

Semua kru sudah berkumpul, Changmin sedang memberikan arahan. Bukan Changmin namanya jika tidak peka, ia melihat raut wajah Yunho dan Jaejoong yang sedikit berbeda.

 

“Apa kalian ada masalah?” ucapnya sambil memandang Yunho dan Jaejoong.

 

“Sedikit..” jawab Jaejoong singkat.

 

Changmin masih memandang mereka berdua dengan tatapan curiga, “Baiklah, apapun yang sedang kalian pikirkan.. aku berharap itu tidak berpengaruh pada acting kalian nanti” ucap Changmin yang kemudian dibalas anggukan dari Yunho dan Jaejoong.

 

Semua sudah berada pada posisi masing-masing, Yunho yang biasanya ekspresif dan suka bicara menjadi pendiam dan Jaejoong terlihat sedang tak konsentrasi, ia menjadi semakin pendiam. Keduanya menjadi terlihat aneh dan canggung. Maklum sejak kemarin malam, mereka jarang sekali berbicara.

 

Shooting kali ini berlokasi di sebuah rumah di kawasan elit kota Seoul, ini adalah rumah Yunho didalam film.

 

Yunho dan Jaejoong tiba dirumah bergaya eropa ini. Halaman yang luas, bangunan yang megah dan dengan beberapa penjaga dan pembantu membuat semua tahu siapakah Yunho itu. Yunho adalah anak dari pengusaha perhiasan dan berlian.

 

Yunho dan Jaejoong memasuki rumah megah itu dan disambut dengan Mr. da Mrs. Jung. (tentunya diperankan dengan orang yang berbeda).

 

“Umma…appa..” teriak Yunho memeluk kedua orangtuanya. Sedangkan Jaejoong hanya mengikuti Yunho dan tersenyum.

 

“Aigoo…kau nakal eoh? Kau tak mau menemui umma dan appamu malah langsung menemui calon istrimu? Apa kau tak merindukan umma dan appa?” tanya Mrs. Jung berpura-pura marah.

 

“Aiissshhh umma…tentu saja aku merindukan kalian…” ucap Yunho sambil tersenyum, “tapi aku lebih merindukan dirinya” bisik Yunho sambil melihat ke arah Jaejoong dengan memberikan smirk. Sontak Mr dan Mrs. Jung langsung tertawa, diikuti dengan Jaejoong yang tertawa. (namun tawa Jaejoong terlihat sangat dipaksakan, sehingga mau tidak mau membuat Changmin meneriakkan kata…CUT)

 

“Jaejoong hyung…jangan seperti itu tertawanya…cobalah untuk membayangkan bertemu dengan mertuamu yang sangat kau sayangi, pasti itu membuatmu bahagia kan?” ucap Changmin memberikan arahan.

 

‘sayangnya aku belum bertemu dengan mertuaku Changmina…dan kalaupun aku bertemu dengan mertuaku, pasti aku tidak akan sebahagia itu’ batin Jaejoong yang tiba-tiba teringat dengan apa yang harus dilakukannya akhir pekan nanti.

 

“Hyung…hei…aiisshhh.. kenapa malah melamun? Apa yang sebenarnya terjadi..kalian terlihat sangat aneh.. apa kalian bertengkar?” Changmin mencoba mencari informasi, karena ia merasa Yunho dan Jaejoong hari ini tidak mampu beracting dengan maksimal.

 

“Ah..ne mian Changmina…” ucap Jaejoong.

 

“Ya sudah..ayo kita ulangi lagi… Ah..Mr. Lee.. tolong nanti jangan terlalu ke arah kanan…mendekatlah ke arah Mrs. Han… dan setelah kalian tertawa, ajaklah Jaejoong untuk mendekat kearah kalian. Dan Mrs. Han, tolong diperhatikan lagi intonasinya” ucap Changmin sambil memberikan arahan kepada aktor yang berperan sebagai umma dan appa Yunho.

 

“Ne…” ucap Mr. Lee dan Mrs. Han

 

Semua bersiap kembali.

 

Malam itu Jaejoong ikut makan malam di kediaman Yunho. Suasana terlihat sangat akrab, maklum saja Jaejoong adalah menantu kesayangan Mrs. Jung.

 

“Jae baby…menginaplah disini…aku rasa Yunho juga akan senang mendengarnya..” ucap Mrs. Jung.

 

“Ah, tapi umma…”

 

“Ei…tidak pakai tapi-tapian…aku akan menelpon ummamu dan memberitahukan kalau kau aku culik disini..” canda Mrs. Jung.

 

“Ah ne umma…” ucap Jaejoong akhirnya menyetujui

 

Yunho tentunya sangat senang mendengar bahwa Jaejoong akan menginap.

 

“Yess….” Ucap Yunho senang sambil melahap makanannya

 

“Kenapa Yun.. jangan harap kau akan tidur dengannya malam ini.. Jae akan tidur dengan umma..” ucap Mrs. Jung.

 

“Umma…”protes Yunho

 

“Yeobo…” protes Mr. Jung bersamaan dengan Yunho.

 

Mrs. Jung dan Jaejoong kemudian tertawa bersama melihat 2 namja didepan mereka yang bertingkah seperti anak kecil.

 

‘seandainya acting ini bisa menjadi kenyataan’ batin Jaejoong sambil tersenyum miris.

 

Malam itu, Yunho, Jaejoong beserta Mr. dan Mrs. Jung berkumpul diruang tengah. Mrs. Jung sedang mengupas apel dan memotongnya kecil kemudian menaruhnya di sebuah mangkuk. Mr. Jung menonton televisi sambil makan apel hasil kupasan Mrs. Jung.

 

Sedangkan Yunho tiduran dengan berbantalkan paha Jaejoong sambil menonton televisi. Tangan Jaejoong tak berhenti memainkan rambut Yunho, dan ini membuat Yunho merasa sangat nyaman.

 

“Baby…”

 

“mmmm…” jawab Jaejoong masih sambil memainkan rambut Yunho, matanya tak berkedip melihat sinetron yang sedang tayang di TV. Beberapa tahun mengenal Mrs. Jung, membuat Jaejoong terkena imbas menjadi penyuka sinetron.

 

“Aku mengantuk..” gumam Yunho yang mencoba terjaga namun tak diijinkan oleh matanya.

 

“Tidurlah…aku akan … aku akan…”

 

“ CUT…!” teriak Changmin.

 

Jaejoong melupakan dialognya.

 

“Hyung…bisa kalian ceritakan kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi…apakah sedikit masalah itu membuat kalian sampai seperti ini? Yunho hyung juga tidak biasanya seperti ini, dan kau Jae hyung, tatapan matamu kosong, berulangkali kau melupakan dialogmu, senyummu juga aneh seperti itu. Oh God hyung…terakhir kali aku melihat kalian, semua masih baik-baik saja. Ada apa sebenarnya ini?” ucap Changmin setelah Jaejoong melakukan kesalahan berkali-kali hari ini.

 

“Mianhe Changmina…” hanya itu yang mampu diucapkan Jaejoong.

 

“Changmina, sebaiknya kita istirahat dulu..” usul Yunho yang tak tega melihat Jaejoong seperti itu. Memang hari ini Jaejoong melakukan banyak sekali kesalahan. Ia tahu penyebabnya.. 2 hari lagi ia akan pulang, menemui orangtuanya. Yunho yakin inilah yang membuat Jaejoong seperti itu.

 

“Oke…oke…baiklah… apapun yang sedang terjadi, aku harap kalian bisa segera menyelesaikannya. Aku memberikan kalian waktu 3 hari. Tolong segera selesaikan masalah kalian, kalian bisa mendatangiku jika membutuhkan bantuanku.. siapa tahu aku bisa membantu kalian.” Ucap Changmin.

 

“Ne.. gomawo” ucap Yunho.

 

Jaejoong hanya terdiam dan tertunduk.

 

Setelah itu, semua kru dan aktor bubar. Shooting hari ini selesai lebih cepat dari sebelumnya. Changmin berharap semua akan baik-baik saja. Sebenarnya ia masih penasaran atas apa yang terjadi. ‘aku harus mencari tahu’ Ucap Changmin dalam hati.

 

.

 

.

 

2 hari sudah berlalu. Tiba saatnya hari ini Jaejoong pulang. Sedari pagi Jaejoong sibuk berkemas, membawa beberapa baju. Yunho yang duduk di tempat tidur, disebelah tumpukan baju Jaejoong hanya bisa melihat Jaejoong dengan tatapan sendu.

 

Sudah beberapa hari mereka jarang sekali berkomunikasi. Hubungan mereka benar-benar sedang dalam masalah serius sekarang. Keduanya lebih banyak diam. Banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan bersama namun tanpa ada percakapan hangat seperti biasa.

 

Jaejoong sibuk memikirkan apa yang harus ia lakukan. Terus ia mencoba meyakinkan dirinya. Mencoba membuatnya tak menyesal dengan apa yang dia pilih. Tapi ia sangat tahu bahwa ini akan sangat sangat sangat sulit. Setidaknya ia berusaha mencoba.

 

Yunho masih terus memandang pergerakan Jaejoong yang masih sibuk berjalan kesana kemari menyiapkan apa yang akan dibawanya. ‘benarkah Jaejoong sudah memikirkan hal ini dengan matang? Meninggalkannya apakah cara yang terbaik? Bukankah mereka saling mencintai? Apa aku harus menyerah begitu saja? Apakah hubungan mereka sudah tak bisa diperjuangkan lagi? Apakah akan benar-benar berakhir sampai disini? Seperti ini? Jaejoongie…jangan seperti ini..pleasee…’ batin Yunho.

 

“Hyung…” panggil Yunho memecah keheningan.

 

“mmm.” Jaejoong mengangguk

 

“Jangan pergi terlalu lama, aku akan menunggumu..”

 

“Jangan menungguku Yunhoya” ucap Jaejoong sambil memasukkan beberapa pasang baju ke koper.

 

“Apa hyung akan menginap?”

 

“sepertinya iya..”

 

“Hyung jangan menginap, dan cepatlah kembali… aku tidak akan menyerah hyung…aku ingin kita berjuang bersama..” ucap Yunho membujuk Jaejoong.

 

Namun Jaejoong tak menjawab, ia masih membereskan barang bawaannya. Jaejoong berusaha keras untuk tak menangis, terlebih setelah mendengar ucapan-ucapan Yunho. ‘Andai aku bisa Yunhoya…aku juga ingin mempertahankanmu…tapi ini benar-benar pilihan yang sangat sulit’ batin Jaejoong sesak.

 

Suasana kembali hening.

 

Tak lama kemudian Jaejoong sudah selesai berkemas.

 

“Jja…selesai…aku akan berangkat sebentar lagi Yun..” ucap Jaejoong mencoba tersenyum.

 

Yunho menatap Jaejoong dengan tatapan sendu. Ingin sekali bagi Jaejoong untuk memeluk Yunho saat itu juga, memeluk erat dan tak akan melepaskannya, mengabaikan permasalahan yang ada dan hidup bahagia berdua. Tapi tubuhnya seakan tak mampu melakukannya. Ia hanya terdiam dan malah menolehkan pandangannya ke arah lain.

 

“Hyung…” lirih Yunho

 

“Jja..aku berangkat” ucap Jaejoong kemudian memeluk Yunho singkat, ia sengaja tak menghiraukan ucapan Yunho. Ia sedang bertarung dengan dirinya sendiri untuk tidak menangis saat ini.

 

Setelah pelukan singkatnya itu, Jaejoong segera berbalik. Yunho bahkan belum sempat membalas pelukan Jaejoong. Benar-benar sangat singkat. Yunho memandang Jaejoong keluar dari kamar. Air matanya tiba-tiba menetes. Ia tak ingin kehilangan Jaejoong. Benar-benar tak ingin.

 

Jaejoong sudah sampai di ambang pintu, ia sedang mengenakan sepatu dan tiba-tiba Yunho berlari..kemudian memeluk Jaejoong dari belakang. Memeluknya sangat erat.

 

Yunho tak mampu lagi menahan air mata. Ia memeluk Jaejoong dengan erat dan menangis. “Gajima..hyung…Gajima..jaejoongie…Gajima…jebbal..” ucap Yunho disela tangisannya memohon Jaejoong tidak pergi.

 

Jaejoong meneteskan air matanya, tangannya memegang tangan Yunho yang berada diperutnya memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, sama seperti tubuh Yunho. Mereka berdua menangis. Lama mereka dalam posisi seperti itu, hingga akhirnya Jaejoong melepaskan tangan Yunho yang melilit diperutnya.

 

Yunho panik, “Joongie.. jangan…JAEJOONGIE..” teriak Yunho saat Jaejoong mulai membuka pintu.

 

Yoochun dan Junsu sudah ada di depan pintu apartemen Yoochun, tak jauh dari pintu apartemen Yunho. Yoochun dan Junsu melihat Jaejoong berjalan menuju ke arah mereka. Dengan sesekali tangannya mengusap mata, ya..jaejoong mengusap air mata yang tak bisa berhenti itu. Tiba-tiba muncul Yunho yang memegang pergelangan Jaejoong, mencoba menghentikan Jaejoong. Yoochun dan Junsu segera menyusul ke arah mereka.

 

“Gajima..jebbal…Jae hyung…Gajima” ucap Yunho dengan suara bergetarnya, ia masih tak mau menyerah.

 

Jaejoong tak menjawab, ia hanya menyeka air matanya dan melepaskan tangan Yunho. “Kajja..” ucap Jaejoong kepada Junsu.

 

Junsu hanya bisa mengikuti hyungnya yang sudah berjalan didepannya. Hatinya merasakan sakit melihat apa yang terjadi didepannya. Hyungnya sedang berperang menahan tangisnya. Lalu ia menoleh kebelakang, melihat Yunho yang sudah tak lagi berdiri, Yunho terduduk dilantai tangan dan lututnya menyangga dirinya, dengan wajah yang mengguratkan kesedihan teramat sangat. Ia baru menyadari cinta Yunho kepada hyungnya sangat besar dan begitu juga sebaliknya.

 

“Hyung…” panggil Junsu yang tak tega melihat pemandangan ini.

 

Namun Jaejoong tak mengindahkan panggilan Junsu. Ia tetap berjalan, ia ingin segera keluar dari gedung ini. tiba-tiba terdengar Yunho berteriak.

 

“JAEJOONGIE …GAJIMA….JEBBAL…GAJIMA… JAE….JEBBAL” teriakan Yunho terdengar sangat memilukan.

 

Jaejoong sedikit terdiam, namun ia hanya menundukkan wajahnya dan berlari meninggalkan apartemen ini secepat yang ia bisa.

 

Yoochun mencoba mengajak Yunho untuk masuk kedalam apartemennya. Ia benar-benar tak tega melihat Yunho seperti ini.

 

.

 

.

 

Sepanjang perjalanan Jaejoong hanya terdiam, matanya memandang jauh kedepan. Banyak hal yang dipikirkannya.

 

“hyung…” panggil Junsu

 

Jaejoong hanya menoleh kepada Junsu tanpa harus menjawab panggilannya. Mata Jaejoong terlihat sangat merah dan sedikit bengkak. Ia tak ingin hyungnya tak bahagia. Ia tak ingin melihat hyungnya seperti ini.

 

“Hyung…mianhe..” ucap Junsu yang tiba-tiba merasa bersalah. Ia merasa ikut ambil bagian dalam keputusan yang diambil hyungnya itu.

 

“Gwenchana Junsuya… tenang saja, semua akan baik-baik saja.. waktu akan menyembuhkan segalanya..” ucap Jaejoong lirih. ‘semoga ini benar..’ batin Jaejoong dalam hati.

 

“Aku sungguh tak ingin kau terluka hyung…” Ucap Junsu.

 

“Dan aku juga tak ingin melihat umma dan appa terluka Junsuya… itu sangat tidak mungkin.. sudahlah..aku sudah mengambil keputusan” Jawab Jaejoong datar tak mau memperpanjang pembahasan topik ini.

 

Junsu terdiam. Jaejoongpun juga terdiam.

 

Tak lama kemudian, “Damn it…” umpat Jaejoong dengan nada yang meninggi sambil memukul ke arah jendela.

 

“Hyung…” Junsu menepikan mobilnya. Ia melihat hyungnya tertunduk dan menangis. Sungguh ini adalah pemandangan yang sangat menyesakkan. Junsu memeluk punggung Jaejoong, mencoba menenangkan, tapi yang ada malah Junsu ikut menangis. Ia sangat merasakan kesedihan yang hyungnya rasakan.

 

Tak lama kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan mereka berdua diam. Tak ada yang bicara.. Setelah 5 jam perjalanan, akhirnya pukul 5 sore mereka sampai di rumah yang sudah lebih dari 5 tahun tak mereka kunjungi ini.

 

Mr. dan Mrs. Kim menyambut kedatangan mereka dengan sangat bahagia.

 

“Aigooo.. putra-putraku semakin tampan saja..” Puji Mrs. Kim sambil  memeluk kedua putranya.

 

.

 

.

 

Jaejoong sudah selesai mandi, ia masuk kedalam kamar Mr. dan Mrs. Kim. Mr Kim sedang duduk di kursi dekat jendela, matanya memandang bunga dan pepohonan yang ada di luar kamar. Jaejoong kemudian duduk didekat Mr. Kim.

 

“Appa sudah minum obat?”

 

Mr. Kim mengangguk dan memberikan senyuman, “5 tahun tak bertemu, kau semakin tampan saja. Appa jadi ingat waktu appa muda dulu” canda Mr. Kim

 

Jaejoong kemudian tersenyum.

 

“Apa semua disana baik-baik saja?”

 

 “Ne appa”

 

“Apa pekerjaanmu juga berjalan baik?”

 

“Ne…aku sedang terlibat shooting film dengan kontrak yang lumayan besar. Aku harap nanti bisa membawa appa berobat ke rumah sakit yang lebih besar.” Ucap Jaejoong sambil memegang tangan Mr. Kim.

 

“Hei…tabung saja uangmu..appa sudah tua… appa tak ingin membebanimu lebih banyak lagi. Appa hanya ingin segera melihatmu menikah dan memiliki keluarga yang bahagia.” Ucap Mr. Kim.

 

Jaejoong hanya tersenyum.

 

“Kau bahagia dengan perjodohan ini?”

 

“Aku akan bahagia untuk appa” ucap Jaejoong sambil tersenyum.

 

Jaejoong ikut memandang pemandangan di luar kamar. ‘aku sedang mencoba bahagia appa…aku sedang mencoba’ ucap Jaejoong dalam hati.

 

.

 

.

 

Makan malampun akhirnya dimulai.

 

Jaejoong duduk disebelah Junsu diikuti dengan Mr. dan Mrs. Kim, didepan mereka ada Hae Rim, gadis yang akan dinikahkan dengan Jaejoong, yang duduk diapit oleh Mr. dan Mrs. Kang, orangtua Hae Rim (nama darimana ini? entahlah…nama ini yang terlintas dipikiran maxy..-.-‘).

 

Sungguh Hae Rim adalah gadis yang cantik dan lemah lembut. Jika Jaejoong belum terpikat dengan Yunho, mungkin mereka bisa menjadi pasangan yang saling bahagia. Tapi kenyataannya hati Jaejoong sudah menjadi milik Yunho dan begitu juga sebaliknya. Aka sulit bagi mereka untuk berpaling satu sama lain.

 

Makan malam dipenuhi dengan gelak tawa dari kedua orangtua, sedangkan Jaejoong, Junsu dan Hae Rim hanya diam. Sesekali Hae Rim tersenyum dan menunjukkan semburat merah dipipinya ketika digoda oleh umma dan appa Jaejoong.

 

“Hae Rim_ah… kau sangat beruntung ne…lihatlah calon suamimu sangat tampan… dia juga pandai memasak” goda Mrs. Kang.

 

“Ne…” jawab Hae Rim malu-malu.

 

Mrs. Kim memandang Jaejoong yang sedari tadi hanya diam, ia merasakan ada yang aneh pada putra sulungnya itu.

 

Makan malampun berjalan sesuai dengan rencana. Keluarga Kang pulang setelah makan malam selesai. Mereka berencana mengadakan makan malam lagi untuk membicarakan tentang tanggal dan tempat untuk acara pernikahan Jaejoong dan Hae Rim.

 

Setelah acara selesai, Jaejoong langsung masuk kedalam kamar, mengabaikan Junsu dan kedua orangtuanya yang memandangya. Makan malam ini benar-benar membuat perasaannya semakin tak karuan.

.

 

.

 

Di apartemen Yunho

 

“Hyung…makanlah… kau bahkan belum makan seharian…” bujuk Yoochun.

 

Yunho yang masih memejamkan matanya di sofa, hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. Ia memejamkan mata tapi tidak untuk tidur. Ia mencoba menerima kenyataan Jaejoong yang meninggalkannya, namun seberapa ia mencoba, ia tahu itu tak akan bisa.

 

Seharian air matanya keluar, bahkan air matanya sudah enggan keluar meski sekarang hatinya terasa sangat sangat sakit.

 

“Hyung..makanlah…kau bisa sakit..” pinta Yoochun lagi

 

“Aku tak lapar..” ucap Yunho kemudian bangun dan duduk.

 

“Hyung…”

 

“Yoochuna..benarkah dia meninggalkanku?” pertanyaan ini lagi. Seharian Yoochun mendengar keluh kesah Yunho, mendengar semuanya..apa yang telah dilalui Yunho dengan Jaejoong, bagaimana Yunho sangat jatuh cinta dengan Jaejoong. semuanya… tak tertinggal sedikitpun. Tapi mau bagaimana lagi, Jaejoong telah memilih.

 

“Hyung… ini pilihannya..cobalah untuk mengerti..” ucap Yoochun mencoba realistis.

 

“Kenapa dia tidak memilihku Yoochuna…Wae? WAE YOOCHUNA..” Teriak Yunho

 

“Hyung…” Yoochun mencoba menenangkan.

 

“Aku sangat mencintainya Yoochuna…aku tak bisa kehilangannya.” Ucap Yunho dalam tangis pilu.

 

Yunho duduk disofa dengan lengannya bertumpu pada lututnya. Tangannya mengusap-usap wajahnya mencoba mengurangi kepenatan pikirannya.

 

Yoochun semakin tak tega melihat temannya frustasi seperti ini. tapi ia tak bisa melakukan apa-apa.

 

.

 

.

 

Keesokan harinya Yoochun menerima telepon dari Changmin memberitahukan bahwa shooting ditunda. Jaejoong meminta untuk ijin untuk acara keluarga. Yoochun kemudian memberitahukan hal ini kepada Yunho.

 

Yunho kemudian memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia akan berusaha menenangkan diri terlebih dahulu, ia merasa tidak akan tenang jika harus berada di apartemen ini. Banyak kenangannya dengan Jaejoong.

 

Yunho berusaha untuk menerima kenyataan, ia benar-benar sedang berusaha.

 

Kedatangan Yunho dirumah membuat Mrs. Jung sedikit kaget, pasalnya anak semata wayangnya ini sangat sulit sekali disuruh pulang kerumah, terlebih setelah menempati apartemen kesayangannya itu.

 

Yunho datang dengan wajah yang tak dapat terdeskripsikan.

 

Hampir seharian Yunho berada dikamar, tak mau makan juga tak mau keluar kamar. Mrs. Jung menjadi khawatir. Mrs. Jung menghampiri Yunho di kamar.

 

“Kau ada masalah?”

 

“Umma… aku ingin menikah..” ucap Yunho tiba-tiba

 

Mrs. Jung sontak kaget, “Yun, ada apa sebenarnya? Tiba-tiba meminta menikah? Dengan siapa kau akan menikah? Kau bahkan tak memiliki kekasih, berkali umma jodohkan juga tak mau..”

 

“Aku memiliki kekasih umma… tapi dia akan dinikahkan oleh keluarganya.. aku sudah menahannya tapi aku tidak mampu menghentikannya. Aku tak mampu merubah keputusannya. Keadaan ini sangat sulit. Tapi aku sangat mencintainya umma..Aku mau menikahinya..” gumam Yunho akhirnya mengeluarkan keresahannya dan memeluk Mrs. Jung.

 

Mendengar penjelasan Yunho, Mrs. Jung sangat kaget. Ia tak menyangka kisah cinta putranya akan seperti ini. baru kali ini Yunho memiliki kekasih, tapi kenapa sudah begini. Mrs. Jung hanya bisa memeluk Yunho memberikan ketenangan. “Yunhoya, di dunia ini ada hal yang terkadang memang tidak bisa kita miliki, meskipun kita sudah memperjuangkannya dengan sangat. Itu berarti Tuhan memberikan jalan lain dan pasti jauh lebih indah. Kau mengerti?” Mrs. Jung memberikan saran.

 

Yunho mengangguk, “tapi aku sangat mencintainya umma…ini membuat diriku serasa sesak dan tak berarti lagi”

 

“Yun.. dengarkan umma…pikirkan dengan matang, bagaimana perasaanmu kepadanya dan bagaimana perasaannya kepadamu. Kalau memang masih ada harapan maka bertahanlah, dan jika memang sudah tak bisa bertahan, maka lepaskanlah. Asal kau sudah memberikan yang terbaik.”

 

Yunho mengangguk lagi. Ummanya benar, mungkin dia akan berusaha sekali lagi. Jika memang sudah tak bisa, ia akan menyerah..benar-benar menyerah (?).

 

“Siapa kekasihmu itu? Yang sudah membuat anak umma sampai seperti ini…”

 

“Kim Jaejoong.” jawab Yunho singkat

 

Mrs. Jung melotot, “Kim Jaejoong? artis yang dulu sempat mengisi acara di panti itu?”

 

“Umma masih mengingatnya?” Yunho malah balik bertanya

 

“Tentu saja…! Apa dia benar-benar kekasihmu? Omo?” ucap Mrs. Jung tak percaya.

 

.

 

.

 

Seminggu sudah berlalu

 

Jaejoong sedang membuat sarapan, dia menghembuskan nafas beratnya berkali-kali. Ia teringat kenangannya dengan Yunho.

 

“Kau menangis Jae?” ucap Mrs. Kim membuyarkan lamunan Jaejoong. dengan cepat Jaejoong mengusap air mata yang tak terasa sudah jatuh dari kedua matanya itu.

 

“Anni umma…” elak Jaejoong

 

“Kau ada masalah nak? Sejak kau datang , umma tak pernah melihatmu tersenyum.. bicarakan pada umma.”

 

“Tidak ada umma… aku baik-baik saja..” ucap Jaejoong menghindar.

 

Mrs. Kim memandang Jaejoong yang menghembuskan nafas beratnya, apa yang sedang disembunyikan putranya membuat Mrs. Kim semakin penasaran.

 

Setelah selesai sarapan Jaejoong meminta ijin untuk mencari udara segar, ia berjalan berkeliling kompleks yang sudah lama tak ia kunjungi ini. Setelah cukup lama berjalan, Jaejoong akhirnya beristirahat di sebuah kursi yang ada pada taman kecil yang dulu sering ia gunakan untuk bermain saat ia masih kecil.

 

Jaejoong memandang sekeliling. Perosotan, ayunan, pasir membuatnya teringat tentang masa kecilnya. Namun entah mengapa melihat beberapa permainannya waktu kecil itu, membuat ia teringat wahana bermain yang ia kunjungi beberapa saat yang lalu dengan Yunho. Jaejoong menundukkan wajahnya, air matanya menetes lagi.

 

‘Yunhoya…sungguh ini sangat sulit… membuatku sangat sesak. Kau memberikan kenangan terindah kepadaku yang tidak mungkin aku lupakan. Apapun yang aku lakukan, membuatku teringat padamu. Seandainya aku bisa, aku ingin melupakan semuanya, semua yang membuatku semakin mengingatmu, semua yang membuatku merindukanmu.. kau tahu Yun? semakin hari aku semakin merindukanmu. Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan mencintaimu sampai seperti ini, aku juga tak menyangka jika mencintai seseorang bisa sesakit ini, hatiku sangat sakit ketika tak bisa memilikimu Yun. Aku berusaha tersenyum dan terus mencoba menerima kenyataan, namun tetap tak bisa, aku benar-benar tak bisa melupakanmu Yun, aku tak menyangka melupakanmu adalah hal yang sangat sulit bagiku..semakin mencoba semakin aku sadar bahwa aku sangat mencintaimu’ gumam Jaejoong.

 

“Damn it…aaaaaaaaaaaaarrrrrrrgggggggggggghhhhhhhhhh” teriak Jaejoong frustasi, situasi ini membuatnya menjadi semakin sulit.

 

Junsu yang sedari tadi diam-diam mengikuti Jaejoong hanya bisa menangis di kejauhan melihat dan mendengar hyungnya berteriak seperti itu. Teriakan itu terdengar sangat memilukan. ‘Apa yang harus aku lakukan hyung?’ gumam Junsu.

.

 

.

 

Jaejoong baru pulang sore hari, dia terus berjalan dan berjalan mencoba menjernihkan pikiran. Setibanya dirumah ia langsung mandi dan mengunci diri di kamar. Makan malampun tiba, Jaejoongpun turun dan ikut makan malam.

 

Jaejoong tetap tak mengeluarkan suara, ia benar-benar mirip mayat hidup. Mr. dan Mrs. Kim memandang Jaejoong.

 

“Jae, kau ada masalah?” tanya Mr Kim.

 

Jaejoong tersenyum dan menggelengkan kepala.

 

“Kalau kau ada masalah ceritakanlah pada kami, umma tak ingin melihatmu seperti itu terus-terusan.”

 

Jaejoong hanya diam. Mr. dan Mrs. Kim semakin bingung dengan perubahan sikap Jaejoong. semenjak dirumah, ia menjadi sangat pendiam. Jarang sekali bicara.

 

Makan malampun selesai. Jaejoong kembali kekamar. Ia melihat HPnya, tak ada satupun sms dari Yunho. Ia membuka kembali inbox yang ada. Disana masih tersimpan sms Yunho beberapa waktu yang lalu. ia membaca kembali sms itu, ia kemudian tersenyum tapi tak lama kemudian menangis. Sungguh ia merindukan Yunho. Sangat sangat merindukannya.

 

.

 

Waktu menunjukkan pukul 12 malam. Jaejoong tak bisa tidur. Ia keluar kamar, menuju kamar Mr. dan Mrs. Kim. Jaejoong melihat dua orang yang sangat ia sayang sedang tertidur pulas. Ia kemudian berjalan mendekati tempat tidur.

 

Jaejoong duduk di kursi depan meja rias, jaraknya tak jauh dari tempat tidur Mr dan Mrs. Kim.

 

“Appa..umma” gumam Jaejoong, “Awalnya aku mengira akan sangat mudah melupakannya. Tapi ternyata aku salah. Appa, aku ingin membahagiakan appa dan umma…tapi aku tak tahu apakah ini yang terbaik untukku, aku bingung..aku tak bisa menyakiti appa dan umma tapi aku juga tak bisa melihatnya sakit. Appa..apakah dengan begini appa bahagia? Umma bahagia? Jika iya, aku akan menyerah appa, aku menyerah…” gumam Jaejoong sambil memandang wajah damai umma dan appanya, tak terasa air matanya mengalir. Benarkah ia akan beanr-benar menyerah? Tak lama kemudian ia keluar.

 

Mr. dan Mrs. Kim membuka mata.

 

“Yeobo, apa yang sebenarnya terjadi? Apa kita telah melakukan hal yang salah?” ucap Mrs. Kim sambil memeluk suaminya.

 

“Kita akan cari tahu” gumam Mr. Kim.

 

.

 

.

 

Setelah hampir 3 minggu Jaejoong dan Junsu di rumah. Malam ini adalah malam kedua pertemuan Jaejoong dengan keluarga calon istrinya.

 

Kedua keluarga sedang makan malam, sedari tadi Jaejoong hanya diam. Suasana hatinya sedang kacau sekarang. Beberapa hari yang lalu ia sempat melihat gosip yang mengatakan bahwa Yunho sedang dekat dengan teman kecilnya yaitu Boa, mereka tertangkap kamera sedang keluar bersama. Terlebih saat tadi siang, dia berencana mengambil beberapa barang ke apartemennya di Seoul, ia tak sengaja bertemu dengan Yunho dan Boa di depan apartemennya.

 

.

 

FLASHBACK

 

Yunho sangat merindukan Jaejoong, sudah hampir 3 minggu ia tak bertemu dengan Jaejoong. ia sangat-sangat merindukannya. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke apartemen Jaejoong, entah mengapa ia ingin sekali pergi melihat apartemen Jaejoong saat itu.

 

Setibanya disana, Yunho hanya berdiam diri di depan pintu apartemen Jaejoong. Lama ia berdiam diri di sana. Ia berdiri bersandarkan pintu, kepalanya tertunduk. “Jaejoongie, aku merindukanmu. Kau sedang apa disana? Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau bahagia disana? Apa kau tak merindukanmu? Aku hampir mati karena merindukanmu Jae..  kenapa kau tak kunjung kembali? Aku ingin melihat wajamu Jae, kau sudah terlalu lama pergi, kembalilah.” gumam Yunho.

 

Tak lama setelah itu, Boa datang, “Yun…kenapa kau disini? Aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau benar ada disini.” Ucap Boa sambil menghampiri Yunho.

 

“Darimana kau tahu kalau aku disini?”

 

“Yoochun tadi memberitahuku bahwa mungkin kau ada disini, aku tadi sudah mencarimu ke apartemen.” Ucap Boa

 

Yunho tak menanggapi ucapan sahabatnya itu dan kembali menunduk.

 

“Hei, sudahlah…sudah hampir 3 minggu kau seperti ini…aku tahu kau merindukannya, tapi tak ada gunanya juga kau disini Yun, dia juga tidak ada di dalam. Kajja kita pulang.” Bujuk Boa.

 

Saat Yunho hendak pergi, tiba-tiba ia melihat sosok yang dirindukannya. Sedang berjalan ke arahnya. Namun ia semakin kaget dengan kedatangannya bersama seorang gadis. Yunho mematung didepan pintu apartemennya dengan Boa berada disampingnya.

 

Jaejoong tak kalah kagetnya dengan keberadaan Yunho dan Boa didepan pintu apartemennya. Ia berusaha bersikap tenang. Semakin lama ia semakin dekat kearah Yunho. Ketika sampai di depan pintu apartemennya, mereka saling diam dengan mata saling memandang satu sama lain. Banyak hal yang tersampaikan dari tatapan mereka. Rindu, senang, tapi sekaligus sedih dapat terlihat dari tatapan mereka.

 

‘Apa yang sedang kau lakukan dengan yeoja ini didepan apartemenku Yun? Apa benar gosip yang beredar selama ini? apa kau sudah melupakanku semudah itu?’ batin Jaejoong penuh tanya.

 

Jaejoong tersadar ketika tangan Hae Rim mendekat dan menarik ujung baju Jaejoong. “Oppa..” gumam Hae Rim.

 

Jaejoong sedikit tersentak, ia mencoba bersikap sebiasa mungkin. Padahal kalaupun ia bisa, ia ingin segera memeluk Yunho dan tak melepaskannya karena ia sangat merindukannya. “Apa yang kalian lakukan di depan apartemenku?”

 

“emm.. hyung…kita…” Yunho kesulitan mencari jawaban, ingin sekali baginya mengucapkan kalimat aku mencintaimu, aku merindukanmu, jangan pergi lagi, kembalilah. Tapi mulutnya seakan terkunci, tak mampu mengucapkan itu semua, terlebih setelah melihat seorang yeoja didekat Jaejoong.

 

“Oppa, mereka temanmu?” tanya Hae Rim penasaran.

 

“Ne..kenalkan, ini Yunho dan Boa” ucap Jaejoong sambil menunjuk bergantian ke arah Yunho dan Boa. Yunho dan Boa sedikit menunduk tanda hormat, “Dan ini Hae Rim” lanjut Jaejoong.

 

“Aku adalah tunangannya dan akan segera menikah dengan Jaejoong oppa..” ucap Hae Rim dengan polosnya tanpa tersadar ada 3 pasang mata sedang memandang ke arahnya kaget. Jaejoong tak menyangka bahwa Hae Rim akan mengatakan hal itu, meskipun itu benar tapi Jaejoong merasa tak perlu menjelaskannya, apalagi didepan Yunho, orang yang masih dicintainya.

 

Yunho yang masih belum bisa menerima kepergian Jaejoong semakin tertampar dengan kenyataan yang ada didepannya. Dengan segera Yunho berpamitan, Boa mengikuti Yunho dari belakang.

 

“Jae, apa kau bahagia? Sangat bahagia? Jika kau bahagia, aku rela melepasmu Jae..meskipun ini sangat sulit tapi aku akan mencoba, asal kau bahagia Jae..” batin Yunho sambil berjalan meninggalkan Jaejoong.

 

Jaejoong memandang Yunho yang pergi, “Yun, mianhe… andai kau tahu bahwa aku sangat merindukanmu.. apa yang kau lakukan didepan apartemenku Yun? Apa kau merindukanku? Tapi kenapa harus dengan yeoja itu kau mengunjungi apartemenku? Apa kau sudah menemukan penggantiku? Dan itu dia? Apa kau bahagia dengannya? Benarkah itu? Yun, jika kau memang bahagia, aku benar-benar akan menyerah Yun.. asal kau bahagia, aku akan menyerah Yun” batin Jaejoong sambil memandang punggung Yunho yang semakin menjauh.

 

FLASHBACK END

 

.

 

.

 

Sejak pertemuan yang tak disengaja tadi, membuat pikiran Jaejoong sangat tidak karuan. Emosinya seakan tak terkontrol jika mengingat Yunho, terlebih melihatnya dengan Boa. Masih sangat sulit bagi Jaejoong untuk melupakan Yunho. Karena itulah dia sangat emosi, ia emosi karena tak bisa melupakan Yunho, emosi karena cemburu melihat Yunho dengan yang lain, emosi karena ia tak bisa memperjuangkan perasaannya sendiri. Ia benci dengan dirinya sendiri.

 

Pihak keluarga Kang membicarakan masalah tanggal, tempat dan segala macam hal yang perlu dipersiapkan menjelang pernikahan. Namun Jaejoong sudah tak konsen, Jaejoong sedari tadi sudah mencoba bersikap biasa dan tak menunjukkan kegelisahan dan emosinya, namun sepertinya itu sangat sulit ia lakukan. Pikiran dan perasaannya sudah terlanjur kalut.. Suara tawa dari keluarga Kang beserta umma dan appanya membuat ia semakin gelisah dan ingin marah. entah kenapa dengan dirinya kali ini. ia benar-benar tak bisa menguasai dirinya sendiri.

 

Jaejoong sama sekali tak mendengar apa yang sedang keluarganya perbincangkan, ia sama sekali tak mau tahu tentang konsep pernikahannya. Ia memegang sendok dan garpu dengan erat seolah menyalurkan emosinya.

 

“Oppa, lain kali kau harus mengajakku ke taman bermain di seoul, aku dengar disana sangat bagus dan banyak wahana bermainnya. Kau tadi sangat buru-buru sekali, baru sampai di apartemen sudah langsung pulang. Aku sebenarnya masih ingin diajak jalan-jalan.” Ucap Hae Rim sambil menyenggol lengan Jaejoong. Memang, setelah berhasil membujuk Jaejoong pergi bersamanya ke Seoul, Hae Rim semakin semangat ingin diajak ketempat-tempat yang lain.

 

Namun kali ini Jaejoong sedikit terkejut dengan permintaan Hae Rin, “taman bermain?” ucap Jaejoong balik bertanya.

 

“Ne..oppa… kau mau mengajakku kesana kan? Sebelum kita menikah, aku mau kau mengajakku kesana.” Ucap Hae Rin sedikit merajuk.

 

Taman bermain? Menikah? Tiba-tiba Jaejoong teringat hari dimana pertama kali ia salah paham dengan Yunho, hari dimana ia cemburu, hari dimana Yunho mengungkapkan cinta kepadanya, hari dimana ia bersenang-senang ditaman bermain dengan Yunho, hari mereka melakukan makan malam yang romantis, tawanya, sikap manjanya, senyumnya, ciumannya, wangi tubuhnya, pelukannya, tatapannya, tangisannya, teriakan pilunya, kejadian tadi siang seakan flasback di pikiran Jaejoong.. Jaejoong semakin erat memegang sendok dan garpunya. Semua kenanganya dengan Yunho terlintas dibenak Jaejoong.

 

Bukannya menjawab pertanyaan Hae Rin, Jaejoong malah berdiri, “mianhe…aku sedang tidak enak badan.. aku tidak bisa melanjutkan makan malam” ucap Jaejoong undur diri kemudian masuk kedalam kamar.

 

Sikap Jaejoong membuat semuanya kaget, termasuk Mr. dan Mrs. Kim. Mr. dan Mrs. Kim, memang sudah mencurigai ada hal yang disembunyikan Jaejoong, kecurigaan menjadi bertambah saat malam Jaejoong berkunjung kekamar mereka dan menangis, terlebih lagi saat pulang dari seoul sore tadi. Jaejoong terlihat sangat emosi, sangat kecewa, ia terlihat sangat tidak bahagia. Akhirnya makan malampun selesai, keluarga Kang keluar dari kediaman Mr. Kim dengan wajah yang sedikit kecewa. Bahkan Hae Rim terlihat seperti ingin menangis. Ada apa sebenarnya?

 

.

 

.

 

Mr. Kim masuk kedalam kamar Jaejoong. ia melihat Jaejoong sedang berdiri di dekat jendela memandang keluar kamar.

 

Mr. Kim menepuk bahu Jaejoong, Jaejoongpun segera membungkuk memberikan hormat.

 

“Apa ada hal yang perlu appa dengar?”

 

“Mianhe appa..” ucap Jaejoong sambil menundukkan kepalanya

 

“Jae..” ucap Mr. Kim sambil menepuk bahu Jaejoong, “Appa ingin kau mengutarakan apa yang ada dipikiranmu. Semua…appa ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi.. appa tahu, ada sesuatu hal yang kau tutupi..ceritakanlah sekarang.”

 

“Appa..” gumam Jaejoong masih belum yakin, apakah ia perlu bercerita atau tidak, mengingat kondisi appanya sangat tak bisa diprediksi.

 

“Appa tidak apa-apa…ceritalah..” Mr. Kim tersenyum

 

Jaejoong masih terdiam, Lama mereka diam satu sama lain.

 

“Kau mencintai orang lain?”

 

“Appa..” Jaejoong kaget dengan pertanyaan Mr. Kim.

 

“Benar?”

 

Jaejoong akhirnya mengangguk…

 

Mr. Kim kemudian tersenyum, “Mianhe, selama ini appa sangat tak peka.. appa sempat menyuruh ummamu menanyakan tentang kekasihmu kepada dongsaeng kesayanganmu itu, tapi ternyata dia salah memberikan informasi.” Tawa Mr. Kim

 

Jaejoong sebenarnya masih bingung dengan sikap appanya. “Appa…aku sudah melupakannya, aku akan menikah dengan Hae Rim…aku ingin melihat umma dan appa bahagia.” ucap Jaejoong.

 

“Kau ingin melihat umma dan appa bahagia sedangkan kau seperti ini? malam-malam ke kamar appa dan menangis seperti gadis yang dipaksa menikah, setiap hari tak pernah tersenyum, tak perah berbicara, sering melamun, kau seperti mayat hidup, seperti itu kau bilang sudah melupakannya?” tanya Mr. Kim dengan nada yang sedikit meninggi

 

“Mianhe appa..aku sedang berusaha” pinta Jaejoong sambil memegang tangan Mr. Kim, tak terasa air matanya jatuh.

 

“Lihatlah, kau bahkan menangis sekarang. Ck.. kau ini”

 

“Appa…”

 

“Jae, dengarkan appa… appa sudah tua, kondisi appa juga sedang tidak baik. Appa hanya ingin melihat kau dan Junsu bahagia. Appa ingin kau memiliki keluarga. Begitu juga dengan Junsu”

 

“Ne, aku tahu appa.. aku akan menikah dengan Hae Rim dan membentuk keluarga seperti yang appa inginkan”

 

“Hei,,dengarkan appa dulu.. kau ini” omel Mr. Kim, “Appa memang ingin kau memiliki keluarga, tapi tentunya dengan orang yang kau cintai” lanjut Mr Kim kemudian memberikan senyuman kepada Jaejoong.

 

Jaejoong terkejut dengan perkataan Mr. Kim.

 

“Bawa dia kesini, kenalkan kepada appa dan umma..”

 

Ucapan Mr. Kim tentu membuat Jaejoong kaget, “Appa…tapi keluarga Kang?”

 

“Appa tadi telah membatalkan rencana pernikahan kalian. Appa tidak ingin melihatmu tak bahagia Jae…Hae Rim gadis yang baik dan cantik, ia pasti akan menemukan pria yang terbaik baginya. Dan appa juga ingin kau menemukan pendamping yang terbaik untukmu”

 

“Tapi appa..sebenarnya aku…”

 

“Kenapa?”

 

“Appa…aku….. mencintai pria..” ucap Jaejoong akhirnya. Bagai terlepas dari beban yang menghimpit tubuhnya. Lega sekali setelah mengucapkannya.

 

Mr. Kim terdiam. Mencerna kalimat Jaejoong. Jaejoong hanya bisa menunduk, “Aku akan tetap menikahi Hae Rim kalau appa…”

 

“Bawa dia kemari..”

 

“Appa..”

 

“Bawa pria yang sudah membuat putraku ini jatuh hati”

 

Mendengar ucapan Mr.Kim, sontak Jaejoong langsung memeluk Mr. Kim, “Appa..” ucap Jaejoong bahagia sambil memeluk erat Mr. Kim. “gomawo appa…jongmal gomawoyo..” gumam Jaejoong.

 

Mr. Kim kemudian tersenyum dan menepuk punggung Jaejoong.

 

“Hei jangan lupakan kami…” protes Mrs. Kim dan Junsu yang masuk dan langsung ikut memeluk.

 

 

.

 

,

 

Pagi-pagi sekali Jaejoong kembali ke Seoul sendirian. Ia ingin segera menyampaikan berita bahagia ini kepada Yunho. Pukul 9 tepat Jaejoong berhenti di parkiran apartemen Yunho. Dengan semangat ia berjalan menuju lantai 20, apartemen Yunho.

 

Begitu sampai di lantai 20, ia bertemu dengan Yoochun. Yoochun sangat kaget melihat kehadiran Jaejoong.

 

Jaejoong menghampiri Yoochun, “Yoochuna, Yunho ada di apartemennya?” tanya Jaejoong dengan wajah sumrigah.

 

“Ah hyung… itu…Aku baru saja mengantar Yunho hyung bertemu dengan Boa di café bolero” ucap Yoochun hati-hati.

 

Mendengar itu, Jaejoong langsung bergegas pergi, “Gomawo Yoochuna” ucap Jaejoong sebelum kembali masuk lift.

 

Yoochun sedikit bingung dengan kedatangan Jaejoong disini, ia langsung menelpon Junsu untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

 

.

 

.

 

Di café bolero

 

“Heo Yunhoya…berhentilah seperti itu… wajahmu benar-benar mengerikan” ejek Boa

 

“Aku benar-benar patah hati..” gumam Yunho sambil meletakkan dagunya di meja.

 

“Berhentilah bersikap aneh ketika denganku, aku tak mau publik salah paham lagi. Kau tahu berita tentang kita kahir-akhir ini? mereka semua sudah salah paham” gerutu Boa.

 

Yunho hanya tersenyum, memang benar akhir-akhir ini gosip mengenai dirinya dan Boa sangat santer terdengar. Itu semua karena Yunho sering mengajak Boa keluar untuk mendengar unek-uneknya, apalagi kalau bukan tentang Jaejoong.

 

“Yun, dia sudah mau menikah…cobalah move on.. kemarin kita juga ketemu dan dia terlihat baik-baik saja..tidak seperti kau ini…mengerikan…” Boa mencoba memberi penjelasan. Tapi hanya hembusan nafas berat yang Yunho berikan. Ia memang sedang berusaha menerima kenyataan kalau Jaejoong akan benar-benar menikah dan itu sangat sulit baginya.

 

“Kau akan sakit sendiri jika terus seperti ini…aku benar-benar tak tega melihatmu seperti ini...lupakan dia Yun…” ucap Boa. ‘Lupakan dia dan cobalah melihatku yang menunggumu Yun… bukalah kesempatan untuk orang lain, untukku..’ batin Boa dalam hati.

 

Boa memang mencintai Yunho, sebelum kembali ke korea, ia ingin menjadikan Yunho pacarnya tapi setelah ia tahu Yunho mencintai Jaejoong, ia hanya bisa memendam perasaannya, ia belum sempat menyatakan perasaannya ke Yunho karena ia tahu itu hanya akan sia-sia, Yunho sangat mencintai Jaejoong. Tapi jika melihat kondisi Yunho seperti sekarang ini, benar-benar membuat Boa tak bisa terima, ia tak mau menyerah jika Yunho seperti ini, ia ingin memperjuangkan perasaannya, ia ingin membuat Yunho bahagia.

 

“Yun…” panggil Boa.

 

Yunho memandang Boa dengan pandangan lesu, Boa kemudian memegang kedua tangan Yunho. “Lupakan dia, aku akan membantumu melupakannya” ucap Boa hati-hati

 

Yunho hanya mengangkat kedua alisnya, ia bingung. Melihat ekspresi Yunho yang seperti itu, Boa langsung menjelaskan, “Aku mencintaimu Yun, sejak dulu…sejak kita bertetangga… aku sengaja pulang hanya untuk memberitahumu akan hal ini, namun ternyata kau sudah memiliki Jaejoong, aku sempat ingin menyerah, mengingat kau terlihat sangat mencintainya. Namun melihatmu seperti sekarang ini, membuatku tak ingin menyerah Yun, aku ingin mengobati lukamu. Berikan aku kesempatan.” Ucap Boa serius sambil terus memegang tangan Yunho.

 

Yunho kaget mendengar ucapan Boa, ia tak menyangka jika sahabatnya ini menyukainya. Tapi ia jelas tak bisa menerima perasaan Boa, ia tak ingin menambah masalah. Sakit hatinya saja belum sembuh, ia tak ingin memanfaatkan keadaan. Ia tak ingin melibatkan sahabatnya ini. ia takut akan menyakiti hati sahabatnya ini.

 

“Boa, mianhe…kau tahu sendiri, aku sangat mencintainya” ucap Yunho yang kemudian melepaskan tangan Boa yang menggenggam tangannya.

 

“Aku tak bisa… seberapa kuat aku mencoba, aku tetap tak bisa melupakannya… aku tak ingin melibatkanmu dalam hal yang serba sulit ini… kau tahu? apapun yang aku lakukan, aku selalu mengingatnya, mengingat hal-hal yang selalu aku dan dia lakukan bersama… aku benar-benar mengenaskan sekali…” jelas Yunho kemudian memberikan senyuman, menertawakan dirinya sendiri yang masih belum bisa melupakan Jaejoong.

 

Boa tersenyum, ternyata setelah apa yang dilakukan Jaejoong kepada Yunho, ia tetap tak bisa menang melawan Kim Jaejoong, “Yah Yun…kau kejam sekali… kau bahkan masih memilihnya meskipun dia sudah mau menikah… Baiklah…beri tahu aku kalau kau berubah pikiran.. karena aku tak akan mencabut ucapanku… aku benar-benar mencintaimu Jung Yunho” ucap Boa sambil tertawa.

 

“Mianhe Boa, aku benar-benar…”

 

“Ne..ne…aku tahu..kau masih tak bisa melupakannya…baiklah tak apa..terus saja mencintainya… kalau kau sudah lelah mencintainya, pergilah kepadaku…aku akan memberikan cinta yang Kim Jaejoong tak bisa berikan kepadamu” ucap Boa memotong penjelasan Yunho. ia benar-benar tak ingin mendengar Yunho mengucapkan kalimat penolakan yang lebih banyak lagi kepadanya.

 

Yunho tersenyum mendengar ucapan Boa, kadang ia juga tak bisa menang melawan sikap Boa yang suka keras kepala.

 

“Jangan memberikan senyuman seperti itu kepadaku Yun, kau bisa membuatku semakin jatuh cinta kepadamu” canda Boa yang ditanggapi tawa oleh Yunho.

 

‘Gomawo Boa, meskipun kau menawarkan cinta yang tak bisa Jaejoong berikan kepadaku, tapi aku tak bisa memberikanmu cinta melebihi cintaku kepadanya. Mianhe.. selamanya kau akan menjadi sahabatku..sahabat terbaikku..’ batin Yunho dalam hati.

 

Mereka kemudian menghabiskan makanan yang mereka pesan, saat hendak pergi tiba-tiba terdegar suara yang sangat familiar.

 

“Yunhoya..” suara itu terdengar.

 

Boa dan Yunho seketika langsung menoleh ke sumber suara.

 

“Joongie..” ucap Yunho tak percaya dengan apa yang telah ia lihat.

 

Mereka bertiga saling bertukar pandang. Cukup lama mereka terdiam pada posisi masing-masing. Jaejoong masih berdiri mematung tak jauh dari tempat duduk Boa dan Yunho.

 

Yunho yang menyadari bahwa Jaejoong benar-benar ada didepannya langsung berdiri menghampiri Jaejoong, “Jae..ini benar kau? Ah mian…hyung… apa ini benar kau? Kau disini? Hyung…aku merindukanmu” ucap Yunho kemudian langsung memeluk Jaejoong.

 

Jaejoong tersenyum, ia juga sangat merindukan Yunho. Ia kemudian membalas pelukan Yunho. Tiba-tiba Yunho mulai menyadari ada sedikit keanehan dengan kedatangan Jaejoong yang tiba-tiba ini.

 

“Hyung, apa yang hyung lakukan disini?” tanya Yunho setelah ia melepaskan pelukannya.

 

Jaejoong tiba-tiba bingung dengan apa yang ingin ia bicarakan, ia kemudian menggaruk kepalanya yang tak gatal, Yunho masih memandang penuh tanya ke arah Jaejoong.

 

“Itu…sebenarnya…aku… ingin mengajakmu menemui appa” ucap Jaejoong hati-hati

 

Bagai melihat oase di tengah gurun, Yunho mengembangkan senyumnya dengan lebar setelah mendengar ucapan Jaejoong.

 

“Benarkah hyung? Apa kau …..?”

 

“Aku akan menjelaskannya nanti…” potong Jaejoong sambil memberikan senyuman.

 

Yunho memeluk kembali Jaejoong, ia sangat senang. Apakah ini suatu kesempatan baginya?

 

Yunho tersenyum, Jaejoong tersenyum, dan Boa yang melihat pemandangan ini juga ikut tersenyum. ‘Baru saja aku memulainya, apakah aku benar-benar harus menyerah Yun?’ ucap Boa dalam hati sambil memandang dua namja yang sedang berpelukan didepannya.

 

.

.

 

=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=

 

Hwaaaaaa…akhirnya….. #mewek…mojok dikamar…T_T

 

Maxy rasa klimaks masalahnya sudah cukup di chap ini saja, maxy sengaja gak membuatnya berlarut-larut, wordsnya kebanyakan gak masalah, yang penting masalah inti ending dalam satu part… Ternyata, maxy belum mampu membuat part ini seperti yang maxy bayangkan. Belum apa-apa maxy uda berkaca-kaca sendiri… maxy benar-benar gak tega nyakitin Jaema dan Yunpa lebih dari ini.. maxy gak sanggup nulisnya….duh benar-benar maxy masih amatir. Maxy gak tega, kalau harus nerusin part kayak ini lagi di next chap…maxy gak sanggup…mianhe jika tidak jika ada yang kurang berkenan dengan part ini. maxy hanya ingin mencoba membuat part yang bisa menyentuh dan membuat terenyuh hati readers.. eh ternyata malah jadi GJ begini…ahehehhehe, bagaimana menurut teman-teman, apakah part ini memang abal-abal seperti yang maxy pikirkan? Feelnya pasti juga gak dapet nih? #maxy payah…

 

Untuk next part sudah slow down, masalah uda ringan dan cenderung kocak (kembali ke jalur awal). Siapa yang mau tahu kelucuan Yunpa saat berkunjung ke rumah Jaema? Atau kelucuan Jaema saat berkunjung kerumah Yunpa? Kelanjutan shooting mereka yang sempat terbengkalai? Kekocakan ulah Changmin membuat film Yunjae? Kelanjutan hubungan Yunjae yang menghebohkan? Kecemburuan yang malah terkesan lucu? Ada yang mau tahu gak? Ada yang penasaran gak? Kalau ada tunggu part-part berikutnya..ehehehhehe

 

Review pleasee..^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Princessradith #1
Chapter 15: Annyong hasseyo maxy~ mian baru komem d chapter ini. Aku penikmat(?) baru ff km. lucuuu... Bikin ketawa ngakak sendirian. Suka liat karakter yunjae dsni, tapi emang ga ada yg bisa mengalahkan lord voldermin changmin
BabyBlueCherry #2
Chapter 15: yah!!! kok nanggung c maxy~~~~
tapi aku suka banget...
makasih maxy :)
akiramia #3
Chapter 15: Yo...awasssssssss.km maxy ..curang amat ..dan tega amat sih
Q dah senyum senyum bahagia pingin lihat om yun di kerjain
Ngidam nya om jj ..kok mlh ...tuing...ampir jatuh q dari kursi ..ke sofa ( eh ..gak maksud....?..) .nich
EPILOG..ada part 2kan ...iya.kan.iya kan iya kan.." maksa"... heheheh..maxy makacih ya ...
epep maxy slalu menghibur yg cakit jdi cembuh...yg ..sedih ..jd..senyum senyum..
ampe setengah ....ehm...maxy klo ada ide maxy bikin epep balu
jangan lupa kasih tau aye ya....
momo_chan
#4
Chapter 15: Eeeeeeeiiiiii....udahan????? Nanggung amat...>.<
Biqin epilog part 2nyaaa dooonk..*maksa* masa2 kehamilan jaejoong...kekekekke....
Dan saia penasaran ma gambar yg ada d papan reklame yg changmin pasang segede gaban ntu...^,^
JoeGQ2min #5
Chapter 15: Maxy curaaaannnggggg~!!!! *kejar" maxy* =3=

masa segitu doang~!!!
I want more! I want more! I want more!!!

Tpi maxy mo bikin sequel ya??
Jadi ff ni beneran trilogi gitu?? o.O
chocoyunjae #6
Chapter 15: eh beneran udah selesai? epilog part 2 dan seterusnya masih ada kan?
#dijitak
kaysknya ga rela cerita ini udah selesai (padahal dulu pengen cepet2 baca endingnya )
yunjae so sweet banget dah
pasangan fenomenal
semoga nanti didunia nyata mereka juga bisa sepertu ini, mengakui huvungan mereka ke publik

maxy tetep semangat ya
semoga selalu dapet ide cemerlang buat cerita selanjutnya
Ichiro #7
Chapter 15: So sweet...max..u r the best!
U_Jungie #8
Chapter 15: XD!!!! thankyuuuu buat epilognya... love it!!! ngga tau harus blg apa yg jelas suka bget.. makasih ya author-ssi.. *bow*
BabyBlueCherry #9
Chapter 14: gahh!! so sweet!
ofc i want epilog so so bad...
Maxy~ bikin epilog'y yaaa~ please~
aku mau lebih banyak yunjae~
coba aja tuh film beneran ada, aku pasti juga nonton! gah~
thanks for the update sweety ^^
epilog pwease~~
U_Jungie #10
Chapter 14: kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! it's so lovely XD klo author-ssi tidak keberatan untuk menulis epilognya, saya akan sangat senang untuk bisa membacanya~~ hehe