Chap 13

If Acting Became Real

 

IF ACTING BECAME REAL

 

.

 

Cast

Yunjae YooSuMin

.

 

Genre

Romance, Humour, duh apalagi ya…nanti lah dicari tahu sendiri di cerita ya…masih bingung…ehehhehehe.

 

.

 

 

Maxy datang…

 

Cup cup muach muach buat para teman-teman yang sudah bersedia memberikan sepatah dua patah katanya… ehehehhe ^^

 

akiramia : Jangan pernah lari dariku chagia… ahihihihihi^^ yuk baca-baca… semoga suka…^^

BabyBlueCherry : thanks ^^… #hug yuk baca… semoga suka..^^

JoeGQ2min : aheh…??? Uda nyari ke lubang semut lum??? Maxy kemarin di sono… lagi ngobrol sama bapak semut yang sempat ke kamar Yunjae dan lihat Yunjae NC-an… critanya wawancara gitu… wkwkwkwkwk #makin gak waras nih maxy… hhohohoho

kriuks: siiipppp gak akan sedih kok… maxy juga gak kuat buatnya…ehehehhhe

momo_chan: chap ini shooting uda selesai… ^^ hope u like it..#hug

U_Jungie: gomawo ne… uda suka karya maxy.. ^^ #hug

.

 

 

Yuk langsung aja…

 

Bacanya pelan-pelan aja ya…^^

 

.

 

.

 

.

 

Previous

 

CUP

 

“Gomawo..” kecupan singkat membungkam Yunho.

 

Yunho tersenyum, “Tidurlah…”

 

“mmm” angguk Jaejoong sambil mengeratkan pelukannya.

 

Tanpa mereka sadari Mrs. Jung sudah berada di ambang pintu.

 

Melihat mereka.

 

Kemudian tersenyum.

 

.

.

Part 13

 

 

.

 

.

 

Yunho mengajak Jaejoong berjalan di tepi sungai Han. Setahun yang lalu mereka kesini masih sebagai seorang kekasih, namun sekarang, hubungan mereka bahkan sudah tak jelas, apakah masih kekasih atau sudah tidak, tak ada kata putus yang keluar dari keduanya namun juga tak ada kata sayang yang terucap sejak kejadian malam itu. Sungguh ini menyesakkan. Dulu mereka kesini saling memeluk dan saling melepas rindu, sekarang mereka kesini berjalan sedikit berjauhan, tak ada gandeng tangan dan sikap manja yang lain.

 

Yunho sangat menyesali perbuatannya, ia sangat mencintai Jaejoong bahkan hingga sekarang cinta itu masih ada dan bahkan semakin besar. Jaejoongpun sebenarnya juga masih mencintai Yunho, tapi ia masih diliputi rasa takut. Rasa takut masih sering muncul dan mengganggu pikiran Jaejoong.

 

Malam itu, malam dimana Yunho merusak segalanya, malam dimana ia merasakan sakit yang teramat sangat hingga ia pingsan dan bahkan baru tersadar 2 hari setelahnya. Ia juga harus berada dirumah sakit hampir 1 bulan untuk menyembuhkan luka fisiknya. Hingga sekarang, meski sudah satu tahun telah berlalu tapi luka psikis Jaejoong masih belum bisa hilang, luka itu masih membekas. Jaejoong masih merasa takut.

 

 

Mereka berdua duduk di atas rumput, menghadap ke sungai. Mereka memandang jauh ke depan, mengingat kembali apa yang telah terjadi selama satu tahun belakangan ini. Keduanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

 

Selama setahun mereka berdua saling introspeksi. Jaejoong menolak terjadi kontak fisik antara dirinya dengan Yunho, bahkan bergandengan tanganpun terkadang membuat Jaejoong ketakutan. Hal ini tidak membuat Yunho putus asa, dia berusaha terus membuat Jaejoong agar tidak ketakutan lagi dengannya. Setahun sudah Yunho berusaha dan setahun ini belum ada kemajuan yang berarti, masih ada tatapan ketakutan di mata Jaejoong.

 

Apa yang harus Yunho lakukan?

 

“Yun…” gumam Jaejoong memecah keheningan

 

Yunho menoleh ke arah Jaejoong, menunggu Jaejoong melanjutkan kalimatnya.

 

“Gomawo sudah mengajakku kesini..” ucap Jaejoong sambil tersenyum.

 

“Jae…”

 

“mmm..”

 

“Apakah kau masih takut kepadaku?” tanya Yunho

 

Raut wajah Jaejoong berubah.

 

“Mianhe” ucap Yunho kemudian.

 

Jaejoong hanya menundukkan kepalanya.

 

Hening kembali

 

“Yun…”

 

“mmm…”

 

“Mianhe.. aku…”

 

“Aku tahu… mianhe…” ucap Yunho memotong pembicaraan Jaejoong.

 

Hening

 

Terasa angin menerpa keduanya.

 

Sejuk

 

Khas suasana tepi sungai

 

“Jae…”

 

 

“mmmm?”

 

“Saranghae..”

 

DEG

 

“Yun…”

 

“Aku ingin memulainya lagi… masih adakah kesempatan untukku?” ucap Yunho sambil menatap mata Jaejoong.

 

Jaejoong menghindari tatapan mata Yunho. Hal ini juga yang dipikirkan Jaejoong akhir-akhir ini. Tak ada orang lain yang mampu menggantikan Yunho di hatinya namun tak mampu pula Jaejoong menghapus luka yang pernah dirasakannya. Satu tahun sudah Yunho masih setia bersamanya, setahun sudah Jaejoong mengetahui bahwa Yunho masih sangat mencintainya dan selalu ada untuknya. Sungguh iapun juga masih mencintai Yunho, tapi entah mengapa, memberikan kesempatan juga masih belum bisa ia berikan.

 

“Aku ingin kita memulainya lagi…” ucap Yunho serius.

 

“yun.. bisakah kau berikan aku waktu untuk memikirkannya?” pinta Jaejoong

 

“Jae, sudah banyak waktu yang kita lewatkan bersama, aku tidak ingin lagi berpacaran denganmu, aku ingin segera mewujudkan impian kita berdua.. Sebenarnya aku ingin melamarmu 1 bulan setelah pulang dari Jepang… mianhe, jika rencana itu menjadi berantakan karena sikap bodoh yang aku lakukan.” Yunho menghembuskan nafas beratnya.

 

“Aku ingin kau memberikan kesempatan kepadaku Jae.. berikan kesempatan kepadaku untuk membuktikan bahwa aku tak akan mengulangi kesalahan itu lagi, berikan aku kesempatan untuk menebus dosaku, aku akan berusaha menghilangkan ketakutanmu… Aku ingin kita menikah…  kau dan aku… mewujudkan impian kita…”

 

Jaejoong masih terdiam

 

“sedikit demi sedikit aku akan terus berusaha menebus kesalahanku, menghilangkan ketakutanmu, aku akan melakukannya disisa umurku Jae… hiduplah denganku, beradalah disisiku, berdua denganku, selamanya denganku…” ucap Yunho sambil memegang tangan Jaejoong.

 

Yunho telah melamar Jaejoong. Lebih tepatnya baru saja melamar Jaejoong.

 

Tak ada penolakan dari Jaejoong, ketika Yunho memegang tangannya. Namun tak ada sepatah kata pula yang keluar dari mulut Jaejoong. ia masih terus menatap Yunho. Ingin rasanya ia menangis sekarang, matanya sudah berkaca-kaca. Semua kalimat yang Yunho ucapkan terngiang di pikirannya.

 

Dengan lekat Jaejoong memandang wajah Yunho.

 

Mata itu, mata yang pernah sekali membuatnya ketakutan namun juga sekaligus mata yang selalu menatapnya penuh cinta, memberika kedamaian di hatinya, seperti sekarang ini. Mampukah ia hidup tanpa tatapan kedua mata itu?

 

Tangan ini, tangan yang pernah sekali membuatnya merasa sakit namun juga sekaligus tangan yang selalu menggengam tangannya, memberinya kehangatan seperti sekarang ini. mampukan ia hidup tanpa genggaman kedua tangan ini?

 

Bibir itu, bibir yang pernah melukainya sekali namun juga sekaligus bibir yang selalu mengucapkan kata cinta kepadanya, bibir yang selalu mampu menenangkan dirinya dengan ciuman yang romantis. Mampukan ia hidup tanpa semua itu?

 

Pandangan Jaejoong semakin kabur dan…

 

TES

 

Air matanya jatuh

 

Jaejoong mengedipkan matanya, dan berusaha menahan air matanya.

 

“Jae…”

 

“Berikan aku kesempatan untuk memikirkannya” ucap Jaejoong akhirnya.

 

Yunho tidak menjawab ucapan Jaejoong

 

Yunho mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Memberikannya kepada Jaejoong. Jaejoong menerima kotak itu, membukanya. Jaejoong kaget melihat isi kotak itu. Cincin.

 

“2 bulan lagi aku ulang tahun Jae, datanglah ke acara ulang tahunku, kembalikan kepadaku kalau kau menolakku, tapi pakailah jika kau mau menikah denganku” ucap Yunho

 

Jaejoong terdiam.

 

Banyak sekali pikiran yang terlintas dibenak Jaejoong, ia harus benar-benar memikirkannya. Sebelum ia menyesali keputusan yang akan dia ambil. “Aku akan datang, tapi bisakah kau mengabulkan satu permintaanku?”

 

“Katakan saja”

 

“Jangan menghubungiku sama sekali setelah ini… aku janji akan datang ke acara ulangtahunmu dan memberikan jawabanku… tapi jangan menemui dan menghubungiku dulu sebelum hari itu tiba, kau bersedia?”

 

Yunho menghembuskan nafas beratnya, bagaimanapun juga ia harus menuruti permintaan Jaejoong meski ini berat. Selama satu tahun terakhir, tak pernah seharipun Yunho lewatkan tanpa melihat wajah Jaejoong. namun sekarang ia diminta untuk tak melihat pujaan hatinya itu selama 2 bulan kedepan. Mampukah ia?

 

Yunhopun mengangguk, ia memang harus memberikan kesempatan kepada Jaejoong untuk berpikir jernih.

 

Jaejoongpun tersenyum ke arah Yunho. ia kemudian memandang sungai Han yang terhampar luas didepannya itu. matanya menerawang jauh. Ia sedang memikirkan sesuatu.

 

.

 

.

 

Tak terasa dua bulan berlalu dengan sangat cepat. Malam ini ulang tahun Yunho akan digelar di hotel bintang lima. Semua tamu dan rekan bisnis keluarga Jung akan datang, terlebih dengan beberapa rekan bisnis sangat antusias membawa putrinya untuk diperkenalkan dengan Jung muda. Maklum saja, sejak rumor renggangnya hubungan Yunho dengan Jaejoong, membuat para rekan bisnis keluarga Jung berlomba-lomba memperkenalkan putri mereka, apalagi kalau bukan mencari peruntungan untuk menggaet Jung Yunho.

 

Ahra, Tiffani, Jessica, dan beberapa daftar putri pengusaha yang lainnya sempat menerima penolakan dari Yunho setelah secara terang-terangan orang tua para yeoja tersebut memperkenalkan putri mereka kepada Yunho, dilanjutkan dengan para yeoja yang langsung jatuh cinta dengan Yunho, bagaimana tidak, tampan, muda, baik, kaya.. bukankah itu idaman semua gadis di dunia ini?namun sayangnya kisah para yeoja tersebut harus mau berakhir dengan pedih, Yunho menolak terang-terangan perasaan para yeoja tersebut. Bagi Yunho tak ada kata lain selain mencoba memperbaiki diri dan menyembuhkan trauma Jaejoong. Jaejoong adalah segalanya bagi Yunho dan tak akan ada yang bisa menggantikannya.

 

Jaejoong bersiap untuk datang ke acara yang sangat meriah tersebut. Setelah selesai berpakaian, Jaejoong membuka laci nakasnya. Ia mengambil sebuah kotak yang diberikan Yunho 2 bulan yang lalu. Jaejoong membuka kotak itu, melihat kembali isinya.

 

Dua bulan sudah Jaejoong merenungkan apa yang akan dia pilih.

 

Dua bulan sudah ia merenungkan apa arti Yunho baginya.

 

Dua bulan sudah ia merenungkan bagaimana hidupnya tanpa Yunho.

 

Dua bulan sudah ia merenungkan sanggupkah ia melihat Yunho bersanding dengan yang lain.

 

Dua bulan sudah ia merenungkan perasaannya kepada Yunho, sakitkah atau cintakah yang lebih besar.

 

Dua bulan sudah Jaejoong merenungkan itu semua. Dan sekarang tiba saatnya baginya untuk memilih.

 

Jaejoong menutup kembali kotak tersebut dan memasukkannya kedalam saku jas yang dikenakannya. Ia berangkat ke acara ulang tahun Yunho.

 

.

 

Jaejoong tiba di tempat acara. Seperti yang ia duga sebelumnya, ulang tahun Yunho akan sangat mewah. Bagaimana tidak, sudah 5 tahun Yunho tak menggelar pesta ulang tahunnya seperti ini. Terakhir kali adalah 5 tahun yang lalu sebelum ia berangkat ke Jepang, dan tahun lalu Yunho tak merayakannya karena insidennya dengan Jaejoong sehingga tahun ini, pesta di adakan dengan sangat meriah dan mewah.

 

Semua tamu undangan yang hadir memakai baju terbaik mereka, terutama para yeoja, putri dari rekan bisnis keluarga Jung, terlihat all out malam ini. Sepertinya mereka akan menyaingi kontes ratu sejagat, baju serta dandanan mereka sangat glamour.

 

Jaejoong berjalan memasuki ruangan setelah sebelumnya ia menghembuskan nafas beratnya, meyakinkan dirinya bahwa ia mampu melewati malam ini.

 

“Jaejoong…” sapa Mr. dan Mrs. Jung

 

“Umma…appa…” Jaejoong langsung membungkuk, memberikan salam, ia masih terbiasa memanggil Mr. dan Mrs. Jung dengan panggila tersebut, maklum saja bukan satu tahun atau dua tahun ia dan Yunho bersama, tapi sudah lebih dari 6 tahun mereka bersama dan lebih dari 6 tahun pula Jaejoong masuk kedalam keluarga Jung.

 

Mr. Jung memeluk Jaejoong begitu juga dengan Mrs. Jung. Kedua orang ini sangat menyayangi Jaejoong seperti mereka menyayangi putra mereka sendiri. Sungguh, bagai disambar petir disiang hari bolong saat mengetahui insiden satu tahun yang lalu itu. Tak lelah Mr. dan Mrs. Jung menemui keluarga Kim, orang tua Jaejoong untuk meminta maaf dan meminta kesempatan untuk putranya. Namun keluarga Kim, menyerahkan semuanya kepada Jaejoong. Mereka tak bisa memaksakan kehendak Jaejoong karena Jaejoonglah yang akan menjalaninya. Hubungan dua keluarga ini tetap baik hanya saja hubungan antara Yunho dan Jaejoong yang masih perlu untuk diperbaiki.

 

Acarapun segera dimulai. Yunho yang datang terlambat langsung meniup lilin dan melakukan pemotongan kue pertama sebagai simbolis. Mata Yunho sejak ia datang tak pernah lepas dari sosok Jaejoong yang selalu terlihat sempurna di matanya.

 

Acara inti sudah selesai, semua tamu undangan sedang santai menikmati hidangan yang telah disediakan diiringi dengan alunan lagu, bahkan tak jarang dari para tamu undangan yang berdansa di tempat dansa yang telah disediakan. Maklum saja, acara ini pada dasarnya bukan hanya acara ulang tahun Yunho, melainkan sudah hampir mirip dengan tempat berkumpulnya para pengusaha, rekan bisnis keluarga Jung. Itu wajar karena sebentar lagi Yunho akan menjabat sebagai presiden direktur, menggantikan Mr. Jung. Jadi ia harus kenal dengan semua rekan bisnisnya.

 

Jaejoong berdiam diri di dekat jendela, sedari tadi ia menunggu Yunho yang masih sibuk berbasa basi dengan para pengusaha yang lain. Sudah hampir 1 jam ia menunggu namun Yunho tak kunjung sendiri, para pengusaha itu terus berdatangan menghampiri Yunho, bahkan beberapa diantara mereka ada yang dengan sengaja memperkenalkan Yunho dengan putrinya. Jaejoong melihat pemandangan itu dengan tersenyum. Ia kemudian berjalan menuju balkon hotel bintang lima tersebut. Disana sepi, ini sangat menenangkan bagi Jaejoong.

 

Jaejoong duduk di kursi yang tersedia disana, mendongakkan wajahnya, menatap berjuta bintang yang terhampar indah di langit. Ia memegang dadanya, benarkah keputusannya malam ini?

 

“Apakah langitnya seindah itu?” ucap seseorang yang berjalan mendekat kearahnya.

 

Jaejoong membalikkan badannya, “Yun..” gumamnya

 

Yunho kemudian duduk di sebelah kanan Jaejoong.

 

Keduanya diam tak ada yang mengeluarkan suara.

 

Lama mereka berdiam seperti itu. Entah mengapa tak ada yang mau mengeluarkan suara terlebih dahulu.

 

Sesekali Yunho memandang Jaejoong, ia sangat merindukan Jaejoong. sangat sangat rindu... 2 bulan tak bertemu dengan Jaejoong membuatnya sangat tersiksa.

 

 

Jaejoong yang merasa dipandang Yunho, iapun menoleh…

 

Mata mereka saling menatap.

 

Terdiam

 

Jaejoong merogoh sakunya, mengeluarkan kotak dari dalam saku tersebut. Memberikan kotak itu dengan tangan kanannya kepada Yunho.

 

Yunho melihat kotak yang 2 bulan lalu diberikannya kepada Jaejoong, jantungnya berdegup tak beraturan sekarang. Mungkinkah?

 

“Jae…” gumam Yunho, suaranya bergetar sekarang. Ia benar-benar tak ingin kehilangan Jaejoong. Sungguh…

 

Jaejoong tak bersuara, ia memandang mata Yunho yang sudah mulai berkaca. Tangan kanannya masih memegang kotak yang sedari tadi tak Yunho ambil. Yunho menggelengkan kepalanya. “Berikan aku kesempatan Jae… jebbal..” ucap Yunho sambil memegang tangan kanan Jaejoong yang memegang kotak cincin itu.

 

Air mata Yunho jatuh, Jaejoong tak memberikan ucapan apapun. Ia hanya diam, melihat tangan kanannya yang terus digenggam oleh Yunho.

 

Yunho menggenggam tangan Jaejoong semakin lama semakin erat, seolah tak ingin tangan ini lepas dari genggamannya.

 

“Yun..” ucap Jaejoong

 

“Aku tak bisa hidup tanpamu, jangan tinggalkan aku, jebbal…” pinta Yunho dengan sangat.

 

Jaejoong menatap Yunho yang tertunduk didepannya, ia melihat bahu Yunho bergetar, namun tak ada suara yang keluar dari mulut Yunho. Yang Jaejoong tahu, Yunho menangis dalam diam sekarang.

 

Jaejoong menghembuskan nafas beratnya melihat pemandangan didepannya itu, “Bukalah!” ucap Jaejoong akhirnya.

 

Seketika Yunho memandang Jaejoong dengan bingung, mata mereka saling bertemu.

 

“Bukalah kotak itu Yun…” ucap Jaejoong sekali lagi

 

Dengan ragu Yunho membuka kotak cincin itu, ia sangat terkejut ketika melihat isi dari kotak tersebut.

 

Kosong

 

Yunho memandang Jaejoong sekali lagi.

 

Sungguh kotak itu kosong, cincin itu tak ada didalam sana.

 

“Kau mencari ini?” tanya Jaejoong sambil menunjukkan cincin yang terpasang manis di jari manis tangan kirinya.

 

Yunho membuka mulutnya, entah kata apa yang ingin ia ucapkan namun tertahan di tenggorokannya. Rona bahagia langsung tergambar jelas di wajah Yunho sekarang. Ia sangat-sangat bahagia.

 

Air mata Yunho tak terasa menetes, padahal senyum lebarnya sedang terukir di bibirnya.

 

“YAH… kenapa malah menangis… kau tak suka?” tanya Jaejoong dengan nada yang dibuat kesal.

 

Yunho menggeleng dengan cepat, tangannya mengusap air mata yang datang disaat tak tepat itu.

 

Jaejoong tertawa kecil melihat pemandangan didepannya.

 

 “Jadi apa aku bisa merubah namaku menjadi Jung Jaejoong sekarang?” tanya Jaejoong.

 

Yunho mengangguk keras.

 

Sekali lagi Jaejoong terkikik, ia menutupi tawanya dengan punggung tangannya.

 

“Jae…”

 

“mmm?”

 

“Bolehkah aku memelukmu sekarang? Aku sangat bahagia sekali… aku ingin memelukmu”

 

“Kalau kau begitu ingin memelukku, kenapa harus bertanya lagi?” ucap Jaejoong disela tawanya

 

“Jadi?”

 

Jaejoong mengangguk imut tanpa harus menjawab pertanyaan Yunho.

 

“Mianhe…” ucap Yunho kemudian memeluk Jaejoong erat

 

“Mianhe?”

 

“Mianhe jika ini membuatmu tak nyaman” gumam Yunho yang masih takut jika ia membuat Jaejoong tak nyaman karena pelukannya.

 

Jaejoong tersenyum, “Nyaman sekali… sudah lama aku tak merasakannya” gumam Jaejoong

 

“mmm?” Yunho bergumam bingung

 

“pelukan ini … aku merindukan pelukan ini Yun… dasar pabbo” gerutu Jaejoong yang malah membuat Yunho semakin tersenyum lebar

 

Yunho mengeratkan pelukannya

 

 “Saranghae Yun…” kata yang sudah satu tahun tak terdengar itu akhirnya hari ini keluar dari mulut Jaejoong.

 

“Nado saranghae Baby… I Love you so much…”

 

Malam itu juga Yunho segera mengumumkan berita bahagia itu. Hal itu membuat para rekan bisnisnya beserta putri-putri mereka terpaksa harus gigit jari. Harapan mereka untuk menjadi besan keluarga Jung harus kandas karena malam itu juga Yunho mengumumkan rencana pernikahannya dengan Jaejoong. Tentu saja hal ini disambut bahagia oleh orang tua Yunho. Hal yang sempat tertunda akhirnya terlaksana juga.

 

.

 

“CUT…OK…Perfect..” Teriak Changmin

 

.

 

 

Hampir 2 bulan semua kru bekerja keras untuk merampungkan film di sisa waktu yang ada. Seperti hari ini mereka shooting sampai pukul 2 dini hari.

 

“Hoaammmm” Jaejoong menguap. Matanya sudah tak bisa diajak kompromi setelah hampir 1 jam mendengarkan Changmin yang sedang berceramah membicarakan shooting adegan terakhir yang ada di film yang akan dilaksanakan siang nanti.

 

Yunho menarik kepala Jaejoong pelan, ia sandarkan kepala Jaejoong di bahunya. Jaejoongpun menggerakkan sedikit kepalanya untuk mencari posisi yang tepat. Yunhopun menggenggam tangan Jaejoong, memberikannya kenyamanan.

 

“Jadi pukul 9 nanti kalian harus sudah sampai di lokasi. Aku tidak mau tahu alasan kalian, apapun itu, aku tidak ingin kalian terlambat.” Suara Changmin terdengar jelas di setiap telinga para kru

 

“Ne..” jawab semua serempak.

 

Mata Changmin melihat ke arah Yunho dan Jaejoong, sepertinya Jaejoong sudah tertidur di bahu Yunho.

 

“Ya sudah, kalian boleh pulang sekarang” komando Changmin.

 

Semua kru bubar dan Changminpun kemudian berjalan mendekati Jaejoong dan Yunho.

 

“Kau akan pulang hyung?”

 

“Entahlah… apa dia sudah tidur?” tanya Yunho sambil melirik ke arah Jaejoong.

 

Changmin mengangguk, “Sepertinya sangat pulas sekali” ucap Changmin sambil tersenyum.

 

Yunhopun tersenyum, “Aku rasa, aku perlu menelpon umma dan mengabarkan aku tidak akan pulang” gumam Yunho.

 

“Apa kalian masih tidur terpisah sampai sekarang?”

 

Yunho mendengus, “Tentu saja, pernah sekali kami tidur bersama, tapi keesokan harinya telinga dan kepalaku serasa sudah ingin berpindah tempat” gerutu Yunho

 

Changmin terkikik, “Jung ahjumma yang melakukannya?”

 

“Siapa lagi” sahut Yunho

 

“Aiggooo…” Changmin semakin tak kuat menahan tawa, “Menginaplah disini saja hyung… toh besok kalian juga harus sudah disini pukul 9 pagi.” lanjut Changmin. Changmin tahu betul perjalanan dari lokasi sekarang menuju rumah keluarga Jung membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, jelas sangat melelahkan jika mereka pulang dan harus kembali beberapa jam kemudian.

 

Changmin kemudian merogoh sakunya, “Ini… menginaplah disini, aku telah memesan kamar” ucap Changmin sambil memberikan kunci kamar kepada Yunho.

 

Yunho sedikit kaget dengan sikap Changmin.

 

“Eiii… jangan memandangku seperti itu..”

 

Yunho tersenyum, “Tumben kau baik sekali” komentar Yunho

 

Changmin terkikik

 

Yunho mengangkat kedua alisnya, sepertinya ia mencium gelagat aneh

 

“Jangan bilang…”

 

“Ahhahahahahhaa… mian hyung… aku akan memotong biaya persewaan kamar dari gajimu nanti…” Changmin tertawa

 

 

NGEEEKKKK

 

 

“YAAAHHH… KAU… SHIM CHANGMIN…” Marah Yunho, namun ia tak bisa apa-apa karena Jaejoong masih tertidur pulas di bahunya.

 

Changmin masih tertawa, “Mian hyung… karena resepsionis bilang sedang ada promo jika menyewa dua kamar, akan memperoleh voucher makan gratis selama 1 minggu. Kau tahu sendiri kan, makanan di restoran ini terkenal sangat lezat? Dan aku yakin, bagimu, uang bukanlah apa-apa… jadi sekali-sekali menginap dengan biaya 45 juta permalam tidak apa-apa kan? Toh kamarnya benar-benar ekslusif… hotel bintang 5 hyung… Kalian pasti akan suka… coba pikir hyung, bukankah ini berarti secara tidak langsung, aku memberikan kesempatan kepada kalian untuk berduaan tanpa adanya gangguan dari Jung Ahjumma… bukankah ideku cemerlang?” Changmin terus mencerocos mencoba mengutarakan pikirannya.

 

“cemerlang pantatmu…” gerutu Yunho sambil melepas sendal yang dipakainya dan..

 

PLETAKKKKK

 

Sendal Yunho terlempar dan tepat mengenai sasaran. Changmin.

 

Changminpun mengusap pantatnya yang lumayan sakit karena sendal Yunho mendarat dengan keras sambil terus tertawa terbahak-bahak sedangkan Yunho mulai menggendong Jaejoong ala bridal style kemudian berjalan menuju kamar.

 

.

 

.

 

.

 

Hari ini Changmin sengaja mengajak Yunho, Jaejoong, dan beberapa kru untuk melihat finishing film. film sudah rampung. Hasil edit juga sudah selesai. Tinggal cek ulang.

 

Changmin masih menemui beberapa orang penting sehubungan dengan akan dirilisnya film sehingga Jaejoong, Yunho dan para kru sedang duduk santai di salah satu ruangan.

 

“Yoochun sedang mengantar Junsu membeli beberapa keperluan” jawab Jaejoong sambil memberikan sekaleng soda kepada Yunho yang sedang bingung mencari Yoochun.

 

“Akhir-akhir ini mereka semakin dekat” gumam Yunho

 

Jaejoog tersenyum, “So?”

 

Yunho memberikan smirknya ke Jaejoong, “Aku merasa mereka sedang menjalin hubungan” bisikYunho.

 

“Like us?”

 

“mmm” angguk Yunho

 

“Bagaimana kau bisa yakin?”

 

“Melihat cara mereka memandang satu sama lain”

 

Jaejoong terkikik, “Kau seperti paranormal”

 

“Joongie…” protes Yunho manja, “Kau harus lihat bagaimana Yoochun memandang Junsu dan beitu pula sebaliknya. Meskipun mereka sering bertengkar tapi aku rasa mereka saling cocok satu sama lain. Dan meskipun sekarang mereka masih belum menjalin hubungan tapi aku yakin sebentar lagi mereka akan berada pada tahap itu” lanjut Yunho

 

“Lalu?”

 

“Apa kau akan setuju?

 

Jaejoongpun tersenyum, “Asal Junsu bahagia, aku tidak akan melarangnya…”

 

Jaejoongpun meletakkan kaleng minuman yang sudah kosong, “sudah saatnya dia memikirkan dirinya sendiri. sejak kecil dia selalu memikirkan kebahagiaanku, mengurusi semua keperluanku, membuntutiku dan mengkhawatirkanku. Aku rasa sudah saatnya dia memikirkan kebahagiaannya sendiri sekarang.” Lanjut Jaejoong.

 

Yunho tersenyum

 

Tiba-tiba,

 

BRAK

 

Pintu ruangan terbuka, muncullah objek yang sedang dibicarakan.

 

Yoochun dan Junsu masuk dengan saling menyenggol bahu dan tertawa. Mereka berdua terhenti ketika mendapat tatapan dari Yunho dan Jaejoong.

 

“Wae?” tanya Yoochun

 

Yunho hanya tersenyum lebar, mengisyaratkan sesuatu.

 

“Ada apa sih?” Junsu bingung

 

“Junsuya…” panggil Jaejoong

 

“Ne… hyung?”

 

“Jangan khawatir… aku merestui kalian” ucap Jaejoong sambil memberikan kerlingan dan senyuman terindahnya.

 

“Kalian?” Junsu bingung

 

“Iya… kau dan Yoochun”

 

Yoochun dan Junsu saling menatap bingung sedangkan Jaejoong dan Yunho hanya terkikik dan berjalan meninggalkan Junsu dan Yoochun yang masih kebingungan.

 

“Kami tunggu kabar bahagia dari kalian” teriak Yunho sebelum menghilang dibalik pintu.

 

Yoochun terdiam dan

 

DEG

 

Dia tahu apa yang dimaksud Yunho dan Jaejoong, “YAH… KALIAN…”

 

“Kenapa Yoochuna… kenapa kau berteriak? Kabar bahagia apa yang mereka maksud?” Junsu dengan polosnya masih belum tahu apa yang dimaksud Jaejoong dan Yunho.

 

“Sudahlah lupakan… mereka sangat mengerikan” gumam Yoochun

 

“Mengerikan? Bukankah wajah mereka tampan? Dimana letak mengerikan yang kau maksud? Bukankah mereka pasangan yang serasi?”

 

AIGOOOO

 

Yoochun memandang Junsu sambil menepuk jidat, speechless… selalu seperti ini ketika berbicara dengan Junsu. loading lambat, jaringan lemah dan error in connection.

 

.

.

.

 

Yunho, Jaejoong, Yoochun, Junsu dan Changmin beserta beberapa kru sudah berkumpul dalam satu ruangan untuk melakukan check ulang terhadap film yang sudah selesai di edit tersebut.

 

Tak menunggu lama, filmpun mulai diputar. Muncullah wajah Jaejoong sedang menunggu cemas di bandara, menanti kedatangan seseorang. Adegan awal film Yunjae serries.

 

.

 

Hampir 2 jam film di putar, tinggal beberapa menit lagi film akan selesai.

 

“Kim Jaejoong. Hari ini aku akan mengatakan sesuatu kepadamu.”

 

“mmm??”

 

“Kau tahu udara ini Jae? Aku bisa menghirupnya.”

 

Jaejoong terkikik, “Lalu?bukankah aku juga bisa menghirupnya? Apa yang ingin kau katakan? Kau mau menggombal?”

 

“Eiihhh.. dengarkan dulu Jae”

 

Jaejoong tersenyum, lalu Yunho melanjutkan ucapannya.

 

“Kau tahu panas sinar matahari ini Jae? Aku bisa merasakannya”

 

“…” Jaejoong diam, memandang Yunho.

 

“Kau tahu keindahan dunia ini? Aku bisa melihatnya”

 

“Yah… apa yang ingin kau katakan sebenarnya” ucap Jaejoong yang terdengar malu, ia selalu tak bisa menahan blushing ketika Yunho mengucapkan kata-kata manis kepadanya.

 

“Aku bisa membuatmu jatuh cinta”

 

“Aku tahu..”

 

“Aku bisa mengorbankan nyawaku untukmu”

 

“Aku tahu, tapi aku tak mau kau melakukannya. Aku tak mau sendiri”

 

Yunho terkikik

 

“Aku bisa merasakan cinta yang kau berikan”

 

“Bukankah itu bagus?”

 

Yunho tersenyum, “Tapi ada satu hal yang tak bisa aku lakukan”

 

“Apa?”

 

I can’t ever get enough of you

 

BLUSHH

 

“Yah… Jung Yunho… kau mulai menggombal..” protes Jaejoong yang terdengar malu.

 

“Ahahhahaha.. kenapa pipimu memerah seperti itu Jung Jaejoong?” goda Yunho

 

“Berhentilah menggodaku Mr. Jung” ucap Jaejoong berpura-pura sebal

 

“Berhentilah untuk terlihat menggoda dimataku Mrs. Jung”

 

“YAH…!”

 

“Baby… kita lanjutkan untuk ronde ke lima!”

 

“Andweeeeee… Yah… Jung Yunho….aku capek…Yah…Hyaaaaaaaaaaa…”

 

“I said that baby, I can’t ever get enough of you”

 

“Yah..Jung Yunhooooooooooooo… Arggghhhhhhhhhh…”

 

Suara percakapan Yunho dan Jaejoong itulah, sebagai pertanda akhir dari film pertama Yunjae Series - I can’t ever get enough of you itu. Suara itu menjadi backsound ketika di layar menampilkan hamparan luas tepi sungai Han yang tiba-tiba dijelma menjadi taman bunga dan di ujung sana terdapat pastur dan dua orang yang saling mengasihi sedang mengikat janji, disaksikan oleh kerabat dan rekan kerja mereka. Setelah itu muncul gambar Yunho dan Jaejoong yang tiba di sebuah villa pribadi milik keluarga Jung yang terletak di tepi laut pulau Jeju. Yunho menggendong Jaejoong ke arah tempat tidur. Yunho mencium bibir Jaejoong dan perlahan tangannya membuka kancing kemeja Jaejoong. Jaejoong sudah topless sekarang, tangannya mengalung sempurna di leher Yunho, membuat ciuman mereka semakin lama semakin dalam. Tanpa melepaskan tautan bibir mereka berdua, Yunho melepaskan sendiri kemeja yang dipakainya. Namun saat Yunho akan melepas celana Jaejoong, Yunho memandang ke arah kamera, memberikan smirk ke arah kamera, mendekatkan salah satu tangannya ke arah kamera dan menutup kamera dengan satu tangan. Layarpun gelap, namun mulai terdengar suara desahan..

 

“Arrrggghhh… Yunhhooohhh… there… faster!”

 

“As your wish baby…”

 

“Anngghhh… arrghhh..”

 

“Baby…really… I can’t ever get enough of you …. aarrghhh…”

 

Dan muncul 2 kata besar di layar

 

THE END

 

.

 

Tak lama kemudian terdengarlah riuh tepuk tangan orang yang berada diruangan. Changmin tersenyum puas. Benar-benar sesuai dengan apa yang dibayangkan. Hot and romantic.

 

Perfect

 

“Aku yakin ini akan meledak dipasaran” ucap salah seorang kru.

 

“Betul sekali… aku akan merekomendasikan film ini ke beberapa teman baik dalam maupun luar negeri” timpal seorang kru

 

“Good Job, Changmin shi” puji kru yang lain.

 

Changmin tersenyum puas, moodnya sedang baik sekarang.

 

“Mari kita bersenang-senang malam ini. undang semuanya.. aku yang mentraktir… kita berpesta sampai pagi…” ucap Changmin antusias dan disambut dengan riuh gembira semua kru dan staf yang terlibat dalam pembuatan film ini.

 

.

 

 

.

 

Changmin dan seluruh kru mulai berkonsentrasi pada promosi film, thriller sudah dirilis. Iklan dan poster sudah dipasang diseluruh antero negeri. Changmin juga membuat blog khusus untuk film ini. promosi dilakukan besar-besaran, baik dalam maupun luar negeri.

 

Mengingat film ini sedikit berbeda , jadi Chagmin mengharap banyak pada penonton luar negeri, khususnya eropa. Changmin juga telah bekerja sama dengan salah satu industri perfilman di Prancis, sehingga nanti film ini juga akan diputar disana.

 

.

 

Changmin dan para pemain sedang mengadakan konfrensi pers sekarang. Mereka membicarakan premier film yang akan dilaksanakan 3 hari lagi.

 

“Changmin shi… apakah anda yakin akan merilis film ini didalam negeri? Pasalnya genre film ini sedikit mmm… ‘berbeda’… apakah anda tidak takut akan mendapat protes dari banyak pihak? Atau mungkin khawatir jika tidak ada penonton?” tanya salah satu reporter yang langsung memberondong pertanyaan kepada Changmin

 

Changmin dan semua pemain tersenyum

 

“Begini..” Changmin mulai berbicara, “seperti film yang sebelumnya sudah pernah aku produksi dengan genre yang sama, aku rasa mengenai ijin, tidak akan ada masalah… dan apakah nanti film ini akan laris dipasaran? Mmmm….” Changmin berpikir sejenak, “Who knows?” lanjutnya disertai dengan tawa yang khas dari Changmin.

 

Suasana menjadi sangat riuh dengan tawa semua orang yang ada didalam ruangan.

 

“Yang jelas, ” Changmin mulai berbicara lagi, seketika suasana sepi, menunggu apa yang akan dikatakan Changmin selanjutnya.

 

 

“Yang jelas disini, aku telah memproduksi film yang bisa aku katakan bahwa ini adalah my master piece.. film ini sangat romantis, sad, happy ending…and…” Changmin menggantungkan kalimatnya.

 

“And?”

 

“HOT”

 

JEDAAARRR

 

Semua yang ada di ruangan tertawa mendengar ucapan Changmin

 

“Kalian juga pasti sudah melihat thriller yang dirilis beberapa waktu yang lalu. sinopsisnya juga bisa kalian baca di blog yang sudah dibuat oleh para tim kreatif. Selain itu, kalian juga tahu bahwa Jung Yunho adalah artis yang populer dan berbakat, memilih Yunho dan Jaejoong dalam film ini adalah keputusan terbaik yang pernah aku ambil. Aku yakin antusias masyarakat juga sangat baik, respon masyarakat yang telah kami terima di blog juga cukup fantastis. Jadi aku optimis jika film ini akan mendapat respon yang baik. Ini adalah film yang sangat bagus, percayalah… tonton dan buktikan sendiri barulah kalian akan percaya.” Jelas Changmin diakhiri dengan tawa kecil.

 

Komentar-komentar Changmin dari awal memang membuat suasana konfrensi menjadi friendly dan nyaman. Senyum dan tawa menghiasi sepanjang konfrensi yang sudah berjalan hampir 1 jam ini.
 

“Lalu bagaimana dengan gosip yang beredar selama ini mengenai kedekatan Yunho dan Jaejoong? apakah itu hanya gosip atau fakta?” tanya seorang wartawan yang langsung membuat wajah Yunho dan Jaejoong memerah.

 

Changmin tersenyum lebar memandang Jaejoong dan Yunho yang mulai blushing.

 

“mmmmm…” Yunho mulai bersuara, “Kalian ini nakal sekali” canda Yunho sambil tertawa dan menunjuk ke arah para pencari berita.

 

Gelak tawa langsung pecah, riuh wartawan terdengar. Yunho bertingkah lucu.. Jaejoongpun ikut terkikik melihat tingkah Yunho.

 

“Aku dan Jaejoong…” Yunho mulai berbicara, tangannya menggenggam tangan Jaejoong yang ada di bawah meja. Ini membuat Jaejoong cukup kaget mengingat mereka sedang konfrensi pers sekarang.

 

Suasana tenang sekarang,

 

sepi.

 

Semua sedang menunggu apa yang akan dikatakan Yunho.

 

“Kami berpacaran dan menikah”

 

DEG

 

“di film” lanjut Yunho disertai tawa renyah

 

Dan mengundang semua wartawan berseru, “Yaaaaahhhhhhhhhhhhh…”

 

“Hei.. hei.. hei… kenapa seperti tak semangat begitu? Bukankah aku sudah menjawab. Jawaban apa yang sebenarnya ingin kalian dengar” timpal Yunho masih sambil terkikik, ia mengerjai wartawan.

 

“Bukankah sudah banyak beredar bukti yang menyatakan bahwa kalian juga terlihat dekat di luar shooting?”

 

“kami memang dekat, sekarangpun kami dekat. Lihatlah, kami duduk bersampingan, ini sangat dekat” ucap Yunho sambil menggeser sedikit duduknya, mendekat kearah Jaejoong membuat semua wartawan tertawa. Namun ada satu hal yang tidak wartawan tahu, tangan Yunho masih setia menggenggam tangan Jaejoong, meskipun hanya dibawah meja.

 

“Apakah benar tidak ada hubungan apa-apa diantara kalian, Jaejoong shi?”

 

“Huh? Siapa yang bilang tidak ada hubungan apa-apa diantara aku dan Yunho?” Jaejoong ikut mengerjai wartawan

 

Tawapun kembali pecah, Yunho dan Jaejoong sedang bermain kata dengan wartawan sekarang. Changmin dan Hyunjoong hanya bisa terus terkikik melihat Yunjae yang sedang mengerjai wartawan.

 

“Apakah kalian tidak takut jika masyarakat mengira kalian gay?”

 

“Aku rela jadi gay jika pasanganku Yunho”

 

“Dan aku juga rela menjadi gay jika pasanganku Jaejoong”

 

Sontak semua orang yang hadir terkikik dan tertawa terbahak-bahak. Sungguh konfrensi yang sangat menyenangkan.

 

“Apakah keluarga kalian tidak keberatan dengan acting kalian di film ini?”

 

“Sejauh ini, keluargaku tidak mempermasalahkan ini. mereka juga dekat dengan Yunho” jawab Jaejoong.

 

 

“Apakah mereka pernah bertemu dengan Yunho?”

 

“Tentu saja, dan mereka menyukai Yunho” jawab Jaejoong kemudian tersenyum

 

“Lalu bagaimana tanggapan keluarga anda, Yunho shi?”

 

“mereka sangat mendukung, terutama umma, ia adalah fans Jaejoong” Yunho tersenyum

 

“Omo? Benarkah?”

 

“Kalian bisa menanyakan langsung kepada umma kalau kalian tidak percaya” canda Yunho yang disambut tawa para wartawan.

 

“Apakah kalian tidak takut jika kalian akan terlibat cinta lokasi?”

 

Yunho tertawa, “Kenapa harus takut, toh sebentar lagi…”

 

“hhssssttt” Jaejoong menginterupsi

 

“Jangan katakan kepada mereka, ini masih rahasia kita berdua, baby” ucap Jaejoong seolah bercanda didepan para awak media. Padahal…..

 

Gelak tawa menghiasi konfrensi pers hingga tak terasa acara sudah selesai.

 

Hubungan antara Yunho dan Jaejoongpun masih menjadi teka-teki. Bagaimana jika media tahu bahwa 3 hari lagi Yunho akan menikah dengan Jaejoong?

 

 

.

 

 

.

 

.

 

Tbc

.

 

==.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=

 

Jjang… jjang…

 

Maxy kembali hadir di hadapan teman-teman #bawa DVD film Yunjae… PLAAAKKKKKK

Maxy ngiler pengen liat fimnya Yunjae yang ntu… T_T

 

Mwo? 3 hari lagi Yunho dan Jaejoong akan menikah?

 

YUPS

 

Bukankah tiga hari lagi juga ada premier film?

 

Mmmmm…. Kasih tahu gak ya?

 

Rahasia dulu deh…

 

Biarkan ditebak teman-teman dulu…. ehehehhe

 

Next chap mungkin sudah end…^^

 

Kira-kira masih penasaran gak sih? Butuh NC juga gak? Gak ya? Mmm.. syukurlah… kalo gitu ceritanya end disini aja….. #BUGH… PLETAAKKK… PLAAKKKK    dikeroyok readers. Ahihihihi ^^

 

Review please…^^

 

Make a wish juga boleh, siapa tahu bisa bantu maxy untuk nambahin cerita di part depan… ahihihihihi

 

Next chap uda dapet separo… ayooo… segera review… biar maxy tambah semangat nyelesainnya… #hug satu satu

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Princessradith #1
Chapter 15: Annyong hasseyo maxy~ mian baru komem d chapter ini. Aku penikmat(?) baru ff km. lucuuu... Bikin ketawa ngakak sendirian. Suka liat karakter yunjae dsni, tapi emang ga ada yg bisa mengalahkan lord voldermin changmin
BabyBlueCherry #2
Chapter 15: yah!!! kok nanggung c maxy~~~~
tapi aku suka banget...
makasih maxy :)
akiramia #3
Chapter 15: Yo...awasssssssss.km maxy ..curang amat ..dan tega amat sih
Q dah senyum senyum bahagia pingin lihat om yun di kerjain
Ngidam nya om jj ..kok mlh ...tuing...ampir jatuh q dari kursi ..ke sofa ( eh ..gak maksud....?..) .nich
EPILOG..ada part 2kan ...iya.kan.iya kan iya kan.." maksa"... heheheh..maxy makacih ya ...
epep maxy slalu menghibur yg cakit jdi cembuh...yg ..sedih ..jd..senyum senyum..
ampe setengah ....ehm...maxy klo ada ide maxy bikin epep balu
jangan lupa kasih tau aye ya....
momo_chan
#4
Chapter 15: Eeeeeeeiiiiii....udahan????? Nanggung amat...>.<
Biqin epilog part 2nyaaa dooonk..*maksa* masa2 kehamilan jaejoong...kekekekke....
Dan saia penasaran ma gambar yg ada d papan reklame yg changmin pasang segede gaban ntu...^,^
JoeGQ2min #5
Chapter 15: Maxy curaaaannnggggg~!!!! *kejar" maxy* =3=

masa segitu doang~!!!
I want more! I want more! I want more!!!

Tpi maxy mo bikin sequel ya??
Jadi ff ni beneran trilogi gitu?? o.O
chocoyunjae #6
Chapter 15: eh beneran udah selesai? epilog part 2 dan seterusnya masih ada kan?
#dijitak
kaysknya ga rela cerita ini udah selesai (padahal dulu pengen cepet2 baca endingnya )
yunjae so sweet banget dah
pasangan fenomenal
semoga nanti didunia nyata mereka juga bisa sepertu ini, mengakui huvungan mereka ke publik

maxy tetep semangat ya
semoga selalu dapet ide cemerlang buat cerita selanjutnya
Ichiro #7
Chapter 15: So sweet...max..u r the best!
U_Jungie #8
Chapter 15: XD!!!! thankyuuuu buat epilognya... love it!!! ngga tau harus blg apa yg jelas suka bget.. makasih ya author-ssi.. *bow*
BabyBlueCherry #9
Chapter 14: gahh!! so sweet!
ofc i want epilog so so bad...
Maxy~ bikin epilog'y yaaa~ please~
aku mau lebih banyak yunjae~
coba aja tuh film beneran ada, aku pasti juga nonton! gah~
thanks for the update sweety ^^
epilog pwease~~
U_Jungie #10
Chapter 14: kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! it's so lovely XD klo author-ssi tidak keberatan untuk menulis epilognya, saya akan sangat senang untuk bisa membacanya~~ hehe