Chap 7

If Acting Became Real

 

IF ACTING BECAME REAL

 

.

 

Cast

Yunjae YooSuMin

.

 

Genre

Romance, Humour, duh apalagi ya…nanti lah dicari tahu sendiri di cerita ya…masih bingung…ehehhehehe.

 

.

.

 

Hai..hai…hai…maxy datang lagi… #tebar foto NC Yunjae…ahihihihihi

 

Hug, deepbow, kiss, tebar angpao lebaran buat semua yang uda review… terimakasih atas sepatah, dua patah dan berpatah-patah kata yang diberikan kepada maxy… jongmal gomawoyo…#deep bow ^^

JoeGQ2minJoeGQ2min_chan..#hug...duh maxy malu kalo inget omongan maxy sendiri...ahihihi #plakkk - kubur diri... emak ma babe akan jadian di chap ini...konflik orang ketiga gak parah, yang bikin dag dig dug itu pergolakan perasaan jaema ma yunpa, akan ada di chap depan...^^ #yuk yuk baca..^^

akiramia: kelucuan emak dan babeh akan sedikit terusik, tenang aja gak akan lama kok...maxy sendiri juga gak kuat kalo bikin emak dan babeh sedih terus-terusan...^^ #yuk langsung baca yuk..^^

nuguya: gomawo ne uda nulisin changmin sebagai sutradari di commentnya..#hug..membuat maxy melek nih...^^ tau gak? maxy lupa nulis perkenalan Changmin sebagai sutradara juga..hehehhe #payah banget maxy nih..-.-' 

myalterego: waduh,,,,kalo ditodong pake kolor yunjae, maxy sudah bertekuk lutut...wkwwkwk >.< tetep humor kok tenang aje.. maxy suka bikin yang lucu-lucu, tapi nti ada yang bikin dag dig dug dikit.. abis itu habis gelap terbitlah terang kok (wuissss...tuh kalimat kayaknya terkenal banget yak? kalimatnya sapa sih? #nyari ensiklopedi.ahihihi)

myjaejoongie89: yo'i...cemburu tanda love...yakin dah maxy... #ngikut ngakak guling-guling..^^

 

joongielove : wah senengnya ff maxy bisa buat ketawa...pahala maxy nambah nih... #ngitung pahala bulan puasa...Plaaakkkkkkkk........ne uda update...#yuk yuk baca ^^

 

Semoga dengan review dan masukan dari teman-teman semua, bisa membuat maxy lebih baik lagi.. love u all…#hug ^^

 

Kemarin di ffn ada teman maxy yang mengingatkan maxy atas peran Changmin….betapa maxy tak sadarkan diri selama ini atas peran bang imin yang maxy buat. Di pikiran maxy itu si bang imin aka Changmin ini adalah direktur sekaligus sutradaranya. Dia bikin film sendiri dan di danai sendiri, maklum orang genius dan kaya…ehhehehe.. maxy pikir juga uda maxy tulis pas perkenalan di foreword kemarin, makanya dari kemarin maxy PD aja ngasih bang imin part ucapin kata CUT terus-terusan… eh gak taunya pas maxy cek perkenalan yang maxy tulis cuma sebagai direktur aja, gak ada sutradaranya.. dan parahnya maxy gak nyadar selama ini..-.-‘

 

Nah, maxy disini ingin klarifikasi kepada teman-teman bahwa peran Changmin bukan hanya sebagai direktur aja, tapi juga sutradara juga. Mian atas typonya teman-teman…maxy harap kedepannya maxy bisa lebih baik lagi…#love u all….chuu ~.~.~

 

Warning: ada adegan kissnya..bagi yang berpuasa di tahan dulu ye bacanya …mianhe..^^

 

Yuk dah capcus aja…

 

Seperti biasa, bacanya pelan aja ne…^^

 

Happy reading n don’t forget to give your wonderful review ne…#bow

 

 

.

 

=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.==.=.=.=.=.=

 

 

Preview

 

 

.

 

CUP

 

Kalimat Jaejoong terputus dengan ciuman Yunho yang tiba-tiba mendarat di bibirnya. Nafas Jaejoong masih tak beraturan, tubuhnya masih gemetar, dan isakannyapun masih belum berhenti tapi Yunho terus melumat bibir Jaejoong, mencoba menenangkannya. Salah satu tangan Yunho melingkar di pinggang Jaejoong sedangkan yang satunya berada di punggung Jaejoong, terus mengelus untuk memberikan ketenangan. Yunho terus melumat bibir Jaejoong hingga dirasa Jaejoong sudah tenang kemudian ia melepaskannya.

 

“Apa yang kau bicarakan hyung.. kau cemburu padanya? Aiiisshhh pabbo hyungg…” ucap Yunho kemudian memukul pelan kening Jaejoong.

 

Jaejoong masih mengerjapkan matanya, kaget atas apa yang baru saja terjadi.

 

“Kau tahu hyung, hatiku ini sudah menjadi milik seseorang, dan itu kau… aku tak mungkin mencintai yang lain.. hanya ada kau hyung….hanya ada kau dihatiku… Aku serius.. percayalah… harus berapa kali aku mengatakannya  agar kau percaya hyung? aku mencintaimu..aku benar-benar mencintaimu” ucap Yunho sambil memeluk Jaejoong.

 

“Kau bohong” ucap Jaejoong yang masih berada di pelukan Yunho.

 

Yunho kemudian memegang kedua pipi Jaejoong, membuat matanya bertemu dengan mata Yunho. “I swear.. I love you Jung Jaejoong” ucap Yunho kemudian mencium bibir Jaejoong.

 

.

 

.

 

 

Part 7

 

.

 

.

“Jadi?”

 

“Apa?”

 

“Hyung..”

 

Jaejoong tersenyum.

 

Yunho dan Jaejoong duduk di sofa. Yunho sedang merajuk untuk meminta jawaban Jaejoong setelah dia mengungkapkan perasaannya tadi. Namun sepertinya Jaejoong masih tak mau mengatakan jawabannya.

 

“Hyung…” rajuk Yunho lagi

 

Jaejoong menatap Yunho, diam.

 

“Aiishhh Joongie hyung… sebenarnya kau mau tidak sih jadi pacarku..” kesal Yunho yang tak kunjung mendapat jawaban dari Jaejoong..

 

“Begitukah caramu menyatakan cinta? Ck…kau tak romantis sekali..” gerutu Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya. “Sudah ah…aku mau mandi dulu..” lanjut Jaejoong kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

 

Yunho menghembuskan nafas beratnya. Ia benar-benar tak habis fikir, harus bagaimana lagi agar Jaejoong bisa menerimanya. Jelas-jelas Jaejoong cemburu karena kedekatannya dengan Boa, bukankah itu berarti cinta? Tapi setelah ia mengungkapkan cinta, malah Jaejoong menggantungkan jawabannya.

 

Yunho terdiam.

 

“Ah…aku ada ide…” ucap Yunho kemudian bergegas untuk mengambil jaket dan pergi dari apartemen.

 

.

 

.

Jaejoong telah selesai mandi. Tapi ia melihat apartemen dalam keadaan sepi. Ia tak melihat Yunho ada dimanapun.

 

“Kemana dia?” gumam Jaejoong sambil menengok ke kanan dan kekiri, mencoba mencari Yunho.

 

Jaejoong kemudian duduk di sofa sambil menonton televisi, dengan malas ia menggonta-ganti chanel.

 

15 menit waktu berlalu

 

“Sebenarnya kemana anak itu?” gumam Jaejoong yang masih teringat tentang Yunho.

 

Jaejoong tiba-tiba melotot, menghentikan kegiatannya menggonta-ganti chanel. Terbersit ingatan tentang telpon Yunho tadi pagi, “Omo…jangan-jangan dia bertemu yeoja itu? Andwe…andwee…” panik Jaejoong.

 

Dengan segera Jaejoong berlari menuju kamar dan mengambil HPnya.. dia berhenti sejenak sambil memegang HP. “sebaiknya telpon atau sms?’ Jaejoong bingung.

 

Akhirnya Jaejoong memutuskan untuk sms.

 

J: kau dimana?

 

Tak lama kemudian HP Jaejoong berbunnyi. Sebuah pesan masuk.

 

Y: aku keluar sebentar hyung

 

Secepat kilat Jaejoong membalas.

 

J: kemana?

 

Tak ada balasan

 

J: Ke tempat yeoja itu?

 

Namun tak ada balasan juga setelah itu. Membuat Jaejoong menjadi khawatir.

 

5 menit ia menunggu. Tapi tetap tak ada balasan juga. Ia kemudian memutuskan untuk mengirim pesan lagi. Pesannya dikirim setiap  2 menit sekali.

 

J: sebenarnya kau kemana?

 

J: heh balas smsku!

 

J: ya sudah terserah

 

10 menit kemudian

 

J: cepatlah pulang…aku sendirian

 

Beberapa menit kemudian tak ada balasan juga.

 

J: YAH JUNG YUNHO…!!

 

Namun tetap tak ada balasan dari Yunho. Jaejoong semakin gelisah. Ia mondar-mandir kesana kemari sambil memegang HP.

 

“Kemana sebenarnya anak ini..” gumam Jaejoong gelisah

 

“Awas saja kalau sampai menemui yeoja itu” geram Jaejoong.

 

Jaejoong semakin gelisah, ia duduk di sofa, namun sebentar saja sudah berdiri lagi. Ia berjalan menuju pintu apartemen, membukanya…melihat ke kanan dan ke kiri, tak ada siapa-siapa. Jaejoong menutup pintu apartemen sedikit keras, ia benar-benar gelisah sekarang. Ia mencoba menelpon Yunho berkali-kali namun tak diangkat.

 

Pikiran Jaejoong sudah kemana-mana. Takut terjadi apa-apa dengan Yunho, dan lebih takut lagi jika Yunho keluar bersama yeoja itu. Sungguh ini membuat Jaejoong semakin khawatir. Terbersit sesal ketika tadi ia sempat menggoda Yunho untuk tidak segera memberikan jawaban kepada Yunho.

 

“Apa dia marah gara-gara itu?” tanya Jaejoong kepada dirinya sendiri.

 

Jaejoong mencoba menghubungi Yunho lagi. Sepuluh kali ia menelpon Yunho, dan sepuluh kali juga Yunho tak mengangkat telpon dari Jaejoong.

 

“Damn it…” Maki Jaejoong kemudian melempar HPnya. HP Jaejoongpun tergolek tak berdaya di lantai.

 

Setelah hampir satu jam menunggu, kesabaran Jaejoong akhirnya sudah di ambang batas. Perasaannya sudah sangat kacau.

 

“terserah kau ada dimana sekarang dan kau keluar menemui siapa, kalau kau tak segera pulang, jangan harap kau akan mendengar jawaban dariku seumur hidupmu” gerutu Jaejoong dengan kesal. Ia kemudian berdiri, berniat untuk keluar namun tiba-tiba..

 

TING TONG

 

Bel apartemen berbunyi.

 

“Siapa yang datang?” gumam Jaejoong heran

 

TING TONG

 

Bel berbunyi lagi.

 

“Ne sebentar…” teriak Jaejoong kemudian berjalan menuju pintu.

 

Betapa terkejutnya Jaejoong ketika melihat seseorang berdiri didepan pintu dengan membawa rangkaian bunga mawar yang sangat besar hingga menutupi wajah si pembawa bunga tersebut. disamping seseorang itu berdirilah seorang namja memegang saxophone sedang tersenyum ke arahnya.

 

Jaejoong mengangkat kedua alisnya, wajahnya terlihat sangat bingung. Pertanyaan ‘ada apa ini? dan kenapa semua ini ada disini?’ tergambar jelas di wajahnya.

 

“Kajja…” ucap si pembawa bunga yang tiba-tiba masuk kedalam apartemen, diikuti dengan namja yang memegang saxophone tadi. Kedua orang itu berjalan melewati Jaejoong yang masih kebingungan di depan pintu.

 

“Yunho?” ucap Jaejoong semakin terkejut tatkala namja pemegang bunga yang baru saja melewatinya adalah Yunho.

 

Jaejoong menatap bingung Yunho yang berdiri didekat rak sepatu, lalu memberikan kode kepada namja yang membawa saxophone. Tak lama setelah itu alunan lagu romantis terdengar. Namja tadi bukan hanya membawa saxophone melainkan juga pemain saxophone. Nada yang dikeluarkannya sangat indah dan sangat perfect membuat suasana seketika berubah menjadi romantis.

 

Jaejoong masih tercengang melihat apa yang barusaja terjadi. Sedangkan Yunho hanya memejamkan mata sambil menggerakkan kepalanya, seolah sangat menghayati alunan dari saxophone dan jangan lupa dengan kedua tangan yang masih memegang bunga mawar yang ditata se-apik mungkin dengan ukuran sangat besar itu. Jaejoong memandangnya takjub. Perasaan Jaejoong sekarang sulit untuk dideskripsikan, antara takjub, heran, dan tak percaya menjadi satu, matanya seolah tak mau berkedip sedetikpun melihat apa yang terjadi didepan matanya itu.

 

Barusaja Jaejoong mau membuka suara, tapi tiba-tiba segerombolan orang masuk kedalam apartemen dengan membawa pot lengkap dengan bunga yang sangat indah. Satu persatu orang-orang tersebut masuk dan meletakkan pot tersebut didalam apartemen Yunho. Jaejoong hanya bisa semakin terbengong dan bertanya-tanya, ada apa ini? apa yang sebenarnya terjadi? Jaejoong kemudian perlahan menggeser sedikit tubuhnya agar tidak mengganggu orang-orang yang keluar masuk apartemen dengan membawa pot yang berisikan bunga.

 

Orang-orang masih berlalu lalang meletakkan pot dengan beraneka macam bunga mulai dari bunga lily, bunga matahari, bunga tulip, bunga seruni, dan bunga-bunga yang indah lainnya. Dalam jangka waktu kurang dari 10 menit, apartemen Yunho sudah disulap mirip dengan taman bunga. Bagaimana tidak, tak ada sejengkalpun celah kosong di lantai Yunho. Semua lantai sudah penuh dengan beraneka macam bunga. Sejauh mata memandang, bunga-bunga terhampar disana. Jaejoong hanya bisa speechless memandang takjub ini semua. Ia menutupi mulutnya dengan kedua tangannya, “Omo..” hanya kata itu yang bisa ia ucapkan. Ia sangat sangat terpesona dengan apa yang dilihatnya.

 

Jaejoong memandang Yunho yang masih memejamkan mata menikmati alunan musik. Jaejoong benar-benar penasaran, apa sebenarnya yang dilakukan Yunho ini.

 

“Yun..” panggil Jaejoong masih dengan wajah bingungnya.

 

Yunho membuka kedua matanya. Ia melihat sekeliling, apartemennya sudah menjelma menjadi taman bunga dan tidak lupa lagu pengiring yang keluar dari saxophone secara live membuat suasana sudah seperti yang diharapkan Yunho. Ia kemudian tersenyum, “perfect” gumamnya.

 

“A..apa maks..sud ini semua Yun..” tanya Jaejoong mendadak gagap sambil menunjuk  perubahan diapartemen tersebut.

 

Yunho hanya memandang Jaejoong dengan memberikan senyuman. Tak lama setelah itu, Yunho berjongkok didepan Jaejoong. Kedua lututnya dijadikannya tumpuan.

 

“Omo…Yun…” ucap Jaejoong kaget dengan tindakan Yunho yang tiba-tiba itu. Ia menutupi kedua mulutnya dengan punggung tangannya, wajahnya memerah sekarang. Kaget, malu, senang, bingung itulah yang dirasakan Jaejoong saat ini.

 

Kedua tangan Yunho memegang rangkaian bunga yang diarahkan kepada Jaejoong dengan wajah yang sedikit mendongak, menatap wajah Jaejoong.

 

“Yun..” lirih Jaejoong

 

“Hyung…hanya ini yang bisa aku persiapkan dalam waktu satu jam..aku harap ini sudah masuk kategori romantis yang hyung maksud” ucap Yunho lembut disusul dengan senyuman yang menawan.

 

“Jadi kau tak mengangkat telpon dan tak membalas smsku tadi karena semua ini?” tanya Jaejoong dengan wajah memerah.

 

Yunho mengangguk, “Ne hyung, aku mempersiapkan semua ini.” jawab Yunho kemudian memberikan senyuman.

 

“Yun…” lagi-lagi hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Jaejoong.

 

“Aku hanya ingin Joongie hyung tahu bahwa aku serius dengan ucapan yang aku katakan sebelumnya hyung. Aku mencintaimu hyung, sangat-sangat mencintaimu… jadilah namja chinguku…” ucap Yunho yang sontak membuat Jaejoong membelalakkan matanya. Ia tak menyangka jika Yunho akan melakukan ini semua.

 

Jaejoong tak mampu menjawab, ia masih terkagum, terharu, terkaget-kaget serta ter- ter- yang lainnya. Tiba-tiba Jaejoong kehilangan semua kosakatanya. Ia benar-benar tak tahu harus mengatakan apa. Jaejoong hanya memandang Yunho sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Ia tak menyangka ini benar-benar terjadi.

 

“Aku mencintaimu hyung…” ulang Yunho masih dengan posisi semula.

 

Jaejoong kemudian ikut jongkok, mensejajarkan dirinya dengan Yunho. Ia kemudian mengambil bunga yang ada di tangan Yunho dan meletakkannya dilantai. Jaejoong memegang kedua pipi Yunho, entah mengapa melihat tatapan mata Yunho, tiba-tiba air matanya keluar.

 

“Hyung…” gumam Yunho yang melihat Jaejoong menangis sambil memegang kedua pipinya.

 

Mendengar panggilan Yunho, tangisan Jaejoong bukannya berhenti malah tambah menjadi. Air matanya keluar dengan sedirinya dengan sangat deras, tak terkontrol. Jaejoong menggigit bibir bawahnya menahan tangis, namun sepertinya ia gagal karena air matanya bukannya berhenti tapi malah semakin deras.

 

Yunho menjadi bingung melihat Jaejoong menjadi seperti itu. “Hyung mian kalau aku….”

 

Ucapan Yunho terhenti seketika ketika Jaejoong tiba-tiba memeluknya. “Pabbo…kau seharusnya berpamitan dulu…kau membuatku cemas..aku kira kau menemui yeoja itu..aku sangat takut..pabbo Yunhoya…” marah Jaejoong dengan suara bergetarnya. Jaejoong memeluk Yunho erat sekali, ia membenamkan kepalanya di bahu Yunho. Yunho dapat merasakan tubuh Jaejoong bergetar dan terdengar isakan kecil. Yunho kemudian mengelus pelan punggung Jaejoong yang masih memeluknya dengan erat.

 

Lama mereka berpelukan seperti itu, alunan musik romantis masih mengiringi mereka.

 

Jaejoong sudah terlihat tenang.

 

“Hyung…gwenchana?” bisik Yunho sambil mengelus punggung Jaejoong yang masih memeluknya erat.

 

“berjanjilah untuk tidak mengecewakanku Yun..” ucap Jaejoong akhirnya.

 

“Ne hyung..”

 

“Berjanjilah untuk selalu melindungiku”

 

“Ne..”

 

“Berjanjilan untuk selalu mencintaiku”

 

“Ne hyung…aku berjanji.. percayalah padaku hyung…aku sungguh-sungguh” ucap Yunho meyakinkan.

 

“mmm…” angguk Jaejoong.

 

“Saranghae..” bisik Yunho

 

Jaejoong mengeratkan pelukannya.

 

“Nado saranghae Yunhoya…” ucap Jaejoong akhirnya.

 

Yunhopun kaget dengan apa yang barusaja ia dengar.

 

“Hyung benarkah?” tanya Yunho seketika dengan nada sangat bahagia. Ia melepaskan pelukan Jaejoong dan terlihatlah wajah Jaejoong sudah sangat memerah. Ia kemudian memegang pipi Jaejoong.

 

“Benarkah apa yang aku dengar tadi hyung? Berarti kau menerimaku? Kau kekasihku sekarang?” tanya Yunho sekali lagi. Ia masih belum percaya dengan apa yang aku dengar

 

Jaejoong hanya mengangguk imut.

 

“Hyaaaaa…thanks God…” teriak Yunho sangat antusias dilanjutkan dengan memberikan kecupan di seluruh wajah Jaejoong.

 

“Yun..heii..kau..aiissshhhh” Jaejoong berusaha mengelak, namun tetap saja. “Hei kau tak malu dilihat orang..” lanjut Jaejoong

 

Yunho baru tersadar jika disana masih ada pemain saxophone..Yunho kemudian menghentikan aktifitasnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil memberikan senyum.

 

.

 

.

 

Waktu baru menunjukkan pukul 3 sore. Yunho dan Jaejoong duduk dilantai dengan bersandar pada dinding. Disekitar mereka terdampar lautan bunga. Jaejoong tersenyum sendiri mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

 

“Wae hyung?” tanya Yunho yang melihat Jaejoong tiba-tiba tersenyum.

 

Jaejoong menggelengkan kepala dengan salah satu punggung tangannya menutupi mulutnya.

 

“Lalu kenapa wajah hyung memerah seperti itu?”

 

Jaejoong kaget, seketika ia menepuk-nepuk pelan pipinya yang blushing tanpa ia sadari itu. Yunho tesenyum melihat tingkah Jaejoong saat ini.

 

“Yah, hyung…hentikan…kau bisa melukai pipimu kalau seperti itu.” Ucap Yunho sambil memegang tangan Jaejoong yang terus menepuk pipinya itu.

 

“Berapa banyak toko bunga yang kau tebas untuk mengisi apartemenmu Yun? Kau ini pemborosan sekali.” Jaejoong memprotes Yunho

 

“mmmm…4 ah anni…5…iya 5 toko hyung” jawab Yunho sambil mengembangkan senyum.

 

“MWO?”

 

“Tapi kau suka kan hyung..uang tak masalah bagiku, asal hyung senang”

 

BLUSH

 

Pipi Jaejoong memerah.

 

Jaejoong terdiam, memandang Yunho, memandangi sosok yang sudah merebut hatinya ini. Mata mereka saling bertemu.

 

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka berdua, hanya tatapan mereka menjelaskan semuanya. Lama mereka saling menatap.

 

Jaejoong sangat bahagia, tak pernah ia sebahagia ini, tak pernah ia mendapat perlakuan seperti ini, Yunho membuatnya merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini. meski Yunho selalu membuatnya kesal, tapi hal itulah yang malah membuat Jaejoong merasa nyaman. Yunho memang menyebalkan, tapi sikap menyebalkan itulah yang membuatnya mencintai Yunho. meskipun mereka baru dekat dalam waktu yang relatif singkat, tapi melihat keseriusan dan pengorbanan Yunho membuat Jaejoong menyadari bahwa cinta Yunho sangat besar untuknya.

 

Jaejoong kemudian tersenyum, “gomawo Yun..” ucapnya kemudian memberikan kecupan singkat di bibir Yunho.

 

Bak gayung bersambut, ketika Jaejoong hendak menjauhkan tubuhnya, tiba-tiba Yunho menarik leher Jaejoong dan memberikan ciuman dibibir cherry itu. Jaejoong yang semula kaget karena sikap Yunho yang tiba-tiba itu, lambat laun dia bisa mengimbangi ciuman Yunho.  Bibir mereka saling melumat dan bergerak seirama. Bibir mereka berdua bergerak dengan sangat lembut, tak ada nafsu, pelan, tanpa tergesa-gesa sehingga terkesan sangat romantis seolah mewakili semua perasaan mereka saat ini.

 

.

 

.

 

.

 

2 hari kemudian

 

Yunho dan Jaejoong memutuskan untuk pergi ke taman bermain. Pagi-pagi sekali mereka sudah mempersiapkan diri di kencan pertamanya ini.

 

“Kau sudah siap hyung?” tanya Yunho yang sudah memegang kunci mobilnya.

 

“Ne..kajja…” jawab Jaejoong semangat

 

Mereka berdua keluar apartemen sambil berpegangan tangan. Mereka nampak sangat serasi. Yunho mengenakan celana jeans selutut berwarna hitam dengan kaos berwarna putih dan rompi hitamnya. Tak lupa ia memakai sepatu warna putih dan dengan topi beserta kacamata hitamnya. Membuat penampilannya sangat georgous. Sedangkan Jaejoong memakai celana jeans hitam panjang dengan beberapa sobekan tipis di paha hingga bawah lututnya, model celana ini memang sedang trend saat ini. Jaejoong juga mengenakan kaos putih dan dengan jaket tipis berwarna abu-abu, tak lupa memakai sepatu boot berwarna hitam, topi dan kacamata hitam. Penampilan mereka masing-masing sangat eyecatching…

 

Terlebih saat di taman bermain, mereka memikat banyak pihak, baik dari kalangan anak-anak hingga nenek-nenek. Baik pria maupun wanita. Pria? Ya…jika sang wanita memandang ke arah Yunho, maka pria memandang ke arah Jaejoong. Hari ini Jaejoong terlihat sangat cantik.

 

Mereka mencoba hampir semua wahana bermain. Diawali dengan naik biang lala. Setelah itu roller coaster..

 

“Hyung…kau suka?” tanya Yunho setelah mereka selesai naik roller coaster.

 

“mmm” angguk Jaejoong antusias.

 

“Kajja…kita kerumah hantu…” usul Yunho

 

“Andweee” tolak Jaejoong langsung

 

“Wae hyung…mereka tidak menakutkan…”

 

“Bagaimana bisa mereka tidak menakutkan, namanya rumah hantu ya pasti menakutkan, tidak ada rumah hantu yang tak menakutkan. Kalau rumah hantu tak menakutkan, pasti namanya bukan rumah hantu tapi rumah barbie, rumah teddy..” gerutu Jaejoong imut

 

Yunho kemudian tertawa, “Hyung…ayolah…” Yunho membujuk

 

“Aku takut Yunhoya”

 

“Kau bisa berpegangan pada tanganku atau berlindung dibelakangku…ayolah hyung…” Yunho tetap tak mau menyerah.

 

“Iya..iya baiklah..”

 

Mereka akhirnya masuk kedalam wahana rumah hantu. Sepanjang perjalanan, Jaejoong menggenggam tangan Yunho erat dan berlindung dibelakang Yunho, menempel pada punggung Yunho, memejamkan matanya, ia sangat-sangat takut. Bahkan hingga perjalanan sudah selesai, Jaejoong masih memejamkan matanya.

 

Yunho memandang Jaejoong imut, kemudian ia mencium bibir Jaejoong. Seketika Jaejoong membuka matanya dan melotot ke arahnya.

 

“YAH..” protes Jaejoong yang malah ditanggapi tawa oleh Yunho.

 

Pipi Jaejoong sekarang memerah, ia sangat malu. Kenapa Yunho menciumnya di tempat umum? Bagaimana kalau ada yang melihat? Aiisshhhh…

 

Mereka melanjutkan berkeliling taman bermain. Di dekat salah satu wahana Jaejoong kemudian terdiam, mendongak ke atas, seperti sedang terkagum-kagum…

 

“Wooaaa…Yun…aku mau naik itu…” ucap Jaejoong masih sambil mendongak.

 

Yunho ikut mendongak, tak lama kemudian melotot.

 

“Mwo? Yah Hyung… anni…aku tak mau…aku bisa mabuk…”

 

“ayolah…” bujuk Jaejoong

 

Yunho menatap kembali tulisan besar yang terdapat di wahana tersebut. Tornado.. Yunho merinding mendengar teriakan yang sudah ada diatas sana sedang dibalik-balik seperti ikan goreng. Melihatnya saja membuat Yunho pusing.

 

“Hyung, aku benar-benar tidak bisa…” gumam Yunho

 

“Kau tak mencintaiku?” Jaejoong mulai memainkan rayuan mautnya.

 

“Bukan begitu hyung… aku benar-benar tidak bisa… hanya melihatnya saja sudah membuatku mual.” Jelas Yunho yang meminta pengertian Jaejoong.

 

“Yakin tidak bisa?”

 

“mmm” Yunho mengangguk

 

“Baiklah…aku akan naik sendiri, tapi jangan salahkan aku, jika aku nanti akan mendapatkan kenalan saat mengantri, dan tertarik dengan namja lain saat berada di atas sana.. aku paling suka dengan namja pemberani.. Ya sudah…kau disini saja… aku akan naik sendiri..” ucap Jaejoong dengan penuh keyakinan bahwa Yunho akan mengikutinya sesaat lagi. Ia yakin, cara seperti ini akan membuat Yunho tak berkutik.

 

Benar saja, saat Jaejoong mulai mengantri, tiba-tiba tangan Jaejoong ditarik oleh Yunho. digenggamnya erat tangan Jaejoong, agar semua orang tahu bahwa Jaejoong adalah miliknya.

 

Jaejoong tersenyum melihat perlakuan Yunho, sikap Yunho yang seperti inilah yang membuat Jaejoong suka. Yunho memang paling bisa membuatnya tersenyum bahagia.

 

“Wae? Bukannya kau takut?” tanya Jaejoong yang berpura-pura cuek

 

“Aku lebih takut kalau kau berkenalan dengan namja lain, nanti kalau namja itu menyukaimu dan merebut hyung dari diriku bagaimana? Itu tidak boleh terjadi” jelas Yunho

 

Sekali lagi Jaejoong menahan tawanya, ia berusaha melihat ke arah lain, agar Yunho tak menyadarinya. Tangan Jaejoong digenggam Yunho dengan sangat erat. Semakin maju antrian, semakin dingin tangan Yunho.

 

‘Apa kau sangat takut Yunhoya? Tanganmu dingin sekali’ batin Jaejoong sambil menatap iba ke arah Yunho. ‘Apa aku keterlaluan Yunhoya? Mianhe…’ pinta Jaejoong dalam hati.

 

Mereka akhirnya menaiki wahana tornado. Setelah sekitar 7 menit berada di wahana tersebut, Yunho dan Jaejoong akhirnya keluar. Jaejoong memandang khawatir Yunho, wajah Yunho sangat pucat, kakinya sedikit gemetar. Jaejoong menggandeng Yunho untuk duduk di kursi dekat wahana tersebut.

 

“Tunggu sebentar, aku akan membeli minum” ucap Jaejoong yang mendapat anggukan dari Yunho.

 

Tak lama kemudian Jaejoong kembali dengan membawa 2 botol air mineral. Yunho menenggak habis 1 botol sekaligus.

 

“Mianhe Yunhoya… aku tak menyangka kau akan ketakutan seperti ini..” ucap Jaejoong

 

Yunho mempoutkan bibirnya. Merajuk.

 

“Yunhoya..” Jaejoong mentoel bahu Yunho, berusaha meminta maaf.

 

Yunho masih terdiam.

 

“Mianhe…” lirih Jaejoong sambil menunduk, ia sangat menyesal telah mengerjai Yunho berlebihan.

 

Yunho melirik sekilas Jaejoong. melihat Jaejoong yang bersedih, membuat Yunho tak tega. Ia memang selalu tak bisa jika melihat Jaejoong bersedih. Ia tak akan mampu marah terlalu lama kepada Jaejoong.

 

“Yun..” gumam Jaejoong

 

“Popo…” ucap Yunho akhirnya sambil menyodorkan pipinya.

 

“Yah Yun.. bagaimana kalau dilihat banyak orang… lihatlah…orang-orang lalu lalang disana..”

 

“Ya sudah… aku pulang saja…” Yunho hendak beranjak, namun tiba-tiba tangan Jaejoong menghentikan Yunho.

 

CUP

 

Jaejoong mencium pipi Yunho, cepat sekali. setelah itu Jaejoong melihat kanan kiri, takut jika ada yang melihat. Tingkahnya sangat lucu, pipinya juga memerah. Yunho kemudian tersenyum.

 

“Satunya…” ucap Yunho usil

 

“Aiisshhh….katanya tadi cuma yang itu…”

 

“Ya sudah aku pulang…”

 

“Ne…ne… jangan marah seperti itu…” ucap Jaejoong kemudian memberikan ciuman di pipi Yunho.

 

Yunho kemudian tersenyum puas, “Kajja…kita lanjutkan berkeliling…” ucap Yunho langsung bersemangat sambil menggandeng tangan Jaejoong. Jaejoongpun hanya bisa tersipu malu.

 

Mereka kemudian melanjutkan ke wahana selanjutnya, swinger, sepeda angin, menonton pertunjukan gajah, carousel, dan hampir semua wahana dicoba oleh keduanya.

 

Seharian mereka bergandengan tangan, benar-benar hari yang menyenangkan, meskipun hari sudah beranjak sore tapi tak terasa lelah di wajah keduanya. Setelah dari taman bermain, Yunho mengajak Jaejoong makan malam di restaurant ternama.

 

Yunho memesan ruang khusus untuk mereka berdua, suasananya sangat romantis. Di tempat paling tinggi restauran itu dengan dinding yang terbuat dari kaca sehingga keindahan malam kota seoul dapat terlihat dengan jelas.

 

Diruangan yang cukup besar itu memang tak banyak kursi, ini seperti ruang exclusive dari restaurant ini. Jaejoong melihat sekeliling, tak ada satupun pembeli selain mereka. Hanya ada seorang pemain biola yang bermain di panggung kecil yang letaknya di tengah ruangan.

 

“Kenapa sepi sekali?” gumam Jaejoong

 

“Karena selama 2 jam kedepan aku menyewanya.” Jawab Yunho santai.

 

“Mwo?”

 

“Aku tak ingin diganggu ketika aku sedang bersamamu hyung…”

 

“Haiiisshhhh… tapi ini berlebihan sekali…”

 

“Tidak ada yang berlebihan untuk kekasihku yang satu ini… apapun akan aku lakukan untukmu..” ucap Yunho sambil memegang tangan Jaejoong.

 

BLUSH

 

Pipi Jaejoong memerah, beruntunglah lampunya sedikit remang-remang sehingga Yunho tak bisa melihat wajah Jaejoong yang memerah.

 

Suasana benar-benar sangat romantis, lilin ditengah meja mereka, iringan lagu dari biola, dan tak lupa sikap Yunho yang terkadang menyuapinya, benar-benar membuat suasana semakin romantis.

 

Jaejoong sangat menyukai hari ini, seharian bersama Yunho membuat dirinya berbunga-bunga. Yunho sungguh sangat romantis, ia tak mengira Yunho akan bersikap seperti itu kepadanya. Ini memang kencan pertama yang tak mungkin akan dilupakan keduanya.

 

.

 

.

 

“Yun, gomawo…” ucap Jaejoong tak lama setelah mereka sampai ditempat parkir apartemen.

 

Yunho tersenyum. Ketika Yunho akan keluar dari mobil, tiba-tiba tangan Jaejoong menarik tangan Yunho. Jaejoong mencium bibir Yunho, melumat bibir Yunho. Tak butuh waktu lama bagi Yunho untuk merespon ciuman yang diberikan Jaejoong. Lama mereka berciuman dalam mobil hingga keduanya terengah. Yunho mengusap bibir Jaejoong dengan ibu jarinya. Matanya menatap mata Jaejoong penuh rasa sayang.

 

“Saranghae..” ucap Yunho sambil mengecup singkat bibir Jaejoong dan tersenyum

 

Tak lama kemudian mereka keluar dari mobil dengan wajah sumringah dan bergandengan tangan menuju apartemen mereka.

 

Hari yang benar-benar membahagiakan dan tak mungkin terlupakan bagi keduanya.

 

.

 

.

 

 

5 hari kemudian

 

“Kau tahu, sepertinya Jaejoong hyung sedikit aneh akhir-akhir ini..” ucap Junsu sambil meminum jus yang baru saja dibuatnya. Dia menyandarkan punggungnya pada lemari es, wajahnya menghadap ke arah Yoochun yang sedang makan ramen di meja makan yang berada di depannya.

 

“Maksudmu?” tanya Yoochun disela kegiatan makannya.

 

“Entahlah..aku hanya merasa Jaejoong hyung sedikit melupakanku…dan dia selalu dengan Yunho hyung..” ucap Junsu polos

 

Mendengar ucapan Junsu, Yoochun tertawa terbahak-bahak, “Ahahahaha..aku rasa bukan Jaejoong hyung yang aneh, tapi kau..bukankah wajar kalau ia selalu bersama Yunho hyung? Mereka sedang mendalami peran bersama..”

 

Junsu menganggukkan kepalanya pelan, tanda setuju tapi juga sekaligus bingung. “Itu memang benar, hanya saja…mereka berdua akhir-akhir ini menjadi aneh…aku sempat beberapa kali memergoki mereka bergandengan tangan saat diluar shooting. Selain itu, tadi pagi saat aku berkunjung ke apartemen Yunho hyung, aku seperti melihat mereka baru saja berciuman.” Jelas Junsu

 

Mendengar itu semua Yoochun kaget, “Mwo? Uhuk…uhuk…Jjinja?” Saking kagetnya,Yoochun sampai tersedak.

 

“Ne, dan aku yakin sekali mereka barusaja berciuman. Bibir Jaejoong hyung sedikit merah dan bengkak, bibir Yunho hyung juga sama, dan waktu aku datang mereka sedang saling memeluk, berdiri didekat kulkas, dan waktu mereka menyadari kedatanganku mereka langsung melepaskan pelukan satu sama lain dan terlihat sedikit gugup.”

 

Yoochun semakin kaget dengan penjelasan Junsu, ‘Benarkah? Apa sudah terjadi perkembangan yang sangat pesat diantara mereka? Apa Jaejoong hyung membalas perasaan Yunho hyung? Sejak kapan? Dan bagaimana itu bisa terjadi?’ banyak pertanyaan muncul di benak Yoochun.

 

“Yah..kenapa malah bengong…!! Aiisshhh kau memang tak berguna…percuma aku menceritakan ini kepadamu, lebih baik aku mencari jawabannya sendiri!” gerutu Junsu yang kemudian berjalan meninggalkan dapur.

 

“Chakkaman Junsuya..” ucap Yoochun menghentikan langkah Junsu.

 

Junsu berhenti, berbalik memandang Yoochun, “Wae?”

 

“Kalau misalnya mereka benar-benar berpacaran, apa kau akan setuju?” tanya Yoochun

 

Junsu kaget mendengar pertanyaan Yoochun, ia kemudian berjalan kembali ke arah Yoochun dan duduk disamping Yoochun, “Maksudmu? Apa kau tahu sesuatu? Apa yang sebenarnya kau ketahui Yoochuna?” desak Junsu.

 

“Anni…aku tidak tahu apapun yang terjadi diantara mereka..hanya saja…” Yoochun menghentikan perkataannya, ia sangat hati-hati…ia berfikir, apakah perlu dan tidak apa-apa jika harus mengatakan apa yang ia ketahui kepada Junsu?

 

“Hanya saja apa Yoochuna?” Junsu menjadi penasaran.

 

Yoochun terdiam sejenak, “Hanya saja…aiisshh Junsuya…tapi kau jangan menyebarluaskan apa yang aku katakan ini, Yunho hyung bisa membunuhku…” pinta Yoochun sebelum ia melanjutkan ucapannya.

 

“Ne…yaksok…” ucap Junsu mantap

 

“Baiklah…aku percaya padamu….” Ucap Yoochun. “Sebenarnya Yunho hyung, sudah menyukai Jaejoong hyung sejak lama. Dia bahkan rela masuk kedalam dunia intertainment hanya karena ingin dekat dengan Jaejoong hyung. Yunho hyung pernah bertemu dengan Jaejoong hyung sebelumnya, tapi sepertinya Jaejoong hyung tak mengingat pertemuan itu. Meskipun begitu, Yunho hyung sudah menambatkan hatinya sejak saat itu. Bahkan aku juga baru tahu hal ini.”

 

“Benarkah?” tanya Junsu yang tak terlalu kaget.

 

“Aku kira kau akan kaget Junsuya.. tapi sepertinya kau biasa saja.”

 

“Karena aku sudah menyangka kalau Yunho hyung menyukai Jae hyung. Aku melihat dari tatapan mata dan perlakuannya kepada Jae hyung sedikit berbeda. Aku hanya tak menyangka jika Yunho hyung sudah menyukai Jae hyung selama itu dan hingga membuatnya ikut terjun ke dunia intertainment” gumam Junsu.

 

“Lalu kalau memang mereka berpacaran, apa kau akan menyetujuinya?” Tanya Yoochun kembali ke pertanyaan pokok.

 

“tentu saja, aku sangat mendukung apapun keputusan Jae hyung mengenai masalah pribadinya, aku akan bahagia jika Jae hyung bahagia. Hanya saja.. mungkin akan sedikit ada masalah dengan umma dan appa, mereka....” ucap Junsu semakin melemah, dia menggantungkan ucapannya dan malah menghembuskan nafas beratnya.

 

‘Umma, appa? Apa maksudnya?’ tanya Yoochun dalam hati, namun ia hanya memandang Junsu dengan tatapan bingung, ia menunggu junsu melanjutkan cerita.

 

Junsu kembali menghembuskan nafasnya, serasa beban berat sedang dipikulnya. Sedangkan Yoochun masih terdiam, menunggu Junsu melanjutkan cerita.

 

Hening

 

“Umma… kemarin meneleponku… umma memintaku membujuk Jae hyung untuk kembali ke rumah dan membantu umma dan appa disana. Selain itu…” Junsu serasa sulit melanjutkan kalimatnya.

 

“Selain itu apa Junsuya…” Tanya Yoochun penasaran.

 

Junsu menghembuskan nafas beratnya lagi, “Selain itu, appa sepertinya ingin menikahkan Jae hyung dengan putri dari teman appa.”

 

“MWO?” teriak Yoochun kaget

 

“Aiissshhh sebenarnya aku sendiri juga baru tahu saat umma menelponku kemarin. Umma menanyakan kabar Jae hyung, dan menanyakan apakah Jae hyung sudah memiliki kekasih. Karena setauku Jae hyung memang tak memiliki kekasih, maka aku menjawabnya seperti itu kepada umma. Ketika aku ingin menanyakan langsung kepada Jae hyung beberapa hari yang lalu, tapi aku malah melihat Jae hyung bergandengan tangan, tertawa bahagia bersama Yunho hyung. Aku tak pernah melihat Jae hyung sebahagia itu. Terlebih lagi kejadian tadi pagi, membuatku semakin tak berani mengatakannya kepada Jae hyung.” Ucap Junsu yang seperti mulai menyesali perkataannya kepada ummanya mengenai hubungan hyungnya.

 

“Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi Junsuya.. kita harus menanyakan kepada Yunho hyung dan Jae hyung mengenai hubungan mereka, sebelum semuanya terlambat.” Ucap Yoochun dengan cepat mencari solusi.

 

“Sepertinya kau benar Yoochuna. Aku akan menemui Jae hyung sekarang.” Junsu beranjak dari tempat duduknya.

 

“Aku ikut” ucap Yoochun yang mengikuti Junsu.

 

Mereka berdua kemudian berjalan menuju apartemen Yunho.

 

 

 

.

 

.

 

Sementara itu di apartemen Yunho

 

“Yah..Yah…Yunhoya.... hentikan ini geli…” protes Jaejoong sambil terkikik geli

 

Yunho sedang mengunci Jaejoong di sofa dengan kedua tangannya, ia berada di atas Jaejoong sambil menciumi wajah dan leher Jaejoong secara acak.

 

“Hentikan Yunhoya…ahahahahaha” Jaejoong tertawa tak kuat menahan geli.

 

“Berjanjilah untuk tidak menggodaku lagi..” ucap Yunho sambil menatap kedua mata Jaejoong, kedua lengan Yunho berada di sisi kanan dan kiri kepala Jaejoong. Yunho bertumpu pada sikunya dengan jemarinya mengusap pelan rambut Jaejoong.

 

“Ne..” ucap Jaejoong sambil mencoba menormalkan nafasnya setelah ‘serangan’ Yunho.

 

“Popo..” ucap Yunho sambil memonyongkan bibirnya

 

Seketika Jaejoong mencium bibir Yunho, bibir mereka saling melumat dan menghisap satu sama lain. Tubuh Yunho mulai menindih tubuh Jaejoong. Tangan Jaejoong memegang pinggang Yunho dengan erat, semakin erat dan semakin erat seiring dengan semakin dalam ciuman mereka. Namun tiba-tiba,

 

“Hyung…” terdengar suara yang sangat familiar memanggil.

 

Seketika Yunho dan Jaejoong menghentikan kegiatan mereka. Yunho langsung menoleh kesumber suara, sedangkan Jaejoong hanya bisa memandang Yunho dari bawah karena posisinya sekarang tak memungkinkannya untuk berbalik.

 

“Owh..Junsuya..Yoochuna…” ucap Yunho sedikit kikuk.

 

.

 

.

 

Yunho, Jaejoong, Yoochun, dan Junsu duduk di sofa. Keempat orang tersebut saling bertukar pandang tapi tak ada satupun yang mengeluarkan suara. Lama mereka seperti itu, hingga Junsu tak sanggup lagi untuk mengeluarkan suara.

 

“Sebenarnya ada hubungan apa antara kalian berdua hyung?” tanya Junsu

 

Yunho dan Jaejoong saling menatap sebentar.

 

“mmm begini Junsuya…” ucap Jaejoong hati-hati. “Sebenarnya kami berdua sudah berpacaran.” Lanjut Jaejoong yang langsung mendapat tatapa kaget dari Yoochun dan Junsu.

 

“Aku tahu pasti kalian kaget ketika mendengarnya..ahahahaha…Kami memang sebenarnya berencana mengatakannya pada kalian dalam waktu dekat ini. Tapi sepertinya kalian lebih cepat dari rencana kami..” ucap Yunho disertai dengan tawa kaku, mencoba mencairkan suasana.

 

“Kami juga akan berusaha untuk tetap profesional Junsuya..percayalah” lanjut Jaejoong.

 

Namun Junsu dan Yoochun tetap memandang mereka dengan tatapan yang sulit dideskripsikan. Ya, memang sangat sulit dideskripsikan. Bagaimana tidak? Kabar ini seharusnya menjadi kabar bahagia bagi semuanya karena Yunho dan Jaejoong sama-sama menemukan kekasih hati mereka dan untuk pertama kalinya mereka memiliki kekasih. Tapi haruskah Yoochun dan Junsu bahagia jika tahu bahwa Jaejoong akan dinikahkan dengan yeoja lain? Bukankah ini sangat rumit?

 

Melihat ekspresi Yoochun dan Junsu yang tak bisa dijelaskan itu, membuat Yunho angkat bicara. “Yah, apa kalian tidak bahagia?? Yah Yoochuna..aku mendapatkan yang aku inginkan…apa kau tak ikut bahagia untukku?? Ada apa dengan kalian?” Yunho bertanya-tanya.

 

“Hyung… chukkae.. aku ikut bahagia mendengar kalian bersama.. hanya saja, sebenarnya…mmm..” Yoochun bingung

 

“Hei…sebenarnya apa yang terjadi? Apa manajemen tidak memperbolehkanku menjalin hubungan? Seingatku aku tidak pernah melakukan perjanjian seperti itu.” Yunho semakin tak mengerti mengapa dua orang didepannya ini tidak terlihat senang.

 

“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa terjadi sesuatu yang tidak kami ketahui?” tanya Jaejoong sambil menatap Yoochun dan Junsu curiga.

 

“mmm..hyung…begini…” ucap Yoochun memulai tapi langsung terhenti ketika tangan Junsu memegang tangan Yoochun yang ada di lutut sebagai tanda bahwa ia yang akan menjelaskannya. Yoochunpun menghentikan ucapannya dan Junsu mulai menjelaskan dengan hati-hati, sangat hati-hati.

 

“Hyung…mianhe…” ucap Junsu memulai, Junsu bahkan menunduk, ia tak berani memandang Yunho dan Jaejoong.

 

Yunho dan Jaejoong memandang intens Junsu, apa maksud dari mianhe itu? Mereka berdua sedang menunggu Junsu melanjutkan penjelasannya.

 

“Mianhe hyung…jongmal mianhe…” kata itu lagi yang keluar dari mulut Junsu, Junsu bahkan berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis.

 

“Wae Junsuya? Apa terjadi sesuatu?” Jaejoong mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

 

“Hyung…umma…memintaku untuk membujuk hyung pulang..”

 

“Itukah yang membuatmu begini? Yah jangan membuatku jantungan…baiklah, aku akan pulang.. aku akan pulang menemui umma.. sudah jangan memasang muka seperti itu..” ucap Jaejoong santai karena belum mengerti masalahnya.

 

“Tapi bukan hanya itu hyung…”

 

“maksudmu?”

 

“Umma, juga memintamu untuk menikahi putri dari teman appa” ucap Junsu akhirnya mengeluarkan unek-uneknya.

 

Bagaikan petir di siang bolong, ucapan Junsu membuat Jaejoong dan Yunho shock.

 

“M-MWO?” ucap Jaejoong tak percaya

 

.

 

.

=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=

Jang jang jang jang….

 

Semakin tercium permasalahan intinya, pihak ke tiga bukan dari Yunpa saja melainkan dari Jaema juga, tapi seperti yang maxy bilang, pihak ke 3 ini bukan masalah utamanya, melainkan pergolakan perasaan diantara Yunpa ma Jaemalah yang merupakan inti permasalahannya…

 

Sepertinya genre ceritanya perlu maxy tambah drama deh…atau apa sih? Teman-teman kasih tau maxy dong..genre cerita ini tu apa aja? Ni maxy masih bingung masalah begituan..suer deh.. makanya dari awal maxy nulis genrenya ada embel-embel kayak gitu..ehehehhe…maxy taunya nulis doang..#plakkk…amatir banget.. dikubur readers..-.-‘

 

Untuk next part mmmmm rahasia…ahihihihi

 

Sekian dulu ye? maxy lagi buru-buru ini…

 

Semoga next part bisa segera maxy selesaikan…^^

 

Review please…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Princessradith #1
Chapter 15: Annyong hasseyo maxy~ mian baru komem d chapter ini. Aku penikmat(?) baru ff km. lucuuu... Bikin ketawa ngakak sendirian. Suka liat karakter yunjae dsni, tapi emang ga ada yg bisa mengalahkan lord voldermin changmin
BabyBlueCherry #2
Chapter 15: yah!!! kok nanggung c maxy~~~~
tapi aku suka banget...
makasih maxy :)
akiramia #3
Chapter 15: Yo...awasssssssss.km maxy ..curang amat ..dan tega amat sih
Q dah senyum senyum bahagia pingin lihat om yun di kerjain
Ngidam nya om jj ..kok mlh ...tuing...ampir jatuh q dari kursi ..ke sofa ( eh ..gak maksud....?..) .nich
EPILOG..ada part 2kan ...iya.kan.iya kan iya kan.." maksa"... heheheh..maxy makacih ya ...
epep maxy slalu menghibur yg cakit jdi cembuh...yg ..sedih ..jd..senyum senyum..
ampe setengah ....ehm...maxy klo ada ide maxy bikin epep balu
jangan lupa kasih tau aye ya....
momo_chan
#4
Chapter 15: Eeeeeeeiiiiii....udahan????? Nanggung amat...>.<
Biqin epilog part 2nyaaa dooonk..*maksa* masa2 kehamilan jaejoong...kekekekke....
Dan saia penasaran ma gambar yg ada d papan reklame yg changmin pasang segede gaban ntu...^,^
JoeGQ2min #5
Chapter 15: Maxy curaaaannnggggg~!!!! *kejar" maxy* =3=

masa segitu doang~!!!
I want more! I want more! I want more!!!

Tpi maxy mo bikin sequel ya??
Jadi ff ni beneran trilogi gitu?? o.O
chocoyunjae #6
Chapter 15: eh beneran udah selesai? epilog part 2 dan seterusnya masih ada kan?
#dijitak
kaysknya ga rela cerita ini udah selesai (padahal dulu pengen cepet2 baca endingnya )
yunjae so sweet banget dah
pasangan fenomenal
semoga nanti didunia nyata mereka juga bisa sepertu ini, mengakui huvungan mereka ke publik

maxy tetep semangat ya
semoga selalu dapet ide cemerlang buat cerita selanjutnya
Ichiro #7
Chapter 15: So sweet...max..u r the best!
U_Jungie #8
Chapter 15: XD!!!! thankyuuuu buat epilognya... love it!!! ngga tau harus blg apa yg jelas suka bget.. makasih ya author-ssi.. *bow*
BabyBlueCherry #9
Chapter 14: gahh!! so sweet!
ofc i want epilog so so bad...
Maxy~ bikin epilog'y yaaa~ please~
aku mau lebih banyak yunjae~
coba aja tuh film beneran ada, aku pasti juga nonton! gah~
thanks for the update sweety ^^
epilog pwease~~
U_Jungie #10
Chapter 14: kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! it's so lovely XD klo author-ssi tidak keberatan untuk menulis epilognya, saya akan sangat senang untuk bisa membacanya~~ hehe