Chap 3

If Acting Became Real

 

IF ACTING BECAME REAL

 

.

 

Cast

Yunjae YooSuMin

.

 

Genre

Romance, Humour, duh apalagi ya…nanti lah dicari tahu sendiri di cerita ya…masih bingung…ehehhehehe.

.

 

.

 

Hai..hai…hai… maxy dataaaannngggg…hehehehe

Terimakasih untuk semua teman-temanku yang sudah bersedia memberikan review dan saran.. maxy benar-benar terharu… terimakasih review dan masukannya. Maxy akan terus berusaha dan semoga maxy bisa memberikan yang lebih baik lagi…#deep bow, hug n love u all..^^

 

Yuk langsung aja capcus baca part ini..^^

 

Bacanya pelan-pelan aja ne…maxy rasa efeknya akan lebih berasa kalo dibaca pelan..hehhehe

 

Dan jangan lupa ya…give your precious review please… ijinkan maxy tahu apa yang ada di pikiran kalian mengenai fic ini..^^

 

Chuuuu  ~ ~ ~

.

 

.

 

Previous

 

“Ya sudah begini saja, Jaejoong hyung harus sudah terbiasa dengan Yunho hyung.. satu-satunya cara adalah dengan cara tinggal bersama. Jadi, Jaejoong hyung tinggallah bersama Yunho hyung. Aku akan memberikan waktu kepada kalian 2 minggu untuk mencoba beradaptasi satu sama lain. Jika Jaejoong hyung sudah terbiasa dan bisa menahan tawanya, maka kita akan memulai shooting.” Putus Changmin

 

“Ehhhh..???” teriak Jaejoong langsung berhenti tertawa seketika. Kaget..

 

Sedangkan Yoochun, Yunho dan Junsu memandang Changmin melongo. ‘keputusan macam apa ini?’ batin mereka.

 

.

 

.

 

Part 3

 

.

 

.

Setelah Changmin mengeluarkan perintahnya kemarin, mau tidak mau pagi-pagi buta hari ini Jaejoong memboyong baju dan beberapa perlengkapannya untuk tinggal bersama di apartemen Yunho. Seperti yang sudah disepakati kemarin, Jaejoong memang akan tinggal berdua di apartemen Yunho selama dua minggu. Mereka diharuskan untuk tidak canggung lagi dan dapat memberikan acting yang maksimal saat shooting nanti. Sedangkan Junsu akan tinggal sementara di apartemen Yoochun. Awalnya Junsu ingin mengikuti hyungnya, namun di larang oleh Changmin hingga akhirnya ia menginap sementara di apartemen Yoochun.

 

Apartemen Yoochun tak jauh dari apartemen Yunho. Mereka berada di lantai yang sama yaitu lantai 20. Di lantai paling atas ini memang hanya untuk 2 pemilik. Awalnya semuanya hanya milik Yunho, namun Yunho mengubah rencananya karena ia tak ingin menunggu lama jika mau pergi dengan Yoochun, alhasil ia merombak lantai 20 untuk menjadi 2 ruangan dan memberikan satu ruangan untuk Yoochun. Meski ruangan milik Yoochun tak sebesar milik Yunho, tapi tetap saja itu sempat membuat Yoochun speechless, bagaimana tidak diruangan yang lebih dari 3 kali lipat apartemen Jaejoong itu diberikan kepada Yoochun dengan cuma-cuma beserta barang yang ada di dalamnya. Yunho memang tak perlu berfikir berulangkali untuk memberikan apapun kepada sahabatnya. Ini baru sahabatnya, bisa kalian bayangkan sendiri apa yang akan diberikan Yunho kepada kekasih hatinya. Kalian tahu apa? Semuanya… ya …semuanya.

 

Pukul 9 tepat Jaejoong sampai diapartemen Yunho. Setelah dengan semangat Yunho menjemput Jaejoong pagi-pagi buta. Bahkan saat Yunho sampai di apartemen Jaejoong, Jaejoong belum bangun dari tidurnya.

 

.

FLASHBACK

.

.

TING TONG…… TING TONG….

 

Bunyi bel apartemen Jaejoong terdengar hingga 2 kali. Sambil mengucek matanya, Junsu beranjak dari tempat tidur. Ia melihat hyungnya masih tertidur pulas. Ia kemudian berjalan menuju pintu.

 

“Siapa sih yang datang sepagi ini?” gerutu Junsu

 

TING TONG

 

Bel berbunyi lagi.

 

“Ne…sabarlah sebentar..” teriak Junsu mengomel.

 

Tepat setelah Junsu membuka pintu, terlihat dengan jelas Yunho dengan senyum indahnya yang memperlihatkan deretan rapi gigi putihnya. Junsu langsung melotot, kaget. Artis idolanya ada di depan pintu apartemennya sekarang. Dengan sigap dia merapikan rambut, mengusap wajahnya, dan merapikan bajunya.

 

“Hai hyung… pagi sekali..masuklah” ucap Junsu masih sambil merapikan rambutnya.

 

Yunho tersenyum kemudian masuk ke dalam apartemen Jaejoong. Betapa terkejutnya ketika ia temukan sesosok malaikat sedang tertidur pulas di atas tempat tidur. (Masih ingatkah dengan posisi ruangan yang ada di apartemen Jaejoong yang pernah maxy ceritakan di part 1? Antara tempat tidur, dapur dan sofa tidak ada tembok pemisah).

 

“Ei..hyung..duduklah..kenapa diam disitu.. duduklah di sofa..kau bisa menyalakan TV kalau kau mau.. Aku ke kamar mandi sebentar” ucap Junsu yang melihat Yunho mematung di dekat meja bar.

 

Yunho tersadar dari lamunannya, dia kemudian duduk di sofa dekat tempat tidur. Junsu kemudian masuk ke kamar mandi.

 

Sejak datang tadi, mata Yunho tak lepas dari sosok yang mempesona yang sedang tertidur pulas di dekatnya itu. Posenya sungguh sangat y. Hanya dengan melihat saja, Yunho sudah dibuatnya kelabakan. Bagaimana tidak? Wajah tidur Jaejoong sangat damai, dengan bibir merah cherry yang menggoda. Kedua tangan Jaejoong berada di atas kepalanya. Kemeja putih yang ia kenakan sudah tak terkancing dengan lengkap. Dua kancing atas terbuka dan menyingkap, menunjukkan bahu dan sedikit dada Jaejoong. Selain itu, dua kancing bawah juga sudah terbuka menampakkan perut dan pinggang Jaejoong yang putih mulus. Untung masih ada dua kancing tengah yang masih mengancing dengan setia.

 

Bagaimana ekspresi Yunho ketika melihatnya? Jangan di tanya, tatapannya seperti harimau kelaparan. Yunho menggigit bibir bawahnya sendiri, mencoba mengontrol diri untuk tidak menerkam mangsa di depannya itu. Yunho mencoba memandang ke arah lain, tapi sesaat setelah itu.

 

“Eungh…” lenguh Jaejoong sambil sedikit mengubah posisi tidurnya. Dengan cepat, Yunho kembali menatap Jaejoong.

 

Lenguhan Jaejoong terdengar seperti desahan di telinga Yunho. Alhasil juniornyapun langsung ikut bereaksi. “Oh Damn it..” umpat Yunho tak bersuara. Ia menghentak-hentakkan kakinya untuk menenangkan juniornya. Tapi sepertinya ia harus berjuang ekstra keras untuk menenangkan ‘keaktifan’ juniornya itu karena Jaejoong bergerak lagi.

 

Jaejoong mendongakkan kepalanya menyebabkan leher sampai dengan bahunya terekspos dengan jelas, kemudian salah satu tangan Jaejoong menggaruk lehernya membuat setiap gerakan yang Jaejoong lakukan menjadi sensual dimata Yunho, Yunho semakin melotot. Ia tak habis fikir, bagaimana bisa gerakan sedikit saja membuat Jaejoong semakin y. Oh God..Yunho semakin dalam bahaya sekarang.

 

Bukan hanya itu saja, tangan Jaejoong yang menggaruk lehernya semakin berpindah turun dan turun menuju dadanya. Gerakan tangan Jaejoong yang menggaruk dadanya itu menyebabkan satu lagi kancing kemeja Jaejoong terbuka dan dengan sempurna menampakkan salah satu dada Jaejoong lengkap dengan nya yang sangat menggoda. “Nggghhh…” Jaejoong melenguh disela kegiatan menggaruknya. Melihat semua itu membuat Yunho semakin kelimpungan dan juniornya_pun semakin ‘aktif’.

 

“Stop Yunho… don’t look at him.. stop… Oh God..” gumam Yunho frustasi. Ia kemudian berdiri, mencoba menjauh dari sana. Tapi ia terhenti ketika Jaejoong bergerak lagi. Meskipun pikirannya mengatakan kepadanya untuk tidak melihat, tapi sepertinya tubuh Yunho telah berhianat dan tak bisa diajak kompromi, terutama matanya. Matanya secepat kecepatan cahaya langsung melihat Jaejoong yang menggeliat dari tidurnya.

 

Jaejoong menggeliat dari tidurnya, sekarang dia tengkurap. Tak nampak lagi putih mulus Jaejoong yang membuat Yunho belingsatan tadi.

 

“Hufftthh..” lega Yunho dan dia hendak duduk lagi. Tapi….

 

“eugh..” tiba-tiba Jaejoong melenguh dan memasukkan salah satu tangannya kedalam celana yang ia pakai. Menggaruk pantatnya. Celana panjang kolor yang Jaejoong kenakan sedikit melorot karena gerakan tangannya yang menggaruk-garuk pantat itu sehingga menampakkan sebagian pantatnya yang sangat menggoda.

 

Melihat semua itu, junior Yunho semakin ‘aktif’. Yunho mengurungkan niatnya untuk duduk. Ia berdiri, melonjak-lonjak untuk menenangkan diri. Ia mengibaskan tangannya untuk membuatnya tak gerah lagi. Ia berharap cara ini berhasil. Ia mondar-mandir kesana kemari.

 

“baby please… please…please… tenanglah… Oh God…” gumam Yunho sudah sangat depresi karena juniornya yang tak kunjung tenang.

 

Jaejoong masih menggaruk pantatnya.

 

Bagaimana dengan Yunho???

 

 

Sungguh sangat memprihatinkan, antara mata dan pikirannnya sudah saling berhianat, disatu sisi pikirannya melarang Yunho untuk melihat agar juniornya tenang tapi disisi lain matanya tak mau lepas dari pemandangan indah di pagi itu. “Oh..God..help me..pleasee..” pinta Yunho dengan sangat dengan mata yang masih menatap Jaejoong.

 

Tak lama kemudian Junsu keluar dari kamar mandi. Tepat setelah itu, Yunho langsung berlari dan masuk kamar mandi. Junsu menatap bingung dengan sikap Yunho.

 

“Yunho hyung kenapa? Apa dia kebelet pipis?” gumam Junsu. Polos?? memang… bukan Junsu namanya kalau tidak seperti itu. Junsu kemudian menghampiri Jaejoong dan membangunkannya. Jaejoong duduk di tepi tempat tidurnya.

 

“Yunho hyung sudah disini…”

 

“Mwo? Sepagi ini?” tanya Jaejoong kaget, karena ia melihat jam di nakasnya yang masih menunjukkan pulul 5.30 pagi.

 

“Iya hyung, sepertinya dia semangat sekali.” ucap Junsu

 

“Dimana dia sekarang?”

 

“Di sana” jawab Junsu sambil menunjuk ke arah kamar mandi.

 

Jaejoong kemudian menuju ke arah kamar mandi. Menunggu di dekat pintu kamar mandi. Ia juga ingin segera mandi dan membersihkan diri. Tak lama kemudian Yunho keluar dari kamar mandi.

 

Yunho sangat terkejut ketika melihat Jaejoong berada tepat didepan pintu dengan kemeja yang hanya terkancing satu.  Wajahnya seketika memerah, blushing.

 

Jaejoong menatap aneh ke arah Yunho, “Kau kenapa?”

 

“Eh?” Yunho kaget mendengar pertanyaan Jaejoong, mulutnya seakan tak bisa menjawab karena matanya telah mengarah ke dada Jaejoong yang terekspos. Bayangan-bayangan pemandangan sebelum ia masuk kamar mandi tadi bermunculan satu per satu. Yunho menelan ludah. Speechless..

 

Melihat Yunho yang malah bengong, Jaejoong kemudian mendorong tubuh Yunho untuk tidak menghalangi pintu kamar mandi, “Kha.. jangan bengong disana.. aku ingin ke kamar mandi.. kau ini aneh.. ditanya malah bengong… sebaiknya kau minum obat, sepertinya kau demam… lihatlah, wajahmu merah sekali” omel Jaejoong kemudian menutup pintu kamar mandi.

 

Yunho masih mematung di depan kamar mandi. Ia mengelus dadanya sendiri. Junsu bingung melihat tingkah Yunho.

 

“Hyung, kau kenapa?”

 

“A..anni..” ucap Yunho segera dan kemudian duduk di sofa. Mencoba menenangkan diri dari serangan fajar yang tiba-tiba menghampirinya.

 

Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, Yunho berusaha mengontrol diri. Karena entah mengapa setelah kejadian ‘serangan fajar’ tadi, ia menjadi tak sanggup melihat wajah Jaejoong. Karena setiap kali Yunho melihat Jaejoong, tubuhnya selalu langsung bereaksi. Oleh karena itu, didalam mobil ia hanya diam, pandangannya lurus ke depan, tak berani menatap Jaejoong. Yunho sangat berusaha untuk berkonsentrasi dan menenangkan diri, menenangkan gejolak jiwanya yang membuncah bak gunung yang hendak meletus. Jaejoong menatap heran ke arah Yunho yang sedari tadi terlihat aneh, pendiam.. tidak seperti biasanya yang cerewet dan sok akrab. Karena terlalu konsentrasi, Yunho tak sadar bahwa sepanjang perjalanan Jaejoong memperhatikannya. Ia terus berusaha mengontrol diri dan untungnya, dia berhasil.

 

.

FLASHBACK END

 

.

 

Setelah sampai di apartemen Yunho, Jaejoong dibuat terkagum-kagum dengan semua yang ada di apartemen Yunho. Jika dibandingkan dengan apartemennya, bisa dibilang 11 banding 12… lebih tepatnya 11 banding 12 juta..sangat sangat sangat jauh. Semua barang di apartemen Yunho adalah barang mewah dengan branded terkenal. Jaejoong sangat takjub, namun bukan Jaejoong jika tidak bisa menutupi semuanya. Ia masuk dengan sikap yang sangat biasa, meskipun sebenarnya didalam hati ia akan berteriak waw waw waw berjuta-juta kali.

 

“Duduklah..” ucap Yunho sambil meletakkan beberapa barang Jaejoong didekat sofa.

 

Dengan tenang Jaejoong duduk, ia melihat kekanan dan kekiri, melihat sekeliling. “Kau tinggal sendiri?” tanya Jaejoong.

 

“Ne…” jawab Yunho sambil meletakkan satu gelas air mineral dingin di meja tepat didepan Jaejoong. “Minumlah, pasti hyung haus” lanjut Yunho

 

Jaejoong mengambil botol itu dan meminumnya. “Apa kau tak kesepian tinggal di sini sendiri?” pertanyaan Jaejoong yang sepertinya malah salah.

 

Mendengar pertanyaan Jaejoong, Yunho kemudian tersenyum, duduk di samping Jaejoong. “Kesepian? mmmmm… dulu iya, tapi sekarang tidak lagi.. kan ada Joongie hyung yang menemaniku.” Jawab Yunho sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.

 

“Heh.. kau mau macam-macam? Aku bertanya serius.” Protes Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya.

 

“Aku juga menjawabnya serius Joongie…… hyung…” Yunho semakin menggoda, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mentowel hidung Jaejoong.

 

Melihat Yunho yang semakin mendekat ke wajahnya membuat Jaejoong sedikit gugup. Dia kemudian mendorong tubuh Yunho supaya menjauh dari dirinya. Tanpa ia sadari pipinya mulai memerah. Melihat sikap Jaejoong, Yunho semakin ingin menggodanya.

 

Dimata Yunho, meskipun Jaejoong bersikap dingin kepadanya, Jaejoong tetap terlihat lucu dan menggemaskan. Lagipula Yunho yakin kalau Jaejoong sebenarnya bukan pribadi yang dingin. Yunho ingat kejadian beberapa tahun yang lalu, saat pertama ia melihat Jaejoong, membuat Yunho tersenyum.

 

“heh, apa yang kau pikirkan? Kenapa tersenyum sendiri? Menakutkan.. apa kau gila?” tanya Jaejoong setelah melihat Yunho tersenyum sendiri.

 

Yunho langsung memudarkan senyumnya.

 

“Kau hari ini bersikap aneh.” Gumam Jaejoong

 

“Aneh? Maksud hyung?”

 

Jaejoong tak menyangka, Yunho mendengarnya bergumam. Ia jadi bingung ingin menjawab apa. “Ah itu, hanya saja.. kau tadi sedikit pendiam.. dan sekarang sudah berubah lagi..jadi menurutku, itu aneh…” ucap Jaejoong

 

Yunho langsung teringat tragedi tadi pagi. Untung saja ia sudah bisa mengendalikan diri dan kalau itu sudah terjadi, jiwa jailnyapun bangkit lagi.

 

“Lalu hyung suka yang mana?” tanya Yunho sambil mendekatkan kepalanya ke arah Jaejoong lagi.

 

“Heh, sampai kapan kau akan mendekatkan kepalamu kepadaku terus-terusan? Kau mau membuatku muntah karena overdosis melihatmu?” komentar Jaejoong sambil memundurkan kepala Yunho dengan satu telunjuk yang ia letakkan di kening Yunho.

 

Yunho kemudian tersenyum, lebih tepatnya cengegesan. “Ayolah hyung, jawab.. kau suka yang mana? Aku yang pendiam apa aku yang suka menggodamu?” desak Yunho

 

“Lupakan”

 

“Aiiisshh hyung” protes Yunho

 

Jaejoong mengabaikan Yunho. namun Yunho tak menyerah, ia terus saja mencolek bahu Jaejoong hingga membuat Jaejoong memberikan deathglare.

 

“Berhentilah menggangguku Yunhoya..”

 

“Jawab pertanyaanku dulu..” Yunho mempoutkan bibirnya

 

“Aku bahkan sudah lupa pertanyaannya..” jawab Jaejoong santai. Sebenarnya ia tidak lupa, hanya saja malas untuk menjawab.

 

“Eeehhh? Oke aku ulangi lagi, hyung suka aku yang pendiam atau yang suka menggodamu? Pilihan A atau B?” tanya Yunho antusias

 

Jaejoong menghela nafas.

 

“Hyung…” Yunho merajuk

 

“Kau mau aku menjawab apa?”

 

“B lah hyung…”

 

“kalau begitu aku jawab B..” Jawab Jaejoong dengan santai

 

“Yah hyung, mana bisa begitu.. jawablah sesuai dengan keinginan hatimu..” Yunho tetap merajuk.

 

“Apa kau mau aku memilih yang A?”

 

“Tidak-tidak.. aku tidak mau” Yunho mempoutkan bibirnya

 

“Ya sudah kalau begitu aku pilih yang B..kau ini merepotkan sekali…” komentar Jaejoong

 

“Benarkah? Apa itu sesuai keinginan hatimu?” tanya Yunho bersemangat

 

“Ne..” jawab Jaejoong santai

 

“Benarkah?? Coba..coba sekali lagi… A atau B hyung?”

 

“Aiiisshhh Jung Yunho…kau ini benar-benar…B Jung…B.. Kim Jaejoong memilih B..kau dengar tidak sih? Kau tuli ya?” jawab Jaejoong mulai kesal karena Yunho sedari tadi mengganggunya dengan pertanyaan yang sama.

 

“Yah hyung.. kau membuatku senang. Yaaaiiiii…” Ucap Yunho kemudian tiba-tiba memeluk Jaejoong.

 

Jaejoong kaget dengan sikap tiba-tiba Yunho, begitu juga Yunho yang kaget dengan keberaniannya sendiri. Mereka membatu. Diam. Canggung.

 

“Ah mian hyung.. aku hanya..itu…mian.. aku hanya terlalu senang saja” ucap Yunho mencoba menjelaskan setelah sebelumnya melepaskan pelukannya.

 

Jaejoong menundukkan kepalanya, sedikit tersenyum..’anak ini benar-benar seperti anak kecil’ batin Jaejoong.

 

.

 

.

 

“Mau ditaruh dimana barangku ini? di mana kamar tamunya?” tanya Jaejoong memecah kecanggungan diantara mereka.

 

“mmmm. Hyung… itu.. sebenarnya…disini hanya ada satu kamar dan itu kamar utama, kamarku. Jadi...” Ucap Yunho sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

 

“Mwo?” Jaejoong melotot. “Di apartemen seluas ini hanya ada satu kamar? Huh…ini gila…” ucap Jaejoong tak habis fikir.

 

“Aku tidak bohong hyung.. ak…” penjelasan Yunho terhenti ketika Jaejoong tiba-tiba mendekat ke arahnya, dan sekarang berada tepat di depannya. “W..wae hyung?” tanya Yunho agak gugup dengan sikap Jaejoong yang tiba-tiba.

 

“Kau tidak bohong?”

 

Yunho hanya bisa menggelengkan kepala. Jaejoong semakin mendekatkan kepalanya ke Yunho, mencoba mencari kebenaran. Setelah dirasa Yunho tak bohong, Jaejoong kemudian mengambil keputusan.

 

“Oke, kalau begitu, aku rasa tidak masalah tidur dalam satu kamar. Bukankah kita sama-sama namja? Jadi tak ada masalah kan?” ucap Jaejoong kemudian membawa kopernya berniat masuk ke kamar Yunho.

 

Yunho hanya bisa terbengong dengan sikap Jaejoong barusan. Ia mengedip-kedipkan matanya. Jantungnya serasa ingin copot, ‘benarkah Jaejoong mau sekamar dengan dirinya? Ini benar-benar anugerah…Terima kasih Tuhan’ Yunho tersenyum lebar.

 

“Hei Yunhoya… sampai kapan kau tersenyum sendiri seperti itu? Aku tidak tahu dimana kamarmu, dan tak bisakah kau menjadikan dirimu sedikit berguna? Bantu aku membawa barangku!” omel Jaejoong layaknya istri yang sedang memarahi suaminya yang malas.

 

Yunho merasa hari ini Jaejoong sedikit banyak bicara. Ini membuat Yunho senang, karena biasanya Jaejoong jarang bicara. Entah apa yang membuat Jaejoong menjadi banyak bicara hari ini. Yunho kemudian tersenyum. Apakah ini berarti hubungan mereka mengalami kemajuan?

 

Melihat Yunho yang mengabaikannya dan malah tersenyum, Jaejoong semakin mengomel. “Yah Jung Yunho… sampai kapan kau tetap disana? Aiisshhh…Kau memang benar-benar tak berguna” marah Jaejoong

 

“Mian hyung, jangan marah seperti itu…jongmal mianhe hyung… kemarilah… aku akan menunjukkan letak kamarku.” Ucap Yunho sambil membawa beberapa koper Jaejoong memasuki kamarnya. Jaejoong mengikuti Yunho sambil mempoutkan bibirnya.

 

.

 

.

 

Malam itu Yunho dan Jaejoong sedang bersantai sambil membaca script di sofa. Yunho memakai kemeja putih tipis yang sangat pas dengan tubuh perfectnya dengan memakai celana pendek berwarna coklat muda. Sedangkan Jaejoong memakai sweater hitam dengan v-neck dan memakai bawahan celana jeans putih, membuatnya terlihat cantik dan menawan.

 

Lama terdiam, membaca script masing-masing.

 

Hening…

 

“Hyung bukankah menurutmu part ini akan sangat sulit?” tanyaYunho memecah keheningan.

 

 

“Yang mana?” Jaejoong yang duduk disebelah Yunho kemudian melihat script yang ditunjuk Yunho. Jaejoong memiringkan tubuhnya ke arah Yunho, kepala Jaejoong tepat di depan wajah Yunho. Mereka sangat dekat sekali, dadanya tiba-tiba berdetak tak karuan, Yunho menjadi sulit bernafas. Sedangkan Jaejoong melihat dengan santai script yang ditunjuk Yunho. ia tak menyadari sikapnya membuat namja bermarga Jung itu hampir pingsan.

 

.

.

 

Script

 

Yunho dan Jaejoong berjalan ditepi sungai Han sambil bergandengan tangan. Mereka bernostalgia setelah 4 tahun mereka tak pernah mengunjungi tempat dimana mereka mengikat janji untuk menjadi sepasang kekasih 5 tahun yang lalu.

 

Yunho dan Jaejoong menyusuri tepi sungai Han dalam diam. Tak ada percakapan diantara mereka. Hanya genggaman tangan yang tak terlepas serta tatapan penuh cinta sudah lebih dari cukup mewakili perasaan mereka.

 

Setelah cukup lama mereka berjalan, mereka kemudian berhenti. Jaejoong berdiri memandang ke arah sungai, ia merentangkan tangannya kemudian memejamkan matanya serta mendongak ke atas. Merasakan hembusan angin yang entah mengapa terasa sejuk sekali hari ini. Yunho kemudian memeluk Jaejoong dari belakang. Lenganya berada di perut jaejoong, sedangkan dagunya bersandar pada bahu Jaejoong sambil sesekali mengecup singkat bahu dan leher jaejoong secara bergantian, Yunho sangat merindukan kekasihnya ini.

 

Jaejoong sangat senang mendapatkan perlakuan dari Yunho. Yunho sangat pandai membuatnya merasa nyaman. Perlakuan seperti ini lah yang membuat Jaejoong merindukan Yunho, rindu yang teramat sangat. Jaejoong tersenyum dan kemudian meletakkan tangannya di atas tangan Yunho. Jaejoong memandang jauh ke depan, begitu juga dengan Yunho.

 

“Kau membuatku sulit bernafas selama 4 tahun Yun” gumam Jaejoong

 

“Mianhe baby..aku akan menebusnya mulai dari sekarang” ucap Yunho sambil mencium leher Jaejoong.

 

“Malam ini kau milikku” manja Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya.

 

Yunho membalikkan badan Jaejoong, mengalungkan tangannya di leher Jaejoong dan menempelkan keningnya, “Sekarangpun kau bisa memilikiku..” bisik Yunho kemudian memberikan ciuman pada Jaejoong.

 

Jaejoong menghembuskan beratnya setelah membaca script, hampir semua part di dalam script sulit untuk dilakukan. Bagaimana bisa mereka melakukan acting seperti yang ada di script jika mereka saja belum bisa terbiasa satu sama lain.

 

Jaejoong kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Ia melihat ke arah Yunho yang menghembuskan nafas seolah telah menahan nafas berjam-jam.

 

“Kau kenapa?” tanya Jaejoong

 

“mmm?” Yunho menatap Jaejoong kaget.

 

“kau pucat sekali, kau sakit?”

 

“A..anni Joongie….eh hyung..” ucap Yunho sedikit gugup. Ia tak mau Jaejoong mengetahui bahwa sedari tadi ia menahan nafas.

 

“Kau ini aneh” ucap Jaejoong kemudian berdiri dan berjalan ke sebelah kiri sofa.

 

Yunho memandang Jaejoong dengan tatapan bingung. ‘Apa yang akan dilakukan Jaejoong dengan diam berdiri di sana?’ batin Yunho.

 

Jaejoong masih berdiri, menundukkan wajahnya, menggenggam erat script yang ada di tangannya. Sepertinya Jaejoong sedang memikirkan sesuatu, atau pikirannya sedang memperdebatkan sesuatu.

 

‘apa yang sebenarnya terjadi?’ batin Yunho.

 

Lama Yunho mengamati Jaejoong yang masih dalam posisi yang sama.

 

Tak ada satupun yang bersuara

 

Semua diam.

.

 

 

“Yunhoya..” ucap Jaejoong memecah keheningan

 

“Ne hyung..”

 

“peluk aku sekarang!”

 

“EH??”

 

“Cepatlah…”

 

Dengan ragu Yunho berdiri mendekati Jaejoong, “emmm, hyung..apa benar tidak apa-apa?” tanya Yunho lagi.

 

Bukannya menjawab, Jaejoong malah langsung memeluk Yunho. Sikap Jaejoong membuat Yunho kaget. Jaejoong memeluk erat Yunho, sedangkan Yunho masih mematung, tak percaya jika ini nyata.

 

Jaejoong yang merasakan Yunho masih belum membalas pelukannya kemudian berbisik, “kau tak mau membalas pelukanku? Bukankah di script kita harus melakukan ini berulangkali?”

 

‘Mimpi apa aku semalam? Oh God, ini benar-benar nyata. Hwaaaaaaa’ Pikiran Yunho heboh sendiri hingga ia lupa merespon pelukan Jaejoong. Jaejoong yang tetap tak dapat balasan pelukan dari Yunho kemudian hendak melepaskan pelukannya tapi tiba-tiba Yunho menarik Jaejoong dan memeluknya dengan erat. Tangan Yunho memeluk bahu Jaejoong sedangkan yang satunya memegang kepala Jaejoong dan membenamkan kepala Jaejoong di dada bidangnya.

 

Jaejoong sebenarnya sedikit kaget dengan sikap Yunho yang tiba-tiba tapi ia tetap berusaha tenang, “Ei Yun, bukan seperti ini yang ada di script..untuk part yang kau tanyakan tadi, seharusnya kau memelukku dari belakang” gumam Jaejoong.

 

“Mmm? Aku berimprovisasi hyung.. aku rasa begini lebih baik” Yunho kemudian mengusap rambut Jaejoong.

 

Jaejoong tak memprotes, karena ia memang ingin belajar untuk terbiasa dengan Yunho. Ia ingin menjiwai perannya, sehingga mau tak mau ia harus terbiasa dengan sentuhan Yunho. Sentuhan yang sempat membuat Changmin jengkel karena ia tak berhasil melakukannya dan berakhir dengan tinggal bersama Yunho. Jaejoong benar-benar ingin memberikan yang terbaik untuk filmnya. Sedangkan bagi Yunho, sulit bagi Yunho untuk membedakan mana yang acting mana yang nyata, karena meskipun acting, ia akan memerankan dengan sepenuh hati.

 

Lama mereka berada pada posisi seperti itu. Yunho benar-benar sangat menikmati posisi mereka saat ini.

 

“Yun..” gumam Jaejoong akhirnya

 

“mmm”

 

“Sampai kapan kita seperti ini?”

 

“Sebentar lagi hyung, sebentar lagi” gumam Yunho sambil menarik nafas panjang, mencoba menghirup aroma tubuh Jaejoong yang entah kenapa sangat ia suka.

 

Jaejoongpun terdiam, memejamkan matanya. Entah kenapa ia merasa sangat nyaman sekarang. Disaat Jaejoong merasa nyaman tak disangka Yunho melepaskan pelukannya. Jaejoong sedikit mempoutkan bibirnya tapi Yunho tak menyadari ketidaknyamanan Jaejoong itu.

 

Jaejoong duduk kembali di sofa, tempatnya tadi. Begitu juga dengan Yunho. Mereka terdiam.

 

Hening

 

Canggung? Mungkin…

 

“Joongie hyung…” ucap Yunho memecah keheningan

 

“mmm?”

 

“kenapa kau memintaku memelukmu?”

 

Jaejoong menatap Yunho, Yunhopun melakukan hal yang sama. Tak ada yang bersuara, entah kenapa sepertinya mata mereka saling berkomunikasi tanpa disadari kedua pemiliknya. Yunho menikmati tatapan dari Jaejoong, begitu juga sebaliknya. Lama mereka saling menatap. Hingga Jaejoong tersadar dan akhirnya bersuara, “Aku ingin menghayati peranku. Aku hanya ingin mencoba membiasakan diri dengan peran yang akan aku jalani. Aku ingin memberikan yang terbaik, semaksimal yang aku bisa. Mungkin adaptasi ini akan sedikit aneh di awal tapi akurasa aku bisa melakukannya. Aku tak ingin membuat semua pihak yang akan bekerja keras untuk film ini kecewa, terutama Changmin.. aku tak mau membuatnya menyesal karena telah memilihku…” ucap Jaejoong kemudian bersandar di sandaran sofa, berhenti menatap Yunho.

 

Mendengar penjelasan Jaejoong, Yunho kemudian tersenyum, ‘Kau memang tak berubah Joongie, kau orang yang sangat baik, kau orang yang istimewa’ batin Yunho.

 

“Aku merasa jika kita sudah terbiasa satu sama lain, akan lebih mudah bagi kita berdua untuk memerankan peran yang ada di script. Bagaimana menurutmu?” lanjut Jaejoong

 

Mendengar pertanyaan dari Jaejoong, Yunho tersenyum senang. Yunho yang masih memandang Jaejoong kemudian mendekatkan kepalanya kepada Jaejoong, “Berarti dengan kata lain, Joongie hyung mengijinkanku untuk mempraktekkan langsung adengan yang ada di script?” pikiran Yunho mulai usil.

 

Jaejoong kaget dengan pertanyaan Yunho, “Eh? kapan aku mengatakannya?”

 

“aiihhh, bukannya tadi hyung bilang kalau ingin terbiasa satu sama lain. Bukahkah itu berarti kita bisa belajar part-part yang ada di script yang kita anggap sulit untuk dipelajari bersama agar nanti ketika acting, kita sudah tak mengalami kesulitan lagi?” Pintar sekali bagi Yunho menemukan alasan yang pas.

 

Jaejoong terdiam, mencoba mencerna kalimat Yunho. ‘sebenarnya ada benarnya juga penjelasan Yunho’ pikir Jaejoong.

 

“Kau setuju kan hyung?” desak Yunho yang melihat Jaejoong terdiam.

 

“Mungkin.. ah entahlah.. terserah kau saja.. yang terpenting, mundurkan sedikit wajahmu itu” ucap Jaejoong meletakkan telunjuknya di kening Yunho dan mendorongnya supaya wajah Yunho sedikit menjauh dari dirinya. Entah sejak kapan wajah mereka sangat dekat satu sama lain.

 

Yunho tersenyum mendapat jawaban dari Jaejoong, ‘ini adalah kesempatan emas’ batin Yunho.

 

Malampun berlalu. Sehari sudah Jaejoong tinggal bersama Yunho. Setidaknya sudah ada kemajuan diantara mereka.

 

.

 

.

 

3 hari kemudian

 

Jaejoong bangun dari tidurnya. Ia melihat tak ada orang disampingnya. Posisi bantal dan selimutpun masih rapi, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Memang sudah 2 hari mereka tidur bersama, tidak ada yang istimewa karena Jaejoong meletakkan bantal di tengah-tengah tempat tidur mereka selama 2 hari ini.

 

“apakah Yunho kemarin tidak tidur disini?” gumam Jaejoong.

 

Sudah 2 hari mereka tinggal bersama dan membawa perubahan yang baik. Setidaknya diantara keduanya sudah tak begitu canggung lagi. Mereka melakukan kegiatan bersama, berlatih acting bersama, meskipun pada akhirnya Yunho selalu menggodanya tapi bagi Jaejoong semua itu tak jadi masalah karena kedekatan mereka haruslah terjalin demi penghayatan peran yang ia mainkan.

 

Jaejoong kemudian merapikan tempat tidur dan mandi. Setelah selesai membersihkan diri, Jaejoong kemudian menuju dapur Yunho. Ia terhenti ketika melewati sofa yang ada di ruang TV, ia melihat Yunho tertidur di sofa dengan script yang ada di dadanya. Jaejoong kemudian menghampiri Yunho. Menarik scriptnya, meletakkan di meja. Jaejoong berjalan ke kamar mengambil sebuah selimut dan menyelimutkannya pada Yunho. Sejenak Jaejoong memandang Yunho kemudian tersenyum. Entah apa yang ada di pikirannya.

 

Tak lama setelah itu, Jaejoong berjalan menuju dapur. Ia melihat persediaan di kulkas. Di hari pertama Jaejoong dibuat terkejut dengan kulkas Yunho yang komplit dengan persediaan sayur, buah, dan lain sebagainya. Namun sekarang ia sudah terbiasa, bahkan ia sudah hafal dengan letak segala macam bumbu masak yang ada di dapur Yunho. Jaejoong berfikir sejenak, memikirkan akan memasak apa. Kemudian setelah ia menemukan menu yang pas, ia mengeluarkan beberapa sayuran dan bahan makanan lainnya.

 

Lebih dari 30 menit Jaejoong mempersiapkan masakannya, Yunho mencium aroma masakan yang enak sekali dalam tidurnya. Ia kemudian terbangun. Ia sedikit kaget dengan adanya selimut yang menutupi tubuhnya. ‘apa Joongie yang menyelimutiku?’ gumam Yunho sedikit bingung namun kemudian tersenyum. ‘siapa lagi yang menyelimuti kalau bukan Joongie, ternyata Joongie perhatian juga’ batin Yunho.

 

Yunho kemudian mengucek kedua matanya, mencoba berjalan ke arah aroma yang menggoda hidungnya itu. Ia menemukan sesosok namja sedang memasak di dapur apartemennya. Ia terlihat sangat ahli.

 

Yunho mendekati diam-diam namja itu, dan dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

 

Namja yang dipeluknya kaget hingga sedikit tersentak, ia hampir menjatuhkan spatula yang sedang dipegangnya.

 

“Ei.. Yun, jangan mengagetkanku seperti itu? Apa yang kau lakukan...jangan menggangguku memasak”

 

“Joongie hyung, aku hanya memeragakan peranku di halaman 40. Persis seperti ini hyung, memeluk dari belakang saat memasak..” ucap Yunho masih dengan memeluk Jaejoong dan meletakkan dagunya pada bahu Jaejoong.

 

“Kau mau aku pukul pake ini? kha… jangan aneh-aneh..” protes Jaejoong sambil mengacungkan spatulanya.

 

“Ini memang ada hyung di halaman 40, aku membacanya kemarin” Yunho membela diri

 

“Eih…lepaskan..kau benar-benar merepotkan..” gerutu Jaejoong sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Yunho

 

“Bukankah hyung sendiri yang ingin menghayati peran? Aku akan membantumu hyung. Kita belajar bersama, aku bahkan membaca script sampai habis kemarin”

 

“tapi bukan seperti ini caranya, lepaskan dulu.. kau ini mengganggu sekali. aku lapar Yun… aku ingin segera sarapan. Kalau kau seperti ini, aku tidak bisa memasak dengan benar. Kau sebaiknya mandi dulu, kau bahkan kemarin tertidur di sofa, apa badanmu tak sakit semua jika tidur seperti itu? Kha… rilekskan tubuhmu dulu.. mandilah dengan air hangat. Kau ini mirip sekali dengan Junsu, selalu merepotkan” omel Jaejoong

 

Omelan Jaejoong justru seperti wujud perhatian di telinga Yunho, Yunho kemudian tersenyum. “Awww..kau perhatian sekali hyung…kau mengkhawatirkanku?”
 

Pertanyaan Yunho sukses membuat Jaejoong memberikan deathglare kepadanya. Tapi Yunho cuek bebek dan malah melanjutkan menggoda Jaejoong.

 

“Gomawo selimutnya Jae..” ucap Yunho

 

“Kau berani memanggilku seperti itu?”

 

“Aku hanya berlatih peran hyung, di dalam script aku tak memanggilmu hyung kan?” goda Yunho

 

“Sudahlah terserah kau saja.” Pasrah Jaejoong. Jaejoong sudah lelah berdebat dengan Yunho, entah kenapa sejak tinggal bersama Yunho ia jadi banyak sekali bicara dan sering mengomel.

 

Yunho masih memeluk Jaejoong dari belakang, ikut berjalan dan menempel kemanapun Jaejoong melangkah. Jaejoong mengeluh, “Yun… pergilah…mandilah dulu sana… kau membuat waktu masakku semakin lama.”

 

Yunho masih tak bergeming, akhirnya Jaejoong memukul kepala Yunho dengan pegangan spatula, “sampai kapan kau menempel padaku seperti itu, kau membuat perutku semakin lapar. Kha mandilah..” omel Jaejoong.

 

Yunho melepaskan pelukannya dan mengusap kepalanya yang sedikit sakit akibat ulah Jaejoong. “Aiisshhh hyung…” Yunho mempoutkan bibirnya.

 

Mendengar protesan Yunho, Jaejoong membalikkan badannya dan menatap Yunho yang mempoutkan bibirnya. Ia kemudian berkacak pinggang, “Jung Yunho.... mandi…. !! sekarang…!!” perintah Jaejoong geram.

 

Melihat Jaejoong yang mulai geram, Yunho kemudian tersenyum. Memegang bahu Jaejoong, “eh sebentar..” ucap Yunho tiba-tiba

 

“Wae?”

 

CUP

 

Yunho mencium kening Jaejoong, “mencium kening ada di halaman 38 hyung dan ne.. aku akan segera mandi………baby..” ucap Yunho dengan cepat kemudian berlari menuju kamar mandi sebelum Jaejoong semakin murka.

 

“YAH JUNG YUNHO…KAU MAU MATI?” teriak Jaejoong kesal

 

 

 

=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=..=

 

Akhirnya bisa update.. hehehe

 

bagaimana? Bagaimana? Bagaimana?

 

Seru gak? Hehehhe

 

Tinggal berdua dalam serumah baru dimulai… masih ada kejadian-kejadian seru lainnya menanti..ahihihihi

 

Next part Yunho semakin hafal dengan adegan-adegan yang ada di script. Jelas itu membuatnya semakin memanfaatkan keadaan.

 

Next part ada yang minta NC gak sich? #lihat kanan kiri….Owh…gak ada??? Syukurlah kalau begitu. Hyaaaaaaaa…#digebukin massa

 

Teman-teman, sebentar lagi kan bulan puasa nich. Maxy ingin tanya kepada teman semua, minta update di bulan puasa apa gak? Kalo minta tetep update di bulan puasa mohon sabar untuk tidak membaca part NC sementara waktu. Karena part NC baru akan launching setelah hari raya.. demi keamanan kita bersama..hehehehhe ^^

 

Kalau minta tetep update, maxy punya rencana untuk ceritanya mungkin nanti chapnya berisi keisengan dan kejailan Yunho, akan menggoda tapi gak sampai NC juga. Kalau teman-teman setuju, selama bulan puasa mungkin maxy bisa update 2 sampai 3 kali, lihat sikon lah nanti. ^^

 

Tapi kalau misalnya mau sabar nunggu ampe selesai lebaran juga gak apa-apa.. maxy mah ngikut ape kate temen-temen semue aje.. hehehhe….kan yang baca teman-teman nich…^^

 

Kasih saran ya teman-temanku..^^

 

Jangan lupa juga review untuk chap ini ya…love u all..#hug n bow..

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Princessradith #1
Chapter 15: Annyong hasseyo maxy~ mian baru komem d chapter ini. Aku penikmat(?) baru ff km. lucuuu... Bikin ketawa ngakak sendirian. Suka liat karakter yunjae dsni, tapi emang ga ada yg bisa mengalahkan lord voldermin changmin
BabyBlueCherry #2
Chapter 15: yah!!! kok nanggung c maxy~~~~
tapi aku suka banget...
makasih maxy :)
akiramia #3
Chapter 15: Yo...awasssssssss.km maxy ..curang amat ..dan tega amat sih
Q dah senyum senyum bahagia pingin lihat om yun di kerjain
Ngidam nya om jj ..kok mlh ...tuing...ampir jatuh q dari kursi ..ke sofa ( eh ..gak maksud....?..) .nich
EPILOG..ada part 2kan ...iya.kan.iya kan iya kan.." maksa"... heheheh..maxy makacih ya ...
epep maxy slalu menghibur yg cakit jdi cembuh...yg ..sedih ..jd..senyum senyum..
ampe setengah ....ehm...maxy klo ada ide maxy bikin epep balu
jangan lupa kasih tau aye ya....
momo_chan
#4
Chapter 15: Eeeeeeeiiiiii....udahan????? Nanggung amat...>.<
Biqin epilog part 2nyaaa dooonk..*maksa* masa2 kehamilan jaejoong...kekekekke....
Dan saia penasaran ma gambar yg ada d papan reklame yg changmin pasang segede gaban ntu...^,^
JoeGQ2min #5
Chapter 15: Maxy curaaaannnggggg~!!!! *kejar" maxy* =3=

masa segitu doang~!!!
I want more! I want more! I want more!!!

Tpi maxy mo bikin sequel ya??
Jadi ff ni beneran trilogi gitu?? o.O
chocoyunjae #6
Chapter 15: eh beneran udah selesai? epilog part 2 dan seterusnya masih ada kan?
#dijitak
kaysknya ga rela cerita ini udah selesai (padahal dulu pengen cepet2 baca endingnya )
yunjae so sweet banget dah
pasangan fenomenal
semoga nanti didunia nyata mereka juga bisa sepertu ini, mengakui huvungan mereka ke publik

maxy tetep semangat ya
semoga selalu dapet ide cemerlang buat cerita selanjutnya
Ichiro #7
Chapter 15: So sweet...max..u r the best!
U_Jungie #8
Chapter 15: XD!!!! thankyuuuu buat epilognya... love it!!! ngga tau harus blg apa yg jelas suka bget.. makasih ya author-ssi.. *bow*
BabyBlueCherry #9
Chapter 14: gahh!! so sweet!
ofc i want epilog so so bad...
Maxy~ bikin epilog'y yaaa~ please~
aku mau lebih banyak yunjae~
coba aja tuh film beneran ada, aku pasti juga nonton! gah~
thanks for the update sweety ^^
epilog pwease~~
U_Jungie #10
Chapter 14: kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! it's so lovely XD klo author-ssi tidak keberatan untuk menulis epilognya, saya akan sangat senang untuk bisa membacanya~~ hehe