Chap 4
If Acting Became Real
IF ACTING BECAME REAL
.
Cast
Yunjae YooSuMin
.
Genre
Romance, Humour, duh apalagi ya…nanti lah dicari tahu sendiri di cerita ya…masih bingung…ehehhehehe.
.
.
Hai..hai…maxy muncul lagi…ehhehehe
akiramia : ni uda update...^^ n met menjalankan ibadah puasa juga ya..#salaman
JoeGQ2min : ahahaha betul juga tuh...yun babeh yang kagak kuat kalo nunggu setelah puasa...kikikikiki... maapin maxy juga ya... lahir batin nih....^^ #hug
kawaiicat : bukan hanya yunpa yang tergoda..tapi si jaema juga...ahihihihihi ...check this out...^^
Terimakasih teman-temanku yang bersedia review dan memberi saran..membaca review kalian semua, membuat maxy cekikikan tengah malam..nyaingin si kunti…ahihihihi
Meskipun lagi banyak tugas tapi membaca review teman-teman benar-benar membakar semangat maxy untuk segera lanjutin cerita..hehehe #semangat membara-semangat 45…^^
Yuks langsung aja…
Bacanya pelan-pelan aja ya…hehehehe ^^
Happy reading and don’t forget to give your precious review ne… love u all..^^
Chu.~ ~ ~ ~
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.==.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=
..
Previous
Mendengar protesan Yunho, Jaejoong membalikkan badannya dan menatap Yunho yang mempoutkan bibirnya. Ia kemudian berkacak pinggang, “Jung Yunho.... mandi…. !! sekarang…!!” perintah Jaejoong geram.
Melihat Jaejoong yang mulai geram, Yunho kemudian tersenyum. Memegang bahu Jaejoong, “eh sebentar..” ucap Yunho tiba-tiba
“Wae?”
CUP
Yunho mencium kening Jaejoong, “mencium kening ada di halaman 38 hyung dan ne.. aku akan segera mandi………baby..” ucap Yunho dengan cepat kemudian berlari menuju kamar mandi sebelum Jaejoong semakin murka.
“YAH JUNG YUNHO…KAU MAU MATI?” teriak Jaejoong kesal
.
Part 4
.
Hari ke-10 Yunho dan Jaejoong tinggal bersama. Sudah seminggu lebih mereka bersama. Kedekatan di antara mereka semakin mengalami perkembangan. Seperti hari ini, Jaejoong sengaja bangun pagi untuk menyiapkan roti selai dan segelas susu untuk sarapan Yunho. Hari ini, pukul 7 pagi, Yunho ada acara pemotretan untuk sebuah majalah dan dilanjutkan dengan shooting sebuah FTV. Kemarin malam Yunho sudah mengatakan jadwalnya pada Jaejoong.
Jaejoong melihat jam dinding di dapur yang menunjukkan pukul 6 pagi. Ia kemudian menyiapkan 3 roti isi selai coklat kesukaan Yunho dan ketika Jaejoong akan menuangkan susu ke dalam gelas, tiba-tiba terdengar suara kegaduhan dari dalam kamar.
“Kenapa lagi sih anak itu” gumam Jaejoong sambil menuangkan susu kemudian berjalan menuju pusat kegaduhan.
Jaejoong membuka pintu kamar.
“Ap-“ Jaejoong tak bisa menyelesaikan ucapannya. Matanya tertuju pada sesosok namja berkulit kecoklatan sedang membongkar semua isi lemari dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Rambutnya yang basah acak menutupi keningnya. Dan ujung-ujung rambutnya yang masih meneteskan air yang jatuh pada tubuhnya, mengalir lewat dada menuju lekukan di perut sixpacknya dan menghilang ketika tetesan itu mengenai handuk yang melilit di tubuh namja tersebut. So y.
GLEK
Jaejoong menelan ludahnya sendiri, mematung, pemandangan indah didepan matanya membuatnya tercekat, sepertinya ia lupa bagaimana cara untuk bernafas. Kalimat yang hendak diucapkannya tadipun seolah menguap entah kemana. Meski sudah 10 hari mereka tinggal bersama, tapi baru kali ini Jaejoong melihat Yunho yang seperti itu.
Sedangkan Yunho yang masih sibuk membongkar isi lemarinya, memandang sekilas Jaejoong disela kesibukannya. Ia tak menyadari Jaejoong yang mematung, ternganga, bahkan mungkin terpesona melihatnya.
“Eh, hyung, kau disana?” ucap Yunho masih sibuk membongkar isi lemarinya.
Pertanyaan Yunho membuat Jaejoong kembali ke dunia nyata. Ia mencoba bersikap tenang, berjalan mendekati Yunho. “Apa yang kau cari?”
“Kemeja yang berwarna putih hyung, yang ada garis hitamnya dibagian sininya” ucap Yunho menjelaskan sambil menggerakkan telunjuknya membentuk garis lurus mulai dari tengah leher hingga menuju ke perutnya, seolah menggambarkan letak garis hitam yang ada di kemejanya itu. Mata Jaejoong mengikuti pergerakan jari Yunho di tubuh nan ynya itu, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih keras, pipinya memerah.
“Hyung…hei..kau kenapa? Kau kurang enak badan?” tanya Yunho sambil melambai-lambaikan tangan didepan wajah Jaejoong. Ia melihat Jaejoong melamun, sedang memikirkan sesuatu dan tiba-tiba pipinya memerah, ‘kenapa dia?’ batin Yunho.
“Ah anni.. sini biar aku bantu mencari” ucap Jaejoong setelah tersadar dan kemudian menyibukkan diri mencari kemeja. Sebisa mungkin Jaejoong menghindar untuk tidak melihat Yunho. Entah mengapa dadanya berdetak tak karuan, dan kenapa dia tiba-tiba blushing seperti itu. Apakah ada yang salah dengan dirinya? Ada apa dengan dirinya sebenarnya? Banyak pertanyaan dibenak Jaejoong yang masih belum ia temukan jawabannya.
Jaejoong mulai ikut mencari, sesekali kulitnya bersentuhan dengan kulit Yunho, membuat detak jantungnya semakin cepat. Yunho berjinjit-jinjit di belakang Jaejoong, ikut mencari kemejanya. Postur tubuh Yunho yang memang lebih tinggi daripada Jaejoong membuat hembusan nafas Yunho meyentuh rambut dan tengkuknya. Jaejoong semakin tak bisa berkonsentrasi. ‘Oh God..kenapa diriku ini’ gerutu Jaejoong dalam hati.
Jaejoong mencoba berkonsentrasi namun sepertinya tubuhnya tak bisa diajak kompromi. Setiap kali kulitnya bergesekan dan merasakan hembusan nafas Yunho, Jaejoong merasakan degupan jantungnya semakin tak terkira. Ia akhirnya menyerah, “Sudah cari sendiri bajumu..aku capek” ucap Jaejoong ketus sambil berjalan keluar dari kamar.
Yunho menatap Jaejoong dengan sedikit aneh. ‘Kenapa dia? Aneh sekali..’ batin Yunho
“Joongie hyung, bantu aku mencari baju yang pas untukku, pleasee…” ucapan Yunho membuat Jaejoong yang hampir sampai di pintu keluar jadi berhenti.
Jaejoong menolehkan wajahnya ke arah Yunho, Yunho memasang wajah memelasnya. Mau tak mau akhirnya Jaejoong membantu Yunho. Jaejoong kembali berjalan ke arah lemari pakaian, “Aiishhh kau ini…kapan sih kau tidak merepotkanku? Sana pergilah…biar aku saja yang mencari…Kau sebaiknya sarapan dulu. Aku sudah membuatkan segelas susu dan roti untukmu” ucap Jaejoong disela kegiatannya mencari baju untuk Yunho.
Mendengar perkataan Jaejoong, Yunho menjadi sumringah. “Benarkah hyung? Wah… kau perhatian sekali padaku”
“Kha…pergilah…sarapan dulu sana..” ucap Jaejoong masih terdengar santai, ia masih memilih baju dan tak melihat ke arah Yunho.
“Ne hyung… eh sebentar…” ucap Yunho
“Apa lagi?” tanya Jaejoong mulai kesal dan akhirnya ia memandang Yunho. Pandangan yang sedari tadi ia coba untuk tidak dilakukannya karena entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat ketika melihat Yunho akhirnya mau tidak mau dilakukan juga.
Melihat Yunho yang masih diam tak bersuara dan hanya menatapnya itu, Jaejoong hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. ‘Argh Yun, bisakah kau segera pergi? Jantungku serasa ingin copot karena berdetak secara kencang terus menerus’ gumam Jaejoong dalam hati.
Yunho mendekat kepada Jaejoong dan..
CUP
Yunho mencium kening Jaejoong, “halaman 38 hyung” ucap Yunho sambil tersenyum evil kemudian berlari keluar kamar.
Yunho tak sadar jika pipi namja yang dipanggilnya hyung itu sudah memerah. Jaejoong sendiri tak tahu kenapa tubuhnya bereaksi seperti ini ketika berhadapan dengan Yunho. Ada apa dengan dirinya sebenarnya?
Jaejoong yang melihat Yunho berlari keluar kamar sambil menyenandungkan lagu tak jelas itu hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. Ia memegang dadanya dan jelas terasa degupan jantungnya semakin keras.
“Kenapa dengan diriku ini?” gumam Jaejoong.
Karena tak mau berlama-lama Jaejoong kemudian memilihkan kemeja putih berlengan pendek dengan rompi hitam dan celana jeans hitam. Kemudian dengan segera ia membawa pakaian yang telah dipilihnya tadi keluar kamar, hendak diserahkan ke Yunho.
Yunho sedang asyik mengunyah roti.
“Ini pakailah,” ucap Jaejoong sambil meletakkan pakaian yang dipilihnya tadi di meja dekat Yunho. Yunho sedikit melonjak kaget karena ia tak menyadari kedatangan Jaejoong.
“Yawh..hwyung..kwau mengwagwetkwankyu…(Yah hyung, kau mengagetkanku)” ucap Yunho disela kegiatan mengunyahnya.
“Habiskan dulu yang ada dimulutmu itu, menjijikkan sekali kau ini…aisshhh” omel Jaejoong kemudian duduk di kursi dekat Yunho.
Jaejoong memandang ke arah Yunho, Yunho berdiri di dekat kursi dengan roti di kedua tangannya dan jangan lupa Yunho masih topless dan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Rahang Yunho bergoyang tanda mengunyah makanan, dan jakunnya turun naik seiring dengan sedikit demi sedikit ia menelan makanannya. Selain itu, sisa air dari rambutnya yang basah masih sesekali menetes di tubuhnya yang membuat Jaejoong menelan ludah. ‘Oh God, meskipun aku laki-laki, tapi aku akui kalau dia sangat seksi’ ucap Jaejoong dalam hati.
Yunho kemudian menelan habis makanan yang ada di mulutnya, “Eh, hyung… bantu aku memakai kemeja ini… aku masih belum selesai sarapan.. tanganku masih penuh membawa roti ini..”
Seakan terbangun dari lamunannya, Jaejoong mencoba bersikap santai, “letakkan dulu rotinya, dan cepatlah ganti..nanti dilanjutkan lagi sarapannya.” Ucap Jaejoong sambil bersandar di kursi dan melipat kedua tangan di dadanya dengan mata yang masih memandang ke arah Yunho.
Yunho mempoutkan bibirnya, “Aiisshh hyung… tidak ada waktu lagi, lihatlah sekarang jam 6.30.. 30 menit lagi aku sudah harus di studio.. perjalanan kesana membutuhkan waktu 20 menit. Berarti waktuku tinggal 10 menit lagi sebelum aku berangkat.. mana cukup…bantu aku hyung…” rajuk Yunho kemudian menggigit roti yang ada di tangan.
Sekali lagi Jaejoong menghela nafas panjang, “Kau ini merepotkan sekali” gerutu Jaejoong. meskipun menggerutu, Jaejoong tetap saja berdiri dan membantu Yunho memakaikan kemejanya. Yunho tersenyum ketika Jaejoong mengambil kemeja di meja.
“kemarikan tanganmu” ucap Jaejoong
Dengan senang Yunho menjulurkan tangannya, Jaejoong kemudian memasukkan tangan Yunho ke salah satu lengan. Jaejoong sedikit mendekat, ia kemudian berjinjit dan merangkulkan tangannya ke belakang leher Yunho kemudian mengoperkan kemeja yang lengannya belum terpakai ke tangan Jaejoong yang satuya. Posisi mereka mirip orang yang berpelukan, sangat dekat. Rambut Jaejoong menyentuh dagu Yunho sehingga wangi aroma Jaejoong tercium dengan jelas oleh Yunho. Jantung Yunho berdegup lebih kencang, ia sangat bahagia.
“kemarikan tangan satunya” pinta Jaejoong membuyarkan lamunan Yunho dan Yunhopun langsung mengulurkan tangannya. Dengan lembut jaejoong memasukkan tangan Yunho ke lengan kemeja yang satunya tadi.
Setelah kemeja terpasang, Jaejoong mundur selangkah, kemudian merapikan kerah kemeja Yunho, menepuk pelan bahunya, dan kemudian menarik sedikit ujung kemeja supaya lebih rapi, setelah itu barulah Jaejoong mengancingkan satu persatu kemeja Yunho dengan telaten.
Mendapat perlakuan seperti itu, Yunho kemudian tersenyum.
“Berhentilah tersenyum” ucap Jaejoong dingin
Bukannya menuruti, Yunho malah tersenyum semakin lebar. Yunho benar-benar tak bisa menutupi kebahagiaannya. Jaejoong kemudian menatap Yunho yang berada tepat di depannya itu. Yunho mencoba menahan senyumannya karena Jaejoong memberikan deathglare kepadanya.
Yunho menarik pinggang Jaejoong supaya Jaejoong lebih mendekat seperti tadi. Reflek Jaejoong langsung memukul dada Yunho.
“Oww hyung..” ringis Yunho
“Kau jangan macam-macam”
“Aku hanya mempermudahmu hyung..bukankah lebih mudah jika mengancingkan baju dengan jarak yang lebih dekat?” tanya Yunho sambil melahap roti yang ada ditangannya.
“Berhenti berkata yang tak bermutu Yun, dan berhenti menggodaku”
“Kau merasa tergoda?”
“Ck..Orang buta pun tahu kalau kau sedang menggodaku Yun”
“Apa iya? Tapi aku tidak sedang menggodamu hyung…atau jangan-jangan hyung sedang ingin digoda?” pintar sekali Yunho bersilat lidah.
DEG
Jaejoong mendeathglare Yunho
“Jja Mr.Jung…sepertinya kau masih punya banyak waktu untuk berdebat. Sebaiknya kau manfaatkan waktumu itu untuk berganti pakaian” ucap Jaejoong kemudian mengambil rompi dan celana yang ada di meja. Menyerahkan kepada Yunho dengan kasar lalu ia berjalan menuju sofa di depan TV dan menyalakan TV.
Melihat sikap Jaejoong, Yunho tersenyum. Ia mengusap kemeja yang baru saja selesai di kancingkan Jaejoong. Hatinya berbunga-bunga sekali pagi ini. Yunho kemudian menenggak habis segelas susu yang sudah disiapkan Jaejoong.
‘Sarapan yang nikmat sekali’ batin Yunho. Setelah itu ia berjalan menuju kamar, tapi sebelumnya ia berhenti dulu di belakang sofa yang Jaejoong duduki.
“Hyung, kau benar tak mau membantuku mengganti celana ini?” tanya Yunho jail.
Seketika Jaejoong membalikkan badan dan memberikan deathglare kepada Yunho. melihat respon Jaejoong, Yunho tak kuasa menahan tawa.
“ahahahhaa hyung…mian..mian…aku akan ganti sendiri…ahahahhaa” ucap Yunho yang tak bisa menahan tawa sambil berlari kecil menuju kamarnya.
“Dia benar-benar membuatku gila” gerutu Jaejoong.
.
.
Jaejoong menguap, ia bosan. Jemari lentiknya tak berhenti memencet tombol remote untuk mengganti chanel TV. Tapi sepertinya sedari tadi tak ada yang sesuai dengan keinginannya. Jaejoong terus mengganti chanel. Waktu baru menunjukkan pukul 12.30. Tapi sejak kepergian Yunho tadi, suasa apartemen sangat sepi. Biasanya Yunho menggoda dan berbuat kehebohan. Sudah seminggu lebih ia tinggal bersama Yunho, baru kali ini Yunho meninggalkannya sendirian, hari-hari sebelumnya Yunho memang tidak ada jadwal. Kebiasaan bersama Yunho membuat Jaejoong sedikit (?) terbiasa dengan kehebohan yang Yunho lakukan dan itu mengakibatkan sedikit (?) kesepian jika tidak ada Yunho.
Junsu juga masih tertidur setelah semalaman diajak begadang oleh Yoochun untuk melihat film animasi. Ia baru tidur pukul 6 tadi pagi, itupun ia tahu setelah diberitahu oleh Yoochun yang sempat mampir sebentar di apartemen Yunho untuk menjemput Yunho tadi pagi.
“hoaaaaaaaammmmmmmm…” Jaejoong menguap kebosanan
Ia kemudian memutuskan untuk mengambil script yang ada didalam kamarnya. Tapi sebelum ia beranjak, ia melihat script yang ada di meja.
“Ini kan ada script Yunho, pakai ini saja dulu..” ucap Jaejoong kemudian membuka script yang ada di meja.
Jaejoong membelalakkan matanya ketika melihat script Yunho yang terdapat garis bawah dengan warna merah yang menggarisbawahi beberapa kalimat.
Script
Halaman 38
Yunho mencium kening Jaejoong. Jaejoong sangat menyukai hal ini. hal yang selalu diminta oleh Jaejoong ketika ia selesai melakukan sesuatu untuk Yunho.
Halaman 39
Yunho menyandarkan kepala Jaejoong di dadanya. Jaejoong sekarang duduk didepan dan diantara kedua kakinya. Yunho meletakkan tangannya di perut Jaejoong dan meletakkan dagunya di bahu Jaejoong. Mereka menikmati pemandangan sore kota seoul berdua, di balkon apartemen Yunho.
Halaman 40
Yunho memeluk kekasihnya yang sedang memasakkan makan malam untuk mereka berdua. Makan malam yang sudah lama tidak mereka lakukan berdua….
Jaejoong terus membuka halaman-halaman berikutnya
Halaman 41
Pagi itu Jaejoong terbangun dari tidurnya. Jaejoong kemudian tersenyum karena ia terbangun di pelukan Yunho. Yunho memeluknya dengan erat, seolah tak mengijinkan Jaejoong untuk menjauh dari dirinya. Jaejoong kemudian mencium dada Yunho berkali-kali sehingga Yunho terbangun karena merasakan geli. Yunho kemudian memberikan kecupan di bibir Jaejoong.
”oh, ada tulisan apa ini?” Jaejoong melihat ada catatan kecil seteah garis bawah berwarna merah di halaman 41 berakhir. Jaejoong memutar-mutar script itu, karena tulisan Yunho sedikit miring.
“I..I..ww..iisshh…I wish..MWO??? I WISH?? Apa maksudnya dengan menuliskan I wish di akhir kalimat ini.. I wish untuk apa? Untuk adegan ini menjadi nyata? Dasar ert.. Omo..Jangan-jangan dia menyukaiku? Omo omo” panik Jaejoong. dengan cepat ia menggelengkan kepala. “Ah..anni..anni… ini tidak mungkin… dia hanya menggodaku… kita hanya partner kerja yang mencoba menghayati peran bersama…tidak mungkin dia menyukaiku…” Jaejoong meyakinkan diri sendiri, sejujurnya jantungnya serasa mau copot sekarang. Dag dig dug jantungnya semakin cepat. Tiba-tiba Jaejoong mengingat tubuh Yunho yang sempat ia lihat tadi pagi.
“Hyaaaaa…..andweeee…. kenapa tiba-tiba memikirkannya…” Jaejoong menggelengkan kepala kemudian mengusap-usap wajahnya untuk menghilangkan bayangan Yunho yang sangat y tadi pagi.
Jaejoong kemudian membuka lembar berikutnya
Jaejoong : mmm Yun, apakah kamu mencintaiku?
Yunho : Yes, I do…
Jaejoong kemudian memeluk Yunho, mengalungkan tangannya di leher Yunho. Yunho mendekap erat Jaejoong mencium sekilas bibir cherry_nya dan berputar. Jaejoong tertawa dan meminta untuk diturunkan.
“Eh, kenapa I do di coret? Ini tulisan apa?” Jaejoong mencoba membaca tulisan Yunho yang lumayan kecil itu.
“Yes, off course I do… I love you so much Jae… from the bottom of my heart.. I really really love you so much Jaejoongie.” Membaca tulisan Yunho membuat Jaejoong memelototkan matanya.
“YAAHHH… apa ini maksudnya? Apa dia benar-benar menyukaiku? Ini tidak mungkin…hyaaaaa…” Jaejoong heboh sendiri
“kenapa dengan aku ini…baru satu sepuluh hari aku tinggal dengannya, kenapa aku jadi membayangkan yang tidak-tidak…aiiisshhhh…ini acting Jae..acting..tenangkan dirimu…” Jaejoong memukul pelan kepalanya sendiri, mencoba menghilangkan pikirannya yang tidak-tidak itu.
Jaejoong kemudian menutup script tersebut. Ia tak mau membaca script itu lagi. Entah kenapa sejak tadi pagi pikirannya menjadi sedikit tak jelas..
Tak lama kemudian HPnya berbunyi.
Bip bip
Jaejoong melihat siapa yang mengiriminya pesan. Ia kaget setelah membaca siapa pengirim pesan itu.
From: Yunho
Hai hyung… aku bosan, aku merindukanmu..T_T
Jaejoong menghembuskan nafas beratnya. Ia mengabaikan pesan itu, ia berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air dingin, ia menghabiskannya seketika. Kemudian ia kembali menuju sofa. Ia melihat HPnya, ada 2 pesan baru.
From: Yunho
Hyung…kau tidur?
From : Yunho
Hyung..aku benar-benar bosan hyung…balaslah smsku…T_T
Jaejoong akhirnya menekan tombol reply
J: Diamlah…kau mengganggu sekali
Y: Kyaaa…hyung membalas smsku…senangnya…<3
J: kau gila?
Y: aku gila karenamu hyung… @.@
J: kau benar-benar gila -.-‘
Jaejoong menekan tombol send sambil tersenyum evil. Tak beberapa lama muncul balasan dari Yunho.
Y: Hyung, kau sudah makan siang?
“Kalau belum wae? Apa kau mau mengirimkan kesini makan siang?” gerutu Jaejoong. Baru saja mau menekan tombol reply, HPnya berbunyi lagi.
Y: Kau belum makan kan hyung? Apa mau makan siang bersama?
Jaejoong melotot membaca sms Yunho, “anak ini.. cepat sekali smsnya? Kurang kerjaan..” gumam Jaejoong. Jaejoong masih sibuk bergumam, namun tak lama kemudian HPnya berbuyi terus menerus.. beberapa pesan masuk secara bersamaan. Mata Jaejoong semakin melotot, “Yah..yah..yah…apa-apaan ini…banyak sekali smsnya…aiiissshhh” gerutu Jaejoong kesal.
Y: Hyung kau kemana?
Y: Hyung kau tidak apa-apa kan?
Y: Hyung…jangan menghilang..T_T
Y: Hyung…jangan tinggalkan aku…T_T
Y: Hyuuungggggggg…
“HYAAAAAAAAAA…” teriak Jaejoong geram, ia meremas HPnya. Kesal..
Tak lama kemudian HP Jaejoong berdering, sebuah panggilan masuk.
Yunho
Nama yang muncul di layar. Jaejoong yang masih kesal dengan Yunho, ia membiarkan saja HPnya berdering. Hingga 4 kali Yunho menelpon, Jaejoong tetap mengabaikannya.
Telpon Yunho yang ke-5 masuk, Jaejoong yang merasa kasihan dan sudah pusing mendengar telponnya berbunyi terus menerus, akhirnya mengangkat telpon itu juga.
“Wae?” ucap jaejoong ketus
“Yah..hyung…kau darimana…aku mencemaskanmu”
“Kenapa?”
“Kenapa apanya?”
“Yah..aisshhh..kenapa menelponku?”
“Oh…itu…Aku mencemaskanmu hyung”
“aku baik-baik saja”
“Apa benar kau baik-baik saja?”
“Pulanglah dan cek keadaanku..kalau kau tak percaya”
“Aku akan segera pulang hyung”
“MWO??!!?”
“Aku akan mengecek keadaanmu hyung… aku benar-benar khawatir”
“Bukankah kau sedang ada shooting?”
“Hatiku tak tenang hyung…”
“Kenapa?”
“Kenapa apanya?”
“YAH..kau ini bodoh sekali… begitu saja tak mengerti maksudku, kenapa kau tak tenang?” kesal Jaejoong.
Terdengar tawa renyah di seberang sana, “ahahahha…hyung…jangan marah-marah terus…nanti cantiknya hilang lho..ahahhaha”
“HYAAA..Jung Yunho…berhenti membual… aku tutup saja telponnya…”
“Eiii..eiii…hyung..jangan-jangan…” cegah Yunho segera sebelum Jaejoong menutup telponnya. Tapi telat, Jaejoong telah menutup telponnya.
“iiissshhhh… dia menyebalkan sekali” gerutu Jaejoong sambil melempar HPnya di sofa.
Beberapa detik kemudian Jaejoong tersenyum, entah mengapa dia tersenyum. Jaejoong memandangi HPnya, “pasti sebentar lagi dia telpon lagi, 1…2…3..” gumam Jaejoong.
Betul saja setelah hitungan ketiga HP Jaejoong berbunyi lagi.. nama yang muncul di layar tetap sama.
Yunho
Jaejoong memandang HPnya tersenyum.. namun ia sengaja membiarkan HPnya berdering, tak diangkat.
Panggilan ke-3
Jaejoong akhirnya mengangkat telpon itu
“Wae? Bisakah kau tak menggangguku?” ucap Jaejoong dengan nada sangat sebal.
“Mian hyung…kau memutuskan telponku begitu saja, jadi aku khawatir”
“Siapa suruh membual!”
“Aku tidak membual hyung…”
“Ada hal penting apa kau menelponku?”
“mmmm…apa ya? Kalau aku merindukanmu, apa itu termasuk hal penting hyung?”
Mendengar jawaban Yunho, Jaejoongpun melotot. “Kau mabuk disiang hari Yun? Apa kau sudah gila?”
“Sudah aku bilang, aku gila karenamu hyung” ucap Yunho diikuti tawa renyah
“aku tutup telponnya kalau tak ada hal penting yang ingin kau bicarakan.”
“eiii..hyung… jangan begitu”
“aku ingin istirahat Yun..aku capek”
“Owh..begitukah?”
“Makannya segera tutup telponnya”
“Oh ne hyung… selamat istirahat”
“Ne…”
“Jangan lupa apartemen di kunci hyung”
“Ne..”
“Eh, jangan lupa masakkan aku makan malam hyung..”
“Ne..”
“Aku nanti akan pulang pukul 6”
“Ne..”
“Tunggu aku ya hyung..”
“Ne..”
“Kalau kau membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk memberitahuku hyung..”
“Ne..”
“Aku tutup telponnya hyung..”
“Ne..”
“Bye hyung…”
“Ne..”
“I love you…”
“Ne…EH…MWO….YAH….HEI…JUNG YUNHO..AP…”
Tut tut tut tut tut tut
Sambungan terputus.
.
=.=.=.=.=.=.=.=.=.==.=.=.=.=.=.=.=.=
Bagaimana teman-teman?
Isengnya Yunpa sudah kerasa belum?
Setelah kemarin Yunpa kena serangan fajar, hari ini giliran Jaema yang ngiler lihat Yunpa..ahihihihi
Semoga kalian suka part ini…^^
Don’t forget to give your precious review… maxy ingin tahu pendapat teman-teman…^^
Love u all…^^
Comments