Chapter 8

The First Autumn

Junhee's POV

 

“Ah oppa gomawo,” kataku setelah Suho membayar makanan yang kami makan. Kemudian kami berjalan keluar dan melihat-lihat. “Ah oppa!” Kataku lagi. Aku melihat toko alat musik dan menarik tangan Suho masuk. Di dalam aku melihat berbagai alat musik ada terompet, drum, piano dan masih banyak lagi. Aku memainkan piano dengan sedikit bagian lagu Ready go yang dinyanyikan juniel. Ketika aku menengok ke arah lain aku melihat gitar. Aku mengambil salah satu gitar akustik. “Oppa, aku akan menyanyikan satu lagu untukmu, haha. Jangan ketawa mendengar suaraku,” Aku mulai memetik dan menyanyikan lagu Every End Of The Day yang dinyanyikan IU, “Monday better day cheo-eumcheoreom seolle-ineun geureon nal. Sunday better day jong-il neoman saenggakhaneun geureon nal,”

“Son nae-milmyeon, twehl keot gateunde Mangseo-rineun iyuga nawah kat-damyeon Ije da-gawah jwo,” Setelah selesai aku menaruh gitar itu dan berjalan keluar.

"Ahhh~ suaramu bagus," Ucap Suho.

Aku mengehentikan langkahku, “Oppa aku haus,” kataku padanya.

“Lalu?” Tanyanya mengangkat sebelah alisnya.

“Belikan aku es krim,” Jawabku.

“Bagaimana kalau bubble tea saja?” Usul Suho.

“Bagaimana kalau dua-duanya saja?” Usulku.

“Ya! Kau ini,”

Aku berbalik tanpa memedulikan protesnya dan terus berjalan ke penjual bubble tea tanpa memerhatikannya. Kemudian aku membeli satu bubble tea dengan uangku.

“Kenapa hanya satu?”

Aku menyodorkan bubble tea yang kubeli, “Untuk oppa. Aku mau es krim saja,” Jawabku dan kami kembali berjalan mencari penjual es krim dan menemukannya tidak jauh dari penjual bubble tea. Aku membeli dua eskrim.

“Ahh kau baik sekali membelikanku es krim,” Kata Suho dan mengulurkan tangannya untuk mengambil es krim dari tanganku.

Aku menjauhkan es krim agar tidak terjangkau tangannya, “Uh oh. Ani,” Kataku sambil menggelengkan kepala, “Ini untukku dua-duanya,” Lanjutku. Aku melihat Suho pasrah saja meminum bubble teanya. Kami memakannya sambil berjalan pulang.

 

 

“Kau baik saja kalau berpisah disini?”

“Ne oppa,” Aku mengangguk mantap padanya. dan berjalan menjauh meninggalkannya. Tak lama kemudian  sampai di depan rumah. Aku membuka pintu. Pintu berderak seperti menjerit kesakitan karena dorongan yang kulakukan, “Appa. Aku pulang,” Aku berteriak sambil berjalan masuk, “Appa,” Aku berteriak lagi.

“Ma Cherie, kenapa kau baru pulang?” Tanya appa dan aku hanya tersenyum, “Menyenangkan? Ahh yang penting kau baik-baik saja,” Lanjutnya.

“Ohh Appa,” Aku memeluk appa lalu pergi ke kamar.

“Mandilah dulu,” Teriak Appa dari bawah.

“Ahh appa,” Aku balas berteriak protes dari atas.

“Kau ini,” Jawab appa. Aku hanya mendengar appa mendesah dan aku terkekeh. Yah kalau aku sudah bilang memprotes itu berarti aku tak akan mandi. Haha, aku tertawa memikirkan kebiasaanku sendiri. Aku meletakkan tasku di atas kasur dan merebahkan tubuhku. Ahhhh aku melihat matahari mulai tenggelam menyebabkan timbulnya bercak oranye di langit, aku duduk dan mengambil gitar yang tak jauh dariku, “Ni-ga keuryeojin no-eul jin gi-reul han-cham parabomyeon geuri-un shi-gan sokye
Ttatteuthan ni-ga nae-ge da-gawah

daheul -deut hada sarajyeo-ga
Heuryeojin shi-gan jiteojin nun-mul-kwah tteo-reojyeo naerineun namushipdeul sa-iro
Adeukha-ge neon deo meo-reojyeo-ga pabocheoreom nan bogoman seo isseo

Keu ttae manya-ge nan geu soneul nohchiji anhat-damyeon
Neowah na chigeum uri moseub cham manhido tallajyeosseul tende

Norahke beonjin i gi-reul keodda bomyeon nae-ge namkyeojin ni moseub jiwojil-kka
Neul neowah kachi sonjab-go keoddeon i geori so-gen and everlasting sunset.

Jeomu-reo-ganeun ga-eurhaneu-ri neoye geurimjareul jo-geumsshik kamssa ana
Hyimiha-ge neon tto sarajyeo-ga amu maldo nan haejul su ka eop-seo

Keu ttae manyang nae-ga sol-jikha-ge neol butjabat-damyeon
Tashi hanbeon dajeong-han ni moseummannal su it-ji anhasseul-kka

No-eu-ri beonjyeo-ganeun jeo haneul so-ge nun-mu-re beonjin nae ma-eum jeonhaejil-kka
Ajikdo neowah kachi geodko i-nneun geonman gata and everlasting sunset

Ni-ga sarajin geuttae joyong-hi naye nunape namkyeojin cha-geun chu-eok jo-gakdeul
Meomchwobeorin shi-gane hyimiha-ge kwiitkaen geudae melody

Norahke beonjin i gi-reul keodda bomyeon nae-ge namkyeojin ni moseub jiwojil-kka

“…Eonjena kachi sonjab-go keoddeon i geori so-gen and everlasting sunset,” Aku menghembuskan nafas panjang dan tiba-tiba handphoneku berdering ahh kai . “Annyeong…mm…besok? Arra,” ck aku mendesah dan merebahkan tubuhku. Hhh… berapa kali aku mendesah hari ini? Entahlah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 10: akhirnya sempet jg baca TvT skrg liburan waktunya bc ff sampe puazzz.
Waah, Suho harusnya km nyuruh Junhee bantu2 drpd diajak janjian ama si Kkamjong, hehe.
Btw, tulisannya rapi lho, typo dikit2 no problem

Sekian komen yg gj ini, lanjutkan! *pinjem slogan Pak Sby*
Lsapk97
#2
Chapter 10: yuhuuu akhirnya update. go go go!
careless
#3
Chapter 10: school scedule. thanks for still reading *bighug*
myunglii
#4
Chapter 1: janji? janji apa? aaaaaa
ParkChanRa
#5
baca ceritaku juga ya...
makasih.. ^3^
myunglii
#6
waa sudah update ternyata xD
careless
#7
maaf jarang apdet. thanks for reading.... :DD *bighug*
myunglii
#8
AAAAAAAAAAA suho kemana??
myunglii
#9
baru baca chapter 5 wkwk
itu takut kenapa aaaa lanjutkann
careless
#10
thanks for reading.. :)