Chapter 6

The First Autumn

 

Junhee’s POV

Aku terbangun dengan kepala sedikit pusing. Aaahhh ini pasti karena kurang tidur erangku. Hampir semalaman aku terjaga dan baru bisa tidur beberapa jam terakhir. Aku menghembuskan napas panjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi aku berjalan menuju kamar mengepak barangku, dalam perjalanan menuju kamar aku bertemu Suho dan aku baru sadar kalau aku sedang tidak dirumah. Aku mendesah dan meninggalkannya. Selesai mengepak barang ajuma menyuruhku makan dan aku pun pergi menuju ruang makan. Aku baru makan beberapa sendok dan Suho datang. Tak ada suara, hanya terdengar bunyi dentingan jam dan alat makan yang beradu. Selesai makan aku meninggalkan Suho tanpa berkata apa-apa. Aku mengambil barangku dan pamit pada ajuma, “Ajuma terimakasih sudah diperbolehkan menginap dan maaf merepotkan,” dan aku pergi dengan Suho yang sudah jalan terlebih dahulu.

Tak lama kemudian bis datang, aku berjalan di belakang Suho. Ternyata bis penuh sesak. Yah, ini hari libur mungkin mereka ingin pergi ke Lotte World, Gangnam atau yang lain batinku. Dan, jika bukan karena ajuma yang meminta aku tidak akan pulang dengan Suho. Tiba-tiba seseorang memegang tanganku dengan cukup kencang. Aku kaget dan menghadap ke belakang. Aku melihat tiga pria asing menatapku tajam, salah satu dari mereka yang memegang tanganku. Aku berusaha melepaskan tanganku tapi tak cukup kuat. Kemudian orang yang memegang tanganku membisikkan sesuatu padaku. Tubuhku langsung bergetar seperti terkena sengatan listrik dan aku memegang lengan Suho dengan erat sampai-sampai tanganku bergetar. Aku pun mendekat pada Suho dengan kepala menunduk tak berani melihat sekeliling. Akhirnya bis berhenti, Suho turun dan aku masih memegang lengannya dengan erat. Ketika bis telah berlalu Suho melepas tanganku dengan hati-hati. Angin sepoi menerpa rambutku, mataku mulai memanas dan air mata mulai menggenang mengingat kejadian tadi.

“Jun-ah, Kau kenapa?” Tanya Suho. Aku ingin menjawab tapi bibirku serasa membeku, menolak bergerak untuk berbicara. Air mata mulai membasahi pipiku, aku mulai menangis sesenggukkan dan Suho menarikku mendekat padanya dan memelukku. “Maafkan aku, aku tak bermaksud begitu,” Tidak-tidak bukan itu, bukan karena kau, bukan karena itu aku berteriak dalam hati. Tangisanku menjadi semakin histeris dan air mata mengalir begitu deras. Setelah sekian lama dan tangisanku mulai mereda Suho mengendorkan pelukkannya, “Tunggu disini aku akan membeli minum untukmu,” Lanjutnya. Aku menahannya, memegang tangannya dan menggeleng. “Kau mau ikut? Baiklah,” Katanya lagi dan menarikku ke toko kecil di seberang jalan tanpa menunggu jawabanku. Aku menunggunya dengan duduk di kursi kecil yang ada di depan toko, mataku masih sembab. Pintu toko terbuka dan Suho duduk disebelahku menyododrkan minuman padaku dan aku meminumnya sedikit. Perasaanku mulai terasa membaik. Tidak bukan membaik, hanya saja aku mulai menyesuaikan diri dengan apa yang ku dengar.

“Sekarang hari liburkan? Sebagai permintaan maafku..” Kata Suho memecah keheningan dan berdiri, “Kau mau main? Bagaimana kalau ke Myeongdong?” Lanjut Suho.

Aku mengangkat sebelah alis ku heran, “Benarkah? Setauku itu tempat belanja. Kau mau belanja?” Aku balik bertanya dengan suara yang masih serak.

“Ya! Kau baru disini dan kau belum melihatnya secara langsung. Mungkin.” Jawabnya dan menarik tanganku agar mengikutinya. Kami pergi ke sana dengan berjalan. Selama perjalanan kami mengobrol banyak, apapun. Suho siang ini sangat berbeda dengan suho pagi tadi.

“Tadaa..!! Kita sampai,” Kata Suho sambil merentangkan kedua tangannya.

Aku menepis salah satu tangannya yang menghalangiku dan berjalan maju mendahuluinya “Ya Junhee-ah kau mau kemana?” Tanyanya. Kata-katanya hanya terdengar samar, aku terus berjalan tanpa memerhatikan arah melihat Myeongdong yang penuh sesak dengan orang-orang baik dari dalam maupun luar Korea. Mataku tertegun pada sebuah warung kecil. Aku berjalan mendekat, ternyata meskipun warungnya kecil ramai dengan orang yang sedang makan disana. Aku berbalik dan hendak berbicara dengan Suho ketika aku sadar Suho tak ada dibelakangku. Aku kaget. Suho menghilang. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 10: akhirnya sempet jg baca TvT skrg liburan waktunya bc ff sampe puazzz.
Waah, Suho harusnya km nyuruh Junhee bantu2 drpd diajak janjian ama si Kkamjong, hehe.
Btw, tulisannya rapi lho, typo dikit2 no problem

Sekian komen yg gj ini, lanjutkan! *pinjem slogan Pak Sby*
Lsapk97
#2
Chapter 10: yuhuuu akhirnya update. go go go!
careless
#3
Chapter 10: school scedule. thanks for still reading *bighug*
myunglii
#4
Chapter 1: janji? janji apa? aaaaaa
ParkChanRa
#5
baca ceritaku juga ya...
makasih.. ^3^
myunglii
#6
waa sudah update ternyata xD
careless
#7
maaf jarang apdet. thanks for reading.... :DD *bighug*
myunglii
#8
AAAAAAAAAAA suho kemana??
myunglii
#9
baru baca chapter 5 wkwk
itu takut kenapa aaaa lanjutkann
careless
#10
thanks for reading.. :)