Chapter 4

The First Autumn

Junhee's POV

Aku sedang duduk di taman sekolah dengan Eunji juga dengan gitar kesayanganku.  Lalu kami berdua bernyanyi lagu ‘Babo – Juniel’ yang akan dinyanyikan Eunji dan Suho di acara ulang tahun sekolah nanti. “’Baby want your love love you love you I’ll take you in to my mind…..’”

“Junhee-ah ini sudah waktunya latihan, kau mau ikut?” Tanya Eunji setelah kami selesai bernyanyi.

“Kau duluan saja, nanti aku menyusul,” Jawabku.

“Kalau kau mau pulang, beritahu aku oke?” Kata Eunji lagi. Sambil berdiri.

“Baiklah,” Jawabku sambil melambaikan tangan pada Eunji. Eunji juga membalasnya. Lalu Naeun berjalan menjauhiku. Aku terus melihat punggungnya hingga dia sudah tak terlihat.

Aku duduk sendirian sekarang hanya dengan gitarku aku menghirup udara dalam-dalam. Ahhhh segar sekali udaranyaaa. Aku mulai memetik senar gitarku lagi dan mulai bernyanyi lagu ‘IU-Peach’. “Ojjom geuri yeppo babe mworalkka I gibun nol bomyon maeumi joryo-one ppogeunhage” Aku membayangkan, mengingat wajahmu. Kau yang pendiam dan kau yang membuatku penasaran karena sikap diammu itu.

“..Jakku mami gane na jongmal michigenne..” Aku menghembuskan nafas panjang.

‘Guk-ah’ sudah lama aku tak mengucapkan itu. Ingatan tentang semua kejadian tentangmu masih melekat erat diingatanku. Kau tahu? Seminggu sejak kepergianmu aku berdiam diri di rumah. Teman-teman mengajakku bermain tapi aku menolak. Ibu bilang, mungkin kau takkan senang di sana jika kau tahu aku tidak pergi untuk bermain dan justru berdiam diri di rumah berfikir kapan bertemu lagi denganmu. Tenang, aku tetap makan dan menjaga kesehatan seperti yang kau bilang. Kau tak perlu khawatir aku sudah normal kembali sekarang, bermain dengan teman-teman seperti yang kau inginkan.

Setelah beberapa lama duduk sendirian di taman. Aku mengepak gitarku dan melangkah meninggalkan taman menuju gedung basket tempat para murid sedang berlatih. Seperti biasa, aku mengambil tempat di pojok belakang.

Ah itu mereka. Waaaaahhh suara mereka bagus sekali. “Junhee-ah!! aku mencarimu kemana-mana ternyata kau disini,” Kata seseorang menepuk pundakku dengan cukup keras.

Aku memutar kepala, “Ya!! Kai!  Kau mengagetkanku. Kenapa kau mencariku?”

“Aku sendirian. Kau tahukan aku tidak suka sendirian,”  Katanya mengambil tempat duduk di sebelahku sambil menyodorkan minuman padaku.

“Oh Kai, gomawo. Kau selalu tahu apa yang ku inginkan.” Kataku senang. Aku langsung meminumnya sampai habis.

“Kau benar-benar haus huh? Tapi jangan harap aku akan memberikan jatahku untukmu,”

Aku memasang wajah cemberut. “Aku rasa kau memang lebih cantik dengan ekspresi begitu,” Lanjutnya dan mengacak-acak rambutku tanpa merasa bersalah. aku balas menatapnya tajam dan dia hanya tertawa terkekeh.

***

Seminggu persiapan ulang tahun sekolah membuatku merasa lelah. Aku tak sabar menunggu acara. Hari ini aku tidak bisa pulang bersama Eunji karena Eunji ada latihan. Dia akan bernyanyi solo juga berduet. Dia akan berduet tepatnya bersamaaa…. Biar kuingat namanya Sehun? Suhu? Sohu? Ahhh Suho. Ingatanku mudah memudar jika aku lelah.

Aku berjalan menuju halte. Udara malam berhembus ringan menyapu wajahku. Halte sudah sepi ketika aku sampai. Pemandangan Korea di malam hari mengurangi rasa bosanku. Lampu-lampu berwarna-warni menyala tersebar diseluruh tempat . Aku sedang melihat pemandangan  hingga aku melihat ada seseorang datang mendekat. Aku menyipitkan mata untuk mempertajam penglihatan, memastikan siapa yang kulihat. Ah… itu dia Suho, aku melambaikan tangan padanya dengan senyumku yang paling manis. Dia tersenyum lagi. Sadar tak sadar aku menyukai senyumnya, padahal seingatku dia baru dua kali tersenyum padaku. Dia berjalan mendekat dan duduk di sebelahku.

“Oppa kau mau kemana?” tanyaku memulai pembicaraan.

“Oppa?” Tanyanya. Jelas sekali dia meminta kepastian mengapa aku memanggilnya oppa.

Ohh lihat mata bulatnya, lucu sekalii. Aku tersenyum. Matanya tambah melebar melihatku tersenyum dan aku tentu saja tertawa melihat itu. “Ohhh mian. Tidak bolehkah?”

“Tidak. Eh.. terserah”

Belum sempat aku menjelaskan ada bus datang. Suho langsung naik dan aku mengikutinya di belakang. Kami duduk dalam diam. Lama-kelamaan aku mengantuk, mataku memberat, berali-kali aku menguap, berkali-kali juga aku menepuk kepalaku untuk menghilangkan kantuk. Ahh kenapa Suho diam saja? Diammu membuatkku mengantuk. Aku menghadap ke depan. Pikiranku kosong, pandanganku kosong.

 

Suho’s POV

Selesai latihan aku terpaksa harus menyeret kakiku menuju halte.

Saat sedang menuju tempat latihan, aku melihat Junhee sedang duduk sendirian di taman. Aku kaget. Dia sedang bernyanyi. Aku melihatnya duduk termenung. Takut dia menyadari kehadiranku dan aku akan kembali dihujani pertanyaan-pertanyaan atau bahkan kejadian aneh aku memutuskan meninggalkannya menuju ruang latihan.

Aku sedang berlatih di atas panggung ketika aku melihat Junhee datang. Dia tak sendirian. Dia bersama seseorang. Aku rasa kalian sudah cukup dekat.

Mimpi burukkah? Atau mimpi baik? Lagi-lagi aku melihat Junhee sedang duduk di halte. Dia lebih dulu menyadari kehadiranku, bahkan dia melambaikan tangan. Sedetik aku heran dan bingung pada siapa dia melambaikan tangan jadi aku hanya tersenyum padanya.

“Oppa kau mau kemana?” Oppa? Aku kaget. Lagi-lagi dia membuatku merasa aneh.

“Oppa?” Tanyaku mencoba memperjelas. Apakah pendengaranku salah atau otak dia yang salah. Aku menatapnya heran mencari kepastian.

Beberapa lama dia hanya tersenyum. Tentu saja itu membuatku tambah bingung.

“Ohhh mian. Tidak bolehkah?” jawabnya singkat.

Dia hanya menjawab begitu? “Tidak. Eh.. terserah” jawabku pasrah.

Aku masuk ke dalam bis dan dia mengikutiku dari belakang aku duduk disamping jendela, dia juga duduk di sisi lainsebelahku. Lama kami duduk dalam diam. Aku tak berniat memulai pembicaraan. Aku melihatnnya berkali-kali menepuk kepala dan aku hanya mengangkat sebelah alis heran. Aku baru saja merasa tenang hingga dia menepuk pundakku cukup keras. Aku berbalik hendak protes hingga aku tersadar dia tertidur. Tertidur di pundakku. Nafasku tertahan apakah dia benar-benar tidur? Aku menggoyang tubuhnya ringan dan dia tetap diam. Aku mendesah. Aku masih merasa tidak yakin, wajahnya tertutup rambut dan aku menyingkirkan rambut dari wajahnya. Matanya terpejam, dia benar-benar tertidur. Mendadak aku terduduk kaku darah seolah menghilang dari tanganku, tanganku mendingin. Aku menghembus napas hati-hati takut gerakanku membuatnya terbangun. Aku baru sadar bahwa sekian detik aku menahan napas.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 10: akhirnya sempet jg baca TvT skrg liburan waktunya bc ff sampe puazzz.
Waah, Suho harusnya km nyuruh Junhee bantu2 drpd diajak janjian ama si Kkamjong, hehe.
Btw, tulisannya rapi lho, typo dikit2 no problem

Sekian komen yg gj ini, lanjutkan! *pinjem slogan Pak Sby*
Lsapk97
#2
Chapter 10: yuhuuu akhirnya update. go go go!
careless
#3
Chapter 10: school scedule. thanks for still reading *bighug*
myunglii
#4
Chapter 1: janji? janji apa? aaaaaa
ParkChanRa
#5
baca ceritaku juga ya...
makasih.. ^3^
myunglii
#6
waa sudah update ternyata xD
careless
#7
maaf jarang apdet. thanks for reading.... :DD *bighug*
myunglii
#8
AAAAAAAAAAA suho kemana??
myunglii
#9
baru baca chapter 5 wkwk
itu takut kenapa aaaa lanjutkann
careless
#10
thanks for reading.. :)