Chapter 2

Loving You

Pernikahan kedua pangeran pun telah dilaksanakan, semua isi istana merayakan hal itu dengan sangat bahagia. Namun saat Joohyun melihat kea rah Seungwan, sepertinya sang pangeran tidak sebahagia orang-orang yang ada di ruangan itu. Bahkan sampai keduanya tiba di kamar pun, Seungwan masih berdiri hanya menatap Joohyun yang sudah duduk di pinggir ranjang mereka. Melihat bagaimana sikap Seungwan, tanpa terasa hal itu membuat hati Joohyun sedikit bersedih. Ia hanya diam menunggu apa yang akan dilakukan Seungwan padanya. Perlahan Seungwan mendekati Joohyun dan duduk di samping ranjang tersebut.

“Seharusnya sebuah pernikahan menjadi hari yang membahagiakan bagi sepesang suami istri, namun sepertinya hari ini membuat anda menjadi sedih putri Joohyun.” Joohyun hanya terdiam.

“Maafkan akan sikap ku,” Seungwan meninggalkan Joohyun begitu saja yang masih duduk di pinggir ranjang.

 

“Seungwan ah,” Seungwan menoleh ke arah siapa yang datang, ia berdiri dan memberi hormat.

“Ibu,”

“Ini hari pernikahanmu Seungwan, bukan kah seharusnya kau bersama istirmu.” Seungwan hanya diam.

“Kau tahu, aku dan ayahmu menikah tanpa ada rasa cinta sedikit pun?” Seungwan memperhatikan ibunya tidak percaya, karena selama ini yang ia lihat adalah kebalikannya. Bagaimana ayahnya hanya memiliki satu istri dan hanya ibunya.

“Ibu berusaha menerima semuanya walaupun berat hati. Namun apa yang dilakukan ayahmu, membuat hati ibu terbuka, dan mulai mencintainya. Ayahmu adalah lelaki yang baik, aku yakin kau juga begitu Seungwan ah. Ibu tahu, kau masih memikirkan Arin sampai saat ini, namun kau punya tanggung jawab Seungwan, yaitu Joohyun. Kedua orang tuanya mempercayakan anak perempuannya padamu bukan tanpa alasan Wan ah. Karena mereka percaya kau mampu menjaga anak perempuan mereka.”

“Ibu, aku…”

“Kau bisa memulai memperlakukan Joohyun sebagai teman. Kau bisa melakukannya Wan ah?” lama Seungwan diam, dan akhirnya ia mengangguk.

“Kembalilah ke kediaman kalian, bagaimana pun juga Joohyun sekrang adalah istrimu, yang harus kau jaga dan hargai.” Dengan begitu Seungwan berjalan dengan sedikit gontai menuju ke kediaman baru mereka.

 

Ketika Seungwan memasuki kamar, ia melihat Joohyun yang sudah tertidur pulas dengan masih mengenakan pakain pengantinnya. Dengan perlahan Seungwan berusaha membangunkan Joohyun.

“Kau harus mengganti pakaianmu putri. Aku akan memanggilkan pelayan.”

“Tidak perlu pangeran, aku akan mengganti pakaian ku sendiri.” Joohyun bangkit dari kasur dan menuju ruang ganti pakaian mereka.

 

Joohyun membuka matanya, ia mendapati Seungwan tidur di tempat duduk yang berada di kamar mereka.

Apakah aku tidak begitu berharga di matanya?, sampai ia harus tertidur di kursi seperti itu?. Sedangkan kasur ini begitu besar untukku seorang diri. Joohyun menghela nafasnya. Ia bangun dari ranjang itu dan bersiap untuk mandi. Joohyun berjalan perlahan menuju kamar mandinya, ia tidak ingin mengganggu Seungwan yang sepertinya sangat nyenyak, namun  Seungwan terbangun dan mendapati Joohyun yang tanpa sadar memperhatikan dirinya.

“Selamat pagi putri.”

Putri?, aku ini istrinya, bukankah iya seharusnya memanggilku dengan nama, atau panggilan sayang?

“Selamat pagi pangeran Seungwan.” Joohyun pun hanya berlalu begitu saja dari Seungwan, ia sudah terlalu kesal pagi ini jika harus berbasa-basi dengan Seungwan. Melihat reaksi Joohyun Seungwan sadar, ia memperlakukan Joohyun dengan tidak baik.

 

“Sarapan sudah siap pangeran.” Ujar salah satu pelayan.

“Kalian bisa keluar.” Perintah Seungwan.

“Putri Joohyun, mari kita sarapan bersama.” pinta Seungwan, dan Joohyun pun langsung duduk di kursinya yang berhadapan dengan Seungwan.

“Apa anda menyukai sarapannya?”

“Ya, aku menyukai sarapannya, tapi sepertinya suasana sarapanya yang kurang nyaman.”

“Maaf, jika saya membuat anda merasa tidak nyaman.”

“Sampai kapan kita akan seformal ini pangeran?, saya sudah menjadi istri anda.” Joohyun meletakkan sendoknya dan tanpa ragu ia menatap Seungwan.

“Anda telah dinikahkan dengan saya pangeran, bukankah anda seharusnya memperlakukan saya layaknya seorang istri?. Saya telah menutup hati saya untuk siapapun kecuali untuk suami saya, bukankah seharusnya anda melakukan hal yang sama?.” Seungwan masih terdiam.

“Saya tidak pernah memandang pernikahan ini hanya hubungan politik pangeran Seungwan. Pernikahan ini suci di mata saya, tapi sepertinya pandangan kita berbeda.”

“Beri saya sedikit waktu tuan putri.”

“Waktu? Untuk apa? Memikirkan kembali pernikahan ini?,apa yang anda harapkan pangeran Seungwan?.Anda harap saya akan mengerti tentang gadis yang masih memiliki hati anda?”

“Anda benar putri Joohyun. Gadis itu masih memiliki hati ini, sampai kapan pun ia memiliki tempat di hati saya.” Joohyun tersenyum getir.

“Sebaiknya anda mencari gadis itu, bukan menikahi gadis lain.” Joohyun berdiri, tidak menyelesaikan sarapannya. Ia keluar dari kamar yang membuat dadanya sesak.

 

“Apa yang kau lakukan Seungwan?” Tanya raja Taeyoen dengan nada kesal.

“Aku tidak pernah mengajarkan mu membuat wanita menangis. Dan kau membuat putri Joohyun menangis di hari pertama pernikahan kalian.”

“Maafkan aku ayah.”

“Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, minta lah maaf kepada istrimu.” Taeyoen membuang pandangannya kesal.

“Kau masih memikirkan gadis itu?” Seungwan hanya menangguk.

“Sampai kapan?” Seungwan hanya diam.

“Apa kau tahu, mengapa mereka hilang begitu saja?”hal itulah yang selama ini disembunyikan dari Seungwan.

“Luka di tubuhmu, panah yang menembus kulitmu dan meninggalkan bekas sampai saat ini, adalah panah keluarga Choi yang berusaha melenyapkanmu dan Seulgi. Namun hanya kau yang berhasil mereka pancing dan mereka celakai.”

“Ayah menghabisi keluarga itu?” Tanya Seungwan dengan dingin.

“Apa kau pikir ayah sekejam itu?” kali ini Taeyoen tidak percaya dengan tuduhan sang pangeran.

“Pejabat Choi harus menerima hukumannya, dan kau tahukan hukuman bagi seorang penghianat?” Seungwan hanya terdiam, ia tahu persis apa hukuman bagi seorang penghianat. Ia hanya terdiam dan keluar dari ruangan sang ayah. Ia berjalan dengan gontai menuju ruang baca pribadinya, ia meminta salah seorang penjaga untuk memanggil Seulgi, karena hanya Seulgi yang tahu akan dirinya.

“Wan ah,” Seulgi melihat Seungwan yang hanya termenung di ruang bacanya.

“Seulgi ah, keluarga itu, mereka lah yang mencoba mencelakai ku.” Seulgi tidak mengatakan apapun.

“Mereka yang melakukannya Seulgi, dan kau tahukan hukumannya?”

“Wan ah.”

“Sekarang apa yang harus aku lakukan Seulgi?, apakah ini saat nya untukku melepaskannya? Aku tidak siap Seulgi.”

“Kau harus mencobanya Wan ah, ada seseorang yang harus kau jaga hatinya, dan itu bukan Arin.” Seungwan hanya diam.

 

“Minumlah, minuman ini dapat membuat dapat membantu anda beristirahat dengan nyaman.” Joohyun meletakkan teh yang sering membantunya beristirahat dengan baik.

“Mengenai perbincangan kita di pagi tadi.”

“Saya mengerti putri Joohyun. Saya lah yang salah.” Seungwan meraih tangan Joohyun.

“Maafkan saya putri Joohyun, mau kah anda membantu ku untuk untuk menjalani pernikahan ini?”

“Anda bisa memulainya dengan memanggil namaku tanpa gelar di depannya?”

“Joohyun ah.” Ujar Seungwan lembut dan membuat Joohyun tersenyum. Mungkin ini adalah langkah awal yang baik bagi hubungan mereka pikir Joohyun.

 

Joohyun membuka matanya perlahan dan seyumannya terkembang melihat Seungwan berada di sampingnya pagi ini. Lelaki itu tidak tidur di kursi lagi, ia sudah tidur satu ranjang dengan Joohyun. Dan hal itu tidak di sia-siakan oleh Jooyun untuk melihat wajah tampan Seungwan.

Kau sangat tampan Seungwan ah, sepertinya perjalanan ini masih sangat panjang Wan ah. Aku tidak akan melepas tanganmu begitu saja, mari kita jalani ini bersama Wan ah.

Joohyun rasanya tidak ingin bangun dari ranjangnya, perlahan dia raih tangan Seungwan dan meletakkan nya di pipi Joohyun. Hal itu membuat Seungwan terbangun, namun ia tidak menarik tangannya dari Joohyun, ia hanya tersenyum dan menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya.

“Kau sangat cantik Joohyun ah.” Joohyun pun tersipu malu dengan pujian seperti itu.

“Aku boleh memanggilmu dengan Seungwan saja?”

“Tentu saja Joohyun ah.” Joohyun merasa sangat senang sekali, ia tak berhenti tersenyum sambil memandangi Seungwan. Melihat itu, Seungwan pun merasa lega, bagaimanapun ia harus membuka hatinya perlahan untuk wanita yang berada di hadapannya saat ini.

“Apa yang akan kau lakukan hari ini?”

“Mungkin aku akan berlatih hari ini,”

“Bolehkah aku melihat mu berlatih?”

“Kau yakin?”

“Ya, aku sangat ingin melihatnya.”

“Baiklah, sebaiknya kita bersiap-siap sekarang. Jika kau menatap ku seperti itu terus, aku akan terlambat nanti.” Joohyun tersipu malu, ia langsung bangkit dari ranjang mereka dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai.... Sudah lama aku ngak up story.. semoga cerita kali ini dapat menghibur ya

Comments

You must be logged in to comment
_SWenRene
#1
Chapter 9: Hahaha I knew it. This gonna happen. Taeyeon terminated seungwan for sure
Favebolous #2
Chapter 8: Hah? Hah? Wah plot twist
_SWenRene
#3
Chapter 8: Ini apaan sii. Plot twist
ssh2129
#4
Chapter 8: Plot twist...
Favebolous #5
Chapter 7: Makin seruujj
yudaengdaeng_
#6
Chapter 7: siapa mahu dia mati 😭 dan mengapa joohyun berdiam diri PLSSSZ kesian seungwan 🥺
Favebolous #7
Chapter 4: Anjay dedek Minjeong
wandeer
#8
Chapter 4: Ada minjeong nih, my double w 😆
Favebolous #9
Chapter 3: Asik,makin lovely dovwu
_SWenRene
#10
Chapter 2: Yess new story. Makasihh ya