Chapter 7

This Love

Ayo Wendy, kita buat kejutan untuk mom dan dad. Kita jemput mereka ke bandara.” Wendy mengangguk setuju, dan kedua gadis itu masuk ke dalam mobil. Mobil hitam itu melaju dengan santai, keduanya tertawa sambil bernyanyi bersama. Lagu yang Wendy ciptakan dan dinyanyikan dengan baik oleh seorang solois ternama. Amanda sangat bahagia dengan apa yang dilakukan oleh adiknya. Ia tahu Wendy sangat menyukai music, dan saat Wendy menunjukkan karya pertamanya pada Amanda ia sangat bangga dengan adik kecilnya itu.

“Oennie awas!!!” teriak Wendy sebelum mobil itu menabrak kuat mobil yang ada di depan mereka.

“Kang Jun, mengapa lama sekali menjemput kami, kami sudah menunggu di sini.”

“Maaf tuan, tapi nona Amanda dan Wendy yang ingin menjemput anda.” Tarikan tangan nyonya Son di jas tuan Son saat melihat berita yang ada di bandara.

“William, lihat berita itu.” Nyonya Son memperhatikan mobil-mobil yang sudah tidak berbentuk karena tabrakan beruntun yang terjadi. Handphone tuan Son berdering sesaat setelah ia memutuskan sambungannya dengan tuan Kang.

“Ya, aku Son Willliam . . . .  baiklah, kami akan segera ke sana.”

“Apa yang terjadi William?”

“Kita harus ke rumah sakit sekarang.”

Suasana rumah sakit sekarang sedang kacau karena tabrakan beruntun itu menyebabkan banyak korban. William mencari keberadaan kedua putrinya, perawat administrasi mengatakan bahwa kedua putri Wiiliam sedang berada di ruang operasi. Kedua orang tua itu segera berlari dan menunggu di depan ruang operasi. Lampu ruang operasi sudah dimatikan, seorang dokter keluar dari ruang operasi. Mereka mengatakan pada William bahwa salah seorang putrinya belum melewati masa krtitsnya dan ia harus dilarikan ke ruang ICU untuk dirawat lebih intensif.

“Wendy ah, bangunlah,” tuan Son memegang pundak Irene.

“Pulanglah Irene, kau harus sekolah dan bekerja.”

“Bagaimana aku bisa melakukannya tuan, sementara Wendy belum sadar.”

“Wendy, biar aku yang menjaganya, kau tak percaya jika aku yang menjaganya Irene?” Irene tidak bisa menjawab dan langsung menuruti permintaan tuan Son untuk kembali ke rumah, meskipun hatinya tidak akan tenang jika tidak bisa menemani Wendy.

“Bagaimana dengan Amanda?” tuan Son terdengar begitu khawatir.

“Tanda-tanda fitalnya belum stabil.” Nyonya Son memeluk suaminya erat. Kedua orang tua itu melihat Wendy yang masih juga belum sadar setelah 2 hari kecelakaan itu terjadi. Sementara Amanda hanya bisa di jenguk sesekali karena ia berada di ruang ICU.

“Oennie, aku ingin tetap berada di sini”.

“Aku rasa, ini waktunya kau harus kembali Wendy, mom dan Dad pasti sedang menunggumu,”

“Aku ingin bersamamu oennie,”

“Irene, bagaimana dengan Irene, kau tidak ingin meninggalkannya kan?” Wendy hanya terdiam.

“Kembali lah Wendy,”

“Irene,” ujar Wendy parau dan perlahan membuka matanya. Irene yang tak melepas tangan Wendy pun terbangun dari mimpi panjangnya.

“Wendy ah, kau sudah sadar.” Wendy melihat ke arah Irene.

“Aku di mana Irene?”

“Kau di rumah sakit Wendy, kau dan nona Amanda mengalami kecelakaan.”

“Di mana oennie Irene?”

“Nona Amanda mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU.”

“Aku ingin melihatnya ,”

“Tapi kau belum pulih betul Wendy,”

“Aku ingin menemuinya, aku mohon.” Mohon Wendy pada Irene, yang membuat hati Irene merasa sangat sedih melihat kondisi Wendy yang seperti itu.

“Baiklah, aku akan panggilkan dokter untukmu,” Tak lama, Irene, kedua orang tua Wendy dan seorang dokter masuk ke kamar rawat Wendy. Kedua orang tuanya sangat bersyukur Wendy telah sadar dan kondisi fitalnya cukup stabil. Dokter membolehkan Irene dan Wendy masuk ke ruang ICU melihat kondisi Amanda.

“Oennie, ini aku Wendy.” Wendy mengecup tangan kakaknya.

“Oennie bangunlah, mengapa oennie masih saja menutup mata. Apa kau tidak ingin melihat adikmu ini oennie?” Wendy dengan sedikit frustasi mulai menangis di samping Amanda.

“Irene, mengapa oennie belum juga bangun?, apakah oennie akan bangun ?” ia melihat Irene dengan tatapan yang begitu sedih, melihat itu membuat Irene tanpa terasa menitik kan air mata.

“Kita harus, keluar Wendy, dokter sebentar lagi akan datang dan memeriksa nona Amanda.”

“Tak bisakah kita di sini lebih lama?”

“Kita harus keluar Wendy.”

“Oennie, aku keluar dulu. Cepatlah bangun oennie.” Irene mendorong kursi roda Wendy, keluar dari ICU itu. Wendy masih saja menangis melihat kondisi Amanda yang tak sadarkan diri.

“Irene, bagaimana jika oennie ku tidak bangun?”

“Jangan bicara seperti itu Wendy, nona Amanda orang yang kuat ia pasti akan bangun.” Wendy meraih tangan Irene, kali ini ia sangat ketakutan, mengingat mimpinya sebelum ia terbangun. Kakak perempuannya itu melambaikan tangan dan menyuruh Wendy berlari ke arah Irene.

Irene membantu Wendy duduk di kasurnya, ia lap wajah Wendy dengan air hangat dan membersihkan beberapa bagian tubuh lainnya. Wendy hanya diam dan memandang kosong ke arah depan. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja menimpa ia dan oennienya. Wendy harus menjalani terapi karena tubuhnya yang hampir 50% tidak bisa digerakkan.

“Ini ayo makan,” Wendy membuka mulutnya, dan menerima apa saja yang diberikan Irene padanya.

“Dad, mengapa kau menundukkan wajah seperti itu?”

“Wendy, Amanda, dia …”

“No..”

“Wendy,” nona Son langsung memeluk anak bungsunya itu. Wendy menangis sejadinya, ia tidak bisa membayangkan bagaimana ia bisa hidup tanpa kakaknya.

Mengapa aku harus kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupku, dan kali in untuk selamanya.

Dengan bantuan kursi roda Wendy melihat kakaknya untuk terakhir kali sebelum proses pemakaman berlangsung. Irene menemani Wendy, karena ia tahu Wendy pasti hancur saat ini. Wendy sudah tidak bisa menangis lagi, ia memeluk tubuh dingin Amanda dan mengucapkan selamat tinggal.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nazrif
#1
Chapter 10: Ohhhhh my god that's a beautifull ending i like it , finally they can comeback together , thank you author for make and share the another story about parents line wenrene i really enjoy it fighting and see you next time😍😍😍🥳🥳🥳🧨🧨👏👏👏🎉🎉🎉😍🤧😊😊😄😄💝💙💝💙💝💙🔥🔥🔥💪💪👋👋🙏👍👍
_SWenRene
#2
Yeheyy happy ending for them. This is so well written. Thank you so much for making this story
Dhedhe0788
#3
Hay guys, i hope you enjoy the story
Have a nice day