Amanda dan Wendy memasuki rumah, terlihat ibunya tengah sibuk dengan beberapa tamunya.

“Hai mom,” sapa Amanda dan Wendy secara bersamaan dan mengecup pipi ibunya. Mata Wendy tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Irene yang tertunduk, di hadapan ibunya.

“Amanda, Wendy, ini perkenalkan keluarga Bae, mereka akan tinggal di sini untuk beberapa bulan sampai mereka bisa kembali membayar sewa apartemen mereka. Tuan Bae meninggalkan banyak hutang dan pria itu meninggal karena sakit dan mereka harus membayar biaya rumah sakit dan sewa, tetapi nyonya Bae tidak bisa membayar sewa, jadi ibu rasa akan sangat membantu jika mereka tinggal bersama kita.” Wendy hanya mendengar penjelasan ibunya dengan seksama, tidak ada protes atau apapun.

“Dan nyonya Bae akan menggantikan nyonya Kim yang sudah harus pensiun. Ayo beri salam.” Amanda dan Wendy memberikan salam, dengan membungkukkan tubuh mereka.

“Dan ini Irene, anak perempuan nyonya Bae satu-satunya,”

“Aku dan Irene satu sekolah mom,”

“Baguslah,” senyum nonya Son pada semua orang yang ada di situ.

“Mom, aku ke kamar ya,” ujar Wendy dengan sangat manis kepada ibunya. Irene yang melihat sikap Wendy yang seperti itu tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Tapi Irene yakin Wendy akan menyiksanya setelah ini.

Sarapan pagi sudah tertata dengan rapi di atas meja makan, nyonya Son sangat senang sekali melihat makanan rumahan yang disajikan oleh nyonya Bae.

“Ayo kita makan bersama,” ajak nyonya Son pada Nyonya Bae dan Irene. Namun kedua orang itu menolak dan memilih untuk makan di dapur. Wendy yang melihat itu tidak bisa mencegah keinginan nyonya Bae dan Irene. Mereka hanya menikmati makanan yang sangat lezat itu.

“Mom, itu artinya nyonya Bae akan melayani semua kebutuhan rumah ini?”

“Kenapa Wendy, apa kau keberatan?”

“Tidak, aku hanya bertanya.”

Wendy memasuki kelasnya dengan lesu, ia sangat lelah mengerjakan beberapa tugasnya. Ia tidak ingin lagi mengganggu Irene, karena kondisi keluarganya saat ini. Wendy bukanlah seseorang yang kejam, hanya saja sedikit tidak perduli. Tidak perduli tidak menjadikan seseorang benar-benar kejam bukan?. Wendy meletakkan kepalanya di atas meja dan tertidur sebentar karena ia bergadang semalaman. Sementara itu, Irene memperhatiakn Wendy yang tertidur dari kursinya. Irene ingat kalau kemaren malam Wendy sama sekali tidak keluar dari kamarnya.

“Pagi Irene,”

“Hai Seul,” sambil tersenyum pada Seulgi, Irene langsung mengeluarkan beberapa bukunya dan bersiap untuk belajar.

Wendy makan siang seorang diri, karena ia tidak memiliki banyak teman yang dekat dengannya. Jadi untuk hari ini, ia memutuskan untuk makan seorang diri di taman belakang sekolahnya sambil membaca novel yang tidak sempat ia baca kemaren malam. Amanda yang membelikan untuk Wendy. Ia sangat menikmati waktu sendirinya itu, sampai seseorang datang dan merusak mood nya.

“Hai Wen, mau jalan denganku tidak nanti malam?”

“Tidak tertarik, pergilah, kau benar-benar merusak moodku.” Gadis berkacamata itu sangat kecewa, lama ia menunduk dan menghapus air matanya dan pergi dari Wendy. Gadis itu segera menutup novelnya karena ia sudah kehilangan mood untuk membaca, ia habiskan makanannya dan langsung menuju kelas.

“Sepertinya Wendy tidak lagi mengganggumu”

“Bukankah itu hal yang bagus Seul?, aku sangat lelah jika ia terus-terusan menggangguku.” Ujar Irene sambil menyesap minumannya, dan tanpa sengaja, ia melihat Wendy meletakkan nampan makanan di kantin dan pergi begitu saja tanpa menghiraukannya.

Seharusnya aku bersyukur ia tidak mengganggu ku lagi, tapi mengapa rasanya ada sesuatu yang kurang dari hari ku? Irene menghela nafasnya dan melanjutkan makan siangnya dengan Seulgi.