Dreams Come True

My Ice Prince(ss)
Please Subscribe to read the full chapter

Yerin baru saja membuka pintu mobil SinB ketika ia dikejutkan dengan penampakan sebuket bunga yang tengah dipegang SinB. Gadis itu masih menampilkan wajah datarnya, namun Yerin tetap dapat melihat rona kemerahan di pipinya. Dia tidak mengatakan apapun, melainkan menunggu SinB berbicara.

"U-Untukmu." kata SinB, wajah berpaling ke arah lain. Rona kemerahan di pipinya semakin tampak jelas.

"Untukku? Apa ada sesuatu yang spesial hari ini?"

Meskipun banyak sekali pertanyaan yang masuk kedalam otaknya sekarang ini, Yerin berusaha bersikap senormal mungkin. Tidak, sebenarnya Yerin mencoba bersikap anggun. Dia tidak ingin letupan kembang api di dalam hatinya ia tunjukkan. Yeah, meski rasanya sangat sulit. Yerin sungguh ingin berteriak karena SinB memberinya bunga. Dia merasa senang bukan main. Bukankah itu romantis? Yerin suka sesuatu yang romantis.

SinB berdeham. "T-Tidak ada apa-apa. Aku hanya melihatnya saat akan kemari. I-itu terlihat cantik. K-Kupikir kau akan menyukainya."

Yerin menerima buket bunga tersebut dari tangan SinB. Senyumnya merekah lebar dalam hitungan detik. Dia menghirup aroma bunga segar tersebut, kemudian memeluknya.

"Gomawo, SinB-ya. Aku sangat menyukainya."

Dapat Yerin lihat ujung bibir SinB terangkat. Dia tersenyum, walau sangat tipis. Sesuatu yang begitu langka. Yerin sampai meragukan penglihatannya sendiri. Benarkah si muka tembok itu tersenyum sekarang?

"Kalau begitu, p-pakai sabuk pengamanmu. Kita berangkat sekarang."

Mengangguk riang, Yerin mulai menarik sabuk pengaman dan memakainya. Tidak lupa ia terus mendekap bunga pemberian SinB, sesekali menghirup aromanya. Wangi dan segar, seperti baru saja dipetik.

SinB mulai melajukan mobilnya keluar dari tempat parkir apartemen Yerin. Keduanya sepakat untuk berkencan hari ini. Yerin sudah mempersiapkan rencana kencan mereka, tetapi SinB berkata dia yang akan mengatur tempat kencan mereka. Menjadi kekasih yang pengertian, tentu Yerin membiarkan SinB melakukannya. Lagipula, ini adalah kali pertama gadis Hwang berinisiatif dalam mengatur kencan mereka. Yerin berpikir, mungkin dari sini, hubungan mereka akan naik ke babak yang lebih baik.

Hari itu rupanya menjadi hari terbaik Yerin. SinB benar-benar memperlakukannya seperti seorang princess. Dia membawanya berkeliling taman bermain. Mencicip aneka street food. Membelikannya beberapa aksesoris. Dan yang paling utama, SinB terus menggenggam tangannya penuh protektif selama mereka berkeliling.

Bagaimana Yerin tidak meleleh karena perlakuan SinB terhadapnya?

Lalu, ketika hari beranjak petang, SinB membawanya makan malam di restoran bintang lima. Mereka menikmati makan malam mewah disana, sesekali mengisi obrolan ringan ditengah-tengah. Ketika makan malam selesai, SinB tidak mengakhirinya begitu saja. Dia mengajak Yerin ke taman sungai Han. Berjalan-jalan santai disekitar tempat tersebut.

Langkah Yerin terhenti ketika merasakan SinB berhenti berjalan. Mereka saling berpandangan.

"Yerin-ah," panggil gadis itu lembut.

"Hm?"

"Aku mungkin jarang mengatakan ini, bahkan mungkin tidak pernah,"

Yerin tetap diam, menunggu SinB melanjutkan ucapannya.

"Aku hanya ingin kau tahu bahwa... bahwa aku sangat menyayangimu."

Senyum Yerin merekah tanpa bisa dibendung lagi.

"Aku juga menyayangimu, SinB-ya. Lebih dari yang kau kira."

Gadis bersurai pendek membalas senyuman Yerin. Tanpa aba-aba, dia menangkup pipi Yerin, kemudian menyatukan bibir mereka. Yerin cukup tersentak di awal, tetapi mulai rileks setelah beberapa saat. Matanya terpejam ketika bibir SinB mulai bergerak. Dia membalas ciuman SinB yang begitu lembut dan penuh perasaan. Itu tidak lama hinggaㅡ









 

KRIIIIIIIING KRIIIIIIIING~

















 

Yerin mengerang. Dengan mata yang masih tertutup mencoba mematikan alarm di meja nakas. Membutuhkan beberapa kali percobaan hingga ia berhasil mematikan alarm tersebut. Yerin mengembuskan napas kasar, masih dengan mata terpejam.

Setelah beberapa saat, kedua mata Yerin mulai terbuka. Dia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos. Lagi, embusan napas kasar keluar.

"Hanya mimpi." gumamnya sedih.

Lagipula, itu terasa sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Dear98 #1
Chapter 11: Lanjut pliss 😭😭
Yerintopic #2
Chapter 11: Aaa udah lama ga update
Yerintopic #3
Chapter 10: Lanjut dong
Incarnadinejourney
#4
Chapter 10: Ini beneran bukan mimpi lagi kan?
Bscanez__
#5
Chapter 1: Sinb terlalu ga peduli knpa bisa jadian
JNhyungie #6
Chapter 9: sinb lagi global warming deh kayaknya
avicennialba
#7
Chapter 9: Huooooo, senpai updateee. Notice me senpai!
Incarnadinejourney
#8
Chapter 9: Turunin harga dirimu SinB, senin baru naikin lagi harganya hehe.
JNhyungie #9
Chapter 8: kkkkk sinb cepetan cair es nya dong lucu
thanks ffor the update min <3