Cinta 1,5 m

QUARANTINE - Indonesian Version
Please Subscribe to read the full chapter

Tiga hari telah berlalu, Chaeyeon dan Sakura menggarap rutinitas baru mereka. Kedua gadis itu akan melakukan senam pagi bersama setelah memenuhi kewajiban pelaporan karantina masing-masing. Kemudian, (biasanya) Chaeyeon akan kembali ke apartemennya untuk memasak sementara Sakura kembali bekerja. Mereka akan makan dua kali secara bersama-sama di tempat yang terpisah. Terkadang mereka akan menonton film dokumenter Netflix yang sama atau video YouTube sambil bertemu melalui Zoom saat makan (dan saling mengirim pesan teks untuk berkomentar secara live).

Sebagian besar bahan makanan yang dibawakan ibunnya telah Sakura kirimkan kepada Chaeyeon dan dia akan menyulapnya menjadi masakan yang sangat lezat. Mereka berdua juga tidak akan melewatkan obrolan malam di telepon sampai salah satu dari mereka harus berhenti untuk tidur.

Hari itu adalah karantina terakhir bagi Chaeyeon. Sebelum rutinitas pagi mereka dimulai, Sakura mengirimi Chaeyeon sebuah USB yang berisi video demo memasak di lantai atap yang telah dieditnya. Chaeyeon melakukan lebih banyak improvisasi langkah dansa untuk menunjukkan rasa terima kasihnya pada sang fotojurnalis yang ada di balkon.

Setelah menerbangkan Kurikindi untuk "pengisian bahan bakar" ke lantai atap, Sakura mengetik,

- Tidak perlu berterima kasih padaku, Chaeyeon. Ini adalah kolaborasi. Aku akan melaporkan video ini setelah terunggah ke YouTube.

 

Hari ini, mereka memutuskan untuk membuat "kencan makan siang" yang terlambat di atap / balkon mereka masing-masing menggunakan FaceTime untuk merayakan "rilis perdana" Chaeyeon besok.

Ketika Chaeyeon hendak merekatkan kotak makanan baru ke punggung Kurikindi, dia menemukan botol plastik 350ml berisi cairan berwarna ungu tua.

"Wow, aku tidak pernah minum wine saat makan siang," Chaeyeon terkekeh saat dia menyalakan Facetime.

Sakura mengangkat gelasnya, "Ini hampir jam empat sore. Aku tidak bisa minum satu botol sendiri. Ayo temani aku merayakan ini!"

"Baiklah," Chaeyeon mengangkat botol plastik itu, "cheers."

Sakura berhenti sejenak, "untuk persahabatan kita."

"Semoga videoku dan artikel featuremu sukses besar," Chaeyeon tersenyum dan menyesap anggurnya. Sakura mengangkat gelasnya dan meneguk setengah isinya; dia sangat membutuhkan alkohol sore itu.

"Kamu baik-baik saja? Kamu tidak terlihat sehat," Chaeyeon tidak pernah melihat Sakura minum, dan entah bagaimana sang penari itu dapat menyadari Sakura terhuyung-huyung di balkon dari kejauhan.

"Aku baik-baik saja," Sakura mencoba mengubah topik, "Chaeyeon, apa yang akan kamu lakukan pertama kali setelah kamu bebas dari karantina?"

"Hm..." Chaeyeon mengerutkan bibirnya, "Aku akan pergi ke klinik dan melakukan tes terakhir, lalu aku akan kembali ke studio dan untuk bersih-bersih dan sterilisasi."

Hati Sakura berdebar-debar saat melihat bibir itu, "Kamu rajin banget, yah."

"Kalau kamu?"

Aku? "Hm..." Sakura pura-pura berpikir. Jika memungkinkan, dia sangat ingin pergi ke Sungai Hangang dan berteriak sekuat tenaga, sekarang juga. Selama tiga hari terakhir, dia mengira Chaeyeon telah mengirimkan—atau Sakura yang telah menerima—terlalu banyak sinyal yang bertentangan dengan hatinya; dia merasa tida dapat menangani itu semua. Sakura membenamkan pikirannya dalam perdebatan dan kebingungan tanpa akhir.

"Belum terpikirkan olehku. Kembali ke kantor, mungkin. Akan ada lebih banyak shooting di studio tetapi belum ada wawancara tatap muka. Saya membaca artikel online bahwa ada seorang mahasiswa China yang pulang dari Amerika menyebarkan virus setidaknya ke 57 orang setelah karantina. Dia menerima tes dan negatif selama 4 kali sampai petugas medis menemukan antibodi di dalam dirinya. Aku tidak yakin apakah artikel itu benar. Tapi, aku masih akan sangat berhati-hati selama dua minggu setelah karantinaku selesai."

"Oh! Kasus seperti itu pasti sangat langka. Aku rasa, kamu harus membiarkan dirimu sedikit rileks, Sakura" Chaeyeon terkekeh, "mengapa tidak coba datang ke studioku dan kamu akan kuajari beberapa gerakan tarian—kita berdua pakai masker masing-masing tentunya, one on one, anggap uji coba gratis di studio. Setelah itu, kita akan makan yukhoe (육회 daging sapi mentah) bersama. Bagaimana?"

One on one ya...? alkohol di dalam sistem Sakura membuatnya tersenyum, "Ah... kamu ingat makanan favoritku."

Chaeyeon terkekeh, "Kamu baru saja memberitahuku kemarin."

Kedua gadis itu terus mengobrol dengan riang hingga senja tiba, dan ponsel mereka kehabisan daya baterai.

"Aku tidak bisa menerbangkan Kuridindi lagi hari ini," Sakura berdiri dengan kaki goyah.

"Hei, Saku-chan, kamu terlihat mabuk," Chaeyeon terlihat khawatir, "kamu baik-baik saja?"

Saku-chan?

Ekspresi Sakura berubah setelah mendengar nama itu. Dia tidak sengaja menendang meja kopi dan ponselnya tergelincir ke lantai, tetapi dia tidak repot-repot membenarkannya. Dari atap, Chaeyeon bisa melihat Sakura mengumpulkan tumpukan piring dan masuk ke dalam kamar apartemen, tanpa pamit.

Ponsel terjatuh dengan kamera menghadap ke bawah. Melihat tidak ada gunanya melanjutkan FaceTime, Chaeyeon mematikan salurannya dan mulai berkemas.

Pada saat Sakura kembali untuk mengambil ponselnya, Chaeyeon telah pergi.

 **************************

Dalam keadaan setengah mabuk dan frustasi, Sakura terdiam.

Beraninya kamu Lee Chaeyeon? Beraninya kau memanggilku dengan nama itu? Apa kau tahu begitulah ayahku memanggilku?

Dan namaku terdengar sangat natural di lidahmu. Sial!

Aku tidak ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
gumgumtara
Hi, this is gumgumtara. It is so nice now QUARANTINE has more than one language version. We will be uploading chapter 1 very soon. Please subscribe to let me know you like this story! Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cathycathy #1
Chapter 7: I like this version so much. Just like the other said, this version gives me different feelings. Thank you for the hardwkork! <3
Pandawa77 #2
Chapter 6: Gemezzz
yeonsaku #3
Chapter 3: Waah it's good. I've read the original version, I enjoyed it very much. I really love it, gumgumtara - nim. But this Indonesian version gives me different feeling, in a good way. Good jod, D00bydab. Cant wait for the next chapter