Gadis Penari di Lantai Atap

QUARANTINE - Indonesian Version
Please Subscribe to read the full chapter

Hari pertama pulang dari New York, kota asalnya, Miyawaki Sakura nyaris tidak mandi dan mengganti pakaianya. Tetapi entah bagaimana, ia berhasil menghabiskan separuh mi gelas instan, lalu berakhir tepar di kasur.

Dia meninggalkan semua barang bawaannya di dekat pintu, tetap tertutup rapat, dan kemudian tidur selama hampir 24 jam.

Mungkin itu merupakan hal yang baik untuk mengawali 14 hari karatina mandiri, terutama kalau benar bahwa tidur adalah bagian dari proses penyembuhan. Kunjungan seminggu ke kota asal untuk meliput komunitas Asia di sana telah menguras tenaga dan emosi sang fotojurnalis tersebut. Akan tetapi, siksaan sebenarnya terjadi selama 14 jam penerbangan menuju ke Korea. Terjebak di kursi kelas ekonomi bersama 200 penumpang lain yang juga pulang dari luar negeri, Sakura mengenakan masker juga kacamata selam dan benar-benar menyegel dirinya di dalam jas hujan. Ia tidak makan, minum, maupun mampir ke kamar kecil. Handsanitizer selalu ia gunakan untuk membasuh tangan seusai menyentuh apapun. Selama perjalanan pulang, keringat membasahi sekujur tubuhnya, ia merasa sangat tidak nyaman. Ya, panggil saja dia pengecut, tetapi kenapa juga Sakura ingin tertular penyakit? Apalagi setelah ia menyaksikan betapa virus ini bisa begitu mematikan. Di samping itu, melindungi diri sendiri merupakan sebuah tugas negara yang diemban tiap orang pada masa pandemi ini.

Bayangan akan kasur di kamar merupakan satu-satunya pengharapan yang mendorongnya untuk tetap bertahan hidup dari perjalanan bak neraka itu. Dan begitulah, Hari pertama dilalui begitu saja dengan terlelap.

Hari ke-2 adalah hari yang teramat sibuk. Sakura harus membongkar barang bawaannya, membersihkan unit apartemennya, memberi kabar pada ibu dan bosnya, dan seterusnya. Ia juga harus menghubungin pihak yang berwajib dan menjelaskan mengapa ia melawatkan laporan Hari pertama karantina yang dilakukannya.

Ibu dari Sakura, yang kini tinggal di New York, membawakan segudang bekal makanan untuk masa karantina sebelum puterinya pulang ke Korea, tetapi makanan tersebut harus didisinfektan terlebih dahulu. Itulah alasan yang membuat Sakura memilih untuk memesan makanan online saja. Sambil menunggu, sang fotojurnalis ini lanjut membersihkan apartemen dan mencuci pakaiannya. Butuh waktu dua jam hingga pesanannya datang. Sakura dengan cepat mengenakan masker dan berlari ke pintu. Namun saat ia membuka pintu, hanya ada tas berisi makanan yang menunggunya di lantai; sang kurir pengantar sudah kabur entah kemana.

Sebuah kejadian yang tak menyenangkan. 

Meskipun demikian, Sakura lanjut makan sebelum kembali pada rutinitasnya. Ia mengedit foto-fotonya serta menulis artikel. Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul lima pagi saat Sakura selesai mengerjakan semua tugas dan mengirimkannya kepada sang atasan. Ia harus menunggu revisi dan saran dari atasannya sebelum bisa mengerjakan tugasnya lebih lanjut.

Sakura merasa lelah, namun tidak mengantuk.

Jetlag...

Tapi kenapa harus gusar? Masih ada waktu 12 hari lagi sebelum ia harus kembali menghadapi dunia ini. Bukankah sekarang waktu yang paling tepat untuk memanjakan diri dengan Netflix dan video game yang dia sukai? Sakura memiliki sebuah mimpi otaku yang diidamkannya sejak kecil: berdiam diri di kamar untuk setahun, tidak beranjak keluar.

Switch pun diraihnya,Animal Crossing yang baru saja diunduh dimainkan. Sakura tenggelam dalam permainan itu dan menjadi lupa waktu. Snek popcorn yang di beli di New York dimakannya. Sesekali dia pergi ke kamar mandi, hanya jika hasrat buang air tidak dapat lagi ditahan. Begitupula dengan istirahat, dia hanya akan tidur jika merasa kelelahan. Seolah masa bodoh di zona waktu mana ia tinggal, Sakura lupa makan dan bahkan lupa mandi selama dua hari penuh.

Ketika bangun pada pukul 6:30 di Hari ke-5, dia bingung apakah waktu menunjukkan 6:30 pagi atau 6:30 malam. Dia merasa tidak enak badan. Telepon genggam yang telah di-charge hampir 48 jam diraihnya, ternyata sekarang adalah 6:30 pagi. Sonta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
gumgumtara
Hi, this is gumgumtara. It is so nice now QUARANTINE has more than one language version. We will be uploading chapter 1 very soon. Please subscribe to let me know you like this story! Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cathycathy #1
Chapter 7: I like this version so much. Just like the other said, this version gives me different feelings. Thank you for the hardwkork! <3
Pandawa77 #2
Chapter 6: Gemezzz
yeonsaku #3
Chapter 3: Waah it's good. I've read the original version, I enjoyed it very much. I really love it, gumgumtara - nim. But this Indonesian version gives me different feeling, in a good way. Good jod, D00bydab. Cant wait for the next chapter