Keping 4

Protect!

Gulir empat roda itu terhenti di depan binar bulat berwarna merah. Kim Won Shik, yang sudah berlalu enam bulan sejak terakhir kali ia menyetir, nyaris membuat Park So Jin mencium dasbor karena pengereman mendadaknya. Namun, untuk kali ini, So Jin telah bosan mengeluh. Jadi, permintaan maaf Won Shik diabaikan begitu saja.

“Setelah berita tentang kencan kita menyebar, nampaknya saya harus membuatkan Anda asuransi tambahan.” Won Shik terkekeh sumbang, masih sambil menunggu pergantian warna lampu lalu lintas. “Maaf, saya selalu menyusahkan Anda, So Jin-seonbaenim.”

“Hei, bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Tetap gunakan banmal  sekalipun kita hanya berdua!” Netra So Jin yang berlapis sunglasses mendelik tajam. Telunjuknya yang terbungkus kuteks pink pun mengacung. “Bagaimana kalau kau keliru berbicara formal padaku saat kita diliput nanti? Apa wartawan-wartawan sialan itu takkan curiga?”

Won Shik mengangguk, “Maaf. Bagaimanapun juga, Anda―”

“Maaf! Maaf! Apa itu saja yang bisa kauucapkan saat bersamaku?” So Jin mendaratkan siku di tepi jendela, untuk bisa menopang kepalanya. Unggul setahun dalam usia membuat ia tidak sungkan membentak pemuda Kim itu. “Sepertinya kau belum mengerti. Aku, Park So Jin dan kau, Ravi Kim, akan dipandang publik sebagai sepasang kekasih mulai hari ini. Anggap saja kita sedang syuting drama, uh? Jadi, jalankan peranmu sebagai pacarku dengan baik!”

Senyum kecut Won Shik menjadi satu-satunya respon atas omelan So Jin.  Ugh, sekadar mengucapkan memang mudah, tapi kenyataannya? Mungkin bagi Park So Jin yang notabene aktris papan atas, hal itu segampang menjentikkan jari. Namun, bagaimana dengan Won Shik yang tak pernah dibekali materi akting semasa training?

Tentu saja sukar.

Menyandang nama panggung “Ravi Kim” yang hanya dikenal sebagai rapper pendatang baru, Won Shik memang tidak pernah diberi kesempatan untuk menyelami dunia seni peran. B-One Entertainment yang menaunginya sengaja mengarahkan fokus Won Shik pada satu jalur terlebih dulu, sampai karirnya melejit nanti. Atau, setidaknya… Hingga berita kencannya dengan Park So Jin menjadi perbincangan panas seantero Korea Selatan.

Seiring dengan popularitas yang merambat naik, tawaran drama pun bukan mustahil.

Lampu sudah berubah hijau saat Won Shik menggaruk tengkuk. Jika bisa memilih, Won Shik juga tidak ingin disorot banyak kamera dengan bantuan So Jin. Mungkin sudah menjadi rahasia umum kalau memasuki derasnya gelombang Hallyu tak hanya memerlukan bakat dan kesempurnaan fisik, namun juga skandal-skandal yang melambungkan nama. Lagipula… Ini bukan pertama kalinya bagi Won Shik untuk “mengandalkan” skandal untuk mempromosikan lagu-lagu terbarunya.

Give Me More yang merupakan single debut Won Shik sebagai Ravi Kim, diwarnai rumor bullying yang dilakukan para bintang senior di B-One Entertainment. Akan tetapi, bukannya simpati publik, yang didapat Won Shik malah julukan “laki-laki lembek” pemberian netizen. Memang tidak sampai membuat Won Shik dikecam luas―toh, video musiknya yang mengusung tema gothic menerima banyak pujian dari luar Korea Selatan―tapi pria gila mana yang senang dikatakan lemah?

Hal itu juga yang mendasari B-One Entertainment untuk menciptakan skandal yang lebih “keren” pada promosi mini album pertama Ravi Kim, Broken. Kali ini, tidak tanggung-tanggung, B-One Entertainment menggaet Nam Woo Hyun. Vokalis utama grup INFINITE yang sedang naik daun itu terpaksa merelakan wajah tampannya terpapar warna keunguan di pipi. Yah, walau sebenarnya… Itu hanya efek lebam yang biasa digunakan saat syuting film action dan dibuat senyata mungkin.

Woo Hyun dan Won Shik adalah teman dekat di belakang layar, namun kini media mengenal mereka sebagai musuh bebuyutan. Semua berkat konflik karangan B-One dan Nara Entertainment selaku agensi yang membesarkan keduanya. Lagi, bukannya popularitas, yang Won Shik terima hanya cibiran. Nama Ravi Kim tak lagi bertitel laki-laki lembek, melainkan pria beremosi labil. Sementara, imej Woo Hyun justru menjadi bersih lantaran diselamatkan embel-embel “korban”.

Dalam hati, Won Shik hanya bisa berharap, semoga saja berita kencannya dengan Park So Jin takkan mendulang kasus serupa. Atau, paling tidak, menjadi skandal terakhir seorang Ravi Kim. Yang seharusnya sejak dulu dikenal karena karya dan prestasi, bukan malah kabar miring yang selama ini menodai citra baiknya.

Akankah bisa?

***

Udara semakin dingin ketika So Jin dan Won Shik menyudahi wawancara di sela-sela syuting drama Severely. Demi meyakinkan publik bahwa mereka benar-benar berpacaran, So Jin meminta Won Shik untuk menungguinya selama syuting. Toh, jadwal Ravi Kim sebagai pengisi acara musik minggu ini hanya satu-dua. Tidak sepadat Park So Jin yang harus melenggang sana-sini untuk stripping dan iklan.

“Aku suka sewaktu kau merangkul pundakku seperti tadi.” So Jin meneguk air mineral yang disediakan kru, sambil menatap Won Shik lekat-lekat. “Nah, karena kau sudah mendalami peranmu dengan baik, setelah ini aku akan menraktirmu makan malam!”

Won Shik tersenyum getir. Meski “makan malam” terdengar seperti inisiatif, namun kenyataannya itu adalah bagian dari skenario rancangan agensi untuk mengukuhkan “kemesraan” mereka. Memancing kamera-kamera usil untuk menyorot Won Shik dan So Jin, lalu menjadikan keduanya sebagai penghias sampul majalah pada keesokan harinya.

Apa pun, demi popularitas.

“Tanganmu sudah membaik?” Won Shik menggamit tapak tangan So Jin yang tak lagi berbalut perban. “Go Ho Jung sialan… Aku harus membuat perhitungan dengannya.”

Netra So Jin sontak berbinar. Dipeluknya lengan kekar Won Shik kuat-kuat, “Kau mau membalaskan dendamku padanya? Oh, benar-benar kemajuan yang luar biasa!”

“Hei, sudah seharusnya laki-laki melindungi wanita ‘kan?” pekik Won Shik sembari menggeliat salah tingkah. Sebab, tautan lengan mereka berhasil menarik perhatian para kru yang berlalu-lalang di sekitar. “Yah… Terlebih, karena kau adalah kekasihku.”

“Ah! Kau sangat romantis!”

Tanpa perlu diberi kode seperti sebelumnya, Won Shik sudah tahu kalau gadis bersurai emas itu sedang melancarkan akting eksklusif yang biasa hanya ia tampilkan di layar lebar. Oh, Park So Jin memang tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani peran!

“Ah, sebentar.” Won Shik undur diri ketika merasakan getaran dari ponselnya. Nama Pyo Ji Hoon, manajernya, tertera besar-besar di layar datar itu. “Halo?”

“Won Shik-ie! Ada kabar baik untukmu!” Suara nyaring Manajer Pyo hampir membuat si rapper nekat melempar ponselnya. Sudah bertahun-tahun terikat kontrak bersama, Won Shik belum juga terbiasa dengan pekikan Pyo Ji Hoon saat kelewat bahagia. “Coba tebak? Produser Yook menawarkanmu peran utama pada web drama terbaru dan aku menyetujuinya! Oh ya, pembacaan naskah perdananya akan diadakan tiga minggu lagi!”

Pemuda bermarga Kim itu mengusap telinganya yang dirasa panas. Huh, kenapa Ji Hoon harus berteriak hanya karena pe―“APA? PERAN UTAMA? TIGA MINGGU LAGI?!”

“Hebat, bukan? Skandalmu kali ini benar-benar dahsyat!”

“Bodoh! Kenapa kau tidak menanyakannya padaku terlebih dulu, hah? Kau ‘kan tahu kalau aku tidak punya pengalaman akting sama sekali!” Won Shik mengumpat usai menepuk dahi, menyesali sikap gegabah sang manajer. “Lalu, apa Presdir Choi sudah tahu hal ini?”

“Hei, omong-omong soal Presdir, aku baru ingat…” Manajer Pyo masih membutuhkan sedikit jeda untuk berpikir. “Dia juga memberimu job duet bersama Byung Joon, kau tahu ‘kan? Leader grup Tw1st yang debut dua tahun lalu? Yah, hitung-hitung sebagai pemulih nama baikmu, B-One dan Nara Entertainment… Tidak apa-apa jika aku menyanggupinya, uh?”

Gemas, Won Shik mengepalkan sebelah tangannya, “Pyo Ji Hoon! Kau itu benar-benar… Ah! Bagaimana aku bisa berlatih akting sekaligus menulis lirik dan membuat video klip? Belum lagi syuting dan promosi, kau mau aku masuk rumah sakit? Hei, seharusnya sebagai manajer kau―”

“Manajer Pyo? Apa benar pacarku mendapat tawaran drama?”

Ponsel Won Shik sekonyong-konyong berpindah dalam genggaman So Jin. Terbayang Ji Hoon mengangguk, “Betul, So Jin-ssi! Jika sedang senggang, bisakah Anda memberinya kursus berakting? Meski daya ingatnya cukup bagus… Anda tahu ‘kan kalau Won Shik kami sangat payah dalam berekspresi dan intonasi dialog? Aku benar-benar berharap dia sukses pada drama perdananya ini, jadi… Tentu saja ada bayarannya!”

Senang lantaran Ji Hoon bisa mengenali suaranya, So Jin pun terkekeh. Dengan gaya centil yang dibuat-buat, ia pun memilin rambut emasnya sebelum kembali berseru, “Oh, tidak usah sungkan! Aku bersedia melakukannya tanpa dibayar sepeser pun!”

“Benarkah? Anda benar-benar murah hati!” seru Ji Hoon.

“Kutunggu kabar selanjutnya, hmm?” Seiring tarikan bibirnya, telunjuk lentik So Jin bersiap menghentikan panggilan. “Oh ya, Manajer Pyo, tidak apa-apa ‘kan kalau Won Shik-mu kupinjam lebih lama lagi? Khusus malam ini, kami ingin menghabiskan waktu berduaaa saja!”

“Baiklah! Pastikan dia aman bersamamu!”

Tak sengaja mendengar salam penutup Ji Hoon, Won Shik mendengus sebal. Bukan rahasia lagi kalau si Pyo-cerewet itu teramat pandai bernegosiasi. Tidak cuma produser acara musik, reality show, Ji Hoon pun sanggup menaklukkan manajer dari aktris selaris Park So Jin. Membuat si manajer mengikhlaskan anak asuhnya dilabeli kepemilikan atas nama Ravi Kim, juga menggugah So Jin untuk mengasah lagi bakat aktingnya di hadapan publik.

Jarak enam tahun usia Won Shik dan Ji Hoon pun tidak berarti banyak. Ji Hoon memang selalu memperlakukan si rapper bak anak kecil, namun tak pernah keberatan bila “bocah” itu menyerukan namanya tanpa embel-embel “hyeong” atau sapaan hormat sejenis, pun menggunakan banmal saat beradu argumen. Sebab, berkebalikan dengan mayoritas penduduk Korea Selatan yang sensitif pada selisih umur, Ji Hoon justru merasa lebih muda kala Won Shik menganggapnya kawan sebaya.

Bukan juga lantaran Won Shik buta kesantunan, tapi lebih sebagai lambang kedekatan. Sebenarnya Ji Hoon pun tahu kalau pelan-pelan kebiasaan buruk ini harus dikurangi, agar tidak dipermasalahkan publik ketika popularitas si jambul ombak melesat nanti. Namun, mengingat media terlanjur mengenal Ravi Kim sebagai figur kasar, mau bagaimana lagi?

“Nah, pacarku, bisakah kau menunggu sebentar lagi?” Cubitan So Jin mendarat pada sepasang pipi Won Shik, sebelum akhirnya bangkit dan pamit. Sambil mengacungkan cetakan skenario berikut ponsel Won Shik yang sengaja tak dikembalikan dari kejauhan, si surai emas mengedipkan sebelah mata. “Tinggal lima adegan dan kita akan bersenang-senang! Bersabarlah!”

Tanpa sadar, Won Shik tersenyum simpul.

Cantik, lincah dan atraktif. Itulah So Jin-nya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ephemeral--
#1
Chapter 5: interesting!!