Prolog

Protect!

Keledai sekalipun tidak ingin jatuh di lubang yang sama.

Rahang Lee Jae Hwan mengeras kala mendapati sebuah nomor tertera di ponselnya. Meski tak terdaftar di kontak, pemuda itu sudah terlanjur mengingat deretan angka serupa. Dan, kabar yang akan ia dengar pastilah sama. Tentang penemuan seorang lagi pendonor tanpa kejelasan asal-usul. Tentang pertaruhan hidup-mati sang adik yang sampai kapan pun takkan pernah diulanginya.

“SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MENGINGINKANNYA!” Jae Hwan memekik, hilang kepedulian pada presensi sejumlah penumpang lain di bus. Sadar telah menjadi sasaran tatap banyak orang, ia pun mengurangi volume suara. “Tolong katakan pada Tuan Lee Jae Bum, berhentilah menjadi pahlawan kesiangan atau… Kami tidak akan menemuinya lagi.”

Panggilan terputus. Dengan mata terpejam, Jae Hwan membentur-benturkan belakang kepalanya pada jok. Benak pemuda bertelinga lancip itu mulai dihantui adegan lampau. Bisa Jae Hwan rasakan lagi betapa kuat Lee Hye Ra mencengkeram lengan kemejanya, tetesan peluh di pelipis sang adik yang tak sanggup ia seka, juga handuk kecil yang berlumur darah.

Oppa… Sakit sekali…”

Selain terus menjaga, apa lagi yang bisa Jae Hwan lakukan?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ephemeral--
#1
Chapter 5: interesting!!