Akhir Semua

Other World
Please Subscribe to read the full chapter

BAB 7. Akhir Semua

        Sunggyu mengendarai mobilnya ke alamat yang di kirimkan oleh Myungsoo. Sungyeol ingin menemui dia dan Woohyun setelah Sunggyu mengatakan ingin bertanya lebih lanjut mengenai portal yang pernah dia bahas. Sungyeol awalnya menolak, mengatakan bahwa apa yang sedang dia tangani adalah rahasia negara. Namun, tentu saja Sunggyu mendesak dan mengatakan bahwa Woohyun temannya mengetahui banyak hal mengenai portal.

        Kini mereka berada di mansion milik Sungyeol. Tak jauh dari kota namun sedikit masuk ke pedesaan. Sungyeol bilang mansion ini milik orang tuanya untuk berlibur.

       Woohyun dan Sungyeol akhirnya bertemu, mereka saling bertatapan dalam diam.

“Jadi, Woohyun ini mengetahui banyak hal tentang portal itu…” ucap Sunggyu ketika mereka telah duduk di ruang tamu. Namun ucapannya di potong oleh Sungyeol.

“Apa kau mengenal Sungjong?” tanya Sungyeol membuat Sunggyu berhenti bicara dan Woohyun membulatkan matanya kaget.

“Bagaimana bisa kau tahu mengenai Sungjong?” tanya Woohyun panik.

Sungyeol tak menjawab, dia berdiri dan meminta Sunggyu dan Woohyun untuk mengikutinya menuju kolam renang di halaman belakang rumahnya. Sungyeol tak memiliki tetangga, dan kolam renangnya memiliki atap sehingga berkesan indoor ketimbang outdoor.

Dan, di sanalah Woohyun melihat Sungjong berada.

“Jong!” teriak Woohyun. Sungjong langsung menoleh dan berenang dengan cepat ke pinggiran kolam di mana Woohyun berada.

“Woohyun! Kau datang! Ayo kita pulang.”

Ucapan Sungjong yang di penuh dengan air mata membuat Woohyun merasa bersalah dan sedih. Woohyun menangkup wajah Sungjong dalam genggamannya dan berucap,”Jangan menangis. Semakin banyak kau mengeluarkan mutiara, semakin cepat kau akan menghilang untuk selamanya.”

“Aku ketakutan…ibumu, ibumu bertengkar besar. Ayahmu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sang Raja marah besar, duyung di usir dari kerajaan, kami terpisah. Aku dan keluargaku, entah bisa bertemu lagi atau tidak.”

Woohyun terdiam. Banyak hal yang masih membuatnya bingung.

“Bagaimana itu bisa terjadi? Apa maksudmu dengan ‘yang sebenarnya terjadi?’”

Sungjong melirik kearah Sunggyu dan Sungyeol seolah-olah meminta mereka untuk pergi. Woohyun menyadari ketidaknyamanan Sungjong.

“Apa dia menyakitimu?” tanya Woohyun mengenai Sungyeol. Sungyeol merasa tersinggung.

“Aku menjaganya, dan memberikannya makanan, tapi dia sendiri yang tak ingin makan!”

Sunggyu menarik tangan Sungyeol untuk menenangkan.

“Mereka tidak terlalu suka makan,” ucap Sunggyu seolah-olah paling mengerti kedua makhluk di hadapan mereka.

Sungjong menggeleng. “Dia tidak menyakitiku, tapi dia manusia, Woohyun. Aku tidak bisa mempercayai mereka.”

“Kau tidak bisa mempercayaiku?” pekik Sungyeol. “Aku bahkan tidak membawamu ke laboratorium, aku membawamu ke rumahku sendiri. Dan kau bilang tidak bisa mempercayaiku?!”

“Berhentilah berteriak!” kesal Woohyun membuat dua manusia itu kaget.

“Kita bisa bicara di dalam air saja, Woohyun.” Ajakan Sungjong tentu saja mendapat penolakan dari Woohyun.

“Aku tak bisa, tubuhku menolak ketika aku menyentuh air.”

Sungjong membelalakkan mata indahnya.

“Apa itu artinya kau tak bisa kembali ke dalam lautan?”

“Entahlah…”

Sungjong kini terisak kembali. “Apa itu artinya tidak ada harapan untuk aku bertemu keluargaku kembali? Apa kau lebih memilih dunia manusia ketimbang lautan?”

“Mengapa kau bertanya seperti ini, Sungjong?”

“Tentu saja aku bertanya! Kau lebih suka menjadi manusia, kan?”

“Tenanglah…” ucap Sunggyu mencoba untuk menenangkan Sungjong yang terlihat begitu marah, namun Sungjong berbalik dan berenang menjauh.

Saat itulah Sungyeol mendapatkan telepon dari Hoya.

“Sungyeol, kau akan berterima kasih kepadaku,” sapa Hoya tanpa basa-basi. “Aku menemukan portal itu, kami sudah mempersiapkan kapal selam dan finder sensor terakurat untuk mendekati batasan itu. Sekarang tinggal persetujuan darimu, apakah kita melanjutkannya sekarang? Kesuksesan sudah di depan mata.”

Sungyeol terdiam. Matanya menatap lekat kearah dua makhluk dari dunia berbeda itu. Sunggyu yang sedang berargumen dengan Woohyun dan Sungjong yang berenang mengelilingi kolam dan memercikkan air kesana-kemari. Sungyeol tak bisa memutuskan. Karirnya atau, kelanjutan hidup dua makhluk di hadapannya.

***

“Woohyun! Kau tak bisa masuk ke dalam air, ingat bagaimana kau tak bisa bernapas? Bahkan daunmu sudah lenyap!” teriak Sunggyu. Mendengar ucapan Sunggyu, Sungjong menghentikan gerakannya, justru kini mendekati Woohyun.

“Daunmu lenyap?” tanyanya kepada Woohyun.

Woohyun mengangguk dan Sungjong menggeleng.

“Segeralah masuk ke air!” perintah Sungjong. “Jika daunmu hilang, cepatlah masuk ke air! Kau akan menjadi makhluk air seutuhnya!”

Woohyun tentu saja kaget dengan ucapan temannya itu.

“Bagaimana kau bisa tahu hal itu Jong? Dan begitu yakin? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?”

Sungjong terlihat kesal.

“Masuklah ke air, aku akan menceritakan semua yang kutahu kepadamu!”

Sunggyu menggeleng.

“Tidak, jangan Woohyun.” Tahannya.

“Tidak bisakah kau menceritakan saja langsung Jong? Tanpa perlu aku memasuki air?” kompromi Woohyun di sambut anggukan setuju Sunggyu.

“Aku tidak mempercayai manusia!” teriakan Sungjong berhasil membuat Sunggyu kesal.

“Tapi aku mempercayai Sunggyu melebihi aku mempercayai diriku sendiri. Jadi, kau bisa bercerita kepadaku sekarang.”

Jawaban tegas Woohyun membungkam Sungjong.

***

Cinta adalah perasaan yang sakral, yang bisa membuat sosok yang merasakannya melakukan hal luar biasa. Namun cinta tak pernah mau sederhana. Begitu banyak aral melintang untuk menghalanginya. Entah untuk mengakhiri cinta itu, atau malah untuk memupuknya menjadi semakin berakar.

Yi Won mengenal cinta, ketika dirinya mengenal Haewon sang pangeran kerajaan. Namun, cintanya tak akan pernah bersatu karena takdir telah berkata begitu. Siapa dia yang bisa menentang takdir? Dia hanyalah duyung yang lahir dari telur sosok yang telah menghilang alias mati. Takdir sang pangeran telah tertulis jelas, dia akan menikahi sosok indah nan cantik yang memiliki rahim untuk memiliki keturunan. Rahim dari sosok keturunan Dewi kerajaan langit yang akan di utus ke lautan.

Karena cintanya yang begitu dalam, Yi Won tak bisa membiarkan Haewon menikah dengan sosok lain. Hubungannya dengan Haewon sudah melewati batas. Mereka saling mencinta dan bercinta. Meski begitu, Yi Won tahu dia tak bisa di hamili oleh Haewon. Di keputusasaannya, Haewon menemukan hal mengenai manusia. Yi Won bertanya kepada nenek Hiu yang sudah lebih dulu ada darinya mengenai manusia.

“Apa yang terjadi jika manusia bercinta dengan duyung?” tanya Yi Won saat itu.

Nenek Hiu enggan menjawab, namun Yi Won terus mendesak.

“Begitu dalamnya kah kau mencintai sang pangeran?” tanya Hiu. Yi Won mengangguk. “Aku hanya bisa melihat dirinya, bukan yang lain.”

“Benarkah? Hmm, baiklah jika kau benar-benar yakin. Kau bisa mengandung, jika kau bercinta dengan manusia yang benar-benar mencintaimu juga. Jika tidak, kau tetap tak akan bisa mengandung.”

“Bagaimana caraku agar bisa menembus portal itu?”

“Hmm, entahlah…tidak ada yang pernah menembus portal itu. Bahkan sang Raja sekalipun. Yang bisa hanyalah nyawa yang telah tidak memiliki raga. Konon katanya, jika ada sosok yang benar-benar menginginkanmu untuk berada di sana, barulah kau bisa menembus batasan itu.”

Yi Won tak sepenuhnya mengerti, namun dirinya begitu menginginkan kehidupan sempurna bersama sosok yang dia cintai.

Hingga Yi Won sering mendatangi batas antara dunia manusia dan dunianya. Yi Won sering mengendap-endap ke ruang perjamuan pribadi Sang Raja, mencari tahu bagaimana sang Raja bisa berkomunikasi dengan manusia, hingga Yi Won melihat sang Raja melewati sebuah pintu berwarna hijau pekat yang berada tepat di sudut ruang perjamuan. Ketika Raja memasuki pintu itu, pintu itupun lenyap menjadi dinding ruang perjamuan.

Dengan rasa penasarannya, Yi Won terus menerus mencoba mendekati sang Ratu mengorek informasi namun nihil hingga dia terus menerus mengendap-endap kepada sang Raja hingga akhirnya ketika sang Raja masuk ke pintu itu, sebelum pintu itu benar-benar menghilang, Yi Won berenang cepat agar ikut menghilang. Dan dia berhasil.

Di balik pintu itu terdapat begitu banyak cahaya, begitu terang benderang seperti sebuah lorong dan tidak memiliki air namun Yi Won bisa bernapas dengan baik. Yi Won melihat bagaimana sang Raja berenang ke atas, begitu jauh hingga menemukan lautan seperti di mana dia berada namun juga berbeda di waktu bersamaan. Penghuninya ikan-ikan kecil dengan bentuk yang berbeda namun juga ada yang sama dengan dunianya. Mereka tak berbicara. Yi Won bisa melihat bagaimana sang Raja menarik nyawa seorang manusia yang berada jauh di atas mereka, membuat ombak yang sangat besar hingga manusia itu tenggelam dan sang Raja berputar kembali membawa nyawa itu dalam genggamannya. Ketika Raja ingin kembali ke tempat asal mereka, Yi Won melihat seorang nelayan yang selamat dari ombak besar Raja. Pria itu berparas tampan dengan hidung mancung. Antara hidup dan mati di tengah lautan, Yi Won entah mengapa ingin menolongnya. Yi Won membuat angin dan meringankan tubuh pria itu hingga tiba di tepian. Seseorang sudah menunggu sosok itu di sana, seorang wanita dengan paras cantik dan meneduhkan.

Saat itulahh Yi Won mendapatkan ide bagaimana dia bisa menembus batas agar bisa menyentuh manusia secara langsung. 

Pria itu sadar, dan memeluk tubuh wanita itu erat seakan-akan enggan untuk melepasnya lagi. Wanita itu terisak, dan mereka berciuman. Saat itulah Yi Won mengencangkan angin dan memanggil ombak. Ombak yang di atur Yi Won menyeret wanita itu masuk ke dalam lautan. Yi Won ingin mengambil nyawa wanita itu, tapi dia bukan sang Raja. Dia hanyalah duyung, dia tak memiliki kekuatan banyak.

Ketika wanita itu terseret arus, pria itu pun panik. Dia meraung-raung memanggil nama wanita yang kini telah di ikat dengan kekuatan Yi Won di dalam air. Saat itulah sebuah lorong terbentuk lagi. Lorong panjang mendekati pria itu. Lorong panjang yang bisa membawa Yi Won mendekati pria itu. Lorong yang tercipta karena cinta dari pria itu. Yi Won tidak membuang kesempatan itu dan segera menjelma menyerupai wanita itu.

Menjelma menjadi manusia tidaklah mudah. Yi Won merasakan tubuhnya berubah drastis, namun dia perlu bercinta dengan pria ini agar bisa mengandung.

Ketika pria itu pergi ke laut sebagai nelayan, Yi Won kembali ke dunia lautan. Yi Won tak yakin berapa lama dia ada di dunia manusia, dia sepenuhnya tak mengerti yang jelas ketika dia kembali ke dunia lautan, tidak ada yang menyadari kepergiannya. Untungnya ketika dia kembali bertepatan dengan Raja yang lagi-lagi mengambil nyawa dari dunia manusia.

Dan yang membuat Yi Won sangat bahagia adalah dirinya yang berhasil mengandung. Berita itu dia sebarkan ke seluruh penghuni lautan, dia kira tidak ada yang mengetahui kecurangannya kecuali nenek Hiu, tapi ternyata Sungjong tak sengaja melihat semua yang terjadi.

Begitu pula saat Woohyun ingin dilahirkan. Saat itu Haewon dan sang Ratu sedang tidak ada di kerajaan, sang Raja baru kembali entah dari mana. Woohyun sangat sulit untuk di lahirkan di lautan. Yi Won mengerang kesakitan. Tidak ada yang bisa menyakiti makhluk lautan kecuali Sang Raja dan Ratu yang melakukannya. Yi Won segera meminta pertolongan nenek Hiu, dan Sungjong berada di sana.

“Kau tidak bisa melahirkannya di sini” terang nenek Hiu.

“Apa yang harus kulakukan?” tanya Yi Won di balik erangan kesakitannya.

“Kau harus ke dunia manusia.”

“Bagaimana caranya aku kesana? Aku tidak bisa kesana jika tidak melewati portal batas, atau melewati pintu sang Raja.”

Nenek Hiu berenang tenang sambil berucap,”Aku tidak tahu, itu urusanmu. Tapi kau masih mengikat jiwa wanita itu, kau bisa berubah menyerupainya lagi. Dan kini kau telah menjadi Dewi kau bahkan bisa mengambil nyawanya. Kau akan bisa tetap ke dunia manusia jika pria itu masih mencintai wanita it u. Jika kau tidak bergegas, anak itu akan mati di kandunganmu.”

Tentu saja Yi Won tak ingin itu terjadi. Dia sudah susah payah agar bisa mengandung.

“Aku akan menggunakan portal sang Raja,” putusnya dengan tergesa. Hiu mengikutinya dari belakang.

“Bisakah kau membuat Raja membukakan portal itu untukku?”

Hiu menggeleng.

“Aku tidak bisa membantumu.”

“Kumohon, bantulah aku. Aku akan mensejahterakan keturunamu. Aku akan menggantikan tahta sang Ratu nantinya.”

Hiu berpikir sejenak.

“Aku bisa membantumu, tapi itu berarti aku akan mengkhianati Rajaku.”

“Semuanya akan berubah, bahkan sang Raja. Jika tidak sekarang, beberapa waktu ke depan pun akan berubah. Pikirkanlah,” bujuk sang Dewi.

Hiu tetap berenang perlahan. Tak lama akhirnya dia memutuskan,”Berjanjilah kau akan memberikan wilayah khusus untuk keturunanku.”

Sang Dewi mengangguk.

Hiu pun melaksanakan tugasnya. Bagi penghuni lautan, kesejahteraan keturunannya lah yang paling penting, meski harus mengkhianati sang Raja. Hiu terkenal dengan tubuh besar dan sirip yang tajam. Sirip Hiu memiliki racun yang memabukkan bagi sosok yang terkena goresannya saja. Hiu langsung mendekati sang Raja dan membuatnya menjadi linglung. Meski begitu, dia bisa mengikuti keinginan Hiu untuk membuka pintu portal. Ternyata pintu hanya bisa membuka dan menutup jika mendapatkan sentuhan dari sang Raja.

“Cepatlah kembali, racun dari siripku akan segera menyebar dan membuat sang Raja menghilang untuk selamanya. Jika itu terjadi, hanya pangeran lah yang bisa membuka pintu ini,” peringat nenek Hiu.

Yi Won segera berenang tanpa mengiyakan. Dia tak boleh terlambat kembali, jika itu terjadi Pangeran akan mengetahui apa yang sedang dia lakukan.

Yi Won kembali menjelma menjadi jiwa yang telah dia ikat di lautan. Namun dia tidak mengingat dimana rumah wanita itu. Dia harus meminta pertolongan pria yang telah membuatnya mengandung. Tapi tentu saja nihil. Dengan menjelma menjadi sosok wanita itu Yi Won berjalan tertatih-tatih di gelapnya malam dunia. Dia hampir menyerah ketika dia mendapati sebuah rumah yang memiliki cahaya terang. Yi Won menggedor pintu sambil menahan rasa sakit di perutnya. Seorang wanita membukakan pintu untuknya dengan ekspresi kaget.

“Ya ampun! Aku tidak bermimpi, kan?!” teriaknya dengan suara bergetar.

“Tolong aku, perutku begitu sakit,” ucap Yi Won. Wanita itu terlihat begitu bingung namun tetap mempersilahkan Yi Won untuk masuk.

“Kau akan melahirkan? Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya membantu melahirkan. Aku baru memiliki seorang putera selama dua tahun ini…” Keluhan wanita itu terhenti ketika cairan keluar dari bagian bawah tubuh Yi Won.

“Astaga!” paniknya. “Baiklah, tarik napas yang dalam…aku akan membantu sebisaku. Semoga Sunggyu tidak terbangun dan menangis.”

Dengan sebisanya wanita itu membantu Yi Won melahirkan Woohyun. Berbekal pengalaman ketika dia melahirkan dua tahun yang lalu untuk pertama kalinya. Dan untungnya, berhasil. Wanita itu bahkan membersihkan Yi Won dan Woohyun dengan baik.

“Dia anak laki-laki yang tampan,” puji wanita itu sambil menggendong Woohyun untuk di letakkan di sisi Yi Won. “Apakah kau sudah memiliki nama untuk anak ini?”

Yi Won mengangguk.

“Ya, aku akan memberikannya nama Woohyun. Artinya sosok yang akan selalu terlihat mengagumkan.”

Wanita itu tersenyum. “Nama yang indah. Anakku bernama Sunggyu. Kim Sunggyu. Apa marga keluarga kalian?” tanya wanita itu.

“Marga?” tanya Yi Won balik.

“Ya, marga suamimu. Suamiku bermarga kim dan dia selalu sibuk seperti sekarang. Sudah larut tapi belum pulang.”

Yi Won memilih untuk tidak menjawab dan membawa Woohyun kepelukannya.

“Apa, anakku tidak menakutkan?” tanya Yi Won. Wanita itu tertawa menanggapi.

“Tentu saja tidak, dia terlahir tanpa cacat.”

Mendengar itu Yi Won menjadi pucat.

“Oh ya, aku sempat kaget sewaktu melihat kau. Kau benar-benar mirip dengan isteri dari Tuan Nam yang tinggal di ujung desa. Apakah kau adiknya?”

Yi Won memeluk erat Woohyun sambil menggeleng.

“Kukira kau adiknya atau apa. Kalian mirip sekali. Aku sempat berpikir kalau kau adalah hantunya Nyonya Nam. Dia seumuran denganku, tapi jasadnya tak pernah di temukan setelah menghilang berbulan-bulan terbawa ombak.”

Yi Won diam tak menjawab.

Wanita itu beranjak karena mendengar suara anaknya menangis. Wanita itu menggendong anaknya untuk mendekati Yi Won.

“Lihatlah, anakku juga tampan, kan?” tanya wanita itu sambil mendekatkan wajah anaknya ke wajah Woohyun.

“Sunggyu, ayo katakan halo kepada dongsaengmu.”

“Mereka tidak memiliki perbedaan. Tubuh mereka sama,” gumam Yi Won dengan tatapan kosong.

“Tentu saja. Mereka berdua sama-sama tampan. Oiya, dimana rumahmu? Jangan khawatir kau bisa menginap di sini dan suamiku bisa menghubungi keluargamu besok.”

Yi Won hanya mengangguk.

“Baiklah sepertinya kau lelah, berisitirahatlah. Ayo Sunggyu, katakan kepada Woohyun kau akan kembali lagi nanti. Daaah Woohyun…”

Wanita itu meninggalkan Yi Won berdua dengan Woohyun di kamar tamu. Dengan pelukan erat Yi Won berucap pelan,"Kau tak memiliki ekor, kau benar-benar seperti manusia…apa yang harus aku lakukan?”

***

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
alonelover
Makasih buat semua yang betah nungguin chapter demi chapter. Masih setia ngikutin cerita fantasy yang bener-bener banyak ngarangnya. Lol. Yang rajin komen, i love you all!!!


Ketemu lagi di next fanfic!!! ^^

Comments

You must be logged in to comment
KimAnHee #1
Chapter 8: Ciiiiyaaaaaattttt
Aaaaahhhh seneng banget diriku, ketemu lanjutannya disini wkwkwk, langsung baca sampai habis dan ini keren banget, ih gila lah pinter banget buat yg beginian, deskripsinya jg mantav vroh, pemilihan kata yg simpel dan mudah dipahami keren keren keren, ku tunggu karya selanjutnya darimu thor-nim, semangat \^o^/
gari_chan #2
Chapter 8: lalu sungjong bagaimana? rasanya penasaran sama sungjong berharap ketemu sama sungyeol dan beruah jadi manusia kayak woohyun
akitou
#3
Chapter 7: knp end.....????? tidak ada kah squel....???? ini terlalu menyakitkan....
akitou
#4
Chapter 5: sulurnya keluar jd gyu kaget. gyu emang pantas jd emak2
namu_candy #5
Chapter 5: Kyaaaaaaa Sunggyu liat kah?
Aduuh. Gawat! Eh ini yg bottom siapa by the way :-D
akitou
#6
Chapter 4: gyu harus ekstra sabar dengan tingkah woohyun.
namu_candy #7
Chapter 4: Jatuh cintrong yeaps mas ??
meimei2002 #8
Chapter 3: Yashh , mereka ketemu ..
Penasaran woohyun tuh apa sebenrny ?
akitou
#9
Chapter 3: akhirny mereka bertemu...,