Perasaan

Other World
Please Subscribe to read the full chapter

    Cinta tak memiliki batasan – menerpamu layaknya semilir angin, menerjangmu layaknya deruan ombak. 
    Cinta tak memiliki batasan – nyata atau maya, siapa yang bisa menduga?
    Cinta tak memiliki batasan – saling mengisi, memiliki satu tujuan; untuk berbahagia ketika bersama.


BAB 1. PERASAAN
    Musik memekakkan telinga bergema kencang bersamaan dengan tubuh penikmatnya yang meliuk mengikuti hentakan irama. Seorang pria berwajah oriental dengan rambut berwarna hitam pekat melangkah dengan sigap menuju bar. Tubuh tegapnya yang di balut kaos denim dengan celana senada membuat banyak sosok terkesima. Dia tak perduli, melanjutkan langkahnya dan duduk di kursi bar seketika menyapa seseorang yang telah menunggunya di sana.
    “Hei,” sapanya singkat. Sosok yang di sapa mengangguk menampilkan deretan gigi yang rapi lalu tertawa kencang entah mengapa. Dia memang selalu begitu, selalu terlihat bahagia. 
    “Sunggyu hyung!” sapa sosok itu antusias. “Long time no see.”
    Sosok berambut hitam pekat mengangguk, memanggil bartender dengan lambaian singkat lalu memesan Whiskey. Sunggyu lalu menoleh kepada sosok di sampingnya sambil berucap,”Kau terlihat sudah cukup mabuk. Berapa lama kau menungguku, Dongwoo?”
    Sosok yang bernama Dongwoo itu lagi-lagi tertawa, menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil mengulang kata bahwa dia tidak mabuk. Bartender meletakkan minuman yang di pesan Sunggyu di hadapannya lalu tersenyum dan berkata,”Dia sudah hampir 2 jam di sini dan minum sendirian. Kukira dia sedang patah hati, tapi dia tertawa terus-menerus.”
    Sunggyu terkekeh. Bartender melanjutkan pekerjaannya dan Sunggyu mengusak rambut Dongwoo yang usianya berbeda lebih muda 2 tahun darinya itu.
    “Dongwoo, kau seharusnya tidak minum terlalu banyak...”
    “Aku tidak mabuk hyung, aku tidak mabuk...”
    Sunggyu hanya bisa menghela napas dan membiarkan dongsaengnya itu mengoceh berjam-jam ke depan. Sunggyu menanggapi dengan mengangguk dan terkadang merangkulnya. Sosok yang sedang patah hati tidaklah mudah untuk di hibur. Bahkan minuman yang memabukkan pun terkadang gagal untuk mengobati, minuman malah membuat lukamu semakin melebar karena malah membuatmu mengingat hal-hal yang dulu pernah kau lalui bersama sosok yang pernah kau cintai. Dongwoo untuk kesekian kalinya merasakan patah hati. Wanita yang dia cintai selalu mencampakkannya setelah memanfaatkan hal yang ada di diri Dongwoo. Sunggyu tak mengerti, mengapa ada sosok yang terlalu baik seperti Dongwoo. Meski dia tahu bahwa wanita itu hanya ingin memanfaatkannya, namun dia terus menerus berlagak buta dan tuli – tidak bisa mendengar dan melihat hal buruk yang sedang jalang itu rencanakan. Dengan harapan wanita itu bisa berubah, bisa mengenal cinta. Dan kini, Dongwoo-lah yang terisak, mengenang semua hal manis yang telah di lalui bersama. Merasa tersakiti karena terlalu banyak memberi namun tak pernah menerima kembali. Sunggyu sungguh tak mengerti, bagaimana bisa cinta memperbudak sosok pria yang tangguh seperti Dongwoo.
    “Dongwoo, berhentilah mengenal cinta. Cinta hanya membuatmu menderita,” ujar Sunggyu sembari menatap wajah sahabat karibnya yang kini telah tertidur karena mabuk.
***
    “Sunggyu, pemotretanmu akan di mulai 15 menit lagi,” ucap seorang wanita kepada Sunggyu dengan senyuman ramah. Sunggyu mengangguk, dengan segera menutup novel yang dia sedang baca dan mendekati stylishnya untuk melakukan touch up pada make up-nya.
    Menjadi seorang model pria yang sedang naik daun membuat Sunggyu kebanjiran tawaran untuk tampil di halaman pertama majalah terkini. Sunggyu menyukai pekerjaannya. Sedari kecil, dia sangat tertarik dengan kamera. Dia menikmati mengambil potret pemandangan dan alam sekeliling, namun dia lebih menikmati menjadi objek dari sebuah blitz kamera. Terekam selamanya pada sebuah gambar, membawa perasaan puas tersendiri bagi Sunggyu. Ketika dia melihat dirinya di dalam sebuah foto, dia seakan-akan menjadi sosok lain. Sosok yang lebih berani, penuh percaya diri dan lebih mempesona ketimbang sosoknya yang begitu pendiam dan canggung di balik kamera.
    “Okay Sunggyu, rileks – aku akan mulai setelah hitungan ke-3!” teriak photographer ternama Kim Myungsoo.
    Sunggyu pun menatap layar dengan penuh percaya diri, membiarkan kamera merekam setiap ekspresi yang dia ingin tunjukkan, mengabadikannya dengan cahaya demi cahaya yang menusuk ke dua bola mata gelapnya.
***
    Melodi merdu, suara yang indah merasuk ke dalam telingamu...
    Menyentuh sukmamu, membawamu menari bersama melodi-melodi indah itu...
    Menari kesana-kemari, berdansa bersama nada yang tercipta oleh indramu...
    Percikan air, gemuruh indah yang membuatmu bersemangat...
    Lalu, di ujung sana...jauh di antara lorong-lorong gelap, ada sebuah cahaya...
    Terang begitu menusuk hingga kau seolah-olah akan buta karenanya...
    Cahaya itu menarik sosokmu, semakin mendekat...kesebuah tempat yang entah dimana...
    Cahaya itu terus menarikmu, semakin dalam...dan menyergapmu untuk terus masuk...
    Hanya dua pertanyaan, pertanda baikkah? Atau malah pertanda buruk?
    Hanya satu jawabannya, datangilah untuk mendapatkan jawaban itu.

***
    “Aish! Udaranya sungguh tidak bersahabat!” ucap salah satu staff dengan nada yang sangat kesal. Sunggyu mengakui, cuaca yang mendekati musim dingin memang sangat sulit untuk di prediksi. Seperti hari ini, angin kencang telah menerpa. 
    “Kita akan mulai pemotretan setelah makan siang, kau mau aku belikan makanan khusus?” tanya Geonam dengan tatapan khawatir. Sunggyu akhir-akhir ini malas makan, bahkan terkadang sengaja melewatkan makan dengan alasan sibuk. Padahal dia hanya bermain games di handphonenya. Geonam yang bertubuh tinggi dengan kulit kecoklatan itu merasa takut kalau Sunggyu memiliki masalah pribadi dan berakibat pada kesehatannya. Posisinya sebagai manager bisa terancam, dan lagi pula telah menemani sosok pendiam bernama Sunggyu selama hampir 3 tahun sudah cukup membuat Geonam merasa harus melindunginya di luar konteks hubungan manager – artis.
    “Aku tidak lapar,” sahut Sunggyu singkat, tatapannya tak lepas dari deburan ombak laut yang kini menjadi lokasi pemotretan mereka. Jawaban yang sudah di duga oleh Geonam, namun dia tidak akan menyerah agar ada makanan yang masuk ke perut Sunggyu.
    “Oke, tapi aku akan tetap membelikanmu sesuatu. Tunggulah di mobil, atau kalau kau bosan, tunggulah di tenda yang sudah di siapkan oleh staff.”
    Sunggyu hanya menyahut dengan ber-“hmm” singkat, membiarkan Geonam melangkah pergi.
    Meski cuaca sangat berangin dan dingin, entah mengapa Sunggyu merasa terhipnotis dengan deburan ombak yang tercipta karena tamparan angin yang kencang. Sudah lama Sunggyu tidak kembali ke kampung halamannya ini. Jeonju dengan lautannya yang luas. Seakan sebuah takdir, Sunggyu mendapatkan tawaran pemotretan untuk sebuah brand jaket ternama untuk musim dingin. Mereka ingin melakukan konsep pemotretan outdoor dengan lautan menjadi backgroundnya. Sangat jarang orang mau berkunjung ke lautan ketika musim dingin, namun ternyata tidaklah begitu buruk. Sunggyu bisa melihat warna pelangi yang tercipta di antara deburan ombak yang kencang.
    Begitu indah...  Sunggyu jadi teringat masa indah ketika dia kecil dulu. Tiba-tiba Sunggyu memikirkan hal untuk mampir sebentar ke rumahnya. “Mengucapkan sekedar Hai mungkin tidak

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
alonelover
Makasih buat semua yang betah nungguin chapter demi chapter. Masih setia ngikutin cerita fantasy yang bener-bener banyak ngarangnya. Lol. Yang rajin komen, i love you all!!!


Ketemu lagi di next fanfic!!! ^^

Comments

You must be logged in to comment
KimAnHee #1
Chapter 8: Ciiiiyaaaaaattttt
Aaaaahhhh seneng banget diriku, ketemu lanjutannya disini wkwkwk, langsung baca sampai habis dan ini keren banget, ih gila lah pinter banget buat yg beginian, deskripsinya jg mantav vroh, pemilihan kata yg simpel dan mudah dipahami keren keren keren, ku tunggu karya selanjutnya darimu thor-nim, semangat \^o^/
gari_chan #2
Chapter 8: lalu sungjong bagaimana? rasanya penasaran sama sungjong berharap ketemu sama sungyeol dan beruah jadi manusia kayak woohyun
akitou
#3
Chapter 7: knp end.....????? tidak ada kah squel....???? ini terlalu menyakitkan....
akitou
#4
Chapter 5: sulurnya keluar jd gyu kaget. gyu emang pantas jd emak2
namu_candy #5
Chapter 5: Kyaaaaaaa Sunggyu liat kah?
Aduuh. Gawat! Eh ini yg bottom siapa by the way :-D
akitou
#6
Chapter 4: gyu harus ekstra sabar dengan tingkah woohyun.
namu_candy #7
Chapter 4: Jatuh cintrong yeaps mas ??
meimei2002 #8
Chapter 3: Yashh , mereka ketemu ..
Penasaran woohyun tuh apa sebenrny ?
akitou
#9
Chapter 3: akhirny mereka bertemu...,