Hancurnya Portal

Other World
Please Subscribe to read the full chapter

BAB 6. Hancurnya Portal
               Sungyeol dan teamnya baru saja selesai berpindah tenda untuk bermalam. Keadaan lautan Jeonju semakin parah. Setelah insiden kapal tenggelam, perahu nelayan pun banyak menghilang. Tak cukup sampai di situ, lautannya menghasilakan ombak yang begitu besar pula, mengakibatkan rumah-rumah yang berada di sisi lautan ikut terseret air. Wilayah Jeonju menjadi siaga 1 dengan cepat. Lokasi kejadian di tertibkan oleh polisi darat dan laut, bahkan Sungyeol dan teamnya tak bisa mendekat tanpa izin resmi. Tidak ada yang boleh masuk ke wilayah laut itu.
               “Haruskah kita kembali ke markas?” tanya Hoya sambil menyesap cokelat panasnya. Sungyeol dan Hoya masih terjaga, melihat dari kejauhan gemerlap lampu dari mobil polisi yang berpatroli.
               “Kita sudah sejauh ini, tak mungkin mundur,” sahut Sungyeol.
               “Tapi, pihak research juga tidak memberikan tanggapan. Aku tak percaya mereka masih berpegang pada perubahan cuaca.”
               Sungyeol terlihat jengah.
               “Research dan kebodohan mereka. Mengelu-elukan adanya dunia lain tapi saat semua sudah di depan mata, mereka seakan buta.”
               Hoya mengangguk menyetujui. Mereka lama terdiam dalam pikiran masing-masing.
               “Aku akan kembali mencoba memperkuat radar, kurasa portal itu berada di dasar laut. Sedikit lagi akan bertemu titik terang,” ujar Hoya. Sungyeol mengangguk menyetujui. Tak lama kemudian mereka berpisah. Hoya ingin tidur dan Sungyeol ingin mencari udara segar. Hoya menatapnya aneh, siapa yang mencari udara segar di jam 02:00 dini hari? Namun, melihat wajah kusut Sungyeol, Hoya tak banyak berkomentar.
***
               Mata Sunggyu terbelalak kaget melihat apa yang ada di hadapannya sekarang. Woohyun menenggelamkan tubuhnya di dalam air. Bak mandi Sunggyu yang muat untuk dua orang itu, seakan-akan menjadi kolam renang bagi Woohyun yang kini tengah telentang, melayang di dalam bak mandi seakan-akan mati. Bukan hal itu saja yang membuat Sunggyu kaget, Sunggyu kini mengetahui apa maksud dari sulur yang sering Woohyun sebut. Sulur-sulur berwarna hijau berdiameter tak lebih dari 3cm itu terlihat melilit dan bergerak perlahan di sekitar Woohyun. Sunggyu bisa melihat Woohyun membuka matanya, lalu menoleh kearah Sunggyu. Tatapannya terlihat begitu menyedihkan, ada tatapan penuh rasa takut di sana. Sunggyu berjalan mencoba mendekati, untuk melihat lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi. Sunggyu tahu Woohyun bukanlah sosok normal sepertinya, namun ketika melihat sulur-sulur hijau ini lagi dan mengetahui bahwa Woohyun sama sekali tidak mengalami kesulitan bernapas di dalam air cukup membuat Sunggyu benar-benar kaget.
               “Woo...Wooohyun...” panggil Sunggyu dengan suara bergetar. Woohyun berenang menjauhi Sunggyu menuju ke sudut bak mandi. Woohyun melilitkan sulur-sulur ke sekujur tubuhnya seolah-olah dia tak ingin di lihat oleh Sunggyu. Sebelum sulur itu berhasil menutupi seluruh tubuh Woohyun, Sunggyu menarik bagian leher Woohyun dan mendorongnya agar keluar dari dalam air. Woohyun langsung membuka matanya, dan dia merasakan kesulitan untuk bernapas. Sulur-sulur itu bergerak cepat, memanjang dan memendek tanpa arah. Sunggyu panik. Sunggyu akhirnya berinisiatif untuk menarik Woohyun keluar dari bak mandi, menariknya sekuat tenaga.
               Woohyun terlihat begitu lemah, napasnya masih tersengal-sengal. Dia memejamkan matanya.
               “Woohyun, hei. Kau dengar aku?” tanya Sunggyu sambil memeluk tubuh Woohyun yang terasa begitu dingin, berbeda dari tubuh Woohyun biasanya yang selalu hangat meski dia baru selesai mandi.
               Tidak ada jawaban. 
               Sunggyu bisa melihat sulur-sulur itu berangsur menghilang di balik pakaian Woohyun. Napas Woohyun berangsur membaik, namun dia masih memejamkan matanya. Sunggyu tetap memeluknya, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri juga.
               Setelah napasnya kembali beraturan, Woohyun berucap dengan nada lirih,”Daunku, daunku menghilang. Apakah aku juga akan menghilang?”
               Tidak ada jawaban, tidak ada yang bisa menjawab. Sunggyu hanya bisa memeluknya erat.
***

             Tidak ada yang tahu, apa yang terjadi di dunia ini sebenarnya. Begitu banyak hal yang masih menjadi misteri, tak terjawab. Semua ilmuwan berkompetisi untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi sosok yang bisa mengungkapkan rahasia alam dari sang pencipta. Dengan bermodalkan pemikiran rasional, dengan kepercayaan bahwa semua hal di dunia ini bisa di jelaskan dengan kepintaran manusia – terkadang manusia itu sendiri lupa bahwa ada banyak hal yang tidak layak untuk di gali. Banyak hal yang hanya bisa di biarkan menjadi misteri – tak mampu di tangkap oleh rasional sang penguji.

 

 

 

 

 


               Sungjong menyadari bahwa legenda manusia mungkin bukan sekedar legenda. Hal itu mungkin memang benar ada, hanya saja keluarganya selalu menutupi hal itu dari dirinya. Lautan yang menjadi tempat tinggalnya begitu luas, namun mereka saling mengenal. Bahkan nenek Hiu sekalipun. Tapi, ada satu hal yang selalu mengganjal bagi si duyung, sosok Woohyun yang lahir tanpa memiliki ekor. Sungjong masih ingat, bagaimana Woohyun kecil yang begitu rapuh – ibunya sang Dewi kebingungan ketika ingin melahirkan Woohyun.

                Waktu itu, Sang Raja sedang berkunjung ke lautan lain, hanya ada para dayang menemaninya. Sungjong masih muda kala itu, duyung memang selalu terlihat muda. Duyung terlahir bukan dari rahim seperti sang Dewi ketika memiliki Woohyun di perutnya, duyung terlahir dari telur-telur yang di jaga dan di biarkan berkembang di dalam gua-gua di lautan. Ketika Sungjong membuka matanya, dia sudah setinggi 70cm, sudah mengerti dengan lingkungannya dan sudah bisa berenang dengan sendirinya. Duyung tumbuh begitu lambat setelah itu, dan ukuran sekarang adalah ukuran maksimal duyung. Duyung tidak akan menua hingga mereka menghasilkan telur-telur sendiri dan menetaskan anak-anak baru lalu menghilang.
               Berbeda dengan kelompok kerajaan seperti sang Dewi dan Sang Raja. Mereka bertubuh sama seperti duyung, namun mereka berbeda. Sang Raja masih keturunan gurita. Namun dia jauh lebih besar dari pada gurita. Dan sang Dewi, dia memiliki tubuh duyung namun dia selalu berkata bahwa dia bukanlah duyung. Sungjong tak mengerti mengapa dia selalu menolak untuk mengakui bahwa dirinya adalah duyung. Mungkin karena sang Raja tidak boleh menikah dengan keturunan duyung. Duyung di anggap tidak layak untuk menjadi pasangan kerajaan karena mereka terlahir dengan kumpulan-kumpulan telur, bukan menyatu dengan tubuh.
               Hal itu pula yang membawa Sungjong menjadi saksi dari kecurangan yang sang Dewi pernah lakukan. Mungkin karena itu pula kini Sungjong sedang berenang kesana-kemari tanpa arah karena di kejar oleh para pengawal kerajaan.
               “Percuma kau mencoba untuk menghindar, Raja ingin bertemu denganmu,” ucap salah satu penjaga yang menakutkan bagi Sungjong. Bertubuh besar dengan capit besar sebagai pengganti tangannya. Pengawal yang lain pun menyusul.
               “Kami tidak akan menyakitimu jika kau mau mengikuti keinginan kami,” teriak pengawal itu lagi, Sungjong yang kehabisan akal pun menyerah.

                Kerajaan yang menjadi rumah Woohyun selama ini begitu besar, mereka memiliki segalanya di sana. Semua hasil tanaman laut ada di sana. Hingga Nelzi yang menjadi makanan kesukaan Woohyun. 
               Raja menunggu Sungjong. Raja memiliki tubuh yang berotot besar, dengan tentakel gurita sebagai ekornya. Dia terlihat begitu tampan dan bijaksana namun menyimpan berbagai kemuraman di tatapannya. Sang Raja sangat suka mengamuk, dan begitu banyak nyawa yang telah dia renggut untuk memperbaiki emosinya.
               Sungjong menekuk ekornya ketika di hadapan Raja dan menundukkan kepalanya. Namun Sungjong sempat melihat sang Dewi yang berada di sisi singgah sana Raja menatapnya dengan sinis.
               “Sungjong, aku ingin penjelasan darimu,” ucap Raja dengan suara menggelegar. Sungjong langsung bergidik ketakutan. “Bagaimana bisa Woohyun menghilang?! Di hari yang sama dengan kau mengatakan bahwa dia sedang sakit?”
               Sungjong mencoba untuk berpikir. Woohyun dan kebohongannya! Woohyun tak pernah memberitahunya bagaimana menjelaskan kepada keluarganya. Apa yang harus Sungjong katakan? Sungjong kira Woohyun akan kembali ke lautan ketika sudah berhasil melihat apa yang berada di batas sana, tapi ternyata dia malah menghilang tanpa jejak. Apa Woohyun telah mati? Tidak..tidak. tidak mungkin.
               “JAWAB AKU!” gelegar sang Raja. Sungjong terlonjak kaget.
               “Hamba tidak tahu Yang Mulia Raja,” sahut Sungjong dengan suara tenang meski tubuhnya gemetar hebat.
               “Bagaimana mungkin kau tidak tahu? Kau teman dekat Woohyun. Kau seharusnya tahu apa yang sedang dia rencanakan. Woohyun adalah pewaris sah kerajaan ini, bagaimana bisa dia menghilang?!”
               “Hamba sungguh tidak tahu Yang Mulia,” jawab Sungjong masih dengan menunduk. “Hamba hanya mengikuti keinginan sang pangeran Woohyun agar mengatakan kepada Yang Mulia bahwa dia sakit. Bahkan Yang Mulia sendiri melihat saat itu bagaimana keadaan sang pangeran.”
               Raja bergerak mondar-mandir berpikir.
               “Jangan berbohong!” teriak sang Dewi membuat Sungjong mengangkat kepalanya kaget. “Tidak mungkin Woohyun-ku menghilang begitu saja, dia pasti sudah memiliki rencana.”
               “Entahlah Yang Mulia Dewi, jika Yang Mulia begitu yakin, mungkin Yang Mulia jauh lebih tahu apa yang terjadi sebenarnya ketimbang diri hamba,” sahut Sungjong ketus berhasil membungkam sang Dewi dan membuat sang Raja terperangah.
               “Apa maksudmu? Dan mengapa kau berbicara dengan nada seperti itu?” tanya sang Raja. Sungjong hanya diam.
               “Apa kepalamu ingin di penggal atau kau ingin di hancurkan dengan cahaya panas sehingga berani menentang kerajaan?” tanya sang Raja lagi. Sungjong benar-benar ketakutan mendengar ucapan sang Raja yang dia tahu bukan sekedar ancaman belaka.
Untungnya, sang Ratu, ibu dari sang Raja menghampiri mereka.
               “Haewon, kau masih saja mudah tersulut emosi,” ucap sang Ratu tenang kepada sang Raja. Sang Ratu bertubuh kecil, dengan tentakel kecil sebagai ekor. Wajahnya terlihat begitu manis seperti dia beberapa tahun dulu Sungjong lihat. Tidak ada yang menua di lautan ini. Yang ada mereka menghilang ketika waktunya telah tiba. Sang Raja menunduk ketika Sang Ratu menghampiri mereka.
               “Ibu, maafkan aku,” ucap sang Raja. “Aku hanya ingin mengetahui dimana anakku sekarang, aku mengkhawatirkan Woohyun.”
               Sang Ratu mengangguk, lalu berkata,”Tidakkah kau berpikir mungkin memang ini sudah waktunya untuk Woohyun meninggalkan tempat ini?”
               Haewon yang merupakan sang Raja itu mengernyitkan dahinya tak mengerti. Sungjong bisa melihat bagaimana wajah sang Dewi berubah menjadi muram dan panik.
               “Maksud Ibu? Mengapa Woohyun meninggalkan tempat ini? Dia berasal dari sini, dia harus menggantikan posisiku suatu saat nanti. Meski dia berbeda, dia adalah keturunan kerajaan.”
               Mendengar ucapan sang Raja, sang Ratu hanya tersenyum.
               “Hmm, benarkah begitu? Benarkah dia berasal dari sini?” tanya sang Ratu sambil menatap sang Dewi lekat. Sungjong pun sama. Dia masih mengingat dengan jelas apa yang terjadi dahulu, namun tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.
               Sang Raja kebingungan dengan apa yang di katakan oleh ibunya, dia bisa melihat sang ibu pamit untuk pergi bersama Sungjong tanpa mendapatkan informasi apapun tentang anak semata wayangnya.
***

                Woohyun dan Sunggyu kini telah berada kembali di kamar Sunggyu. Cahaya mentari pagi menyeruak masuk di sela tirai kamarnya. Sunggyu kini menatap wajah Woohyun yang terlihat begitu lemah, Sunggyu tidak bisa kembali tidur setelah kejadian di kamar mandi yang dia alami bersama Woohyun. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya, namun yang paling dia benci adalah, dirinya yang tidak bisa berbuat apapun untuk memperbaiki keadaan. Dirinya sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dan bagaimana dia bisa membantu Woohyun.
               Akhirnya Woohyun membuka matanya, sayu dan sendu. Sunggyu menyapanya dengan senyuman.
               “Kau sudah bangun. Mau susu?” tawar Sunggyu sambil menunjuk gelas susu di nakas.
               Woohyun menggeleng.
               Mereka diam dan saling tatap hingga Woohyun berucap,”Apa kau takut padaku, Gyu?”
               Sunggyu mengalihkan tatapannya. Tentu saja dia takut, dia tak menyangka cerita aneh di novel sci-fi, fantasy dan lainnya bisa dia alami seperti sekarang. Semua terasa seperti mimpi. Tapi sosok Woohyun bukanlah fiksi, kan?. Seolah-olah inign meyakinkan dirinya, Sunggyu meraih tangan Woohyun. Tubuhnya terasa begitu dingin, seperti es.
               “Ka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
alonelover
Makasih buat semua yang betah nungguin chapter demi chapter. Masih setia ngikutin cerita fantasy yang bener-bener banyak ngarangnya. Lol. Yang rajin komen, i love you all!!!


Ketemu lagi di next fanfic!!! ^^

Comments

You must be logged in to comment
KimAnHee #1
Chapter 8: Ciiiiyaaaaaattttt
Aaaaahhhh seneng banget diriku, ketemu lanjutannya disini wkwkwk, langsung baca sampai habis dan ini keren banget, ih gila lah pinter banget buat yg beginian, deskripsinya jg mantav vroh, pemilihan kata yg simpel dan mudah dipahami keren keren keren, ku tunggu karya selanjutnya darimu thor-nim, semangat \^o^/
gari_chan #2
Chapter 8: lalu sungjong bagaimana? rasanya penasaran sama sungjong berharap ketemu sama sungyeol dan beruah jadi manusia kayak woohyun
akitou
#3
Chapter 7: knp end.....????? tidak ada kah squel....???? ini terlalu menyakitkan....
akitou
#4
Chapter 5: sulurnya keluar jd gyu kaget. gyu emang pantas jd emak2
namu_candy #5
Chapter 5: Kyaaaaaaa Sunggyu liat kah?
Aduuh. Gawat! Eh ini yg bottom siapa by the way :-D
akitou
#6
Chapter 4: gyu harus ekstra sabar dengan tingkah woohyun.
namu_candy #7
Chapter 4: Jatuh cintrong yeaps mas ??
meimei2002 #8
Chapter 3: Yashh , mereka ketemu ..
Penasaran woohyun tuh apa sebenrny ?
akitou
#9
Chapter 3: akhirny mereka bertemu...,