SEMINGGU KEMUDIAN...

            Seperti hari-hari biasa, Key masuk sekolah. Namun bedanya pada minggu ini mereka sudah sangat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Key merasa bosan mendegar guru matematikanya. Ia bangkit dari tempat duduknya dan segera maju ke depan menghadap ke gurunya ia ingin meminta izin ke toilet. Tapi tujuan utamanya bukanlah toilet tapi sesuatu tempat. Key keluar dari kelas dan langsung berjalan sambil bersiul. Ia jalan dengan sangat santai. Lorong lantai kelasnya tersebut kosong karena masih jam pelajaran. Seperti biasa semua mata para wanita tetap saja tertuju pada Key.

            Key menuju tangga dan melangkah menaikkinya sampai satu lantai lagi. Tibalah dia di rooftop. Tempat yang sangat nyaman untuk bolos. Key membuka pintu. Ia jalan dan merentangkan tangannya menerima semua tiupan angin menerpanya. Sejuk. Key jalan untuk mencari tempat yang pas untuk tidur. Tapi langkah terhenti melihat seseorang yang sedang sangat santai duduk di ujung tembok. Key males untuk bertanya ia tetap melangkahkan kakinya tapi ia tiba-tiba mengenali seseorang tersebut. Ia kembali 5 langkah ke belakang dan menghadap ke arah seseorang tersebut. Seseorang tersebut membelakanginya sehingga seseorang tersebut tidak menyadari keberadaan Key.

            Key sangat tau seseorang tersebut. seseorang tersebut adalah Amber. key tidak ingin mengganggu wanita tersebut. Ia duduk di bangku panjang yang ada di belakangnya. Ia melihat wanita tersebut sangat nyaman. Dan satu detik kemudian, pikir Key kalau Amber itu cantik karena tiupan angin membuat rambut pendeknya tersebut bergerak dan cahaya matahari membantunya membuat tambah cantik. Key hanya memandangnya dan duduk dengan diam. Tapi tak lama Key tertidur di bangku tersebut.

                                                            ***

            Langit yang begitu cerah berwarna biru muda dan tidak begitu banyak awan. Dan matahari yang tidak begitu terik. Sangat sempurna. Amber duduk di sujung tembok sambil menikmati angin sejuk. Karena tidak ada guru yang masuk ke kelasnya ia langsung naik ke rooftop. Amber memasak headset dan hanyut didalamnya.

            Bunyi bel bertanda waktunya istirahat. Amber un sadar kalau ia sudah cukup lama di atasnya. Ia turun dari ujung tembok tersebut. Amber langsung berjalan menuju pintu untuk segera turun untuk makan siang. Tapi ia berhenti, ia kaget melihat Key yang tertidur. Amber mendekat ke Kibum. Amber melihat waja Key. Ia merasa bingung apa yang membuatnya sangat tampan tapi Amber tidak ingin berpikir panjang dan langsung meninggalkan Key yang sedang tertidur.

            Amber segera turun menuju kantin dan langsung memesan makanan. setelah itu ia mencari tempat untuk duduk. Sebenarnya ia ingin ke rooftop lagi tapi karena adanya Key ia jadi malas. Nanti malah jadi gosip . Kan ribet jadinya. Ternyata ada satu tempat. Ia duduk disana. Sendiri. Ia memasang headset. Ia memakainya karena ia ingin mengusir kesendirianya.

            Minggu-minggu ini Amber memang jadi bahan omongan. Ya biasalah cewe-cewek alay yang sangat memuja Key. Bahkan mereka menyebarkan gosip kalau Amber sengaja jatuh di depan Key agar Key menolongnya. Amber tau itu semua tapi ia tidak ambil pusing. Mungkin mereka mneggosipkan Amber secara pelan dan tau kalau Amber memakai headset dan tertidur makanya mereka berani menggosipnya. Biasanya mereka menggosipnya kalau tidak ada Amber di kelas. Mereka juga kadang merasa taku kalau ada Amber. Karena tatapan Amber itu sedikit menakut. Tetapi Amber mendengar mereka dengan sangat jelas. Bahkan Amber sedikit marah kepada mereka tapi ia tidak ingin cari ribut. Maklumkan kalau dikelasnya ini memang hampir semua teman wanitanya merupakan fans dari “Kim Kibum” .

            Bahkan ketua dari perkumpulan pencita Key itu ada dikelasnya makanya banyak anggota clubya datang kekelas Amber hanya sekedar menumpang teriak alay. Tapi karena kejadian Amber, hampir setiap hari mereka datang kelas Amber hanya ingin tau yang mana namanya Amber tersebut.

            Bel pulang sudah berbunyi. Amber segera merapikan mejanya dan segera pulang. Hampir semua temannya tidak tau dimana Amber tinggal dan siapa keluarganya. Mereka juga bingung bagaimana bisa Amber masuk ke sini. Kalau karena beasiswa pastinya Amber akan selalu juara satu dan mengikuti kelas yang khusu diwajibkan bai yang mendapatkan beasiswa. Tapi Amber tidak. Tapi karena Amber dianggap seperti hantu dikelasnya, jadinya mereka tidak ada niat untuk mengetahuinya lebih lanjut hanya rasa penasaran yang sebentar.

            Tepat di depan lobi. Amber berdiri terdiam dan megelaf nafas karena hujan deras. Mungkin dari banyak sisiwa senang karena hujan mereka bisa menghabiskan waktu bercerita atau bermain dengan temannya. Amber membuka r