020

High School Story On
Please Subscribe to read the full chapter

Tidak akan ada yang menyangka bahwa pada akhirnya Nayeon akan bertahan sampai hari kelulusan, ga akan ada yang menyangka juga bahwa Seulgi pada akhirnya akan membiarkan Nayeon sendiri, tak mengganggunya. Bukan menjadi sahabatnya, melainkan hanya teman tegur sapa karena mereka menjadi canggung dan berusaha untuk menghindari satu sama lain setelah malam itu.

Kejadian malam itu menjadi rahasia mereka bersama Suzy, walaupun disetiap kesempatan Jiwon dan Hanbin selalu meminta penjelasan, mereka bungkam. 

Oh ya, Jiwon. Kalian pasti penasaran bagaimana kabar Jiwon setelah kejadian itu kan? Setelah ia memaafkan Jisoo dengan hati lapang, setelah ia rela menempuh jarak untuk menyusul Nayeon yang katanya diculik (thanks to Suzy, yang dengan cerdiknya menghubungi Jiwon diam-diam dan menyalakan GPS untuk Jiwon ikuti arah kemana mereka pergi). Jiwon baik-baik saja by the way, tidak banyak bikin ulah seperti biasa karena Hanbin akhirnya jadi ketua Osis dan sesuai tugasnya, 'mengontrol jiwon'. Hanya kadang-kadang ia masih jail sih. Biasa, kebiasaan lama. 

Mungkin perubahan yang paling signifikan dari Jiwon adalah sikapnya terhadap Nayeon. Karena rasa bersalah yang masih merongrong, Jiwon ingin menebus kesalahannya yang dulu pada Nayeon dengan tidak mengganggu gadis itu lagi, bahkan ia ingin benar-benar menjadi sedekat teman.

Orang-orang bakal menyangka mereka pacaran karena perubahan sikap keduanya yang drastis. Nayeon rupanya juga tidak menarik diri dari Jiwon.

Nayeon sendiri lega setelah apa yang terjadi di hari itu. Setelah perjalanan jauh bersama guru psiko yang pernah menjadi pacar mendiang Jihyo, hatinya terasa lebih ringan. Nayeon sendiri tidak menyangka akan mengeluarkan kata-kata tersebut, kata-kata yang diyakininya selama ini, 'bukan tulisan saya yang membuat Jihyo bunuh diri, tapi Anda yang meninggalkannya'.

Begitulah akhirnya setelah dia tegar meyakini hal tersebut, walau kadang-kadang ia meragukan keyakinannya sendiri mengenai alasan Jihyo berani mengakhiri hidupnya. Terlebih, kebanyakan orang menodongkan telunjuk mereka kepada Nayeon dan menuduh tulisannya sebagai alasan mengapa Jihyo sampai bunuh diri. 

Nayeon percaya alasan sebenarnya adalah karena cinta bodoh Jihyo kepada si guru psiko. Ya karena kebodohan Jihyo sendiri. Tapi Nayeon tak akan mengatakannya keras-keras apalagi di depan Seulgi.

 

"Jadi selama ini..."

Seulgi berkata lirih sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Nayeon setelah malam yang panjang itu, matanya memandang kosong menewarang. Itu adalah kontak terdekat mereka untuk pertama, dan mungkin yang terakhir kalinya.

Nayeon menggenggam tangan Seulgi malam itu di sepanjang perjalanan pulang, bermaksud menguatkan, atau mungkin dia hanya ingin menunjukan rasa simpatinya karena Seulgi terus terisak dalam diam, sedangkan Suzy tertidur disamping pintu mobil yang lain.

"Gue harap lo udah ga nganggep bahwa gue lah yang ngebunuh Jihyo."

Nayeon berbisik pelan pada Seulgi ditengah lirih musik dari radio yang menemani kesuraman. Jiwon sempat memandang padanya lewat spion tengah, bertanya-tanya. Nayeon mengerjap, tak menghiraukan.

"Gue gatau ternyata bakal serumit ini."

"Gue temen sekelasnya Jihyo, Gi. Dan..." 

kata-katanya ia gantungkan. Karena setelah itu akan ada kata-kata yang tidak terlalu bijak. 'Gue tahu betapa bodohnya dia mengharapkan apapun itu dari Dion.' Tapi bukannya lebih baik dia menjaga kata-kata tersebut untuk dirinya sendiri?

"Gue minta maaf Nay." 

Sebaris kalimat itu, selirih apapun, Nayeon bisa merasakan ketulusannya. Ia menggenggam tangan Seulgi lebih erat, menahan tangis. Karena sumpah, apapun itu, hal buruk apapun itu yang menimpanya akhir-akhir ini begitu saja berkelabat dalam benaknya, dan pada akhirnya ia melihat gambaran Seulgi bersimpuh tak percaya ketika Nayeon dicekik lelaki brengsek itu, seakan dia menyesal, seakan dia takut semuanya akan terlambat.

Seulgi hanyalah gadis baik dalam topeng kepongahan dan rasa ketidakadilan atas meninggalnya Jihyo, sahabatnya. Nayeon mencoba mengerti, karena ia terlalu lelah untuk tidak memaafkan Seulgi.

"Gue juga minta maaf... atas artikel itu. Tentang Jihyo, gue rasa dia memang beneran terpuruk juga karena itu." 

Nayeon akhirnya mengakui itu. Rasa bersalahnya memang ada. Tapi dia tidak akan membiarkan rasa bersalah yang tidak perlu menenggelamkan dirinya apalagi membuatnya terpuruk. People make uncontrolable mistake sometimes, and end up hurting somebody. Solusi yang terbaik adalah meminta maaf lalu melupakan itu. Namun pada siapa Nayeon harus meminta maaf jika Jihyo yang ia sakiti sudah tiada?

Seulgi terdiam, tak membalas ucapannya. Saat Nayeon melihat padanya, matanya sudah menutup, ritme nafasnya perlahan mulai tenang. Ia tertidur, atau mungkin hanya menghindari membicarakan hal tersebu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
byunlight #1
Chapter 21: Huweeee endingnya gemash sekaliiiiiiiii ??? terima kasih juga udah buat cerita iniii ⭐⭐⭐
youngsaid #2
Chapter 21: sweet banget nayeon jiwon,
Navydark
#3
Chapter 20: Pantesaaaaan. Tapi untunglah nayeon bener, alasan dan tindakannya. Itu si pak dion stress ga ya?
youngsaid #4
Chapter 20: Semakin kesini Jiwon kenapa semakin manis? Gemes,
Akhirnya update juga, penasaran banget sama kelanjutannya.
NanaElfIndo
#5
Chapter 20: Yashhh... finally update.^^ Jiwon sweet anjeerrr!!!
byunlight #6
Chapter 20: Wiiiiiiiihhh, ngeri amatttt bagian Pak Dion ngejar 3 cewek itu. Kalo gue, pasti udah panik banget sihh. Huhuhuhu aku selalu nungguin cerita ini update lhooo. Swmangattttttt
youngsaid #7
Chapter 19: Yassh finally update . jiwon udah berubah, sukaaa
nayeonism #8
Chapter 19: finally update!!! semangat buat selesain ceritanya hehe. ditunggu next chapternya! ♡
kunikuma #9
Chapter 19: Finally thank youuuuuuuu
byunlight #10
Chapter 19: What???? Om2??? Omaigadddd