Musim liga olahraga sudah dimulai semenjak seminggu yang lalu, namun Nayeon tak bisa peduli tentang hal itu. Ada hal-hal yang jauh lebih penting daripada memenangkan turnamen antar kelas tersebut. Hanya saja semua orang sepertinya tidak setuju dengan pendapatnya, memenangkan turnamen sama saja dengan mempertaruhkan harga diri. Bahkan Kim Jiwon setuju tentang hal itu.

Nayeon dipaksa ke lapangan basket guna mendukung tim basket laki-laki bertanding. Kim Jiwon yang membuatnya datang ke sana.

Pasti kalian penasaran setengah mati tentang apa yang telah terjadi diantara Nayeon dan Jiwon kan? Bagaimana hubungan mereka sekarang? Apa yang terjadi setelah Jiwon memeluk Nayeon hari itu. Akan sulit mempercayainya, tapi... beginilah hal tersebut terjadi.

Nayeon ga nyangka setelah melewati hari sial itu, ternyata yang dia butuhkan hanyalah sebuah pelukan, dan Kim Jiwon happened to be the one who hugged her, engga disangka juga dia ga memberontak pas Jiwon menariknya dalam dekapan kaku sembari menepuk punggung Nayeon menenangkan. Aneh memang, saat Jiwon membisikan kata itu Nayeon merasa ga sendirian lagi.

"Gue percaya sama lo."

Nayeon sebenernya engga ngerti sama Jiwon, apa sebenernya maunya dia. Tapi mendengar cerita dari Yoona bahwa Jiwon adalah orang yang menemani Yoona mencari Nayeon malam itu membuat dia heran. Kakaknya bilang, Jiwon terlihat khawatir. Nayeon ga baper kok, cuma dia heran aja.

Nayeon menahan diri agar tidak menangis sesegukan dalam pelukan Jiwon. Gimana pun juga, ia masih tetap harus waspada pada orang yang telah menyiksanya hampir setengah semester itu.

"Gue percaya, lo bukan orang jahat."

Awalnya canggung, Nayeon digiring masuk ke mobil yang dulu pernah dipake buat nyulik dia pas dia mau jalan sama Yoongi. Inget kan? Di sana Nayeon terdiam lama sambil diam-diam menunggu dalam penasaran, apakah Jiwon akan kumat lagi disana, menyiksanya lagi. Namun apa yang Jiwon ucapkan untuk membuka percakapan mereka sangat tidak dapat disangka-sangka.

"People make mistakes." Katanya singkat sembari menyenderkan punggung ke jok mobil.

Nayeon yang ga ngerti hanya diam, hanya berasumsi apa yang Jiwon ucapkan baru separuh dan dia belum boleh menanggapi. Engga, dia emang ga niat menanggapi kok.

"Some people dwell in that mistakes and never get their life ever again like they should do."

Jiwon melirik pada Nayeon yang sedang memandang ke depan dengan pandangan menerawang. Tidak yakin apa gadis itu sedang menyimak atau mengacuhkannya.

"Menurut lo kenapa begitu Nay?"

Pandangan hampa Nayeon mengalih pada Jiwon. Kemudian gadis itu menggeleng, entah tidak mengerti atau tidak ingin membahas hal ini lagi.

"Karena kesalahan itu, kesalahan yang seharusnya tinggal di masa lalu itu selalu membayangi, menuntut agar dimintai maaf."

Nayeon mendelik pada Jiwon.

"Lo ga tau apa-apa." 

Jiwon mengangkat bahu, "engga gue ga tau apa-apa tentang kasus bunuh diri temen lo selain lo yang ngeb