[10] : Why You Again?

I'm Not The Only One

CHAPTER 10

 

 

 

Changmin benar-benar merutuk dalam hati untuk tugasnya kali ini. Sudah setahun lebih sedikit bertugas sebagai anggota kepolisian bagian PR selama wamil ternyata malah membuatnya kerap "sial". Jadi sering bertemu fans walau jarang yang mengenalnya juga sih saat campaign ke sekolah-sekolah anak-anak sekarang. Tapi dia rela bertemu dengan siapapun itu, bahkan Yunho yang sudah mantannya, kecuali dengan mantan teman segrup yang begitu menyebalkan di matanya.

"Aigoo, Changmin-ssi?"

Changmin tak berusaha menarik ujung bibirnya agar tersenyum. Semoga atasannya tak melihat sikapnya ini berlebihan alias sangat tidak ramah. Toh tangan terulur itu disambutnya juga. "Lama tak jumpa Kim Junsu-ssi."

Diantara sekian banyak kemungkinan dan luasnya Seoul atau Korea Selatan kenapa bisa bertemu orang ini di sini? Walaupun itu tidak aneh sih karena ini acara konser amal dan orang ini adalah penyanyi. Ya ya ya…

"Ah tidak segitu lama kan? Seharusnya kamu melihatku menyanyi di acara award itu. Kalau kamu belum pulang sih saat itu," Junsu berbasa-basi tanpa melepas jabatangan tangan itu meski Changmin melirik ke arah tangan.

Sialan. Masih saja suka cari masalah denganku rupanya.

"Selamat ya."

"Untuk?"

"Untuk award yang kamu terima, tentunya." Junsu melepas tangan itu dan tersenyum. Senyum yang untuk sepersekian detik Changmin yakini tulus.

"Terima kasih. Setidaknya sainganmu menyanyi berkurang kan."

Senyum Junsu menghilang dan mendadak serius. "Ternyata kebiasaanmu belum hilang juga ya? Aku benar-benar tulus memberimu selamat Changmin-ssi."

Changmin merasakan sedikit rasa bersalah melihat respon itu.

"Mungkin aku memberikan kesan begitu buruk padamu ya. Tapi aku tak seburuk itu."

Pancingan itu tak membuat Changmin terkesan dan mulai mencari alasan untuk segera enyah dari muka orang ini. Kim Junsu sepertinya tahu namun ia masih berusaha keras mencairkan balok es diantara mereka.

"Oh iya, aku bekerja sama dengan mantan timmu lho." Kim Junsu menoleh ke belakang dan tiba-tiba meneriakkan nama yang membuat jantung Changmin berhenti sesaat. "Yunho hyung! Kemarilah!"

Yunho? That Jung Yunho?

dan memakai 'hyung'?

WTF!

Yunho yang semula begitu ceria dipanggil dengan pikiran menyenangkan langsung kaku ketika melihat Changmin. Bukan hanya karena itu Changmin yang seorang mantannya tapi juga karena dalam keadaan berseragam polisi. Sedang bertugas rupanya.

"Hyung, kamu bilang dulu di team dancernya dia kan?"

Changmin tak melewatkan sorot mata terkejut yang kemudian sedih namun ditutupinya itu. Hatinya seperti teriris ketika Yunho mengangguk dengan tersenyum dan jawaban "iya".

Di luar sana aku ini tak akan lebih dari sekedar dancermu Min.

"Aku benar-benar tak menyangka akan mendapat dancermu Min. Yunho sangat bagus. Kami juga cepet akrab, ya kan hyung?"

Yunho hanya bisa mengangguk dan memperhatikan ekspresi aneh Changmin menatap Kim Junsu yang terus mencerocos. Dulu dia tak pernah mendengar Changmin membicarakan orang ini namun kini ia dengar desas-desus hubungan mereka buruk sekali. Tadi saja ia sudah mendengar staff heboh bergosip melihat Changmin dan Kim Junsu bersama. Pertemuan yang tidak diharapkan.

"Yunho-ssi memang dancer yang bagus, pasti akan cocok denganmu, basic dance kalian sama."

Untunglah setelah itu staff memanggil Kim Junsu dan bubarlah acara tegur sapa itu. Changmin tanpa sadar menghembuskan nafas dan Yunho tersenyum kecil melihat itu.

"Nggak enak banget ya?"

"Menurutmu?"

Yunho terkekeh dan itu memberikan efek berdesir di hati Changmin. Kapan terakhir melihat senyummu itu ya? Bahkan saat kita masih bersama.

Sadar kemudian diperhatikan Yunho, Changmin mengalihkan perhatian ke jam tangannya. "Aku harus melapor ke atasan, acara sudah selesai jadi tugasku selesai."

"Apa kita masih bisa ketemu lagi?" Yunho sedikit menyesali pertanyaannya yang refleks itu lalu salah tingkah sendiri. "Maksudku di waktu luangmu saat tak bertugas. Kalau kamu tak keberatan sih."

"Kamu pulang ke Korea ini untuk seterusnya?"

"Maybe, I don't know."

"Lihat nanti saja bagaimana," Changmin lalu membungkuk untuk pamitan yang dibalas Yunho dengan canggung. Protesnya tersangkut di tenggorokan melihat Changmin berjalan tanpa berbalik.

Changmin merutuk dalam hati sepanjang kakinya melangkah menjauh.

Yakin sekali bahwa Yunho tak melepas tatapan ke arahnya.

 

 

 

********

 

 

 

Ketika kau sudah dewasa dan terjebak di rutinitas pekerjaan serta rumitnya hidup maka ada saja yang tersisih. Saling bertemu pada akhirnya adalah perkara niat. Bukan waktu atau kesempatan tapi memang diusahakan sendiri. Maka dipisahkan laut dan benua pun bisa bertemu tapi yang satu kota tidak bisa.

Yunho menelan kekecewaannya karena tidak ada respon dari Changmin.

Tidak ada niat sepertinya.

Dulu dia merasa sebagai orang asing yang masuk ke hidup Changmin lalu sekarang benar-benar jadi orang asing lagi baginya. Ternyata rasanya menyakitkan juga.

Jadi orang bodoh total. Sialnya, bodoh karena hal seperti ini.

Lebih sialnya lagi, Jihye tahu apa yang terjadi dan tentu saja ada komentar-komentar yang dilontarkannya karena saking gemasnya melihat kebodohan sang oppa. Walau sudah tahu dari dulu dia memang sudah bodoh sih untuk beberapa hal. Cinta. Apalagi kan.

Yunho yang masih mengenakan sweater ples celana jogging langsung menyalakan TV begitu masuk ke dalam rumah. Diam, fokus pada acara talk show, mengunyah cemilan. Not so Jung Yunho in 9 PM karena dia semacam diet freak sejak pulang ke Korea.

Jihye berkacak pinggang membawa wadah plastic yang dikeluarkannya dari kulkas. Apalagi kalau bukan menu diet sang kakak. "Well…."

Yunho memberikannya tatapan malas tapi toh tetap meminta wadah itu. Dibukanya tanpa selera lalu terdiam. "Well mau dipandangi sampai besok pun itu ga akan berubah jadi ayam kok…oppa."

Kumpulan lettuce, tomat, onion, jagung dan red bean itu makin kedinginan ditatap Yunho.

"Apa kau ini jatuh cinta lagi?" Ada nada sedikit mengejek di sana.

Yunho nyaris lupa kalau Jihye itu mirip Changmin, cool judes-judes lucu gimana gitu. Bikin gak tau pengen jitak atau meluk. Ngangeni iya tapi nyebelin juga kadang, tapi bisa menghiburnya atau jadi tempat konseling.

"Jatuh cinta lagi dengan orang yang sama maksudku."

Lanjutan itu membuat Yunho langsung menatap Jihye judes dan membuahkan tawa kegirangan. Serius, mereka ini kembar yang terpisah!

Yunho memilih mengunyah salad itu sementara Jihye meredakan tawanya hingga terbungkuk-bungkuk di sofa di sebelahnya. Apa garpu bisa dipakai untuk membunuh ya? Tapi adikku cuma satu dan cantik, sayang kan.

"Memangnya aku sudah cerita kalau ketemu dia?" Yunho tiba-tiba tersadar.

"Mukamu itu lho oppa, tertulis jelas di sana…hahahaha." Jihye berpikir betapa menyenangkannya bisa menetawakan kakaknya lagi. Jujur saja dia sempat merasa takut Yunho tak akan selamat dari patah hati teramat sangat sejak melihat kehancurannya pasca berpisah dengan Changmin.

Jihye masih tetap merasa Changmin yang terbaik tapi kakaknya ini memang ajaib. Ah, kayaknya Changmin oppa juga ajaib deh.

"Pacarku yang bilang kamu ketemu dengannya," ucap Jihye setelah tawanya hilang dan meminum isi gelas milik Yunho. "…dan sejak itu kamu bad mood terus, kan kasian pacarku."

Yunho kemudian menjejalkan lettuce ke mulut Jihye yang dengan senang hati dikunyahnya. Tak peduli acara TV sudah ganti ke drama. Sepertinya drama romcom tapi entahlah, Yunho tak pernah menontonnya dan memang tak minat.

"Sudahlah oppa, kenapa kamu begitu ngotot untuk bisa tetap berteman dengannya? Aku baca artikel katanya kalau putus lalu tetap bisa berteman dengan mantan itu pertanda ada bakat psikopat lho."

"Aku hanya ingin tetap berhubungan baik dengannya."

"Karena kamu masih menyimpan rasa dan berharap bisa kembali lagi, lengkap dengan Changmin oppa yang sudah berubah sesuai harapanmu."

"Jujur sekali ya…."

"Tentu saja, itu demi kebaikanmu sendiri, dan kalau boleh jujur lagi…..itu sulit sekali terjadi walau tetap ada kemungkinan amat sangat kecil."

Yunho diam saja, tercenung, dan membiarkan adiknya itu memperbesar volume TV. Diliriknya kemudian dan itu adalah iklan yang dibintangi aktor kesukaan Jihye.

"Mungkin dia sudah punya pacar lagi kan."

Ucapan itu pelan saja, terdengar seperti gumaman, namun menyentak hati Yunho. Dia dulu disembunyikan, tentu saja jika sekarang ada penggantinya pun akan disembunyikan pula.

Jihye sampai menghentikan kegiatannya untuk ganti fokus pada abangnya yang mendadak terdiam lama. Mungkin ucapannya terlalu sadis.

"Oppa….Mau blind date? Ada orang di kantorku yang tertarik padamu, masih muda kok dan ganteng."

 

 

 

********

 

 

 

Sementara itu Changmin malah merasakan semakin bad mood sejak bertemu Yunho tanpa sengaja itu. Kenyataan sang mantan team up dengan mantan rekan grupnya membuatnya makin tak suka. Selama ini Yunho mengesankan masih berharap balikan tapi kenapa malah join dengan orang yang tak disukainya. Semacam menantang. Akan lebih bagus jika beneran Yunho berniat menantangnya dibanding polos tak tahu bahwa itu sama saja dengan menantangnya.

Changmin hingga mematahkan sendok plastik yang dipegangnya dan membuat rekan kerjanya khawatir. "Kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu bad mood sejak selesai tugas di konser-"

Let's be mature Changmin, don't be silly.

Now you're almost 30, please manage your ownself.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kecapekan." Changmin menunjukkan kualitas aktingnya yang sudah dapat award. "Banyak kerjaan dan cuacanya tidak bagus gini."

Berkumpul dengan orang-orang awam dunia hiburan tadinya ia pandang menguntungkan tapi saat seperti ini tidak. Semua rekannya dengan santai membicarakan Kim Junsu di depannya. Hal yang tak pernah dilakukan staffnya yang tahu betapa sensinya dia dengan orangitu. Karena tak mungkin melarang bicara akhirnya hanya bisa menyingkir dan sialnya itu tak terlalu diperhatikan lainnya. Siapalah dia di sini kan. Pria biasa dengan pangkat ecek-ecek. Bahkan tak ada yang tahu orientasi seksualnya yang memang disembunyikan dengan rapi.

Nanti juga kamu akan berada di posisi sebagai orang biasa, bukan artis, dan orang tak mau memahami kondisimu. Bahkan kau berharap bisa bersembunyi saja selamanya.

Terlintas lagi kalimat entah dari siapa itu, karena terlalu banyak atau sering yang menasehatinya.

Changmin pun memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya yang untungnya memang sibuk. Bertugas di bagian PR kadang ada untungnya karena bisa membuatnya jalan-jalan dan melakukan pekerjaan yang sudah jadi bidangnya, manggung alias pentas. Changmin berpikir mungkin bakal di jalanan tapi tugas teknis seperti itu sudah jadi job utama polisi sungguhan. Lagipula memajang artis terkenal buat tugas di jalanan malah bisa bikin chaos kan. Tapi toh kini dia akhirnya merasakan berada di jalanan, tepi jalan lebih tepatnya, di sebuah stasiun subway untuk melakukan pekerjaannya juga. Campaign bullying for public awareness.

Ya, gak buruk-buruk amatlah dibanding kejadian beberapa waktu lalu itu.

Namun senyum sumringah Changmin menghilang sudah. Di siang hari bolong saat weekdays dengan kerumunan orang, toh matanya tetap saja menemukan sosok yang tak ingin ditemuinya. Siapa lagi kalau si mantan.

(Changmin yakin ini konspirasi!)

Luar biasa, Changmin malah berpikir begitu. Karena bukan Yunho yang melihatnya tapi dialah yang mengamati mantan tunangannya itu dari kejauhan. Benar-benar jauh sebenarnya yang bahkan Yunho tak sadar ditatapnya.

Mengenakan turtle neck hitam dengan muffler warna gelap dan jeans, rambut Yunho yang hitam membuat kulit putihnya semakin menonjol. Luar biasa kan, masih bisa mengenali dengan cepat meski rambutnya sudah ganti hitam. Saat bertemu di konser kemarin rambutnya masih coklat blonde dan kulitnya tan.

Sudah selang berapa minggu sih? Jauh beda amat penampilannya.

Yunho bersandar di dinding dan sibuk memandangi layar ponselnya, mukanya serius sekali (Changmin jadi ingat muka Yunho memang terkesan serius saat berkonsentrasi padahal sebenarnya bisa jadi dia tidak paham apa-apa). Tapi mungkin beneran serius karena dia merokok (setaunya Yunho merokok hanya saat stress tapi kan bisa juga jadi kebiasaan setelah putus). Bahkan ada momen Yunho menggigit rokoknya karena menggunakan tangannya untuk menyibakkan rambutnya yang jatuh terus karena mulai panjang (lalu Changmin ingat bagaimana dia menyelipkan rambut itu di balik telinganya).

Tapi dari penilaiannya dari kejauhan ini, Changmin merasa Yunho lebih kurus dan pucat. Not cute anymore but beautifull.

Mystical.

(Tanpa sadar Changmin menarik garis bibirnya membentuk senyuman samar-samar)

Untunglah atasannya memberi perintah sehingga Changmin tak terus-terusan memperhatikan Yunho. Harus segera kembali ke dunia nyata.

Jadilah Changmin mengekor lainnya menjauhi area itu dengan keluar ke pintu masuk. Mereka memang melakukan promosi di luar pintu masuk agar efektif. Kondisi di luar sendiri cukup ramai meski sudah bukan peak hour apalagi ditambah dengan udara menggigit memasuki musim dingin.

Mari bekerja, Shim Changmin!

Gampang fokus dengan pekerjaan adalah keunggulan Changmin, jadi ia dengan cepat melupakan keberadaan Yunho tadi. Sibuk sekali menyiapkan kostum maskot yang begitu besar dan ribet walau dibantu rekan lainnya. Atasannya pun banyak bicara membuat semakin ribet saja.

Tapi sialnya, entah kenapa tengah kegiatannya menata kostum maskot itu, Changmin mendadak teringat apakah tadi Yunho mengenakan jaket atau tidak karena ia begitu terfokus pada wajahnya. Entah kenapa hal ini jadi begitu penting untuknya. Mungkin karena ini masih musim dingin dan orang itu gampang kena flu? Apalagi tadi terlihat begitu pucat.

 

 

Lalu terdengar ledakan.

 

 

 

 

 

Sebuah ledakan yang begitu keras hingga Changmin merasa telinganya berdenging. Ledakan yang tak pernah didengarnya seumur hidupnya yang selalu aman dan nyaman. Bunyi yang tidak bisa ia gambarkan seperti apa.

Selama beberapa detik isi kepalanya kosong. Disorientasi.

Sembari menutup telinganya, Changmin berusaha meraba lagi kesadarannya untuk memahami dirinya masih selamat, tak kenapa-kenapa, masih bisa berdiri lalu menelaah dari mana asal ledakan itu.

Asap yang mengepul dari dalam pintu masuk subway membuat jantung Changmin berhenti berdetak sesaat.

Yunho?

 

 

 

####TBC###

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
garnet87
yuhuuu~~ saia hadir lagi membawa changho. Bagi yg udah baca "Teenage Dream" sangat direkomendasikan meneruskan ke "I'm Not The Only One". Happy reading guys~~

Comments

You must be logged in to comment
Blockbustt #1
Chapter 13: Hey aku ngikutin cerita kamu loh thor. Di ffn juga ini di publish kan ya? Aku nunggu dari 2016 :( cepat cepat di lanjut ya... Aku benar benar penasaran nasib mereka gimana
bambimax
#2
Chapter 13: mian thor gak komen dari chap 7 wkwk, aku penasaran jadinya baca dulu sampe ep 12. thor ayo lanjut!! biarkan mereka bersama lagi ~
Bigeast88 #3
Chapter 6: Aduuuuh mereka brantem mulu dr awal sequel ini .__.
Anashim #4
updatenya disamain dong yg d ffn.. biar ada notif kalo apdet.. ga pny akun ffn soalnya.. apalagi gada tag homin nya.. jd harus search dulu di google judul fic nya kn rempong. hehe
Anashim #5
Chapter 8: btw ini fic knp yg d ffn di hapus ya?
shih-na
#6
Chapter 8: Can't wait to see what the update'll bring for me. :)
bambimax
#7
Chapter 7: Aaaaah kenapa pisah sih :(((( aduh ayo balikaan :((( jangan biarkan mereka pisah thor, gak rela :((
kankan1144 #8
Chapter 7: you're back!!:-)
I always like your story.

Congratulation the best newcomer actor!!!
kankan1144 #9
Chapter 6: Kyaaaaaa!!! I love, love, love this
I can't wait to read the next chapter ..
luvnanda #10
Chapter 6: Pisah yaaaaa.... TT.TT....update pleaseeeeee.....